PENDAHULUAN
1.1 KASUS
MATA MERAH
Seorang wanita berusia 18 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan mata kiri
yang memerah sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai rasa gatal, epifora, kelopak mata
bengkak dan lengket terutama saat bangun pagi hari serta keluar kotoran berwarna
keputihan. Keluhan tidak disertai rasa nyeri, silau ataupun penglhatan buram. Sejak 1
hari yang lalu, mata kanan juga mulai merah namun belum bengkak. Diketahui beberapa
hari sebelum keluhan ini muncul, teman sekamar pasien juga menderita keluhan yang
sama. Riwayat terkena trauma mekanis ataupun kimia sebelumnya disangkal. Pada
pemeriksaan oftalmologi ditemukan visus pasien ODS 6/6. Pada pemeriksaan obyektif
ditemukan gerakan ODS normal, sekret ODS +/+, injeksi konjungtiva ODS +/+, injeksi
silier ODS -/-, permukaan kornea ODS jernih, kedalaman COA normal, flare (-), iris
ODS hitam, pupil ODS berukuran 3mm dengan bentuk bulat, letak sental, refleks direct
+/+, dan refleks indirect +/+, tekanan bola mata normal. Dokter melakukan pemeriksaan
slit lamp, kemudian memberikan edukasi dan tetes mata kloramfenikol.
1.2 STEP I: Clarify Unfamiliar Terms1
1. Epifora
:
air
mata
yang
mengalir
pembuluh
Status Pasien
Nama
:-
Jenis kelamin
: perempuan
Umur
: 18 tahun
Alamat
:-
Pekerjaan
: Mahasiswa
KU
RPS
RPD
RPK
RSEKPL
:-
Pemeriksaan fisik :
Visus ODS 6/6
Gerakan ODS normal
Sekret ODS +/+
Injeksi konjungtiva ODS +/+
Injeksi silier OSD -/Permukaan kornea ODS jernih
Kedalam COA normal
Flare (-)
2
3.
4.
Film
tears
Canalis schlemm
tertutup
IgA,
IgG
Reaksi
infeksi
Penyempitan di
fundus
TIO
Pembuluh darah di
MATA
Kompressi
meningkat
mata vasodilatasi
MERAH
Etiologi
konjungtivitis:
Bakteri Streptococcus aureus, Staphylococcus pneumoni, Haemophilos
influenza, Neisseria gonore
Virus Adenovirus
Alergen debu
Trauma mekanis
kimiawi
Tanda konjugntivitis : mata merah, epifora, kelopak mata bengkak, mata keluar
kotoran putih/jernih
Gejala konjugntivitis : gatal, silau, nyeri
6. Penatalaksanaan :
Farmakologik :
ec bakteri kloramfenikol, gentamisin
ec virus dikompres dengan air hangat
ec alergen CTM
bengkak dexametasone
Edukasi :
selalu mencuci tangan, tissue bekas mengelap kotoran mata jangan dibuang
sembarangan, jangan menggunakan handuk bergantian dengan orang lain,
menghindari alergen.
7. DD mata merah tanpa gangguan visus :
Konjungtivitis, skleritis
8. Komplikasi konjungtrivitis glaukoma
12. DD mata merah dengan gangguan visus:
Uveitis, keratitis
14.Anatomi mata
Anatomi mata
1.5 STEP IV: Spider Web
MATA MERAH
DD
Patofisiologi
Non-farmakologi
Penatalaksanaan
Pemeriksaan
Manifestasi klinis
Farmakologi
Fisik
oftalmologi
Penunjang
Funduskopi
Tonometri
Senter
Slit lamp
visus
Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami etiologi konjungtivitis
Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami tentang patofisiologi konjungtivitis
Mahasiswa mengetahui tentang manifestasi klinis dai konjungtivitis
Mahasiwa mampu menegakkan diagnosa konjungtivitis berdasarkan anamnesis dan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Mata3
a. Palpebra/kelopak mata
d. Bola mata
o Lensa :
Bersifat bening tembus cahaya
Berbentuk cakram (bisa berakomodasi)
o Badan vitreus :
Suatu jaringan seperti kaca bening
Bersifat semi cair (gel)
Mengandung air 90%
Berfungsi mempertahankan bentuk bulat bola mata dan
meneruskan sinar dari lensa ke retina
Tidak terdapat pembuluh darah dan sel
o Retina :
9
o Saraf optik :
Berupa serabut saraf N.II atau N.Opticus
o Uvea :
Merupakan jaringan vaskular
Terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid
Badan siliar memproduksi humor aqueous yang dikeluarkan
melalui trabeculum yang terletak di pangkal iris.
10
11
tidur sebentar
Melihat pelangi (halo) sekitar lampu
Mual dan muntah
Sakit di mata dan kepala secara tiba-tiba
Bradikardi
Kelopak mata edema
Mata merah
Pupil melebar
Kornea suram dan edema
Iris sembab meradang
Papil saraf optik hiperemis
Lapang pandang menciut berat
Visus menurun
Pasien terlihat sakit berat
d. Uveitis
Radang uvea depan disebut iritis
Radang uvea tengah disebut siklitis
Iritis + siklitis disebut uveitis anterior
Radang uvea belakang disebut coroiditis
atau uveitis posterior
Terjadi sebagai manifestasi klinis reaksi
imunologik
Terjadi mendadak atau akut
13
puncak
di
bagian
sentral/kornea
Muncul bilateral
Akibat iritasi kronis dari debu, sinar matahari, udara panas
Pseudopterigium
Perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat
Ada kelainan cornea sebelumnya
Terletak pad daerah konjugntiva yang terdekat dengan proses kornea
sebelumnya
Dibawah pseudopterigium bisa diselipkan sonda
Pinguekula
Benjolan pada konjungtiva bulbi
Pada orang tua
14
anemia,
pemakaian
TB,
15
Konjungtivitis
Radang konjungtiva atau radang selaput lendir
yang menutupi belakang kelopak dan bola
mata, dalam bentuk akut maupun kronis.
2.4
Konjungtivitis
2.4.1 Etiologi Konjungtivitis3
Konjungtivitis dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, virus, alergen, dan lain-lain.
Bakteri : Gonococcus, Meningococcus, S.aureus, S.pneumoniae, H.influenza,
E.coli, C.diphterica, Pseudomonas, Neisseria.
Klamidia
Viral : adenovirus tipe 8,19, 29, 37 ; herpes simpleks, Herpes zoster, Verisela,
2.4.2
2.4.3
Patofisiologi Konjungtivitis2
Edema
Permeabilitas kapilerCairan
meningkat
berpindah ke ruang interstitial
Vasodilatasi
Pseudoptosis
2.4.4
2,3
Manifestasi
Klinis lebih
Konjungtivitis
Warna mata
merah
Vasodilatasi Injeksi konjungtiva
Beberapa manifestasi klinis pada penderita konjungtivitis adalah :
Gl. Lacrimalis tertekan terus
sasi dari sistem imun terhdap bakteri/virus/alergen
16
Virus/bakteri
mati
Tertumpuk
bersama leukosit + lipid dalam bentukEpifora
sekret
Sedangkan gambaran klinis menurut buku saku patofisiologi Corwin oleh Elizabeth
J Corwin (h: 379-380) adalah:
Konjungtiva merah dan bengkak. Pada konjungtivitis infeksi atau alergi,
kedua mata biasanya terkena.
Fotopobia (aversi terhadap cahaya)
Rabas purulen, merupakan karakteristik pada konjungtivitis bakterial, sering
dimulai di satu mata dan menyebar ke mata yang lain, mata mungkin
tertutup oleh selaput kehijauan
Rabas encer dan jernih, merupakan karakteristik pada konjungtivitis viral,
sering menyertai infeksi saluran nafas atas
Rabas panas dan gatal pada mata, merupakam karakteristik konjungtivitis
alergika
Konjungtivitis akibat benda asing dikaitkan denagn ketidaknyamanan dan
perasaan seperti ada pasir atau kerikil halus pada mata. Biasanya hanya pada
2.4.5
satu mata.
Pemeriksaan untuk Diagnosis Konjungtivitis
a. Pemeriksaan Oftalmologi4
Pemeriksaan Tajam Penglihatan (Visus)
Pasien diminta duduk pada jarak 5-6 meter menghadap kartu
Snellen. Apabila berkaca mata, mintalah untuk melepas kaca
matanya
Biasakan memeriksa mata kanan terlebih dahulu
Minta pasien menutup mata kirinya dengan telapak tangan, tanpa
tekanan. Pasien diminta melihat ke depan dengan santai, tanpa
melirik atau mengkerutkan kelopaka mata
Mintalah pasien mengidentifikasi angka/huruf/simbol pada papan
Snellen dari atas ke bawah
17
18
dengan
senter
kecil
Amati refleks pupil pada
mata kiri
Normalnya pupil mata
kiri akan mengecil atau
miosis
Lakukan pula pada mata lainnya.
b. Pemeriksaan penunjang4
Slit Lamp Biomikroskop
Slit lamp biomikroskop ini terdiri atas 3 bagian, yaitu sistem
pengamatan (terdiri dari lensa mikroskop dan lensa pembesaran), sistem
iluminasi (terdiri dari slit/celah yang dapat diatur lebar dan posisinya dan
lampu), dan penyanggah mesin (terdiri dari joystick dan sandaran kepala).
Prosedur pemeriksaan :
Persiapkan slit lamp (fokuskan lensa mikroskop, stel sandaran kepala,
dan tempatkan target fiksasi)
Redupkan lampu ruangan
Mulai dengan iluminasi merata dan magnifikasi rendah, periksa :
19
Tonometri/Tonometer Schiotz
Tonometri biasa digunakan untuk mengukur tekanan intraoculer (TIO).
Cara pemeriksaannya adalah :
Pasien diarahkan pada posisi duduk miring atau terlentang dengan
kepala dan mata berada pada posisi vertical
Mata ditetesi anastesi lokal (ex : pantochain) lebihkurang 1-2 tetes,
20
Funduskopi
Pemeriksaan funduskopi dilakukan dengan menggunakan oftamolskop.
Oftamolskop ini ada yang direct dan indirect.
Oftamolskop direct (konvensional)
o Memberikan suatu bayangan refleks fundus
o Pandangan yang diperbesar dari papil saraf optik, makula,
pembuluh darah retina, dan retina hingga ekuator
Oftamolskop indirect
o Mampu melihat retina sampai ke area sangat perifer
o Pemeriksa mengenakan mikroskop binokular di kepala dengan
sumber cahaya
o Satu lensa diletakkan di antara pemeriksa dan mata pasien untuk
menghasilkan bayangan retina yang terbalik.
2.4.6
VIRU
S
BAKTERI
PURULE
NONPURULE
N
N
21
FUNGUS
&
PARASIT
ALERG
I
SEKRET
AIR MATA
GATAL
INJEKSI
NODUL
PREAURIKULAR
PEWARNAAN
USAPAN
SAKIT
TENGGORAKAN DAN
PANAS YANG
Sedikit
Banyak
sedikit
Umum
Banyak
Sedang
Sedikit
Umum
Sedikit
Sedang
Lokal
Sedikit
Sedikit
Lokal
Sedikit
Sedang
Hebat
Umum
Sering
Jarang
Sering
Sering
Monosit
Limfosit
Bakteri
PMN
Bakteri
PMN
Biasanya
Kadang
Kadang
negatif
Eosinofil
MENYERTAI
2.4.7
Penatalaksanaan Konjungtivitis2
Konjungtivitis bakterial tetes mata atau krim antibiotik (ex : kloramfenikol
atau gentamisin.
Konjungtivitis yang berhubunagn dengan otitis media diobati denagn antibiotik
sistemik.
Konjungtivitis viral kompres hangat dan pengobatan simptomatik
Konjungtivitis alergi menghinari alergen, pemberian antihistamin dan tetes
mata yang ,enagndung steroid untuk menurunkan gatal dan inflamasi
Konjungtivitis yang disebabkan iritan keluarkan benda asingnya dan lakukan
pengobatan antibakteri
Edukasi :
o Perlu teknik cuci tanagn yang baik untuk menghindari penularan
o Pisahkan handuk denagn anggota keluarga lain
o Tidak boleh bertukar bantal atau seprai
o Kompres hangat pada mata untuk mengeluarkan rabas (sekret mata)
2.4.8
Prognosis Konjungtivitis2
Kebanyakan konjungtivitis dengan etiologi apapun berprognosis baik, dan pada
beberapa kasus, konjungtivitis ini dapat sembuh sendiri dalam beberap minggu.
22
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Mata merah digolngkan menjadi 2, yaitu mata merah dengan gangguan visus dan mata
merah tanpa gangguan visus. Mata merah tanpa gangguan visus kemudian dibedakan lagi
menjadi dengan sekret dan tanpa sekret. Salah satu penyakit denagn mata merah tanpa
ganggaung visus dan ada sekret adalah konjungtivitis.
Konjungtivitis ini bisa disebabkan oleh bakteri, virus, alergi, benda asing, iatrogenik,
jamur, maupun penyakit sistemik. Dimana kesemuanya itu dapat dibedakan berdasarkan jenis
sekretnya. Perbedaan yang paling mencolok adalah sekrte antara konjungtivitis bakteri dan
virus. Pada konjungtivitis bakteri sekret cenderung purulen dan berwarna keputihan,
sedangkan pada konjungtivitis virus sekretnya bersifat serous dan encer serta berwarna jernih.
Selain mata merah dan adanya sekret, beberapa gejala dan tanda yang dapat ditemukan
pada konjungtivitis adalah fotopobia, bengkak pada kelopak mata, lakrimasi, dan lain
sebgainya. Untuk memstikan diagnosis konjungtivitis, biasanya dilakukan pemeriksaan
oftalmologi yang meliputi pemeriksaan visus, lapang pandang, dan refleks pupil. Selain itu
23
24