Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 KASUS
MATA MERAH
Seorang wanita berusia 18 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan mata kiri
yang memerah sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai rasa gatal, epifora, kelopak mata
bengkak dan lengket terutama saat bangun pagi hari serta keluar kotoran berwarna
keputihan. Keluhan tidak disertai rasa nyeri, silau ataupun penglhatan buram. Sejak 1
hari yang lalu, mata kanan juga mulai merah namun belum bengkak. Diketahui beberapa
hari sebelum keluhan ini muncul, teman sekamar pasien juga menderita keluhan yang
sama. Riwayat terkena trauma mekanis ataupun kimia sebelumnya disangkal. Pada
pemeriksaan oftalmologi ditemukan visus pasien ODS 6/6. Pada pemeriksaan obyektif
ditemukan gerakan ODS normal, sekret ODS +/+, injeksi konjungtiva ODS +/+, injeksi
silier ODS -/-, permukaan kornea ODS jernih, kedalaman COA normal, flare (-), iris
ODS hitam, pupil ODS berukuran 3mm dengan bentuk bulat, letak sental, refleks direct
+/+, dan refleks indirect +/+, tekanan bola mata normal. Dokter melakukan pemeriksaan
slit lamp, kemudian memberikan edukasi dan tetes mata kloramfenikol.
1.2 STEP I: Clarify Unfamiliar Terms1
1. Epifora
:
air
mata
yang

mengalir

berlebihan secara abnormal.


2. Visus:
ketajaman atau kejernihan mata dalam
melihat suatu objek dari jarak tertentu.
3. Injeksi konjungtiva :
melebarnya

pembuluh

darah arteri konjungtiva posterior.


4. Flare :
hiperemia atau daerah kemerahn pada
kulit yang meluas akibat alergen atau iritan.
5. Slit lamp
:
alat yang terdiri dari pembuka
seperti celah untuk memasukkan cahaya yang kuat
dan diproyeksikan ke dalam mata sehingga terlihat
secra mikroskopik konjungtiva, kornea, iris, lensa,
dan badan vitreus.
6. ODS :
Oculi Dextra-Sinistra
7. COA :
Camera Oculi Anterior
8. Oftalmologi :
cabang ilmu kedokteran tentang
anatomi, fisiologi, patologi mata.

Status Pasien
Nama

:-

Jenis kelamin

: perempuan

Umur

: 18 tahun

Alamat

:-

Pekerjaan

: Mahasiswa

KU

: mata kiri memerah sejak 3 hari yang lalu

RPS

: keluhan disertai rasa gatal, epifora, kelopak mata bengkak dan


lengket (tu saat bangun pagi), serta keluar kotoran berwarna putih.
Keluhan tidak disertai rasa nyeri, silau atau penglihatan buram. Sejak
1 hari yang lalu mata kanan mulai memerah, tetapi belum bengkak.

RPD

: riwayat trauma kimia dan mekanis sebelumnya disangkal.

RPK

: beberapa hari sebelumnya teman sekamar ada yang mengalami


keluhan serupa.

RSEKPL

:-

Pemeriksaan fisik :
Visus ODS 6/6
Gerakan ODS normal
Sekret ODS +/+
Injeksi konjungtiva ODS +/+
Injeksi silier OSD -/Permukaan kornea ODS jernih
Kedalam COA normal
Flare (-)
2

Iris ODS hitam


Ukuran pupil ODS 3mm, bulat, letak sentral
Refleks direct +/+
Refleks indirect +/+
Tekanan bola mata normal
Pemeriksaan Penunjang :
Slit lamp
Diagnosis Klinis

Suspect konjungtivitis ec bakteri


Diagnosis Banding :
Konjungtivitis ec alergika
Konjungtivitis ec virus
Terapi

Farmakologi : Kloromfenikol tetes mata


Nonfarmakologi : Edukasi
1.3 STEP II: Define The Problems
1. Apa yang menyebabkaan mata kirinya memerah?
2. Bagaimana patofisiologi dari konjungtivitis?
3. Jelaskan etiologi dari konjungtivitis (alergi, virus, bakteri)!
4. Apa tanda dan gejala dari konjugntivitis?
5. Apa yang meneybabkan kelopak mata bengka dan lengket terutama saat bangun
pagi?
6. Bagaimana penatalaksanaan konjungtivitis?
7. Apa saja DD dari mata merah tanpa gangguan visus?
8. Apa saja komplikasi dari konjugntivitis?
9. Bagaimana cara pemeriksaan slit lamp, funduskopi, tonometri?
10. Apa saja faktor risiko dari konjungtivitis?
11. Apa saja pemeriksaan oftalmologi yang dilakukan untuk mendiagnosa
konjungtivitis?
12. Apa saja DD dari mata meah dengan gangguan visus?
13. Bagaimana prognosis dari konjungtivitis?
3

14. Anatomi mata!


1.4 STEP III: Brainstorm Possible Hypotheses Or Explanation
2. Patofisiologi konjungtivitis :
Bakteri, virus,
alergen
Humor aqueus
tidak diabsorpsi

3.

4.

Film
tears
Canalis schlemm
tertutup

IgA,
IgG

Reaksi
infeksi
Penyempitan di
fundus

TIO
Pembuluh darah di
MATA
Kompressi
meningkat
mata vasodilatasi
MERAH
Etiologi
konjungtivitis:
Bakteri Streptococcus aureus, Staphylococcus pneumoni, Haemophilos
influenza, Neisseria gonore
Virus Adenovirus
Alergen debu
Trauma mekanis
kimiawi
Tanda konjugntivitis : mata merah, epifora, kelopak mata bengkak, mata keluar

kotoran putih/jernih
Gejala konjugntivitis : gatal, silau, nyeri
6. Penatalaksanaan :
Farmakologik :
ec bakteri kloramfenikol, gentamisin
ec virus dikompres dengan air hangat
ec alergen CTM
bengkak dexametasone
Edukasi :
selalu mencuci tangan, tissue bekas mengelap kotoran mata jangan dibuang
sembarangan, jangan menggunakan handuk bergantian dengan orang lain,
menghindari alergen.
7. DD mata merah tanpa gangguan visus :
Konjungtivitis, skleritis
8. Komplikasi konjungtrivitis glaukoma
12. DD mata merah dengan gangguan visus:
Uveitis, keratitis
14.Anatomi mata

Anatomi mata
1.5 STEP IV: Spider Web

MATA MERAH

Dengan gangguan visus


Tanpa gangguan visus
Etiologi
Prognosis
Faktor risiko
Konjungtivitis

DD

Patofisiologi

Non-farmakologi
Penatalaksanaan
Pemeriksaan

Manifestasi klinis

Farmakologi
Fisik

oftalmologi

Penunjang
Funduskopi

Tonometri

Senter
Slit lamp

1.6 STEP V : Define Learning Objectives


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai anatomi mata
2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai penyakit mata merah dengan gangguan
visus
3. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai penyakit mata merah tanpa gangguan
4.
5.
6.
7.

visus
Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami etiologi konjungtivitis
Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami tentang patofisiologi konjungtivitis
Mahasiswa mengetahui tentang manifestasi klinis dai konjungtivitis
Mahasiwa mampu menegakkan diagnosa konjungtivitis berdasarkan anamnesis dan

pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang


8. Mahasiswa mengetahui DD dari konjungitvitis
9. Mahasiswa mampu memahami tentang penatalaksanaan konjugntivitis
10. Mahasiswa mengetahui tentang prognosis dari konjungtivitis

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Mata3
a. Palpebra/kelopak mata

Berfungsi untuk melindungi bola mata dan mengeluarkan sekresi kelenjar


yang membentuk film air mata di depan cornea.
Bagian-bagian palpebra, yaitu :
o Kelenjar : kelenjar sebasea, kelenjar moll atau kelenjar keringat,
kelenjar zeis (pada pangkal rambut), kelenjar meibom (pada
tarsus/konjungtiva tarsal)
o Otot : M.orbiculari oculi yang berfungsi untuk menutup bola mata
dibawah kendali N.VII dan M.levator palpebra yang berfungsi untuk
mengangkat kelopak mata dibawah kendali N.III
o Diperdarahi oleh a.palpebra
o Inervasi sensorik oleh N.V (trigeminus)
b. Sistem lakrimal
7

Terletak di daerah temporal bola mata


Sistem ekskresi mulai pada punctum lacrimal canaliculi lacrimal saccus
lacrimal ductus nasolacrimal meatus inferior.
Terdiri atas 2 bagian :
o Sistem produksi/glandula lacrimalis (terletak di temporo-anterosuperior rongga orbita)
o Sistem sekresi : terdiri dari punctum lacrimal, canaliculi lacrimal,
saccus lacrimal (didepan rongga orbita), dan ductus nasolacrimal. Air
mata dari ductus lacrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung di
dalam meatus inferior.
c. Konjungtiva
Merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian belakang
Mengandung kelenjar musin yang dihasilkan sel goblet
Bagian-bagiannya, yaitu :
o Konjungtiva tarsal (menutupi tarsus)
o Konjungtiva bulbi (menutupi sklera)
o Forniks konjungtiva (tempat peralihan konjugntiva tarsal dan bulbi)

d. Bola mata

Berbentuk bulat dengan diameter 24 mm


Bagian-bagian bola mata :
o Sklera :
Jaringan ikat kenyal dan membentuk bola mata
Bagian terluar bola mata
Bagian terdepam sklera yang bening disebut kornea
o Kornea :
Bersifat transparant
Memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata
Kelengkunagn kornea lebih besar dari pada sklera
o Iris dan pupil :
Iris merupakan bagian mata yang berwarna (biru, coklat, hitam,
dll)
Ditengah iris terdapat pupil sebagai tempat masuk cahaya
Pupil bisa mengecil (miosis) dan membesar (midriasis)

o Lensa :
Bersifat bening tembus cahaya
Berbentuk cakram (bisa berakomodasi)
o Badan vitreus :
Suatu jaringan seperti kaca bening
Bersifat semi cair (gel)
Mengandung air 90%
Berfungsi mempertahankan bentuk bulat bola mata dan
meneruskan sinar dari lensa ke retina
Tidak terdapat pembuluh darah dan sel
o Retina :
9

Bagian mata yang mengandung resptor penerima rangsang


cahaya
Terdiri atas 10 lapisan :
Epitel pigmen.
Fotoreseptor (lapis basili & koni).
Membrana limitans externa.
Lapis nuklear luar.
Lapis pleksiform luar.
Lapis nuklear dalam.
Lapis pleksiform dalam.
Lapis sel sel ganglion.
Lapis serat saraf optik
Mebrana limitans interna.

o Saraf optik :
Berupa serabut saraf N.II atau N.Opticus
o Uvea :
Merupakan jaringan vaskular
Terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid
Badan siliar memproduksi humor aqueous yang dikeluarkan
melalui trabeculum yang terletak di pangkal iris.

10

2.2 Penyakit dengan Manifestasi Mata Merah dengan Gangguan Visus3


a. Keratitis
Merupakan radang pada kornea
Bisa disebbakan oleh berkurangnya
air mata, keracunan obat, reaksi
alergi pada pemberian beberapa obat
topikal, dan reaksi terhadap
konjungtivitis menahun
Gejala : mata merah, rasa silau,
kelilipan
Klasifikasi :
Keratitis pungtata
Terkumpul di daerah membran Bowman
Infiltrat berbentuk bercak-bercak halus
Disebabkan hal yang tidak spesifik
Dapat terjadi pada moluscum contagiosum, acne rosasea,
herpes simpleks, herpes zoster, blefaritis neuroparalitik, infeksi
virus, vaksinia, trakoma, trauma radiasi, dry eyes, trauma,
lagoftalmus, keracunan obat (neomisin, tobramisin, dan bahan
pengawet)
Biasa terdapa bilateral

11

Biasanya kronis (tanpa gejala kelainan konjungtivitis maupun


tanda akut)
Biasa terjadi pada dewasa muda
Keratitis marginal (kataral)
Infiltrat tertimbun pada tepi cornea
Terjadi akibat infeksi lokal konjungtiva
Manifestasi klinis : kelilipan, lakrimasi, fotopobia berat
Keratitis interstitial/parenkimatosa
Ditemukan pada jaringan kornea yang lebih dalam
Bisa karena TB atau sifilis kongenital
Bersifat nonsupuratif profunda dan neovaskularisasi
Manifestasi klinis : fotopobia, lakrimasi, visus menurun, kornea
keruh, kelainan bilateral, permukaan kornea seperti kaca,
injeksi siliar (+), mata merah kusam/cerah
Keratitis bakterial
etiologi : Staphylococcus, Streptococcus, Pseudomonas,
Enterobacteriacea.
Faktor predisposisi : pemakaian

kontak lens, trauma,

kontaminasi obat tetes


Keratitis jamur
Etiologi : candida, fusarium, aspergillus, curvularia
Manifestasi klinis : nyeri yang hebat, berair, silau, infiltrat
kelabu, hipopion, peradangan
Keratitis virus
Gambaran infiltrat halus bertitik-titik pada dataran depan
kornea
Terjadi akibat virus herpes simpleks dan zoster
Biasanya bilateral
Bersifat kronis
Keratokonjungtivitis epidemi
Akibat reaksi alergi terhadap adenovirus tipe 8, 19, atau 37
Timbul sebagai suatu epidemi
Bersifat bilateral
Keluhan umum : demam, gangguan saluran nafas, penglihatan
menurun, merasa ada benda asing, berair, nyeri
Gejala klinis : edema kelopak dan folikel konjungtiva,
pseudomembran pada konjungtiva tarsal yang membentuk
jaringan parut, kelenjar preaurikuler membesar, keratitis
pungtata
Keratitis alergi
Keratitis lagoftalmus
12

Akibat kelopak mata tidak dapat menutup sempurna


Keratokonjungtivitis sika
Keadaan keringnya permukaan kornea dan konjungtiva
Manifestasi klinis : mata gatal, berpasir, silau, penglihatan
kabur, sekresi mukus yang banyak.
b. Tukak (ulkus) kornea
Hialngnya sebagian permukaan kornea akibat
kematian jaringan kornea
Etiologi : reaksi toksik, alergi, autoimun, infeksi
oleh S.aureus, H.influenza, M.lacunata
c. Glaukoma
Mata merah + penglihatan menurun mendadak
menunjukkan bahwa itu adalah glaukoma
sudut tertutup akut
TIO meningkat secara mendadak
Terjadi pada usia > 40 tahun dengan sudut
bilik mata sempit
Manifestasi klinis :
o Nyeri pada mata yang sakit selama beberapa jam dan hilang setelah
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

tidur sebentar
Melihat pelangi (halo) sekitar lampu
Mual dan muntah
Sakit di mata dan kepala secara tiba-tiba
Bradikardi
Kelopak mata edema
Mata merah
Pupil melebar
Kornea suram dan edema
Iris sembab meradang
Papil saraf optik hiperemis
Lapang pandang menciut berat
Visus menurun
Pasien terlihat sakit berat

d. Uveitis
Radang uvea depan disebut iritis
Radang uvea tengah disebut siklitis
Iritis + siklitis disebut uveitis anterior
Radang uvea belakang disebut coroiditis
atau uveitis posterior
Terjadi sebagai manifestasi klinis reaksi
imunologik
Terjadi mendadak atau akut
13

Hanya berlangsung 2-4 minggu


Manifestasi klinik :
o Mata merah
o Sakit/nyeri
o Fotopobia
o Penglihatan menurun (karena meradangnya otot-otot akomodasi)
o Mata berair
e. Endoftalmitis
Peradangan berat dalam bola mata, akibat infeksi setelah trauma atau bedah,
atau endogen sepsis
Endoftalmitis eksogen terjadi akibat trauma tembus atau infeksi sekunder bola
mata
Endoftalmitis endogen terjadi akibat infeksi bakteri (Staphylococcus,
Streptococcus, Pnuemococcus, Pseudomonas, Bacilus sp) dan jamur
(Aktinomises, aspergillus, phitomikosis sporothrix, kokidiodes)
Manifestasi klinis :
o Nyeri amat sangat
o Kelopak mata merah dan bengkak
o Kelopak mata sukar dibuka
o Kornea keruh
o Konjungtiva merah
2.3 Penyakit dengan Manifestasi Mata Merah tanpa Gangguan Visus3
a. Tidak ada kotoran atau sekret
Pterigium
Suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif
dan invasif
Terletak pada celah kelopak bagian
nasal atau temporal konjungtiva
Meluas ke kornea berbentuk segitiga
dengan

puncak

di

bagian

sentral/kornea
Muncul bilateral
Akibat iritasi kronis dari debu, sinar matahari, udara panas
Pseudopterigium
Perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat
Ada kelainan cornea sebelumnya
Terletak pad daerah konjugntiva yang terdekat dengan proses kornea
sebelumnya
Dibawah pseudopterigium bisa diselipkan sonda
Pinguekula
Benjolan pada konjungtiva bulbi
Pada orang tua
14

Faktor predisposisi : sinar matahari, debu, oangin panas


Terletak pada celah kelopak mata, terutama di bagian nasal
Hematoma subkonjungtiva
Terjadi pada keadaan dimana pembuluh
darah rapuh (berhubungan dengan umur,
hipertensi, areteriosklerosis, konjungtivitis
hemoragik,

anemia,

pemakaian

antikoagulan, batuk rejan)


Bisa terjadi akibat trauma langsung atau tidak langsung
Episkleritis
Reaksi radang jaringan ikat vaskular yang terletak antara konjugntiva dan
permukaan sklera
Biasa mengenai satu mata
Lebih banyak terjadi pada perempuan usis pertengahan dengan penyakit
reumatik bawaan
Terjadi akibat reaksi hipersensitivitas terhadap penyakit sistemik seperti
TB, reumatoid artritis, Lues, SLE, dll
Manifestasi klinis :
o Mata kering
o Nyeri ringan
o Mengganjal
o Benjolan setempat dengan batas tegas dan warna merah ungu di
bawah konjungtiva
o Mata merah satu sektor (akibat melebarnya pembuluh darah di
bawah konjugntiva)
Skleritis
Biasa disebabkan oleh kelaianan atau
oenyakit sistemik
Sering disebabkan penyakit jaringan ikat,
pasca herpes, sifilis, dan gout
Kadang-kadang
disebabkan

TB,

pseudomonas, sarcoidosis, hipertensi, benda asing, pasca bedah


Terjadi bilateral
Lebih banyak terjadi pada wanita usia 50-60 tahun
Manifestasi klinis :
o Nyeri berat yang dapat menyebar ke dahi, alis, dan dagu
o Mata merah berair
o Fotopobia
b. Ada kotoran atau sekret

15

Konjungtivitis
Radang konjungtiva atau radang selaput lendir
yang menutupi belakang kelopak dan bola
mata, dalam bentuk akut maupun kronis.
2.4

Konjungtivitis
2.4.1 Etiologi Konjungtivitis3
Konjungtivitis dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, virus, alergen, dan lain-lain.
Bakteri : Gonococcus, Meningococcus, S.aureus, S.pneumoniae, H.influenza,
E.coli, C.diphterica, Pseudomonas, Neisseria.
Klamidia
Viral : adenovirus tipe 8,19, 29, 37 ; herpes simpleks, Herpes zoster, Verisela,

2.4.2

virus New castle (pada pekerja peternakan unggas)


Alergi : hipersensitivitas tipe I dan IV, polen
Iatrogenik : efek samping obat (sulfonamid, barbiturat, salisilat)
Penyakit sistemik
Faktor Risiko Konjungtivitis2
Faktor risiko terjadinya konjungtivitis adalah :
Anak-anak sampai usia 25 tahun
Orang-orang yang langsung berhubungan dengan penderita konjungtivitis
Orang-orang yang bekerja pada lingkungan kering

2.4.3

Patofisiologi Konjungtivitis2

Lingkungan kering (faktor predisposisi)


Air mata lebih cepat menguap
Mata kering

Gampang teriritasi oleh bakteri, virus, alergen, ata


Aliran darah semakin
cepat darah vasokonstriksi
Pembuluh
Muncul reaksi inflamasi

Edema
Permeabilitas kapilerCairan
meningkat
berpindah ke ruang interstitial
Vasodilatasi
Pseudoptosis
2.4.4

2,3

Manifestasi
Klinis lebih
Konjungtivitis
Warna mata
merah
Vasodilatasi Injeksi konjungtiva
Beberapa manifestasi klinis pada penderita konjungtivitis adalah :
Gl. Lacrimalis tertekan terus
sasi dari sistem imun terhdap bakteri/virus/alergen
16
Virus/bakteri
mati
Tertumpuk
bersama leukosit + lipid dalam bentukEpifora
sekret

Hiperemi konjungtiva bulbi (injeksi konjungtiva)


Lakrimasi
Eksudat dengan sekret lebih nyata di pagi hari
Pseudoptosis (akibat kelopak mata membengkak)
Kemosis
Hipertrofi papil, folikel, membran, pseudomembran
Granulasi
Flikten
Mata terasa seperti ada benda asing
Adenopati preaurikuler

Sedangkan gambaran klinis menurut buku saku patofisiologi Corwin oleh Elizabeth
J Corwin (h: 379-380) adalah:
Konjungtiva merah dan bengkak. Pada konjungtivitis infeksi atau alergi,
kedua mata biasanya terkena.
Fotopobia (aversi terhadap cahaya)
Rabas purulen, merupakan karakteristik pada konjungtivitis bakterial, sering
dimulai di satu mata dan menyebar ke mata yang lain, mata mungkin
tertutup oleh selaput kehijauan
Rabas encer dan jernih, merupakan karakteristik pada konjungtivitis viral,
sering menyertai infeksi saluran nafas atas
Rabas panas dan gatal pada mata, merupakam karakteristik konjungtivitis
alergika
Konjungtivitis akibat benda asing dikaitkan denagn ketidaknyamanan dan
perasaan seperti ada pasir atau kerikil halus pada mata. Biasanya hanya pada
2.4.5

satu mata.
Pemeriksaan untuk Diagnosis Konjungtivitis
a. Pemeriksaan Oftalmologi4
Pemeriksaan Tajam Penglihatan (Visus)
Pasien diminta duduk pada jarak 5-6 meter menghadap kartu
Snellen. Apabila berkaca mata, mintalah untuk melepas kaca
matanya
Biasakan memeriksa mata kanan terlebih dahulu
Minta pasien menutup mata kirinya dengan telapak tangan, tanpa
tekanan. Pasien diminta melihat ke depan dengan santai, tanpa
melirik atau mengkerutkan kelopaka mata
Mintalah pasien mengidentifikasi angka/huruf/simbol pada papan
Snellen dari atas ke bawah

17

Bila pasien hanya mampu mengenali sampai pada baris 20 m


dengan jarak 5 m, maka visusnya adalah 5/20 atau . Kalu dari
baris itu ada yang salah, tambahkan huruf F (false)
Bila tulisan terbesar tidak dapat terbaca, minta pasien menghitung
jari yang anda acungkan mulai dari jarak 1 m s.d jarak terjauh yang
mampu dilihat pasien. Bila pasien benar menghitung jumlah jari
pada jarak 1 m maka visusnya adalah 1/60, bila pada jarak 2 m
maka visusnya adalah 2/60, dan seterusnya sampai maksimal 5/60
Bial pasien tidak dapat melihat jair anda dari jarak 1 m, maka
lakukan pemeriksaan goyangan tang ke atas/vertikal/horizontal,
bila pasien mengenali maka visusnya adalah 1/300
Jika pasien tidak bisa mengenali goyangan tangan, maka
pemeriksaan lampu senter. Minta pasien menyebutkan apakah
senter menyala dan dari arah mana. Jika bena, maka visusnya
adalah 1/. Jika salah maka visusnya adalah 0.
Lakukan hal yang sama pada mata kiri.
Pemeriksaan Lapang Pandang secara Konfrontasi
Minta pasien untuk menutup satu mata tanpa menekannya
Duduklah tepat di depan pasien dan sama tinggi dengan pasien
Tutup mata anda yang tepat berda di depan mata pasien yang
ditutup
Gerakkan perlahan pensil atau objek kecil lain dari perifer ke arah
tengah dari ke-8 arha mata angin dan minta pasien memberi tanda
saat ia mulai melihat objek tersebut
Bandingkan lapang pandang anda dan pasien (pemeriksa dianggap
normal patokan)

18

Refleks Pupil secara Langsung (Direct)


Jatuhkan sinar pada mata kanan dengan menggunakan senter kecil
Amati pupil pada mata kanan
Normalnya pupil akan mengecil atau miosis
Lakukan pula pada mata kiri
Refleks Pupil secara Tidak Langsung
(Indirect)
Jatuhkan sinar pada mata
kanan

dengan

senter

kecil
Amati refleks pupil pada
mata kiri
Normalnya pupil mata
kiri akan mengecil atau
miosis
Lakukan pula pada mata lainnya.
b. Pemeriksaan penunjang4
Slit Lamp Biomikroskop
Slit lamp biomikroskop ini terdiri atas 3 bagian, yaitu sistem
pengamatan (terdiri dari lensa mikroskop dan lensa pembesaran), sistem
iluminasi (terdiri dari slit/celah yang dapat diatur lebar dan posisinya dan
lampu), dan penyanggah mesin (terdiri dari joystick dan sandaran kepala).
Prosedur pemeriksaan :
Persiapkan slit lamp (fokuskan lensa mikroskop, stel sandaran kepala,
dan tempatkan target fiksasi)
Redupkan lampu ruangan
Mulai dengan iluminasi merata dan magnifikasi rendah, periksa :
19

o Pinggiran kelopak mata atas dan bawah


o Konjungtiva bulbi
o Limbus
o Kornea
o Air mata
o Aqueous humor
o Iris-lensa mata
Gunakan metoda illuminasi yang berlainan untuk pemeriksaan lengkap

Tonometri/Tonometer Schiotz
Tonometri biasa digunakan untuk mengukur tekanan intraoculer (TIO).
Cara pemeriksaannya adalah :
Pasien diarahkan pada posisi duduk miring atau terlentang dengan
kepala dan mata berada pada posisi vertical
Mata ditetesi anastesi lokal (ex : pantochain) lebihkurang 1-2 tetes,

tunggu sampai pasien tidak merasa pedas pada matanya


Bersihkan tonometer
Tonometer diberi pemberat 5,5 gr
Tonometer diperiksa dengan batang penguji
Kelopak mata pasien dibuka denagn telunjuk dan ibu jari, jangan

tertekan bola mata


Pasien diarahkan untuk menatap vertikal (dapat dibantu dnegan alat)
Alat tonometer direndahkan hingga hampir menyentuh kornea dengan
skala menghadap pemeriksa
Baca skala
Alat diangkat dari mata dan subjek diizinkan untuk mengedipkan
kelopak matanya
Bial skala bacaan = 4 atau kurang, maka salh satu pemberat ahrus
ditambah untuk mendapatkan keakuratan tonometri
Lakukan pada mata lainnya.

20

Funduskopi
Pemeriksaan funduskopi dilakukan dengan menggunakan oftamolskop.
Oftamolskop ini ada yang direct dan indirect.
Oftamolskop direct (konvensional)
o Memberikan suatu bayangan refleks fundus
o Pandangan yang diperbesar dari papil saraf optik, makula,
pembuluh darah retina, dan retina hingga ekuator
Oftamolskop indirect
o Mampu melihat retina sampai ke area sangat perifer
o Pemeriksa mengenakan mikroskop binokular di kepala dengan
sumber cahaya
o Satu lensa diletakkan di antara pemeriksa dan mata pasien untuk
menghasilkan bayangan retina yang terbalik.

2.4.6

Diagnosis banding Konjungtivitis3


Beberapa diagnosis banding pada konjungtivitis :

VIRU
S

BAKTERI
PURULE
NONPURULE
N

N
21

FUNGUS
&
PARASIT

ALERG
I

SEKRET
AIR MATA
GATAL
INJEKSI
NODUL
PREAURIKULAR
PEWARNAAN
USAPAN
SAKIT
TENGGORAKAN DAN
PANAS YANG

Sedikit
Banyak
sedikit
Umum

Banyak
Sedang
Sedikit
Umum

Sedikit
Sedang
Lokal

Sedikit
Sedikit
Lokal

Sedikit
Sedang
Hebat
Umum

Sering

Jarang

Sering

Sering

Monosit
Limfosit

Bakteri
PMN

Bakteri
PMN

Biasanya

Kadang

Kadang

negatif

Eosinofil

MENYERTAI
2.4.7

Penatalaksanaan Konjungtivitis2
Konjungtivitis bakterial tetes mata atau krim antibiotik (ex : kloramfenikol
atau gentamisin.
Konjungtivitis yang berhubunagn dengan otitis media diobati denagn antibiotik
sistemik.
Konjungtivitis viral kompres hangat dan pengobatan simptomatik
Konjungtivitis alergi menghinari alergen, pemberian antihistamin dan tetes
mata yang ,enagndung steroid untuk menurunkan gatal dan inflamasi
Konjungtivitis yang disebabkan iritan keluarkan benda asingnya dan lakukan
pengobatan antibakteri
Edukasi :
o Perlu teknik cuci tanagn yang baik untuk menghindari penularan
o Pisahkan handuk denagn anggota keluarga lain
o Tidak boleh bertukar bantal atau seprai
o Kompres hangat pada mata untuk mengeluarkan rabas (sekret mata)

2.4.8

Prognosis Konjungtivitis2
Kebanyakan konjungtivitis dengan etiologi apapun berprognosis baik, dan pada

beberapa kasus, konjungtivitis ini dapat sembuh sendiri dalam beberap minggu.

22

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Mata merah digolngkan menjadi 2, yaitu mata merah dengan gangguan visus dan mata
merah tanpa gangguan visus. Mata merah tanpa gangguan visus kemudian dibedakan lagi
menjadi dengan sekret dan tanpa sekret. Salah satu penyakit denagn mata merah tanpa
ganggaung visus dan ada sekret adalah konjungtivitis.
Konjungtivitis ini bisa disebabkan oleh bakteri, virus, alergi, benda asing, iatrogenik,
jamur, maupun penyakit sistemik. Dimana kesemuanya itu dapat dibedakan berdasarkan jenis
sekretnya. Perbedaan yang paling mencolok adalah sekrte antara konjungtivitis bakteri dan
virus. Pada konjungtivitis bakteri sekret cenderung purulen dan berwarna keputihan,
sedangkan pada konjungtivitis virus sekretnya bersifat serous dan encer serta berwarna jernih.
Selain mata merah dan adanya sekret, beberapa gejala dan tanda yang dapat ditemukan
pada konjungtivitis adalah fotopobia, bengkak pada kelopak mata, lakrimasi, dan lain
sebgainya. Untuk memstikan diagnosis konjungtivitis, biasanya dilakukan pemeriksaan
oftalmologi yang meliputi pemeriksaan visus, lapang pandang, dan refleks pupil. Selain itu

23

dilakukan pemeriksaan penunjang dnegan menggunakan slit lamp, tonometri, dan


oftalmoskop.
Progonosis untuk konjungtovitis bisa dikatakan sangat baik terbukti dengan sembuh
sendirinya konjugntivitis dalam beberapa minggu pada beberapa kasus. Yang terpenting
adalah melakukan terapi farmakologik yang sesuai dengan etiologi konjungtivitisnya dan
mencegah penularan agar tidak terjadi pandemi.

24

Anda mungkin juga menyukai