Anda di halaman 1dari 9

PORTOFOLIO

1
Topik: Retensio Urine + Vesicolithiasis
Tanggal (kasus) : Desember 2016 Presenter : dr. Elza Astri Safitri
Tangal presentasi : Januari 2017 Narasumber : dr. Bobby, Sp. B
Pembimbing : dr. Dinaili Maili
dr. Alfian Nasion
Tempat presentasi: Aula RSUD HAMBA Batang Hari
Obyektif presentasi:
Keilmuan
Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil


Deskripsi:
Tn.S (48 tahun) datang dengan keluhan BAK tidak lancar sejak 1 minggu SMRS
Tujuan:
Mengetahui cara penanganan retensio urin dan vesikolitiasis
Bahan bahasan: Tinjauan pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Data pasien: Nama: Tn.S No registrasi:


Nama RS: RSUD HAMBA Batang Hari Usia: 48 tahun Terdaftar sejak: 26-12-16
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/ Gambaran Klinis:
Tn.S (48 tahun) datang ke IGD RSUD HAMBA Batang Hari dengan keluhan BAK tidak
lancar sejak 1 minggu SMRS. BAK dirasakan tidak puas dan keluar menetes, nyeri saat
BAK (+), BAK berwarna merah darah. Keluhan ini sudah berulang dalam kurun waktu 2
tahun ini, namun keluhan dirasakan hilang timbul dan terkadang membaik sendiri. Riwayat
trauma (-).
2. Riwayat Pengobatan:
Pasien tidak pernah melakukan pengobatan terkait dengan keluhannya saat ini

3. Riwayat kesehatan/ Penyakit:


Pasien sering mengeluh nyeri saat BAK, sering mengeluh BAK terputus dan tidak
lampias namun terkadang keluhan membaik sendiri.
4. Riwayat keluarga :
Tidak ada riwayat keluarga dengan keluhan serupa.
5. Riwayat Pekerjaan : Petani
6. Lain-lain : -
Daftar Pustaka:
1. Wim de Jong; Sjamsuhidajat, R..Batu Traktus Urinarius. Dalam Buku Ajar Ilmu Bedah.
Jakarta. EGC. 2003.
2. Mansjoer, Arid dkk. Batu Saluran Kemih. Dalam Buku Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2.
Edisi III. Jakarta. Media Aesculapius. 2000
3. Franzoni D.F, Decter R.M.2006.Vesikolithiasis.Diakses dari http://www.medscape.com
2
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis retensio urine dan vesicolithiasis
2. Tatalaksana retensio urine dan vesicolithiasis
RANGKUMAN
Subyektif
Tn.S (48 tahun) datang ke IGD RSUD HAMBA Batang Hari dengan keluhan BAK tidak
lancar sejak 1 minggu SMRS. BAK dirasakan tidak puas dan keluar menetes, nyeri saat BAK
(+), BAK berwarna merah darah. Keluhan ini sudah berulang dalam kurun waktu 2 tahun ini,
namun keluhan dirasakan hilang timbul dan terkadang membaik sendiri. Riwayat trauma (-).
Pasien datang dengan keluhan BAK tidak lancar perlu dipikirkan beberapa penyebab di
antaranya vesikolitiasis, batu uretra, trauma (striktur uretra, rupture uretra), atau infeksi saluran
kemih. Pada pasien terdapat riwayat nyeri saat BAK sejak 2 tahun yang lalu, hilang timbul,
riwayat BAK terputus-putus, mengarahkan kepada kemungkinan batu di saluran kemih terutama
buli-buli (vesica urinaria).

Obyektif

Pada pemeriksaan fisik didapatkan :


- Keadaan umum tampak sakit sedang
- GCS 15
- Tanda vital :
TD : 120 / 80 mmHg
Nadi : 86 x/menit (halus)
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,5 c
- Status Lokalis
Abdomen : soepel, BU (+) normal, NT
suprapubik (+), blass kesan penuh.
Pada BNO tampak gambaran radioopak di
vesica urinaria. Kesan Vesicolithiasis.

Pada kasus ini, diagnosis vesicolithiasis ditegakan dengan:

3
- Gejala klinis (tidak bisa kencing, riwayat nyeri saat BAK, riwayat BAK terputus-
putus)
- Gambaran radiologis (gambaran massa radioopak di buli-buli/vesica urinaria)

Assessment
Keluhan tidak bisa buang air kecil (retensio urin) terjadi akibat sumbatan batu buli-buli di
ostium urethrae internum yang menghambat aliran urin. Sumbatan teratasi setelah dipasang
kateter urin yang mendorong batu yang menyumbat. Dari hasil radiologi memastikan diagnosis
batu buli, oleh karena itu diperlukan tindakan evakuasi batu buli tersebut melalui tindakan seksio
alta (vesikolitotomi). Berhubung keterbatasan fasilitas rumah sakit maka tidak dilakukan analisis
lebih lanjut terhadap jenis batu buli pada pasien.

Plan
Diagnosis :
Vesicolithiasis, berdasarkan gejala klinis dan gambaran radiologis
Pengobatan :
Tatalaksana kedaruratan dengan pemasangan catheter untuk mengatasi retensio urin.
Setelah itu dilakukan evakuasi batu buli melalui tindakan seksio alta. Pada kasus
vesicolithiasis yang besar penanganan pilihan yang dapat dilakukan adalah seksio alta
(vesikolitotomi). Sedangkan pada vesicolithiasis yang kecil dapat dilakukan dengan ESWL.

Edukasi :

4
Meningkatkan asupan air putih untuk mencegah kekambuhan dari batu saluran kemih di
kemudian hari. Menghindari minuman bersoda yang dapat menjadi faktor risiko terbentuknya
batu saluran kemih.

Kontrol :

Kegiatan Periode Hasil yang Diharapkan


Pelepasan kateter urin 6 hari post operasi Os dapat buang air kecil
spontan
Pelepasan benang jahitan 7 hari post operasi Kondisi luka operasi baik
Kontrol pasca operasi 2 minggu, kontrol berikutnya Tidak ditemui komplikasi
tiap 3 bulan operasi; tidak terbentuk batu
saluran kemih ulang
Nasihat Setiap kali kunjungan Menghindari faktor risiko
terjadinya batu saluran kemih

Follow Up :

27 Desember 2016 S : BAK tersendat (+), nyeri BAK (+), BAK warna merah (+)
O:
GCS 15, KU: sedang
TD: 120/80 mmHg RR: 20x/i
HR: 80x/I T : 36,40C
Kepala : CA -/-, SI -/-
Status Lokalis :
Abdomen soepel, BU (+) normal, NT suprapubik (+)
A: Vesicolithiasis
P:
- IVFD RL 20 gtt/I makro
- Inj.Ketorolac 1 amp/12 jam IV
- Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam IV
- DC terpasang
- Rencana evakuasi batu buli-buli
- Informed consent tindakan
- Konsul bagian penyakit dalam dan anestesi

5
28 Desember 2016 S : BAK tersendat (+), nyeri BAK (+), BAK warna merah (+)
O:
GCS 15, KU: sedang
TD: 110/80 mmHg RR: 22x/i
HR: 84x/I T : 36,70C
Kepala : CA -/-, SI -/-
Status Lokalis :
Abdomen soepel, BU (+) normal, NT suprapubik (+)
A: Vesicolithiasis
P:
- IVFD RL 20 gtt/I makro
- Inj.Ketorolac 1 amp/12 jam IV
- Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam IV
- DC terpasang
- Rencana evakuasi batu buli-buli
- Informed consent tindakan
- Konsul bagian penyakit dalam dan anestesi acc operasi
dijadwalkan tanggal 29-12-2016
29 Desember 2016 S : nyeri luka operasi (+), mobilisasi bertahap
O:
GCS 15, KU: sedang
TD: 120/80 mmHg RR: 20x/i
HR: 84x/I T : 36,50C
Kepala : CA -/-, SI -/-
Status Lokalis :
Luka operasi tenang
Drain terpasang cairan (+) berwarna merah 20cc
Nyeri (+)
A: Vesicolithiasis
P:
- IVFD RL 20 gtt/I makro
- Inj.Dexketoprofen 1 amp/12 jam IV
- Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam IV
- Inj. Cefoporazone igr/12 jam IV
- DC terpasang
30 Desember 2016 S : nyeri luka operasi (+) berkurang, mobilisasi (+) aktif
O:
GCS 15, KU: sedang
TD: 110/80 mmHg RR: 22x/i
HR: 84x/I T : 36,20C
Kepala : CA -/-, SI -/-
Status Lokalis :
Luka operasi tenang

6
Drain terpasang cairan (+) berwarna merah 10cc
Nyeri (+) berkurang
A: Vesicolithiasis
P:
- IVFD RL 20 gtt/I makro
- Inj.Dexketoprofen 1 amp/12 jam IV
- Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam IV
- Inj. Cefoporazone igr/12 jam IV
- Aff drain
- DC terpasang
- Pasien BLPL

Therapy pulang :
- Cefixime tab 2 x 200mg
- Dexketoprofen 2 x 1 tab
- DC menetap kontrol ulang ke poli bedah 5 hari lagi untuk
pelepasan kateter urine dan kontrol jahitan luka operasi.

Tinjauan Pustaka
Definisi
Vesicolithiasis adalah batu yang terdapat dalam vesico urinaria atau kandung kemih, batu
kecil yang berasal dari ginjal dapat turun ke vesikourinaria lalu menjadi besar disana, kadang-
kadang batu timbul langsung didalam kandung kemih.

Insidensi
Batu ginjal dijumpai pada 1 dari 1.000 orang, biasanya lebih banyak dijumpai pada pria
(berumur 30-50 tahun) ketimbang wanita. Walaupun secara pasti tidak diketahui penyebab batu
ginjal, kemungkinannya adalah bila urine menjadi terlalu pekat dan zat-zat yang ada di dalam
urine membentuk kristal batu. Penyebab lain adalah infeksi, adanya obstruksi, kelebihan sekresi
hormon paratiroid, asidosis pada tubulus ginjal, peningkatan kadar asam urat (biasanya
bersamaan dengan radang persendian), kerusakan metabolisme dari beberapa jenis bahan di
dalam tubuh, terlalu banyak mempergunakan vitamin D atau terlalu banyak memakan kalsium.

Gejala Klinis

7
Batu yang terjebak di kandung kemih biasanya menyebabkan iritasi dan berhubungan dengan
infeksi traktus urinarius dan hematuria, jika terjadi obstruksi pada leher kandung kemih
menyebabkan retensi urin atau bisa menyebabkan sepsis, kondisi ini lebih serius yang dapat
mengancam kehidupan pasien, dapat pula kita lihat tanda seperti mual muntah, gelisah, nyeri dan
perut kembung. Gejala lain :
- Dapat tanpa keluhan
- Sakit berhubungan dengan kencing (terutama diakhir kencing)
- Lokasi sakit terdapat di pangkal penis atau suprapubis kemudian dijalarkan ke ujung penis
(pada laki-laki) dan klitoris (pada wanita).
- Terdapat hematuri pada akhir kencing
- Disuria (sakit ketika kencing) dan frekuensi BAK meningkat (sering kebelet kencing
walaupun VU belum penuh).
- Aliran urin berhenti mendadak bila batu menutup orificium uretra interna.

Diagnosis
Batu yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara tidak sengaja pada
pemeriksaan analisa air kemih rutin (urinalisis). Analisa air kemih mikroskopik bisa
menunjukkan adanya darah, nanah atau kristal batu yang kecil. Pemeriksaan tambahan yang bisa
membantu menegakkan diagnosis adalah pengumpulan air kemih 24 jam dan pengambilan
contoh darah untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat dan bahan lainnya yang bisa
menyebabkan terjadinya batu. Rontgen polos abdomen (BNO) bisa menunjukkan adanya batu
dengan jelas terutama pada batu buli-buli. Analisis batu untuk mengetahui kandungan
mineralnya apakah batu kalsium dan batu struvit. Analisis kultur urine untuk menunjukkan jenis
bakteri penyebab infeksi, dan lain-lain.

Terapi
Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu membuang
beberapa batu; jika batu telah terbuang, maka tidak perlu lagi dilakukan pengobatan segera.
Kolik renalis bisa dikurangi dengan obat pereda nyeri. Batu berukuran 1 sentimeter atau kurang
seringkali bisa dipecahkan oleh gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave lithotripsy,
ESWL). Untuk batu buli ukuran besar diperlukan tindakan evakuasi batu buli tersebut melalui

8
tindakan seksio alta (vesikolitotomi). Batu asam urat kadang akan larut secara bertahap pada
suasana air kemih yang basa (misalnya dengan memberikan kalium sitrat), tetapi batu lainnya
tidak dapat diatasi dengan cara ini. Adanya batu struvit menunjukkan terjadinya infeksi saluran
kemih, karena itu diberikan antibiotik.

Anda mungkin juga menyukai