Step 2
1. Bagaimna adaptasi intra uterine ke ekstra uterine bayi baru lahir?
2. Mengapa ketika lahir bayi tidak langsung menangis?
3. Apa hubungan ketuban pecah dini dengan kondisi neonatus di
skenario?
4. Bagaimana klasifikasi dari asfiksia dan bagaimana cara
menentukan?
5. Bagaimana gambaran foto thorax pada hyalin membran disease?
6. Bagaimana cara menilai skor ballad dan dubowitz?
7. Bagaimana cara mengevaluasi menggunakan kurva lubschenko dan
nelhause?
8. Kapan resusitasi dilakukan dan bagaimna cara melakukananya?
9. Bagaimana proses timbulnya asfiksia?
10.
Apa interpretasi dari apgar score 6-7-8 pada skenario?
11.
Bagaimana bisa terjadi hyalin membran disease?
12.
Apa saja faktor penyebab BBLR menurut umur kehamilan?
13.
Apa diagnosis dan DD?
14.
Bagaimana periode pertumbuhan pada janin?
15.
Apa yang dimaksud dg gangguan pertunmbuhan janin?
16.
Apa definisi BBLR dan klasifikasi BBLR?
17.
Bagaimana hubungan preterm dengan asfiksia?
18.
Bagaimana hubungna preterm dengan BBLR?
19.
Bagaiman menilai maturitas neonatus?
20.
Bagaiman kecukupan gizi dan kebutuhan pada neonatus?
21.
Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur
dan bayi BBLR dengan problem yg dialami?
22.
Bagimana penatalaksanaan pada skenario?
Step 3
1. Bagaimana adaptasi intra uterine ke ekstra uterine bayi baru lahir?
- Sistem kardiorespiratorik
Pada intra uterine oksigen dari maternal lewat plasenta v.
Umbilicalis ductus venosus Vena cava inferior atrium
kanan ventrikel kanan truncus pulmonalis ductus
arteriosus aorta seluruh tubuh
Saat janin paru mengandung cairan lalu saat lahir kana keluar
sepertiganya sisanya akan diserap limfe dan PD. Yang merangsang
pernapasan bayi :
Activity :
0 : tidak ada
1 : ada sedikit
2 : aktif
Respirasi
0 : tidak ada
1 : sedikit, lemah
2 : baik
Klasifikasi :
-
Normal : 10
Asfiksia ringan : 7-9 , dianggap sehat dan tidak perlu tindakan
istimewa,
Mild moderate asfiksisa : 4-6, pemeriksaan fisik jantung >100,
tonus otot kurangbaik, tidak ada reflek
Berat : 0-3, frek jantung <100, sianosis berat, pucat,
Sangat berat : denyut jantung hilng > 10 menit
Penanganannya :
- Berat : ditempat hangat, diberi o2, stimulasi, rujuk
- Sedang : tempat hangat, O2, stimulasi taktil
- Ringan : sesuai bayi normal, suction jalan napas
5. Bagaimana gambaran foto thorax pada hyalin membran disease?
- Grade I : tampak gambaran opaq homogen, masih ada guratan
lusen
- Grade II : sama grade I+ air bronchogram, lusen yang mengikuti
bronkovaskuler
- Grade III : sama grade II + batas jantung dan diafragma tidak
terlihat
- Grade IV : seperti atelektasis , homogen, tarikan organ sekitar
6. Bagaimana cara menilai skor ballad dan dubowitz?
Berdasarkan px fisik dan neuromuskular.
1. Fisik:
a. Kulit
-1 lengket, rapuh, transparan
0 merah tembus pandang
1 licin, merah muda
2 pecah2, daerah pucat, jarang ada vena
Payudara
-1 tidak dikenali
0 sudah dapat dikenali
1 aerola datar
2 aerola berbintil, penonjolan 1-2 mm
3 aerola terangkat, penonjolan 3-4 mm
4 aerola penuh penonjolan 5-10mm
e. mata/telinga
-2 kelopak menyatu dengan ketan
-1 longgar
0 terbuka
1 pina sedikit bergelombang
2 pina bergelombang baik dan lembek
3 keras dan berbentuk
4 kartilago tebal
f. genital pria
-1 scrotum datar, halus
0 scrotum kosong, rugae samar2
1 testis di kanal atas
2 testis turun
3 testis sudsh turun, rugae jelas
4 testis terantung, rugae dalam
h. Genital wannita
-1 klitoris menonjol, labia datar
0 labia minor kecil
1 labia minor besar
2 labia mayor dan minor besar
3 labio mayor besar, minor kecil
(Behrman RE, Butler AS, editors. Preterm Birth: Causes, Consequences, and
Prevention. Institute of Medicine (US) Committee on Understanding Premature Birth and
Assuring Healthy Outcomes; Washington (DC): National Academies Press (US); 2007.)
Gejala
Denyut
jantung
bayi
Tidak
ada
<100
>100
Nafas
Tidak
ada
Lemah,
menangi
s lemah
Kuat,
menangi
s kuat
Otot
Lemah
Reflek
lemah
Gerak
aktif,
reflek
baik
Reaksi
terhada
p
rangsan
gan
Tidak
ada
Meringis
Menangi
s
Warni
kulit
Biru /
pucat
Badan
merah /
ekstrem
itas
tinggi
Seluruh
nya
merah
Tonus otot tubuh tercermin dalam postur tubuh bayi saat istirahat
dan adanya tahanan saat otot diregangkan (Gambar II.3). Ketika
pematangan berlangsung, berangsur-angsur janin mengalami
peningkatan tonus fleksor pasif dengan arah sentripetal, dimana
ekstremitas bawah sedikit lebih awal dari ekstremitas atas. Pada
awal kehamilan hanya pergelangan kaki yang fleksi. Lutut mulai
fleksi bersamaan dengan pergelangan tangan. Pinggul mulai fleksi,
kemudian diikuti dengan abduksi siku, lalu fleksi bahu. Pada bayi
prematur tonus pasif ekstensor tidak mendapat perlawanan,
sedangkan pada bayi yang mendekati matur menunjukkan
perlawanan tonus fleksi pasif yang progresif. Untuk mengamati
postur, bayi ditempatkan terlentang dan pemeriksa menunggu
sampai bayi menjadi tenang pada posisi nyamannya. Jika bayi
ditemukan terlentang, dapat dilakukan manipulasi ringan dari
ekstremitas dengan memfleksikan jika ekstensi atau sebaliknya. Hal
ini
akan
memungkinkan
bayi
menemukan
posisi
dasar
kenyamanannya. Fleksi panggul tanpa abduksi memberikan
gambaran seperti posisi kaki kodok.
b. Square Window
Fleksibilitas pergelangan tangan dan atau tahanan terhadap
peregangan ekstensor memberikan hasil sudut fleksi pada
pergelangan tangan. Pemeriksa meluruskan jari jari bayi dan
menekan punggung tangan dekat dengan jari-jari dengan lembut.
Hasi sudut antara telapak tangan dan lengan bawah bayi dari
preterm hingga posterm diperkirakan berturut-turut > 90 , 90 , 60
, 45 , 30 , dan 0 (Gambar II.4).
c. Arm Recoil
Manuver ini berfokus pada fleksor pasif dari tonus otot biseps
dengan mengukur sudut mundur singkat setelah sendi siku difleksi
dan ekstensikan. Arm recoil dilakukan dengan cara evaluasi saat
bayi terlentang. Pegang kedua tangan bayi, fleksikan lengan bagian
bawah sejauh mungkin dalam 5 detik, lalu rentangkan kedua lengan
dan lepaskan.Amati reaksi bayi saat lengan dilepaskan. Skor 0:
tangan tetap terentang/ gerakan acak, Skor 1: fleksi parsial 140-180
, Skor 2: fleksi parsial 110-140 , Skor 3: fleksi parsial 90-100 , dan
Skor 4: kembali ke fleksi penuh (Gambar II.5).
d. Popliteal Angle
f. Heel to Ear
Manuver ini menilai tonus pasif otot fleksor pada gelang panggul
dengan memberikan fleksi pasif atau tahanan terhadap otot-otot
posterior fleksor pinggul. Dengan posisi bayi terlentang lalu pegang
kaki bayi dengan ibu jari dan telunjuk, tarik sedekat mungkin
dengan kepala tanpa memaksa, pertahankan panggul pada
permukaan meja periksa dan amati jarak antara kaki dan kepala
serta tingkat ekstensi lutut ( bandingkan dengan angka pada lembar
kerja). Penguji mencatat lokasi dimana resistensi signifikan
dirasakan. Hasil dicatat sebagai resistensi tumit ketika berada pada
atau dekat: telinga (-1); hidung (0); dagu (1); puting baris (2);
daerah pusar (3); dan lipatan femoralis (4)
c. Permukaan Plantar
Garis telapak kaki pertama kali muncul pada bagian anterior ini
kemungkinan berkaitan dengan posisi bayi ketika di dalam kandungan.
Bayi dari ras selain kulit putih mempunyai sedikit garis telapak kaki lebih
sedikit saat lahir. Di sisi lain pada bayi kulit hitam dilaporkan terdapat
percepatan maturitas neuromuskular sehingga timbulnya garis pada
telapak kaki tidak mengalami penurunan. Namun demikian penialaian
dengan menggunakan skor Ballard tidak didasarkan atas ras atau etnis
tertentu. Bayi very premature dan extremely immature tidak mempunyai
garis pada telapak kaki. Untuk membantu menilai maturitas fisik bayi
tersebut berdasarkan permukaan plantar maka dipakai ukuran panjang
dari ujung jari hingga tumit. Untuk jarak kurang dari 40 mm diberikan skor
-2, untuk jarak antara 40 hingga 50 mm diberikan skor -1. Hasil
pemeriksaan disesuaikan dengan skor di tabel (Gambar II.10).
d. Payudara
Areola mammae terdiri atas jaringan mammae yang tumbuh akibat
stimulasi esterogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung dari nutrisi
yang diterima janin. Pemeriksa menilai ukuran areola dan menilai ada
atau tidaknya bintik-bintik akibat pertumbuhan papila Montgomery
(Gambar II.11). Kemudian dilakukan palpasi jaringan mammae di bawah
areola dengan ibu jari dan telunjuk untuk mengukur diameternya dalam
milimeter 9.
e. Mata/Telinga
Daun telinga pada fetus mengalami penambahan kartilago seiring
perkembangannya menuju matur. Pemeriksaan yang dilakukan terdiri atas
palpasi ketebalan kartilago kemudian pemeriksa melipat daun telinga ke
arah wajah kemudian lepaskan dan pemeriksa mengamati kecepatan
kembalinya daun telinga ketika dilepaskan ke posisi semulanya (Gambar
II.12).
Pada bayi prematur daun telinga biasanya akan tetap terlipat ketika
dilepaskan. Pemeriksaan mata pada intinya menilai kematangan
berdasarkan perkembangan palpebra. Pemeriksa berusaha membuka dan
memisahkan palpebra superior dan inferior dengan menggunakan jari
telunjuk dan ibu jari. Pada bayi extremely premature palpebara akan
menempel erat satu sama lain (Gambar II.13). Dengan bertambahnya
maturitas palpebra kemudian bisa dipisahkan walaupun hanya satu sisi
dan meningggalkan sisi lainnya tetap pada posisinya. Hasil pemeriksaan
pemeriksa kemudian disesuaikan dengan skor dalam tabel.
Perlu diingat bahwa banyak terdapat variasi kematangan palpebra pada
individu dengan usia gestasi yang sama. Hal ini dikarenakan terdapat
faktor seperti stres intrauterin dan faktor humoral yang mempengaruhi
perkembangan kematangan palpebra.
g. Genital (wanita)
Untuk memeriksa genitalia neonatus perempuan maka neonatus harus
diposisikan telentang dengan pinggul abduksi kurang lebih 45o dari garis
Menurut Ballard
Lubchenko
Sesuai untuk masa kehamilan (SMK)
Persentil 10 - 90
Besar untuk masa kehamilan (BMK)
Bayi lahir BB > 90 persentil
0
Tidak ada
1
<100
2
>= 100
Usaha Bernapas
Tonus Otot
Tidak ada
Lumpuh
Refleks
Warna Kulit
Tidak bereaksi
Seluruh tubuh
biru/pucat
11.
Lambat
Ekstremitas
fleksi sedikit
Gerakan sedikit
Tubuh
Kemerahan,
ekstremitas biru
Menangis kuat
Gerakan aktif
Reaksi Melawan
Seluruh tubuh
kemerahan
c. Keadaan sosial-ekonomi
Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi
yang rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang
kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang.
Faktor Janin:
Hidramnion, kehamilan ganda umumnya akan mengakibatkan
lahir bayi BBLR.
16.
18.
Bagaimana hubungan preterm dengan BBLR?
19.
Bagaiman menilai maturitas neonatus?
Cara:
- Menghitung lamanya masa gestasi dengan menggunakan
perhitungan HPHT. Keterangan yang tepat mengenai HPHT akan
dapat digunakan untuk menentukan masa gestasi dengan tepat.
Tetapi pengalaman menunjukkan bahwa senantiasa dapat terjadi
kekeliruan.
- Penilaian ukuran antropometrik
a. Berat badan lahir merupakan indeks yang terburuk untuk
menentukan masa gestasi neonatus. Hal ini disebabkan Berat
Badan Lahir sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.
b. Ukuran antropometrik lain yaitu crown heel lenghth, lingkaran
kepala, diameter oksipito fronta, diameter biparietal dan
panjang badan. Menurut finnstrom dari semua ukuran
tersebut diatas hanya ukuran lingkaran kepala yang
mempunyai korelasi yang baik dengan lamanya masa gestasi.
- Pemeriksaan radiologis
Dengan pemeriksaan ini dapat diketahui lamanya masa gestasi
dengan meneliti pusat epifisis
- Penilaian karakteristik fisis
Penilaian karakteristik fisis luar dari beberapa alat tubuh ternyata
mempunyai hubungan dengan maturitas bayi. Dari semua
kriteria eksternal yang dapat dinilai untuk menentukan masa
gestasi neonatus, kriteria yang disebutkan di bawah ini ialah
yang terbaik mempunyai hubungan dengan masa gestasi.
Kriteria tersebut adalah bentuk puting susu, ukuran mama,
plantar creases, rambut kepala, transparansi kulit, membran
pupil, alat kelamin, kuku, dan tulang rawan telinga.
24-28 jam
> 48 jam
< 1,0
100 150
120 150
140 190
1,0 1,5
80 100
100 120
120 160
> 1,5
60 80
80 - 120
120 160
ELEKTROLIT
Kalium
14
Natrium
25
Klorida
15
Kalsium
34
Magnesium
Fosfor
0,3 0,5
1 2 mmol/kg
ENERGI
Umumnya bayi baru lahir untuk dapat tumbuh memerlukan kalori 50-60 kkal/kg
BB/hari(to maintain weight) dan 100-200 kkal/kg BB/hari (to induce
weight-gain).
KARBOHIDRAT
Sumber utama karbohidrat berasal dari glukosa. Untuk mencegah terjadinya
hipoglikemia, kebutuhan yang diperlukan untuk bayi cukup bulan adalah 6-8
mg/kg BB/menit dan bayi kurang bulan adalah 4 mg/kg BB/menit, dapat
ditingkatkan 0,5-1 mg/kg BB/menit setiap hari sampai 12-14 mg/kg BB/menit
dalam 5-7 hari. Kebutuhan akan meningkat pada keadaan stress (misalnya : sepsis,
hipotermia) atau bayi dengan ibu Diabetes Mellitus.
PROTEIN
Pemberian protein biasanya dimulai dalam 48 jam pemberian nutrisi
parenteral dan diberikan dalam bentuk asam amino sintetik. Dosis yang
dianjurkan adalah sebagai berikut :
a. Neonatus dengan BB < 1000 g
Pemberian awal dengan 0,5-1 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan lagi 0,250,5 g/kg BB/hari sampai mencapai 2,5-3,5 g/kg BB/hari dan asam amino 2-2,5
g/kg BB/hari.
Mencegahkatabolismeasam amino
Menurunkan
frekuensidan
tingkat
keparahan
darihiperglikemianeonataldenganmerangsang
sekresi
insulinendogendan
merangsangpertumbuhan
meningkatkan
700 mcg
500 mcg
Vitamin :
Vitamin A
Vitamin E
7 mg
2,8 mcg
Vitamin K
200 mcg
80 mcg
Vitamin D
10 mcg
4 mcg
Thiamine (B1)
1,2 mg
0,35 mg
Riboflavin (B2)
1,4 mg
0,15 mg
Niacin
17 mg
6,8 mg
Piridoksin
1,0 mg
0,18 mg
80 mg
25 mg
Asam pantotenat
5,0 mg
2 mg
Sianokobalamin
1,0 mg
0,3 mcg
Folat
140 mg
56 mcg
100-200 mcg
400-600 mcg
10-20 mcg
20 mcg
Manganese sulfat
2-10 mcg
2-10 mcg
Kromium klorida
0,14-0,2 mcg
0,14-0,2 mcg
1 mcg
1 mcg
3-5 mcg
3-5 mcg
Unsur Kelumit :
Zinc
Flouride
Iodin