Anda di halaman 1dari 121

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Jalan Lingkar Barat, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183


Telp. 0274-387656 (Hunting) Fax. 0274-381656

VCC
VCC
POWER
R1

D0
1

1
2

470

S1
RESET

C3
10u

LED

VCC

J1
C

RST
9

EA/VPP

P0.0/AD0
P0.1/AD1
P0.2/AD2
P0.3/AD3
P0.4/AD4
P0.5/AD5
P0.6/AD6
P0.7/AD7

39
38
37
36
35
34
33
32

DATA0
DATA1
DATA2
DATA3
DATA4
DATA5
DATA6
DATA7

21
22
23
24
25
26
27
28

ADD8
ADD9
ADD10
ADD11
ADD12
ADD13
ADD14
ADD15

30
29
17
16

ALE
PSEN
RD
WR

PELATIHAN
MIKROKONTROLER
ATMEGA8535
R2
4K7

D3

P0
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7

1N4002

HEADER 5

P1

U4
31

1
2
3
4
5

1
6
2
7
3
8
4
9
5

U6

8
13
7
14

RX1
TX1

1uF 16V
1

R2IN
R1IN
T2OUT
T1OUT
C+

JP4
T1IN
R1OUT
T2IN
R2OUT
C2+

INT0
INT1
TIM0
TIM1

GND

T1
R1

11
12
10
9

1
2
3
4
5
6
7
8

12
13
14
15
11
10
19

X1

4 1uF 16V

+ C4

+ C5

18

RST

P1.0
P1.1
P1.2
P1.3
P1.4
P1.5
P1.6
P1.7

P3.2/INTO
P3.3/INT1
P3.4/TO
P3.5/T1
P3.1/TXD
P3.0/RXD
XTAL1

P2.0/A8
P2.1/A9
P2.2/A10
P2.3/A11
P2.4/A12
P2.5/A13
P2.6/A14
P2.7/A15

ALE/PROG
PSEN
P3.7/RD
P3.6/WR

XTAL2

12MHz

AT89C51

1uF 16V
+ C8

www.umy.ac.id

C1V+

MAX232

C2-

V-

6 1uF 16V
C9
+

SERIAL COM

30p
C6

30p
C7

www.iswantodosen.blogspot.com

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENGENALAN BAHASA C
1.

PENDAHULUAN
Bahasa C pertama kali digunakan di komputer Digital Equipment Corporation

PDP-11 yang menggunakan sistem opersi UNIX C adalah bahasa yang standar, artinya
suatu program yang ditulis dengan bahasa C tertentu akan dapat dikonversi dengan
bahasa C yang lain dengan sedikit modifikasi. Standar bahasa C yang asli adalah standar
dari UNIX. Patokan dari standar UNIX ini diambil dari buku yang ditulis oleh Brian
Kerningan dan Dennis Ritchie berjudul The C Programming Language, diterbitkan
oleh Prentice-Hall tahun 1978. Deskripsi C dari Kerninghan dan Ritchie ini kemudian
kemudian dikenal secara umum sebagai K dan R C

2.

PENULISAN PROGRAM BAHASA C


Program Bahasa C tidak mengenal aturan penulisan di kolom tertentu, jadi bisa

dimulai dari kolom manapun. Namun demikian, untuk mempermudah pembacaan


program dan untuk keperluan dokumentasi, sebaiknya penulisan bahasa C diatur
sedemikian rupa sehingga mudah dan enak dibaca.
Berikut contoh penulisan Program Bahasa C:
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
main ()
{

-1-

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Program dalam bahasa C selalu berbentuk fungsi seperti ditunjukkan dalam main

(). Program yang dijalankan berada di dalam tubuh program yang dimulai dengan tanda
kurung buka { dan diakhiri dengan tanda kurung tutup }. Semua yang tertulis di dalam
tubuh program ini disebut dengan blok.
Tanda () digunakan untuk mengapit argumen suatu fungsi. Argumen adalah
suatu nilai yang akan digunakan dalam fungsi tersebut. Dalam fungsi main diatas tidak
ada argumen, sehingga tak ada data dalam (). Dalam tubuh fungsi antara tanda { dan
tanda } ada sejumlah pernyataan yang merupakan perintah yang harus dikerjakan oleh
prosesor. Setiap pernyataan diakhiri dengan tanda titik koma ;
Baris pertama

#include <> bukanlah pernyataan, sehingga tak diakhiri

dengan tanda titik koma (;). Baris tersebut meminta kompiler untuk menyertakan file
yang namanya ada di antara tanda <> dalam proses kompilasi. File-file ini (berekstensi .h) berisi deklarasi fungsi ataupun variable. File ini disebut header. File ini
digunakan semacam perpustakaan bagi pernyataan yang ada di tubuh program.
#include merupakan salah satu jenis pengarah praprosesor (preprocessor
directive). Pengarah praprosesor ini dipakai untuk membaca file yang di antaranya
berisi deklarasi fungsi dan definisi konstanta. Beberapa file judul disediakan dalam C.
File-file ini mempunyai ciri yaitu namanya diakhiri dengan ekstensi .h. Misalnya pada
program #include <stdio.h> menyatakan pada kompiler agar membaca file bernama
stdio.h saat pelaksanaan kompilasi.Bentuk umum #include:
#include namafile
Bentuk pertama (#include <namafile>) mengisyaratkan bahwa pencarian file
dilakukan pada direktori khusus, yaitu direktori file include. Sedangkan bentuk kedua
(#include namafile) menyatakan bahwa pencarian file dilakukan pertama kali pada

-2-

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

direktori aktif tempat program sumber dan seandainya tidak ditemukan pencarian akan
dilanjutkan pada direktori lainnya yang sesuai dengan perintah pada sistem operasi.

3.

TIPE DATA
Tipe data merupakan bagian program yang paling penting karena tipe data

mempengaruhi setiap instruksi yang akan dilaksanakan oleh computer. Misalnya saja 5
dibagi 2 bisa saja menghasilkan hasil yang berbeda tergantung tipe datanya. Jika 5 dan 2
bertipe integer maka akan menghasilkan nilai 2, namun jika keduanya bertipe float
maka akan menghasilkan nilai 2.5000000. Pemilihan tipe data yang tepat akan membuat
proses operasi data menjadi lebih efisien dan efektif.
Tabel 2.1 Bentuk Tipe data:
No Tipe Data

Ukuran

Range (Jangkauan)

Char

1 byte

-128 s/d 127

Int

2 byte

-32768 s/d 32767

Unsigned int

2 byte

0 s/d 65535

Long Int

4 byte

-2147483648 s/d 2147483648

Unsigned Long int

4 byte

0 s/d 4294967296

Float

4 byte

-3.4E-38 s/d 3.4E+38

Double

8 byte

1.7E-308 s/d 1.7E+308

Long Double

10 byte

3.4E-4932 s/d 1.1E+4932

Char

1 byte

-128 s/d 127

10

Unsigned char

1 byte

0 s/d 255

4.

KONSTANTA
Konstanta merupakan suatu nilai yang tidak dapat diubah selama proses program

berlangsung. Konstanta nilainya selalu tetap. Konstanta harus didefinisikan terlebih


dahulu di awal program. Konstanta dapat bernilai integer, pecahan, karakter dan string.
Contoh konstanta : 50; 13; 3.14; 4.50005; A; Bahasa C.

-3-

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

5.

VARIABLE
Variabel adalah suatu pengenal (identifier) yang digunakan untuk mewakili suatu

nilai tertentu di dalam proses program. Berbeda dengan konstanta yang nilainya selalu
tetap, nilai dari suatu variable bisa diubah-ubah sesuai kebutuhan. Nama dari suatu
variable dapat ditentukan sendiri oleh pemrogram dengan aturan sebagai berikut :
Terdiri dari gabungan huruf dan angka dengan karakter pertama harus berupa huruf.
Bahasa C bersifat case-sensitive artinya huruf besar dan kecil dianggap berbeda.
Tidak boleh mengandung spasi.
Tidak boleh mengandung symbol-simbol khusus, kecuali garis bawah (underscore).
Yang termasuk symbol khusus yang tidak diperbolehkan antara lain : $, ?, %, #, !, &,
*, (, ), -, +, = dsb
Panjangnya bebas, tetapi hanya 32 karakter pertama yang terpakai.

6.

DEKLARASI

Deklarasi diperlukan bila kita akan menggunakan pengenal (identifier) dalam program.
Identifier dapat berupa variable, konstanta dan fungsi.

6.1. DEKLARASI VARIABEL


Bentuk umum pendeklarasian suatu variable adalah : Nama_tipe nama_variabel;
Contoh :
int x; // Deklarasi x bertipe integer

6.2. DEKLARASI KONSTANTA


Dalam bahasa C konstanta dideklarasikan menggunakan preprocessor #define.
Contohnya :
#define PHI 3.14

#define nim 0111500382

-4-

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

6.3. DEKLARASI FUNGSI


Fungsi merupakan bagian yang terpisah dari program dan dapat diaktifkan atau
dipanggil di manapun di dalam program. Fungsi dalam bahasa C ada yang sudah
disediakan sebagai fungsi pustaka seperti printf(), scanf(), getch() dan untuk
menggunakannya tidak perlu dideklarasikan.
Fungsi yang perlu dideklarasikan terlebih dahulu adalah fungsi yang dibuat oleh
programmer. Bentuk umum deklarasi sebuah fungsi adalah :
Tipe_fungsi nama_fungsi(parameter_fungsi);
Contohnya :
float luas_lingkaran(int jari); void tampil(); int tambah(int x, int y);

7.

OPERATOR

7.1. OPERATOR PENUGASAN


Operator penugasan (Assignment operator) dalam bahasa C berupa tanda sama dengan
(=).

7.2. OPERATOR ARITMATIKA


Bahasa C menyediakan lima operator aritmatika, yaitu :
.* : untuk perkalian
/ : untuk pembagian
% : untuk sisa pembagian (modulus)
+ : untuk penjumlahan
- : untuk pengurangan

-5-

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

7.2.1.

PERKALIAN

#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main()
{
int bil1;
int bil2;
DDRB=0xFF;
PORTB=0xFF;
bil1=4;
bil2=2;
PORTB=bil1*bil2;
}

7.2.2.

PEMBAGIAN

#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main()
{
int bil1;
int bil2;
DDRB=0xFF;
PORTB=0xFF;
bil1=10;
bil2=2;
PORTB=bil1/bil2;
}

7.2.3.

MODULUS

#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main()
{
int bil1;
int bil2;
DDRB=0xFF;
PORTB=0xFF;
bil1=13;

-6-

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

bil2=2;
PORTB=bil1%bil2;
}

7.2.4.

PENJUMLAHAN

#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main()
{
int bil1;
int bil2;
DDRB=0xFF;
PORTB=0xFF;
bil1=0x30;
bil2=0x20;
PORTB=bil1+bil2;
}

7.2.5.

PENGURANGAN

#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main()
{
int bil1;
int bil2;
DDRB=0xFF;
PORTB=0xFF;
bil1=0x30;
bil2=0x20;
PORTB=bil1-bil2;
}

7.3. OPERATOR HUBUNGAN (PERBANDINGAN)


Operator hubungan digunakan untuk membandingkan hubungan antara dua buah
operand /sebuah nilai atau variable. Operasi majemuk seperti pada tabel dibawah ini:

-7-

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Tabel 2.2 Operator Hubungan


Operator Arti

Contoh

<

Kurang dari

X<Y

Apakah X kurang dari Y

<=

Kurang dari sama dengan

X<=Y

Apakah X Kurang dari sama dengan Y

>

Lebih dari

X>Y

Apakah X Lebih dari Y

>=

Lebih dari sama dengan

X==Y

Apakah X Lebih dari sama dengan Y

==

Sama dengan

X==Y

Apakah X Sama dengan Y

!=

Tidak sama dengan

X!= Y

Apakah X Tidak sama dengan Y

7.4. OPERATOR LOGIKA


Jika operator hubungan membandingkan hubungan antara dua buah operand,
maka operator logika digunakan untuk membandingkan logika hasil dari operatoroperator hubungan.
Operator logika ada tiga macam, yaitu :
&& : Logika AND (DAN)
|| : Logika OR (ATAU)
! : Logika NOT (INGKARAN)
Operasi AND akan bernilai benar jika dua ekspresi bernilai benar. Operasi OR akan
bernilai benar jika dan hanya jika salah satu ekspresinya bernilai benar. Sedangkan
operasi NOT menghasilkan nilai benar jika ekspresinya bernilai salah, dan akan bernilai
salah jika ekspresinya bernilai benar.
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main()
{
char in1;
char in2;
DDRB=0xFF;
PORTB=0xFF;
in1=0xf0;

-8-

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

in2=0x40;
if((in1==0xf0) && (in2==0x40))
{PORTB = 0x2A;}

7.5. OPERATOR BITWISE (MANIPULASI PER BIT)


Operator bitwise digunakan untuk memanipulasi bit-bit dari nilai data yang ada di
memori.
Operator bitwise dalam bahasa C di SDCC adalah sebagai berikut :
<< : Pergeseran bit ke kiri
>> : Pergeseran bit ke kanan
& : Bitwise AND
^ : Bitwise XOR (exclusive OR)
| : Bitwise OR
~ : Bitwise NOT
Pertukaran Nibble dan Byte
Mengambil Bit yang paling Berbobot

7.5.1.

OPERASI GESER KIRI (<<)


Operasi geser kiri merupakan operasi yang akan menggeser bit-bit kekiri

sehingga bit 0 akan berpindah ke bit 1 kemudian bit 1 akan berpindah ke bit 2 dan
seterusnya. Operasi geser kiri membutuhkan dua buah operan disebelah kiri tanda <<
merupakan nilai yang akan digeser sedangkan disebelah kanannya merupakan jumlah
bit penggerseran.
Contohnya :
Datanya = 0x03 << 2 ; // 0x03 digeser kekiri 2 bit hasilnya ditampung di datanya
a << = 1
// Isi variabel A digeser ke kiri 1 bit hasilnya
// kembali disimpan di A

-9-

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main()
{
char a, led;
DDRB=0xFF;
PORTB=0xFF;
led=0x01;
for (a=0;a<8;a++)
{
PORTB=led;
led=led <<1;
}
}

7.5.2.

OPERASI GESER KANAN(>>)


Operasi geser kiri merupakan operasi yang akan menggeser bit-bit kekanan

sehingga bit 7 akan berpindah ke bit 6 kemudian bit 6 akan berpindah ke bit 5 dan
seterusnya. Operasi geser kanan membutuhkan dua buah operan disebelah kiri tanda <<
merupakan nilai yang akan digeser sedangkan disebelah kanannya merupakan jumlah
bit penggerseran.
Contohnya :
Datanya = 0x03 >> 2 ; // 0x03 digeser kekiri 2 bit hasilnya ditampung di datanya
a >> = 1
// Isi variabel A digeser ke kiri 1 bit hasilnya
// kembali disimpan di A
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main()
{
char a, led;
DDRB=0xFF;
PORTB=0xFF;
led=0x01;
for (a=0;a<8;a++)
{
PORTB=led;
led=led <<1;
}
}

- 10 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

7.5.3.

OPERASI BITWISE AND ( & )

Operasi bitwise AND akan melakukan operasi AND pada masing-masing bit, sehingga
bit 0 akan dioperasikan dengan bit 0 dan bit 1 dan seterusnya.
Contohnya :
Hasil = 0x03 & 0x31;

Operasinya

0x03 = 00000011
0x31 = 00110001
__________________________________________

Hasil

0x01 = 00000001

#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main()
{
char a=0x03;
char b=0x31;
DDRB=0xFF;
PORTB=0xFF;
PORTB= a & b ;
}

7.5.4.

OPERASI BITWISE OR ( | )

Operasi bitwise OR akan melakukan operasi OR pada masing-masing bit, sehingga bit 0
akan dioperasikan dengan bit 0 dan bit 1 dan seterusnya.
Contohnya :
Hasil = 0x05 | 0x31;

Operasinya

0x01 = 00000001
0x31 = 00110001
__________________________________________

Hasil

0x01 = 00110001

#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main()
{
char a=0x03;
char b=0x31;
DDRB=0xFF;
PORTB=0xFF;
PORTB= a | b ;
}

- 11 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

7.5.5.

OPERASI BITWISE XOR( ^ )

Operasi bitwise XOR akan melakukan operasi XOR pada masing-masing bit, sehingga
bit 0 akan dioperasikan dengan bit 0 dan bit 1 dan seterusnya.
Contohnya :
Hasil = 0x02 ^ 0xFA;

Operasinya

0x02 = 00000010
0xFA = 11111010
__________________________________________

Hasil

0x01 = 11111000

#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main()
{
char a=0x02;
char b=0xFA;
DDRB=0xFF;
PORTB=0xFF;
PORTB=a ^ b ;
}

7.5.6.

OPERASI BITWISE NOT( ~ )

Operasi bitwise XOR akan melakukan operasi XOR pada masing-masing bit, sehingga
bit 0 akan dioperasikan dengan bit 0 dan bit 1 dan seterusnya.
Contohnya : Hasil = ~ 0x31;

0x31 = 00110001
Hasil ~0x31 = 11001110

#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main()
{
char a= 0x31;
DDRB=0xFF;
PORTB=0xFF;
PORTB= ~a;
}

- 12 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

7.5.7.

PERTUKARAN NIBBLE DAN BYTE


Pertukaran nibble dalam bahasa C dikenali SDCC dengan bentuk pernyataan

sebagai berikut ini:


volatile unsigned char i:
i = (( i << 4) | ( i >> 4));

//pertukaran nibble

Dan pernyataan sebagai berikut ini sebagai pertukaran byte:


volatile unsigned char j:
j = (( j << 8) | ( j >> 8));

//pertukaran byte

#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
union kint
{
unsigned char a[2];
unsigned int b;
};
void main()
{
union kint tmp;
volatile unsigned char i=0x37;
volatile unsigned int j=0x9973;
DDRA=0xFF;
DDRB=0xFF;
DDRD=0xFF;
PORTA=i;
tmp.b=j;
PORTD= tmp.a[1];
PORTB=tmp.a[0];
i= ((i<<4) | (i>>4)); //pertukaran nibble
j= ((j<<8) | (j>>8)); //pertukaran byte
PORTA=i;
//I dikeluarkan ke Port 1
tmp.b=j;
PORTB=tmp.a[0];
PORTD=tmp.a[1];
}

7.5.8.

MENGAMBIL BIT YANG PALING BERBOBOT

Untuk mendapatkan bit yang paling berbobot (MSB) untuk tipe long, short, int, dan
char maka dapat dilakukan dengan pertanyaan berikut:

- 13 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Volatile unsigned char gint;


Unsigned char hop;
Hop = (gint >> 7) & 1
// mengambil MSB
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main()
{
volatile unsigned char gint=0xaa;
volatile unsigned char hob;
unsigned a;
DDRB=0xFF;
for(a=0;a<8;a++)
{
hob=(gint>>7) &1;
PORTB=hob;
gint=((gint<<1)|(gint>>7));
}
}

7.6. OPERATOR UNARY


Operator Unary merupakan operator yang hanya membutuhkan satu operand saja.
Dalam bahasa C terdapat beberapa operator unary, yaitu :
Tabel 2.3 Operasi Unary

- 14 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Contohnya :
n=0
Jum = 2 * ++n;
Jum = 2 * n++;
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main()
{
int a;
DDRB=0xFF;
for(a=0;a<20;a++)
PORTB=a;
}

7.7. OPERATOR MAJEMUK


Operator majemuk terdiri dari dua operator yang digunakan untuk menyingkat
penulisan. Operasi majemuk seperti pada tabel dibawah ini
Tabel Operasi majemuk
Operator
+=
-=
*=
/=
%=
<<=
>>=
&=
|=
^=
~=

8.

Contoh
Counter +=1;
Counter -=1
Counter *=1
Counter /=1
Counter %=1
Counter <<=1
Counter >>=1
Counter &=1
Counter |=1
Counter ^=1
Counter ~=1

Kependekan dari
Counter = counter + 1
Counter = counter - 1
Counter = counter * 1
Counter = counter / 1
Counter = counter % 1
Counter = counter << 1
Counter = counter >> 1
Counter = counter & 1
Counter = counter | 1
Counter = counter ^ 1
Counter = counter ~ 1

KOMENTAR PROGRAM

Komentar program hanya diperlukan untuk memudahkan pembacaan dan pemahaman


suatu program (untuk keperluan dokumentasi program). Dengan kata lain, komentar
program hanya merupakan keterangan atau penjelasan program. Untuk memberikan

- 15 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

komentar atau penjelasan dalam bahasa C digunakan pembatas /* dan */ atau


menggunakan tanda // untuk komentar yang hanya terdiri dari satu baris. Komentar
program tidak akan ikut diproses dalam program (akan diabaikan).
Contoh pertama :
// program ini dibuat oleh .
Dibelakang tanda // tak akan diproses dalam kompilasi. Tanda ini hanya untuk satu baris
kalimat.
Contoh kedua :
/* program untuk memutar motor DC atau
motor stepper */
Bentuk ini berguna kalau pernyataannya berupa kalimat yang panjang sampai beberapa
baris.

9.

PENYELEKSIAN KONDISI
Penyeleksian kondisi digunakan untuk mengarahkan perjalanan suatu proses.

Penyeleksian kondisi dapat diibaratkan sebagai katup atau kran yang mengatur jalannya
air. Bila katup terbuka maka air akan mengalir dan sebaliknya bila katup tertutup air
tidak akan mengalir atau akan mengalir melalui tempat lain. Fungsi penyeleksian
kondisi penting artinya dalam penyusunan bahasa C, terutama untuk program yang
kompleks.

9.1. STRUKTUR KONDISI IF.


Struktur if dibentuk dari pernyataan if dan sering digunakan untuk menyeleksi suatu
kondisi tunggal. Bila proses yang diseleksi terpenuhi atau bernilai benar, maka
pernyataan yang ada di dalam blok if akan diproses dan dikerjakan.
Bentuk umum struktur kondisi if adalah :

- 16 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

if(kondisi)
pernyataan;
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main()
{
char inp1;
DDRA=0xFF;
DDRB=0xFF;
inp1=PORTB;
if(inp1==0x40)
{PORTA = 0x20;}
}

9.2. STRUKTUR KONDISI IF......ELSE.


Dalam struktur kondisi if.....else minimal terdapat dua pernyataan. Jika kondisi yang
diperiksa bernilai benar atau terpenuhi maka pernyataan pertama yang dilaksanakan dan
jika kondisi yang diperiksa bernilai salah maka pernyataan yang kedua yang
dilaksanakan. Bentuk umumnya adalah sebagai berikut :
if(kondisi)
pernyataan-1
else
pernyataan-2
Contoh
IF
if (angka = fo)
/* bila angka sama dengan fo */
{
/*kerjakan berikut ini */
for (k = 0; k<4 ; k++)
{
i=tabel1(k);
PORTA = i;
// pernyataan dalam blok ini bisa kosong
tunda50(100);
// berarti tidak ada yang dikerjakan
}
}
else
//bila tidak sama kerjakan berikut ini
{
for (k = 0; k<4 ; k++)
{
i=tabel2(k);
// pernyataan dalam blok ini bisa kosong

- 17 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PORTA = i;
tunda50(100);
}

// berarti tidak ada yang dikerjakan

}
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main()
{
char inp1;
DDRA=0xFF;
DDRB=0xFF;
inp1=PORTB;
if(inp1==0x01)
{PORTA = 0x20;}
else
{PORTA=0x80;}
}

9.3. STRUKTUR KONDISI SWITCH...CASE... DEFAULT


Struktur kondisi switch....case....default digunakan untuk penyeleksian kondisi dengan
kemungkinan yang terjadi cukup banyak. Struktur ini akan melaksanakan salah satu dari
beberapa pernyataan case tergantung nilai kondisi yang ada di dalam switch.
Selanjutnya proses diteruskan hingga ditemukan pernyataan break. Jika tidak ada nilai
pada case yang sesuai dengan nilai kondisi, maka proses akan diteruskan kepada
pernyataan yang ada di bawah default.
Bentuk umum dari struktur kondisi ini adalah :
switch(kondisi)
{
case 1 : pernyataan-1;
break;
case 2 : pernyataan-2;
break;
.....
case n : pernyataan-n;
break;
default : pernyataan-m
}
contoh

- 18 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

SWITCH . CASE
switch(fo)
{
case 1:
for (k = 0; k<4 ; k++)
{
i=tabel1(k);
PORTA = i;
tunda(100);
}
break;
case 2:
for (k = 0; k<4 ; k++)
{
i=tabel2(k);
PORTA = i;
tunda(100);
}
break;
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main()
{
char a;
DDRA=0xFF;
DDRB=0xFF;
a=PORTA;
switch(a)
{
case 0: PORTB=5;break;
case 1: PORTB=10;break;
case 2: PORTB=15;break;
case 3: PORTB=20;break;
case 4: PORTB=40;break;
case 5: PORTB=60;break;
default: PORTB=0;break;
}
}

10.

PERULANGAN
Dalam bahasa C tersedia suatu fasilitas yang digunakan untuk melakukan proses

yang berulangulang sebanyak keinginan kita. Misalnya saja, bila kita ingin menginput

- 19 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

dan mencetak bilangan dari 1 sampai 100 bahkan 1000, tentunya kita akan merasa
kesulitan. Namun dengan struktur perulangan proses, kita tidak perlu menuliskan
perintah sampai 100 atau 1000 kali, cukup dengan beberapa perintah saja. Struktur
perulangan dalam bahasa C mempunyai bentuk yang bermacam-macam.

10.1.

STRUKTUR PERULANGAN WHILE


Perulangan WHILE banyak digunakan pada program yang terstruktur.

Perulangan ini banyak digunakan bila jumlah perulangannya belum diketahui. Proses
perulangan akan terus berlanjut selama kondisinya bernilai benar (true) dan akan
berhenti bila kondisinya bernilai salah.
Bentuk umum dari struktur kondisi ini adalah:
While (ekspresi)
{
Pernyataan_1
Pernyataan_2
}
Contoh Program 1 :
while (!TF0);
{
TF0 = 0;
TR0 = 0;
}

#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main()
{
char a=10;
DDRA=0xFF;
while(a>=0)
{
PORTA=a;
a--;
}
}

- 20 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

10.2.

STRUKTUR PERULANGAN DO.....WHILE


Pada dasarnya struktur perulangan do....while sama saja dengan struktur while,

hanya saja pada proses perulangan dengan while, seleksi berada di while yang letaknya
di atas sementara pada perulangan do....while, seleksi while berada di bawah batas
perulangan. Jadi dengan menggunakan struktur dowhile sekurang-kurangnya akan
terjadi satu kali perulangan.
Bentuk umum dari struktur kondisi ini adalah:
Do

{
Pernyataan_1
Pernyataan_2

}
While (ekspresi)

#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main()
{
char a=10;
DDRA=0xFF;
do
{
PORTA=a;
a--;
} while(a>=0);
}

10.3.

STRUKTUR PERULANGAN FOR


Struktur perulangan for biasa digunakan untuk mengulang suatu proses yang

telah diketahui jumlah perulangannya. Dari segi penulisannya, struktur perulangan for
tampaknya lebih efisien karena susunannya lebih simpel dan sederhana. Bentuk umum
perulangan for adalah sebagai berikut :
for(inisialisasi; syarat; penambahan)
pernyataan;

- 21 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Keterangan:
Inisialisasi : pernyataan untuk menyatakan keadaan awal dari variabel kontrol.
syarat : ekspresi relasi yang menyatakan kondisi untuk keluar dari perulangan.
penambahan : pengatur perubahan nilai variabel kontrol.
Contoh
for

(k = 0; k<4 ; k++)
{
i=tabel1(k);
PORTA = i;
tunda50(100);
}

#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main()
{
char a;
DDRA=0xFF;
for(a=10;a>=0;a--)
PORTA=a;
}

11.

ARAY (LARIK)
Array merupakan kumpulan dari nilai-nilai data yang bertipe sama dalam urutan

tertentu yang menggunakan nama yang sama. Letak atau posisi dari elemen array
ditunjukkan oleh suatu index. Dilihat dari dimensinya array dapat dibagi menjadi Array
dimensi satu, array dimensi dua dan array multi-dimensi.

11.1.

ARRAY DIMENSI SATU


Setiap elemen array dapat diakses melalui indeks. Indeks array secara default

dimulai dari 0. Deklarasi Array Bentuk umum :


Deklarasi array dimensi satu:
[Tipe_array][ nama_array][elemen1];

- 22 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

11.2.

ARRAY DIMENSI DUA


Array dua dimensi merupakan array yang terdiri dari m buah baris dan n buah

kolom. Bentuknya dapat berupa matriks atau tabel.


Deklarasi array dimensi dua :
[Tipe_array][nama_array][elemen1][elemen2];

11.3.

ARRAY MULTI-DIMENSI
Array multi-dimensi merupakan array yang mempunyai ukuran lebih dari dua.

Bentuk pendeklarasian array sama saja dengan array dimensi satu maupun array
dimensi dua. Bentuk umumnya yaitu :
[tipe_array][nama_array][elemen1][elemen2][elemenN];

12.

FUNGSI

12.1.

PENGERTIAN FUNGSI
Fungsi merupakan suatu bagian dari program yang dimaksudkan untuk

mengerjakan suatu tugas tertentu dan letaknya terpisah dari program yang
memanggilnya. Fungsi merupakan elemen utama dalam bahasa C karena bahasa C
sendiri terbentuk dari kumpulan fungsi-fungsi. Dalam setiap program bahasa C,
minimal terdapat satu fungsi yaitu fungsi main(). Fungsi banyak diterapkan dalam
program-program C yang terstruktur. Keuntungan penggunaan fungsi dalam program
yaitu program akan memiliki struktur yang jelas (mempunyai readability yang tinggi)
dan juga akan menghindari penulisan bagian program yang sama.

12.2.

PENDEFISIAN FUNGSI

Sebelum digunakan fungsi harus didefinisikan terlebih dahulu. Bentuk definisi fungsi
adalah:

- 23 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Tipe_Nilai_Balik nama_fungsi(argumen1, argumen2)


{
Pernyataan1;
Pernyataan1;
return(ekspresi);
}
Contoh:
int jumlah(int bil1,int bil2) //definisi fungsi jumlah
{
int hasil;
hasil = bil1 + bil2
return(hasil);
}
int jumlah(int bil1,int bil2)
1

Keterangan:
1. tipe data nilai balik fungsi
2. merupakan nama fungsi
3. tipe argumen
4. nama argumen
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
int jumlah(int bil1,int bil2)
{
return(bil1+bil2);
}
void main()
{
DDRA=0xFF;
PORTA=jumlah(20,50);
}

12.3.

PROTOTYPE FUNGSI

Ketentuan pendefinisian fungsi yang mendahului fungsi pemanggil dapat merepotkan


untuk program yang komplek atau besar. Untuk mengatasi hal tersebut maka fungsi
dapat dideklarasikan sebelum digunakan, terletak sebelum fungsi main. Deklarasi fungsi

- 24 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

dikenal dengan prototype fungsi. Cara mendeklarasikan fungsi sama dengan header
fungsi dan diakhiri tanda titik koma ( ; )
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
int jumlah(int bil1,int bil2);
void main()
{
DDRA=0xFF;
PORTA=jumlah(20,50);
}
int jumlah(int bil1,int bil2)
{
return(bil1+bil2);
}

12.4.

VARIABEL LOKAL DAN GLOBAL


Variabel lokal adalah variabel yang dideklarasikan di dalam suatu fungsi,

variabel ini hanya dikenal fungsi tersebut. Setelah keluar dari fungsi ini maka variabel
ini akan hilang. Variabel global adalah variabel yang dideklarasikan di luar fungsi,
sehingga semua fungsi dapat memakainya.
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
int jumlah(int bil1,int bil2);
int data1;
void main()
{
int data1;
DDRA=0xFF;
data1=jumlah(20,50);
PORTA = data1;
}
int jumlah(int bil1,int bil2)
{
return(bil1+bil2);
}

- 25 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

12.5.

KATA KUNCI EXTERN DAN STATIC


Kata kunci extern dan static digunakan untuk menyatakan sifat dari variabel atau

fungsi. Suatu variabel atau fungsi yang didepannya ditambah dengan kata kunci extern
maka artinya variabel atau fungsi tersebut didefinisikan di luar file tersebut. Variabel
global atau fungsi yang didepannya ditambah kata kunci static mempunyai arti bahwa
variabel global atau fungsi tersebut bersifat pivate bagi file tersebut, sehingga tidak
dapat diakses dari file yang lain. Kata kunci static yang ditambahkan didepan variabel
lokal (variabel di dalam suatu fungsi) artinya variabel tersebut dialokasikan pada
memori statik. Nilai yang tersimpan dalam variabel statik tidak hilang walaupun sudah
keluar dari fungsi.

12.6.

FUNGSI TANPA NILAI BALIK


Fungsi yang tidak mempunyai nilai balik menggunakan kata kunci void

sedangkan fungsi yang tidak mempunyai argumen, setelah nama fungsi dalam kurung
dapat kosong atau dengan menggunakan kata kunci void.
Contoh:
void tunda(void)
{
for(i = 0; i < 10 ; i++);
}
atau
void tunda()
{
for(i=0;i<10;i++);
{}
}
/*
fungsi tunda_panjang
void tunda_panjang(int n)
{
int i;
for (i=0; i<n;i++)
tunda();

- 26 -

*/

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

12.7.

FUNGSI DENGAN NILAI BALIK (RETURN VALUE)


Nilai balik dinyatakan delam pernyataan return. Tipe nilai balik dapat berupa

char, int, short, long, atau float


Contoh:
int jumlah(int bil1,int bil2)
{
return(bil1+bil2);
}

12.8.

ARGUMEN/ PARAMETER FUNGSI

Argumen dilewatkan ke dalam fungsi terdiri atas dua macam, yaitu:


a. Pelewatan secara nilai
Bentuk definisi pelewatan secara nilai adalah:
tipe nama_fungsi (tipe argumen1, tipe argumen2, ...)
{
....................
....................
}
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void Tambahv(int A)
{
A=A+1;
}
void main()
{
int B;
DDRA=0xFF;
B=4;
Tambahv(B);
PORTA=B;
}

- 27 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

b. Pelewatan secara pointer


Bentuk definisi pelewatan secara pointer adalah:
tipe nama_fungsi (tipe *argumen1, tipe *argumen2, ...)
{
....................
....................
}
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void Tambahp(int *A)
{
*A=*A+1;
}
void main()
{
int B;
DDRA=0xFF;
B=4;
Tambahp(&B);
PORTA=B;
}

13.

STRUKTUR
Struktur merupakan sekelompok data (variabel) yang mempunyai tipe yang sama

atau berbeda yang dikemas dalam satu nama.

13.1.

DEKLARASI STRUKTUR

Deklarasi struktur dilakukan dengan format sebagai berikut:


Struct nama_struktur
{
deklarasi variabel;
}
Contoh:
Struct kar_sensor
{
unsigned char impedan;
unsigned char koefi_suhu;
unsigned char gain;
}

- 28 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

atau
typedef struct
{
deklarasi variabel
}
nama_struktur;
Contoh:
Typedef struct
{
unsigned char impedan;
unsigned char koefi_suhu;
unsigned char gain;
}

13.2.

PENDEFINISIAN VARIABEL STRUKTUR


Pada deklarasi struktur belum ada pengalokasian memori, oleh karena itu agar

dapat digunakan maka perlu dilakukan pendefinisian variabel struktur. Pendefinisian


variabel struktur dilakukan dengan format sebagai berikut:
Bentuk 1:
Struct nama_struktur nama_variabel;
Contoh:
Struct kar_sensor sem_suhu;
Bentuk 2:
Nama_struktur nama_variabel
Contoh:
Kar_sensor sen_suhu;

13.3.

MENGAKSES ANGGOTA STRUKTUR


Untuk mengakses anggota struktur dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Nama_variabel.anggota = data;
//untuk penulisan
Tampung = nama_variabel.anggota //untuk pembacaan

Contoh:
Sen_suhu.impedansi = 0x5;
Sen_suhu.kofi_suhu = 0x01;
Sen_suhu.gain = 0x04;

- 29 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
struct kar_sensor
{
unsigned char impedan;
unsigned char koefi_suhu;
unsigned char gain;
};
void main()
{
struct kar_sensor sen_suhu;
DDRA=0xFF;
DDRB=0xFF;
DDRD=0xFF;
sen_suhu.impedan=0x5;
sen_suhu.koefi_suhu=0x01;
sen_suhu.gain=0x04;
PORTA=sen_suhu.impedan;
PORTB=sen_suhu.koefi_suhu;
PORTD=sen_suhu.gain;
}

13.4.

LARIK STUKTUR

Struktur dapat juag didefinisikan sebagai larik seperti berikut ini:


Struct kar_sensor dbase_sensor[4];
Untuk mengakses anggota struktur harus disertakan indeks lariknya.
Contoh:
Mengakses larik ke 0:
Dbase_sensor [0].impedan=0x5;
Dbase_sensor [0].koefi_suhu=0x01;
Dbase_sensor [0].gain=0x04;
Mengakses larik ke 1:
Dbase_sensor [1].impedan=0x6;
Dbase_sensor [1].koefi_suhu=0x05;
Dbase_sensor [1].gain=0x02;
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>

- 30 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

struct kar_sensor
{
unsigned char impedan;
unsigned char koefi_suhu;
unsigned char gain;
};
void main()
{
struct kar_sensor sen_suhu[2];
DDRA=0xFF;
DDRB=0xFF;
DDRD=0xFF;
sen_suhu[0].impedan=0x5;
sen_suhu[0].koefi_suhu=0x01;
sen_suhu[0].gain=0x4;
PORTA=sen_suhu[0].impedan;
PORTB=sen_suhu[0].koefi_suhu;
PORTD=sen_suhu[0].gain;
}

13.5.

INISIALISASI STRUKTUR
Anggota struktur dapat diberi nilai ketika pendefinisian variabel struktur seperti

pada berikut ini:


Struct kar_sensor sen_suhu = {0x05, 0x09, 0x01};
Contoh:
Struct kar_sensor
{
{0x05, 0x07,
{0x02, 0x04,
{0x04, 0x01,
{0x07, 0x03,
}

dbase_sensor[4] =
0x09};
0x01};
0x03};
0x04};

#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
struct kar_sensor
{
unsigned char impedan;
unsigned char koefi_suhu;
unsigned char gain;
};
void main()

- 31 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

{
struct
kar_sensor
sen_suhu[2]={{0x05,0x01,0x04},{0x7,0x02,0x01}};
DDRA=0xFF;
DDRB=0xFF;
DDRD=0xFF;
PORTA=sen_suhu[0].impedan;
PORTB=sen_suhu[0].koefi_suhu;
PORTD=sen_suhu[0].gain;
}

13.6.

POINTER STRUKTUR

Struktur dapat didefinisikan sebagai pointer seperti berikut ini:


Struct kar_sensor * dbase_sensor;
Struct kar_sensor base;

//variabel
//pointer
//variabel

Untuk mengakses data anggota dilakukan dengan cara seperti berikut ini:
Dbase_sensor = &base;
Dbase_sensor > impedan = 0x05;
Dbase_sensor > koefi_suhu = 0x02;
Dbase_sensor > gain = 0x03;
P1 = Dbase_sensor > impedan
P2 = Dbase_sensor > koefi_suhu;
P3 = Dbase_sensor > gain

13.7.

MELEWATKAN POINTER STRUKTUR KE FUNGSI


Penggunaan pointer struktur untuk melewatkan parameter ke fungsi dapat

mencegah pelewatan data anggota struktur yang banyak, karena hanya parameter
tertentu saja yang akan dilewatkan. Melewatkan pointer struktur ke fungsi dapat juga
didefinisikan sebagai seperti berikut ini:
Struct kar_sensor base * dbase_sensor;
Dbase_sensor = &base;
Dbase_sensor > impedan = 0x05;
Dbase_sensor > koefi_suhu = 0x02;
Dbase_sensor > gain = 0x03;
Kali_impedan(Struct kar_sensor *Structpointer)
{
Structpointer > impedan *= 2

- 32 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

}
P1 = Dbase_sensor > impedan
P2 = Dbase_sensor > koefi_suhu;
P3 = Dbase_sensor > gain

14.
14.1.

POINTER
PENGERTIAN POINTER
Pointer (variabel penunjuk) adalah suatu variabel yang berisi alamat memori

dari suatu variabel lain. Alamat ini merupakan lokasi dari obyek lain (biasanya variabel
lain) di dalam memori. Contoh, jika sebuah variabel berisi alamat dari variabel lain,
variabel pertama dikatakan menunjuk ke variabel kedua
Operator Pointer ada dua, yaitu :
Operator &
o Operator & bersifat unary (hanya memerlukan satu operand saja).
o Operator & menghasilkan alamat dari operandnya.
. Operator *
o Operator * bersifat unary (hanya memerlukan satu operand saja).
o Operator * menghasilkan nilai yang berada pada sebuah alamat.

14.2.

DEKLARASI POINTER

Seperti halnya variabel yang lain, variabel pointer juga harus dideklarasikan terlebih
dahulu sebelum digunakan.
Bentuk Umum :
Tipe_data *nama_pointer;
Tipe data pointer mendefinisikan tipe dari obyek yang ditunjuk oleh pointer. Secara
teknis, tipe apapun dari pointer dapat menunjukkan lokasi (dimanapun) dalam memori.

- 33 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Bahkan operasi pointer dapat dilaksanakan relatif terhadap tipe dasar apapun yang
ditunjuk. Contoh, ketika kita mendeklarasikan pointer dengan tipe int*, kompiler akan
menganggap alamat yang ditunjuk menyimpan nilai integer - walaupun sebenarnya
bukan (sebuah pointer int* selalu menganggap bahwa ia menunjuk ke sebuah obyek
bertipe integer, tidak peduli isi sebenarnya). Karenanya, sebelum mendeklarasikan
sebuah pointer, pastikan tipenya sesuai dengan tipe obyek yang akan ditunjuk.
Contoh :
char *ptr;
data char *ptr;
Tabel 2.5 Ukuran Variabel Pointer
No
1
2
3
4
5
6

Kelas Memori
generik
data
idata
xdata
code
pdata

Lebar Pointer
3
1
1
2
2
1

Sdcc juga mendukung deklarasi pointer yang mengarahkan fisik pointer ke kelas
memori tertentu.
Contoh:
/*secara fisik pointer berada
menunjukan ke RAM eksternal*/
xdata unsigned char *data p:

di

internal

RAM

yang

/* secara fisik pointer berada


menunjukan ke RAM internal*/
data unsigned char *data p:

di

eksternal

RAM

yang

/* secara fisik pointer berada di code ROM yang menunjukan


ke RAM eksternal*/
/* p harus diinisialisasi ketika dideklarasikan*/
xdata unsigned char *code p = 0x1000:
/* secara fisik pointer berada code ROM yang menunjukan ke
ROM*/
/* p harus diinisialisasi ketika dideklarasikan*/

- 34 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

code unsigned char *code p = 0x1000:


/* secara fisik pointer generic berada di eksternal RAM*/
char *xdata p:

14.3.

INISIALISASI POINTER
Setelah dideklarasikan pointer belum menunjuk ke suatu alamat tertentu, oleh

karena itu perlu untuk diinisialisasi agar pointer menunjuk ke alamat tertentu sesuai
dengan kebutuhan.

14.3.1.

MENUNJUKAN ALAMAT VARIABEL

Menunjuk alamat variabel dilakukan dengan cara sebagai berikut:


int aku;
int *ptr;
prt=&aku;

//
//
//
//

deklarasi variabel
deklarasi pointer
inisialisasi pointer
ptr = alamat variabel aku

atau
int aku;
int *ptr=&aku;
Tanda & di depan variabel menyatakan alamat memori variabel tersebut.

14.3.2.

MENUNJUKAN ALAMAT MEMORI ABSOLUT

Disamping diarahkan untuk menunjukan alamat variabel, pointer juga dapat


diinisialisasi untuk menunjukan alamat absolut dengan cara sebagai berikut:
int *ptrku;
ptrku= (int *) 0x8000;
atau
int *ptrku=(int *) 0x8000;

15.

MENYISIPKAN INSTRUKSI ASSEMBLI

CVAVR juga mendukung penyisipan instruksi dalam bahasa asembli. Instruksi asembli
dituliskan diantara kata kunci #asm dan #endasm seperti berikut ini:

- 35 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Void tunda()
{
#asm

mov r0, #20


00001$: djnz r0, 00001$
#endasm;

}
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void tunda()
{
#asm
mov r0, #0x0f5
01$: mov r1, #0x0ff
02$: mov r2, #0
djnz r1, 02$
djnz r0, 01$
#endasm;
}
void main()
{
char a;
char k; DDRA=0xFF;
DDRB=0xFF;
while(1)
{
a=0x03;
for (k=0;k<9;k++)
{
PORTB=a;
tunda();
a=a<<1;
}
}
}

15.1.

PENGGUNAAN LABEL PADA INSTRUKSI ASSEMBLI


Label pada instruksi assembli berupa anggka nnnnn$ dengan nnnnn berupa

angka di bawah 100. label pada instruksi assembli hanya dikenal oleh instruksi
assembli, bahasa C tidak mengenal label pada penyisipan assembli dan juga sebaliknya.
Contoh:

- 36 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Void conto()
{
/*Pernyataan C*/
#asm
; beberapa instruksi asembli
ljmp 00003$
#endasm;
/*Pernyataan C*/
clabel: /*instruksi assembli tidak mengenal*/
#asm
00003$:
; hanya dapat dikenal oleh assembli
#endasm;
}

- 37 -

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I
APLIKASI OUTPUT
1.1. RANGKAIAN LAMPU LED
Rangkaian minimum untuk menghidupkan 8 LED melalui Port B ditunjukan
pada Gambar 3.1. yang perlu diperhatikan adalah konfigurasi rangkaian LED yaitu
Common Anode (CA) artinya untuk menghidupkan LED pada Port B, port B harus
dikirim atau diberi logika 0.
U1
VCC

R1

C1 22pF

RST VCC

C3 100nF
SW1

X1
C2 22pF

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

PA0(ADC0)
PB0(XCK/T0)
PA1(ADC1)
PB1(T1)
PB2(INT2/AIN0) PA2(ADC2)
PB3(OC0/AIN1) PA3(ADC3)
PB4(SS)
PA4(ADC4)
PB5(MOSI)
PA5(ADC5)
PB6[MISO)
PA6(ADC6)
PB7[SCK)
PA7(ADC7)
RESET
AREF
AGND
VCC
AVCC
GND
PC7(TOSC2)
XTAL2
PC6(TOSC1)
XTAL1
PD0(RXD)
PC5
PD1(TXD)
PC4
PC3
PD2(INT0)
PC2
PD3(INT1)
PC1(SDA)
PD4(OC1B)
PC0(SCL)
PD5(OC1A)
PD6(ICP)
PD7(OC2)

40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21

VCC
VCC
PC0
PC1
PC2
PC3
PC4
PC5
PC6
PC7

2
2
2
2
2
2
2
2

1
1
1
1
1
1
1
1

ATMEGA8535

Gambar 1.1. Hasil pemasangan komponen rangkaian lampu led

1.2. PEMROGRAMAN MENYALAKAN LED


Setelah rangkaian LED dibuat dan dihubungkan dengan port pararel
mikrokontroller, maka sekarang saatnya Anda membuat program yang digunakan untuk
menghidupkan LED tersebut.
Program sebagai berikut ini
//------------------------------------------------------//Program LED Menyala
//------------------------------------------------------#include <mega8535.h>

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

#include <delay.h>
void main(void)
{
char a; a=0x000;
DDRC=0xFF;
while(1)
{
PORTC = a;
}
}
Cara kerja program:
Pada program Program LED Menyala, di perlukan deklarasi register dan delay untuk
mikrokontroller jenis ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka program
akan masuk ke dalam program utama. Di dalam program utama, terdapat variabel
karakter yang berfungsi untuk menyimpan data angka 0x000. Data 0x00 digunakan
untuk menyalakan LED karena LED di pasang common anoda Data tersebut akan di
keluarkan oleh mikrokontroller dengan menggunakan PORTC. Data tersebut di simpan
dalam variabel a yang dideklarasikan sebagai char. Data tersebut dikeluarkan dengan
menggunakan PORTC sehingga harus dideklarasikan PORTC sebagai output dengan
DDRC=0xFF.

Instruksi

while

merupakan

instruksi

perulangan,

sehingga

mikrokontroller akan mengeluarkan data yang di simpan oleh variabel karakter secara
terus menerus.

1.3. PEMROGRAMAN LED BERKEDIP


Setelah membuat dan menjalankan program menyalakan lampu LED, maka
sekarang saatnya Anda membuat program kedua yang digunakan untuk menghidupkan
LED berkedip.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Program sebagai berikut ini


//------------------------------------------------------//Program Bab 3.2. LED Berkedip
//------------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main(void)
{
char a;
char b;
a=0x000;
b=0x0FF;
DDRB=0xFF;
while(1)
{
PORTB= a;
delay_ms(500);
PORTB= b;
delay_ms(500);
}
}
Cara kerja program:
Pada program Program LED Berkedip, terlihat menggunakan mikrokontroller
ATMEGA8535, sehingga di perlukan deklarasi register untuk mikrokontroller jenis
ATMEGA8535. Di dalam program utama, terdapat variabel karakter yang berfungsi
untuk menyimpan data 00 dan FF. Data tersebut akan di keluarkan oleh mikrokontroller
dengan menggunakan port 0. Instruksi while merupakan instruksi perulangan.

1.4. PEMROGRAMAN LED FLIP FLOP


Setelah membuat dan menjalankan program menyalakan lampu LED berkedip,
maka sekarang saatnya Anda membuat program ketiga yang digunakan untuk
menghidupkan LED flip-flop 1.
Program sebagai berikut ini
//------------------------------------------------------//Program Bab 3.3. LED Flip-Flop

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

//------------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main(void)
{
char a; char b;
a=0x00f; b=0x0f0;
DDRB=0xFF;
while(1)
{
PORTB= a;
delay_ms(500);
PORTB= b;
delay_ms(500);
}
}
Cara kerja program:
Pada program LED

Flip-Flop di perlukan deklarasi register untuk

mikrokontroller jenis ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka program


akan mendeklarasikan waktu 1 sekon. Waktu tersebut berfungsi untuk waktu tunda.
Kemudian mikrokontroller akan mengeksekusi program utama.
Di dalam program utama, terdapat variabel karakter yang berfungsi untuk
menyimpan data 0x00F dan 0x0F0. Data tersebut akan di keluarkan oleh
mikrokontroller dengan menggunakan port B.

1.5. PEMROGRAMAN LED BERJALAN KEKANAN


Setelah membuat dan menjalankan program menyalakan lampu LED flip-flop,
maka sekarang saatnya Anda membuat program yang digunakan untuk menghidupkan
LED berjalan kanan. Program LED berjalan kekanan ini dijalankan pada hardware
nyala led berlogika tinggi atau logika 1. jika menggunakan logika rendah maka LED
bukan menyala tetapi akan mati. Program LED berjalan kekanan menggunakan operasi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

geser kanan. Operasi geser kiri akan menggeser bit-bit kekanan sehingga bit 0 akan
berpindah ke bit 1 dan bit 1 akan berpindah ke bit 2 dan seterusnya.
Program sebagai berikut ini
//-----------------------------------------------------//Program Bab 3.4. LED Berjalan Kekanan
//-----------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main(void)
{
volatile unsigned char a=0x01;
DDRB=0xFF;
while(1)
{
a=((a>>7) | (a<<1));
delay_ms(1000);
PORTB=a;
}
}
Cara kerja program:
Pada program Program LED berjalan Kekanan di perlukan deklarasi register
untuk mikrokontroller jenis ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka
program akan mendeklarasikan waktu kurang lebih 1 sekon.
Kemudian mikrokontroller akan mengeksekusi program utama. Di dalam
program utama, terdapat variabel karakter yang berfungsi untuk menyimpan data 0x01.
Data tersebut akan di keluarkan oleh mikrokontroller dengan menggunakan port 0.
kemudian mikrokontroller menjalankan operasi geser kanan. Diantara operasi geser kiri
dan mengeluarkan data di PORTB tersebut terdapat waktu tunda kurang lebih 1 sekon.
Didalam program utama terdapat pernyataan while(1). Pernyataan itu berfungsi untuk
melakukan Looping secara terus menerus.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

1.6. PEMROGRAMAN LED BERJALAN KEKIRI


Setelah membuat dan menjalankan program menyalakan lampu LED berjalan
kekanan, maka sekarang saatnya Anda membuat program yang digunakan untuk
menghidupkan LED berjalan kekiri. Program LED berjalan kekanan menggunakan
operasi geser kiri. Operasi geser kiri akan menggeser bit-bit kekanan sehingga bit 7
akan berpindah ke bit 6 dan bit 6 akan berpindah ke bit 5 dan seterusnya.
Program sebagai berikut ini
//-----------------------------------------------------//Program Bab 3.5. LED berjalan ke kiri
//-----------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main(void)
{
volatile unsigned char a=0x01;
DDRB=0xFF;
while(1)
{
a=((a<<7) | (a>>1));
delay_ms(500);
PORTB=a;
}
}
Cara kerja program:
Pada program Program LED berjalan ke kiri di perlukan deklarasi register
untuk mikrokontroller jenis ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka
program akan mendeklarasikan waktu kurang lebih 1 sekon.
Kemudian mikrokontroller akan mengeksekusi program utama. Di dalam
program utama, terdapat variabel karakter yang berfungsi untuk menyimpan data 0x01.
Data tersebut akan di keluarkan oleh mikrokontroller dengan menggunakan port 0.
kemudian mikrokontroller menjalankan operasi geser kekiri. Diantara operasi geser kiri

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

dan mengeluarkan data di PORTB tersebut terdapat waktu tunda kurang lebih 1 sekon.
Didalam program utama terdapat pernyataan while(1). Pernyataan itu berfungsi untuk
melakukan Looping secara terus menerus.

1.7. PEMROGRAMAN LED BERJALAN BOLAK-BALIK


Setelah membuat dan menjalankan program menyalakan lampu LED berjalan
menyala kekiri, maka sekarang saatnya Anda membuat program ketuga yang digunakan
untuk menghidupkan LED bolak balik. Program LED bolak balik menggunakan operasi
pernyataan geser kanan dan geser kiri.
Program sebagai berikut ini
//-----------------------------------------------------//Program Bab 3.6. LED ping-pong
//-----------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void jalankiri(unsigned int n)
{
unsigned char i=0, a=0x01;
DDRB=0xFF;
PORTB = 0;
while(n)
{
for(i=0;i<7;i++)
{
a=((a>>7) | (a<<1));
delay_ms(100);
PORTB=a;
}
n--;
}
}
void jalankanan(unsigned int n)
{
unsigned char i=0, a=0x80;
DDRB=0xFF;
PORTB = 0;
while(n)
{

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

for(i=0;i<7;i++)
{
a=((a<<7) | (a>>1));
delay_ms(100);
PORTB=a;
}
n--;
}
}
void main(void)
{
while(1)
{
iswanto:
jalankiri(1);
jalankanan(1);
goto iswanto;
}
}
Cara kerja program:
Pada program menyalakan LED dari kiri ke kanan di perlukan deklarasi register
untuk mikrokontroller jenis ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka
program akan mendeklarasikan waktu kurang lebih 1 sekon. Waktu tersebut berfungsi
untuk waktu tunda. Waktu tunda itu tidak tidak akurat.
Kemudian mikrokontroller akan mengeksekusi program utama. Di dalam
program utama, terdapat variabel karakter yang berfungsi untuk menyimpan data 0x01.
Data tersebut akan di keluarkan oleh mikrokontroller dengan menggunakan port 0.
kemudian mikrokontroller menjalankan operasi geser kanan. Diantara operasi geser kiri
dan mengeluarkan data di port 0 tersebut terdapat waktu tunda kurang lebih 1 sekon.
Didalam program utama terdapat pernyataan while(1). Pernyataan itu berfungsi untuk
melakukan Looping secara terus menerus.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB II
APLIKASI INPUT
2.1. PENDAHULUAN
Agar tombol tersebut dapat memberi input pada mikrokontroller, maka terlebih
dahulu tombol ini harus disusun dalam sebuah rangkaian di mana terdapat perbedaan
kondisi pada pin-pinnya antara kondisi tidak ada penekanan tombol, penekanan tombol
1, 2, 3 dan seterusnya. Kondisi tidak adanya penekanan tombol diatur dengan adanya
kondisi logika high.
Pada saat tombol tidak ditekan, maka arus akan mengalir dari VCC melalui
resistor menuju ke port seperti tampak pada gambar berikut.
PORT

Gambar 2.1. Rangkaian saklar

Sedangkan saat tombol ditekan, maka baris dan kolom akan terhubung ke ground
sehingga kondisi pada baris dan kolom tersebut akan menjadi low.

2.2. RANGKAIAN PEMBACAAN 8 TOMBOL


Rangkaian pembacaan 8 buah tombol adalah rangkaian untuk membaca
penekanan tombol yang terhubung pada port keluaran mikrokontroller yang hasilnya
tertampil pada led .

10

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

VCC
U4
VCC

R1

C1 22pF
C3 100nF1

SW2

X1
C2 22pF

1
2
3
4
5
6
7
8
9
VCC 10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

PB0(XCK/T0)
PA0(ADC0)
PA1(ADC1)
PB1(T1)
PB2(INT2/AIN0) PA2(ADC2)
PB3(OC0/AIN1) PA3(ADC3)
PB4(SS)
PA4(ADC4)
PB5(MOSI)
PA5(ADC5)
PB6[MISO)
PA6(ADC6)
PB7[SCK)
PA7(ADC7)
AREF
RESET
VCC
AGND
GND
AVCC
PC7(TOSC2)
XTAL2
PC6(TOSC1)
XTAL1
PC5
PD0(RXD)
PC4
PD1(TXD)
PC3
PD2(INT0)
PC2
PD3(INT1)
PC1(SDA)
PD4(OC1B)
PC0(SCL)
PD5(OC1A)
PD6(ICP)
PD7(OC2)

40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21

2
2
2
2
2
2
2
2

1
1
1
1
1
1
1
1

VCC

ATMEGA8535

Gambar 2.2. Rangkaian aplikasi pembacaan 8 buah tombol

2.3. PEMROGRAMAN PEMBACAAN 8 BUAH TOMBOL


Setelah rangkaian tombol dibuat dan dihubungkan dengan port pararel
mikrokontroller, maka sekarang saatnya Anda membuat program pembacaan tombol.
Program sebagai berikut ini
//------------------------------------------------------//Program Program pembacaan 8 buah tombol
//------------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main(void)
{
DDRC=0x00;
DDRB=0xFF;
while(1)
{
PORTB = PINC;
}
}
Cara kerja program:
Pada program pembacaan 8 buah tombol, di perlukan deklarasi register untuk
mikrokontroller jenis ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka program
akan masuk ke dalam program utama. Di dalam program utama, mikrokontroller akan

11

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

membaca PORT C. Data dari PORT C akan dimasukan ke dalam variabel, Kemudian
data yang ada di variabel tersebut akan dikeluarakan pada PORT

oleh

mikrokontroller. Didalam program utama terdapat pernyataan while(1). Pernyataan itu


berfungsi untuk melakukan Looping secara terus menerus.

2.4. PEMROGRAMAN PEMBACAAN TOMBOL


Setelah rangkaian tombol dibuat dan dihubungkan dengan port pararel
mikrokontroller, maka sekarang saatnya Anda membuat program Program pembacaan
tombol tunggal.
Program sebagai berikut ini
//------------------------------------------------------//Program membaca 1 tombol
//------------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void jalankiri()
{
char i;
volatile unsigned char dataLED=0x80;
DDRB=0xFF;
PORTB = 0;
for(i=0; i<8;i++)
{
dataLED= ((dataLED<<1) | (dataLED >>7));
PORTB=dataLED;
delay_ms(100);
}
}
void jalankanan()
{
char i;
volatile unsigned char dataLED=0x01;
DDRB=0xFF;
PORTB = 0;
for(i=0; i<8;i++)
{
dataLED= ((dataLED<<7) | (dataLED >>1));
PORTB=dataLED;

12

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

delay_ms(100);

}
}
void main(void)
{
DDRC=0x00;
while(1)
{
if (PINC.0==1)
{
jalankanan();
}
else
{
jalankiri();
}
}
}
Cara kerja program:

Pada program satu tombol, di perlukan deklarasi register untuk mikrokontroller


jenis ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka program akan masuk ke
dalam program utama. Di dalam program utama, mikrokontroller akan membaca
PORT C.0. Kemudian data tersebut akan dibandingkan untuk mengeluarakan data pada
PORT B oleh mikrokontroller. Jika PORT C.0 berlogika rendah maka led pada PORT B
akan bergeser ke kiri, jika port PORT C.0 berlogika rendah maka led pada PORT B
akan bergeser ke kanan. Kemudian memanggil tunda 1 sekon Didalam program utama
terdapat pernyataan while(1). Pernyataan itu berfungsi untuk melakukan Looping
secara terus menerus.

13

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB III
TIMER DAN COUNTER
3.1. PENDAHULUAN
Timer dan Counter merupakan sarana input yang kurang dapat perhatian
pemakai mikrokontroler, dengan sarana input ini mikrokontroler dengan mudah bisa
dipakai untuk mengukur lebar pulsa, membangkitkan pulsa dengan lebar yang pasti.
AVR ATMEGA8535 memiliki tiga buah timer, yaitu Timer/Counter0 (8 bit),
Timer/Counter1 (16 bit), dan Timer/Counter3 (16 bit).

3.2. RANGKAIAN MENCACAH COUNTER TIMER T0


Rangkaian minimum untuk counter melalui Port B.0 ditunjukan pada Gambar
3.1. Rangkaian tersebut menggunakan penampil led. Konfigurasi rangkaian LED yaitu
Common Anode (CA) artinya untuk menghidupkan LED pada Port D, port D harus
dikirim atau diberi logika 0.
HEADER 5
VCC

P5
P6
P7
RST
GND

1
2
3
4
5

U4

JISP

P0
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7

VCC

R1
RST
1

C1 22pF

VCC
L1

C3 100nF1
SW2

X1
C2 22pF

1
1
1
1
1
1
1
1

2
2
2
2
2
2
2
2

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

PB0(XCK/T0)
PA0(ADC0)
PB1(T1)
PA1(ADC1)
PB2(INT2/AIN0) PA2(ADC2)
PB3(OC0/AIN1) PA3(ADC3)
PB4(SS)
PA4(ADC4)
PB5(MOSI)
PA5(ADC5)
PB6[MISO)
PA6(ADC6)
PB7[SCK)
PA7(ADC7)
RESET
AREF
AGND
VCC
AVCC
GND
XTAL2
PC7(TOSC2)
XTAL1
PC6(TOSC1)
PD0(RXD)
PC5
PD1(TXD)
PC4
PD2(INT0)
PC3
PD3(INT1)
PC2
PD4(OC1B)
PC1(SDA)
PD5(OC1A)
PC0(SCL)
PD6(ICP)
PD7(OC2)

40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21

VCC

ATMEGA16

Gambar 3.1. Hasil pemasangan komponen-komponen mencacah counter T0

10

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

3.3. PEMROGRAMAN MENCACAH COUNTER T0


Setelah rangkaian dibuat dan dihubungkan dengan port mikrokontroller, maka
sekarang saatnya Anda membuat program yang digunakan untuk mencacah. Program
cacah menggunakan port B.0 pada mikrokontroller.
Program sebagai berikut ini
//-----------------------------------------------------// Program MENCACAH COUNTER TIMER 0
//-----------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
#include <stdio.h>
unsigned char led,a;
void InisialisasiTIMER ();
void main (void)
{
DDRD = 0xff;
led=0x00;
InisialisasiTIMER();
while(1)
{
a = TCNT0;
if (a == 0x06)
{
led = PIND;
PORTD=~led;
TCNT0=0x00;
}
}
}
void InisialisasiTIMER ()
{
TCNT0=0x00;
TCCR0=0x07;
}

Cara kerja program:


Program mencacah counter T0 merupakan program untuk menghidupkan dan
mematikan led dengan menekan satu tombol sebanyak 6x. Program ini, di perlukan

11

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

deklarasi register untuk mikrokontroller jenis ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi


register, maka program akan mendeklasrasikan timer sebagai counter. Untuk
mendeklarasikan timer sebagai counter maka register TCCR0 diisi dengan nilai 0x07.
Tcnt0 = 0.Untuk menghapus isi dari register timer 0 maka register TCNT0 di beri
nilai 0x00
Di dalam program utama, mikrokontroller akan membaca cacahan melalui
PORTB.0. Cacahan tersebut akan di masukan kedalam register TCNT0, kemudian di
masukan kedalam variabel. Nilai cacahan yang terdapat di dalam variabel tersebut akan
dibandingkan, pada saat nilai cacahan = 6 maka led akan menyala dan jika tombol di
tekan lagi sebanyak 6x maka led akan mati. Didalam program utama terdapat
pernyataan while(1). Pernyataan itu berfungsi untuk melakukan Looping secara terus
menerus.

3.4. PEMROGRAMAN MENCACAH TIMER T0


Setelah rangkaian dibuat dan dihubungkan dengan port mikrokontroller, maka
sekarang saatnya Anda membuat program yang digunakan untuk mencacah. Program
cacah menggunakan timer pada mikrokontroller.
Program sebagai berikut ini
//-----------------------------------------------------// Program MENCACAH TIMER T0
//-----------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
#include <stdio.h>
unsigned char led=0;
char a;
void InisialisasiTIMER ();
void main (void)
{
DDRB=0x00;

12

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

DDRD=0xFF;
PORTD=led;
InisialisasiTIMER();
led = 0x01;
while(1)
{
if (led == 0x80)
{
led = 0x01;
}
a = TCNT0;
if (a == 0xFE)
{
PORTD=led;
TCNT0=0x00;
led=led <<1;
}
}
}
void InisialisasiTIMER ()
{
TCNT0=0x00;
TCCR0=0x05;
}
Cara kerja program:
Pada Program mencacah Timer T0, di perlukan deklarasi register untuk
mikrokontroller jenis ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka program
akan mendeklasrasikan timer sebagai counter. Program utama ini digunakan untuk
menghitung banyaknya cacahan timer. Nilai dari cacahan tersebut akan di simpan di
register TCNT0. Saat TCNT0 sama dengan 0xFE maka led yang di pasang pada PORT
D akan bergeser satu digit. Dan sampai pada digit ke 8 maka data led akan
dikembalikan ke posisi awal.

13

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

3.5. RANGKAIAN MENCACAH COUNTER TIMER T1


Rangkaian minimum untuk counter melalui Port B.1 ditunjukan pada Gambar
4.2. Rangkaian tersebut menggunakan penampil led. Konfigurasi rangkaian LED yaitu
Common Anode (CA) artinya untuk menghidupkan LED pada Port D, port D harus
dikirim atau diberi logika 0.
HEADER 5
P5
P6
P7
RST
GND

1
2
3
4
5

VCC

U4

JISP

P0
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7

VCC

R1
RST
1

C1 22pF

VCC
L1

C3 100nF1
SW2

X1
C2 22pF

1
1
1
1
1
1
1
1

2
2
2
2
2
2
2
2

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

PB0(XCK/T0)
PA0(ADC0)
PA1(ADC1)
PB1(T1)
PB2(INT2/AIN0) PA2(ADC2)
PB3(OC0/AIN1) PA3(ADC3)
PB4(SS)
PA4(ADC4)
PB5(MOSI)
PA5(ADC5)
PB6[MISO)
PA6(ADC6)
PB7[SCK)
PA7(ADC7)
AREF
RESET
AGND
VCC
AVCC
GND
PC7(TOSC2)
XTAL2
PC6(TOSC1)
XTAL1
PC5
PD0(RXD)
PC4
PD1(TXD)
PC3
PD2(INT0)
PC2
PD3(INT1)
PC1(SDA)
PD4(OC1B)
PC0(SCL)
PD5(OC1A)
PD6(ICP)
PD7(OC2)

40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21

VCC

ATMEGA16

Gambar 3.2. Hasil pemasangan komponen-komponen mencacah counter T1

3.6. PEMROGRAMAN MENCACAH COUNTER T1


Setelah rangkaian dibuat dan dihubungkan dengan port mikrokontroller, maka
sekarang saatnya Anda membuat program yang digunakan untuk mencacah. Program
cacah menggunakan port B.1 pada mikrokontroller.
Program sebagai berikut ini
//-----------------------------------------------------// Program MENCACAH COUNTER TIMER 1
//-----------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
#include <stdio.h>

14

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

unsigned char led,a;


void InisialisasiTIMER ();
void main (void)
{
DDRD = 0xff;
led=0x00;
InisialisasiTIMER();
while(1)
{
a = TCNT1L + TCNT1H;
if (a == 0x06)
{
led = PIND;
PORTD=~led;
TCNT1L=0x00;
TCNT1H=0x00;
}
}
}
void InisialisasiTIMER ()
{
TCNT1L=0x00;
TCNT1H=0x00;
TCCR1A=0x00;
TCCR1B=0x07;
}

Cara kerja program:


Program mencacah counter T1 merupakan program untuk menghidupkan dan
mematikan led dengan menekan satu tombol sebanyak 6x. Program ini, di perlukan
deklarasi register untuk mikrokontroller jenis ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi
register, maka program akan mendeklasrasikan timer sebagai counter. Untuk
mendeklarasikan timer sebagai counter maka register TCCR1 diisi dengan nilai 0x07.
Tcnt1 = 0.Untuk menghapus isi dari register timer 0 maka register TCNT1 di beri nilai
0x00
Di dalam program utama, mikrokontroller akan membaca cacahan melalui
PORTB.1. Cacahan tersebut akan di masukan kedalam register TCNT1, kemudian di

15

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

masukan kedalam variabel. Nilai cacahan yang terdapat di dalam variabel tersebut akan
dibandingkan, pada saat nilai cacahan = 6 maka led akan menyala dan jika tombol di
tekan lagi sebanyak 6x maka led akan mati. Didalam program utama terdapat
pernyataan while(1). Pernyataan itu berfungsi untuk melakukan Looping secara terus
menerus.

3.7. PEMROGRAMAN MENCACAH TIMER T1


Setelah rangkaian dibuat dan dihubungkan dengan port mikrokontroller, maka
sekarang saatnya Anda membuat program yang digunakan untuk mencacah. Program
cacah menggunakan timer pada mikrokontroller.
Program sebagai berikut ini
//-----------------------------------------------------// Program MENCACAH TIMER T0
//-----------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
#include <stdio.h>
unsigned char led=0;
char a;
void InisialisasiTIMER ();
void main (void)
{
DDRB=0x00;
DDRD=0xFF;
PORTD=led;
InisialisasiTIMER();
led = 0x01;
while(1)
{
if (led == 0x80)
{
led = 0x01;
}
a = TCNT1L + TCNT1H;
if (a == 0xFE)
{
PORTD=led;

16

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

TCNT1L=0x00;
TCNT1H=0x00;
led=led <<1;

}
void InisialisasiTIMER ()
{
TCNT1L=0x00;
TCNT1H=0x00;
TCCR1A=0x00;
TCCR1B=0x05;
}
Cara kerja program:
Pada Program mencacah Timer T1, di perlukan deklarasi register untuk
mikrokontroller jenis ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka program
akan mendeklasrasikan timer sebagai counter. Program utama ini digunakan untuk
menghitung banyaknya cacahan timer. Nilai dari cacahan tersebut akan di simpan di
register TCNT1L dan TCNT1H.. Saat TCNT1L + TCNT1H sama dengan 0xFE maka
led yang di pasang pada PORT D akan bergeser satu digit. Dan sampai pada digit ke 8
maka data led akan dikembalikan ke posisi awal.

17

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB IV
PORT SERIAL
4.1. SERIAL PADA ATMEGA8535
Universal synchronous dan asynchronous pemancar dan penerima serial adalah
suatu alat komunikasi serial sangat fleksibel. Jenis yang utama adalah :
Operasi full duplex ( register penerima dan pengirim serial dapat berdiri sendiri )
Operasi Asychronous atau synchronous
Master atau slave mendapat clock dengan operasi synchronous
Pembangkit boud rate dengan resolusi tinggi
Dukung frames serial dengan 5, 6, 7, 8 atau 9 Data bit dan 1 atau 2 Stop bit
Tahap odd atau even parity dan parity check didukung oleh hardware
Pendeteksian data overrun
Pendeteksi framing error
Pemfilteran gangguan ( noise ) meliputi pendeteksian bit false start dan
pendeteksian low pass filter digital
Tiga interrupt terdiri dari TX complete, TX data register empty dan RX
complete.
Mode komunikasi multi-processor
Mode komunikasi double speed asynchronous

4.2. INISIALISASI USART


USART harus diinisialisasi sebelum komunikasi manapun dapat berlansung.
Proses inisialisasi normalnyaterdiri daripengesetan boud rate, penyetingan frame

31

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

format dan pengaktifan pengirim atau penerimatergantung pada pemakaian. Untuk


interrupt menjalankan operasi USART , global interrupt flag ( penanda ) sebaiknya
dibersihkan ( dan interrupt global disable ) ketika inisialisasi dilakukan. Sebelum
melakukan inisialisasi ulang dengan mengubah boud rate atau frame format, untuk
meyakinkan bahwa tidak ada transmisi berkelanjutan sepanjang peiode register yang
diubah.
Flag TXC dapat digunakan untuk mengecek bahwa pemancar telah melengkapi
semua pengiriman, dan flag RXC dapat digunakan untuk mengecek bahwa tidak ada
data yang tidak terbaca pada buffer penerima. Tercatat bahwa flag TXC harus
dibersihkan sebelum tiap transmisi ( sebelum UDR ditulisi ) jika itu semua digunakan
untuk tujuan tersebut. USART sederhana inisialisasi kode contoh berikut menunjukan
fungsi satu assembly dan satu C itu mempunyai kesamaan dalam kemampuan. Pada
contoh tersebit mengasumsikan bahwa operasi asinkron menggunakan metode poling (
tidak ada interrupt enable ) frame format yang tetap. Boud rate diberikan sebagai
fungsi parameter.
Untuk kode assembly, parameter boud rate diasumsikan untuk di simpan pada
register r16, r17. Ketika menulis fungsi pada register UCSRC, bit URSEL (MSB)
harus diset dalam kaitan dengan pembagian penempatan I/O oleh UBRRH dan
UCSRC. Lebih mengedepankan inisialisasi rutin dapat dibuat seperti itu meliputi
frame format sebagai parameter, disable interrupt dan lain-lain. Bagai manapun juga
banyak aplikasi menggunakan seting tetap boud dan register control, dan untuk
aplikasi jenis ini dapat ditempatkan secara langsung pada keseluruhan routine, atau
dikombinasikan dengan inisialisasi kode untuk modul I/O yang lain.

32

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

4.3. MENGIRIM DATA MELALUI PORT SERIAL


Proses pengiriman data serial dilakukan per byte data dengan menunggu register
UDR yang merupakan tempat data serial akan disimpan menjadi kosong sehingga siap
ditulis dengan data yang baru. Proses ini menggunakan bit yang ada pada register
UCSRA, yaitu bit UDRE (USART Data Register Empty). Bit UDRE merupakan
indikator kondisi register UDR. Jika UDRE bernilai 1 maka register UDR telah kosong.

4.4. MENERIMA DATA MELALUI PORT SERIAL


Proses penerimaan data serial diakukan dengan mengecek nilai bit RXC (USART
Receive Complete) pada register UCSRA. RXC akan bernilai satu jika ada data yang
siap dibaca di buffer penerima, dan bernilai nol jika tidak ada data pada buffer
penerima. Jika penerima USART dinonaktifkan maka bit ini akan selalu bernilai nol.

4.5. RANGKAIAN SERIAL MIKROKONTROLLER


Rangkaian berikut digunakan untuk interfacing Led dengan port serial.
Rangkaian tersebut, sebagai konverter dari serial ke pararel. Berikut adalah rangkaian
serial led driver yang akan kita hubungkan pada port serial. Rangkaian Led Driver
Serial menggunakan Microcontroller ATMEGA8535 yang dihubungkan ke port serial
dengan menggunakan IC RS232 Rangkaian Serial LED Driver ini akan mendeteksi
setiap pengiriman data karakter dari port serial computer.

33

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HEADER 5
VCC

P5
P6
P7
RST
GND

1
2
3
4
5

R1
JISP

RST
VCC

C1 22pF

L1

U4
P0
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7

C3 100nF1
PD0
PD1
PD2
PD3
PD4
PD5
PD6

SW2

X1
C2 22pF

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

PB0(XCK/T0)
PA0(ADC0)
PB1(T1)
PA1(ADC1)
PB2(INT2/AIN0) PA2(ADC2)
PB3(OC0/AIN1) PA3(ADC3)
PB4(SS)
PA4(ADC4)
PB5(MOSI)
PA5(ADC5)
PB6[MISO)
PA6(ADC6)
PB7[SCK)
PA7(ADC7)
AREF
RESET
VCC
AGND
GND
AVCC
PC7(TOSC2)
XTAL2
PC6(TOSC1)
XTAL1
PC5
PD0(RXD)
PC4
PD1(TXD)
PC3
PD2(INT0)
PC2
PD3(INT1)
PC1(SDA)
PD4(OC1B)
PC0(SCL)
PD5(OC1A)
PD6(ICP)
PD7(OC2)

40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21

DATA0
DATA1
DATA2
DATA3
DATA4
DATA5
DATA6
DATA7

ADD8
ADD9
ADD10
ADD11
ADD12
ADD13
ADD14
ADD15
PD7

2
2
2
2
2
2
2
2

VCC
1
1
1
1
1
1
1
1

VCC

ATMEGA16

HEADER 3
1
2
3
JSerial1

U6
8
13
7
14

RX1
TX1

1uF 16V
1

R2IN
R1IN
T2OUT
T1OUT
C+

T1IN
R1OUT
T2IN
R2OUT
C2+

11
12
10
9
4 1uF 16V

+ C4

+ C5

+ C8

C1V+

C2V-

5
6 1uF 16V
C9

MAX232
+

3
1uF 16V

Gambar 4.1. Hasil pemasangan komponen rangkaian serial mikrokontroller

4.6. PEMROGRAMAN MENGIRIM DATA


Setelah membuat rangkaian serial mikrokontroller dan menghubungkan ke
komputer, maka sekarang saatnya Anda membuat program yang digunakan untuk
mengirim data serial.
Program sebagai berikut ini
//------------------------------------------------------//Program MENGIRIM DATA SERIAL PORT
//------------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
#include <stdio.h>
unsigned char data_terima = 0x00;
const long int osilator = 12000000;
unsigned long int UBRR;
void InisialisasiUSART (unsigned long int baud_rate);
void main(void)

34

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

DDRC = 0xFF;
PORTC = 0x00;
InisialisasiUSART(9600);
putsf("Selamat Datang Mas Iswanto"); putchar(13);

}
void InisialisasiUSART (unsigned long int baud_rate)
{
UBRR = (osilator/(16*baud_rate))-1;
UBRRL = UBRR;
UBRRH = UBRR>>8;
UCSRB = 0x18;
UCSRC = 0x86;
}

Cara kerja program:


Pada program mengirim data serial, di perlukan deklarasi register untuk
mikrokontroller jenisATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka program
akan menginisialisasi port serial mikrokontroller dan boudrate. Kemudian program akan
masuk ke program utama. Di dalam program utama, mikrokontroller akan
mengeluarkan data Selamat Datang Mas Iswanto. Data tersebut akan di keluarkan oleh
mikrokontroller dengan menggunakan port serial dan akan di terima oleh komputer

4.7. PEMROGRAMAN MENGIRIM DAN MENERIMA DATA


Setelah membuat dan menjalankan program mengirim data serial, maka sekarang
saatnya Anda membuat program kedua yang digunakan untuk program mengirim dan
menerima data serial.
Program sebagai berikut ini
//------------------------------------------------------//Program MENGIRIM DAN MENERIMA DATA
//------------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <delay.h>

35

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

#include <stdio.h>
unsigned char data_terima = 0x00;
const long int osilator = 12000000;
unsigned long int UBRR;
void InisialisasiUSART (unsigned long int baud_rate);
void main(void)
{
DDRC = 0xFF;
PORTC = 0x00;
InisialisasiUSART(9600);
putsf("Selamat Datang Mas Iswanto"); putchar(13);
while(1)
{
putsf("Tekan sembarang tombol"); putchar(13);
data_terima = getchar();
delay_ms(100);
putsf("Anda menekan tombol ");
putchar(data_terima);; putchar(13);
}
}
void InisialisasiUSART (unsigned long int baud_rate)
{
UBRR = (osilator/(16*baud_rate))-1;
UBRRL = UBRR;
UBRRH = UBRR>>8;
UCSRB = 0x18;
UCSRC = 0x86;
}
Cara kerja program:
Pada program mengirim dan menerima data serial, di perlukan deklarasi register
untuk mikrokontroller jenis ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka
program akan menginisialisasi port serial mikrokontroller. Selain itu diperlukan fungsi
untuk mengirim karakter dan menerima karakter. Kemudian program akan masuk ke
program utama. Di dalam program utama, program ini akan mengirimkan teks
Selamat Datang Mas Iswanto dan mengirim karakter enter dengan kode
karakter 13 ke port serial kemuidan membaca penekanan tombol keyboard dan

36

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

mengirimkan data penekanan tombol tersebut ke port serial dengan kecepatan transfer
kirim 9600 bps.

4.8. PEMROGRAMAN MENJALANKAN LED DENGAN PC


Setelah membuat dan menjalankan program program mengirim dan menerima
data serial, maka sekarang saatnya Anda membuat program ketiga yang digunakan
untuk mengeser LED dengan terminal komputer.
Program sebagai berikut ini
//------------------------------------------------------//Program MENJALANKAN LED DENGAN KOMPUTER
//------------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
#include <stdio.h>
unsigned char data_terima = 0x00;
const long int osilator = 12000000;
unsigned long int UBRR;
char a,b;
void InisialisasiUSART (unsigned long int baud_rate);
void geser_kiri();
void geser_kanan();
void kedip();
void main(void)
{
DDRB = 0xFF;
PORTB = 0x00;
InisialisasiUSART(9600);
putsf("Selamat Datang Mas Iswanto"); putchar(13);
while(1)
{
putsf("Pilih Tombol Berikut ini"); putchar(13);
putsf("1. Geser Kiri Led"); putchar(13);
putsf("2. Geser Kanan Led"); putchar(13);
putsf("3. Led Berkedip"); putchar(13);
data_terima = getchar();
if(data_terima=='1')
{
geser_kiri();
}
if(data_terima=='2')

37

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

{
geser_kanan();
}
if(data_terima=='3')
{
kedip();
}

}
void InisialisasiUSART (unsigned long int baud_rate)
{
UBRR = (osilator/(16*baud_rate))-1;
UBRRL = UBRR;
UBRRH = UBRR>>8;
UCSRB = 0x18;
UCSRC = 0x86;
}
void geser_kiri()
{
volatile unsigned char a=0x01;
putsf("1. Geser Kiri Led"); putchar(13);
for(b=0;b<=7;b++)
{
a=((a>>7) | (a<<1));
delay_ms(100);
PORTB=a;
}
PORTB= 0x00;
}
void geser_kanan()
{
volatile unsigned char a=0x01;
putsf("2. Geser Kanan Led"); putchar(13);
for(b=0;b<=7;b++)
{
a=((a<<7) | (a>>1));
delay_ms(100);
PORTB=a;
}
PORTB= 0x00;
}
void kedip()
{
putsf("3. Led Berkedip"); putchar(13);
for(b=0;b<=7;b++)
{
PORTB= 0x00;
delay_ms(50);
PORTB= 0xFF;

38

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

delay_ms(50);
}
PORTB= 0x00;

Cara kerja program:


Pada program mengirim dan menerima data serial, di perlukan deklarasi register
untuk mikrokontroller jenis ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka
program akan menginisialisasi port serial mikrokontroller. Selain itu diperlukan fungsi
untuk mengirim karakter dan menerima karakter. Kemudian program akan masuk ke
program utama. Di dalam program utama, program ini akan mengirimkan teks
Selamat Datang Mas Iswanto dan mengirim karakter enter dengan kode
karakter 13 ke port serial. Kemudian mikro akan mengeluarkan teks untuk penekanan
tombol. Jika data angka 1 maka led brgeser ke kiri, jika data angka 2 maka led brgeser
ke kanan, jika data angka 3 maka led berkedip.

39

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB V
INTERUPSI
MIKROKONTROLLER
5.1. PENDAHULUAN
Interupsi adalah suatu kejadian atau peristiwa yang menyebabkan mikrokontroler
berhenti sejenak untuk melayani interupsi tersebut. Program yang dijalankan pada saat
melayani interupsi disebut Interrupt Service Routine.
Pada sistem mikrokontroler yang sedang menjalankan programnya, saat terjadi
interupsi , program akan berhenti sesaat, melayani interupsi

tersebut dengan

menjalankan program yang berada pada alamat yang ditunjuk oleh vektor dari interupsi
yang terjadi hingga selesai dan kembali meneruskan program yang terhenti oleh
interupsi tadi.
Pengetahuan mengenai interupsi tidak cukup hanya dibahas secara teori saja,
diperlukan contoh program yang konkrit untuk memahami. ATMEGA8535 memiliki 21
buah sumber interupsi. Interupsi tersebut bekerja jika bit I pada Register status atau
Status Register (SREG) dan bit pada masing-masing register bernilai 1.

5.2. RANGKAIAN INTERUPSI EKTERNAL


Rangkaian berikut digunakan untuk

interupsi ekternal mikrokontroller.

Rangkaian tersebut menggunakan interupsi eksternal 0, 1, dan 2 yang menggunakan


tampilan LED yang dihubungkan pada Port A.

40

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

VCC

VCC

INT2

VCC

P0
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7

R1
RST
1

C1 22pF

VCC

C3 100nF1
SW2

X1
C2 22pF

L1

U4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

PA0(ADC0)
PB0(XCK/T0)
PA1(ADC1)
PB1(T1)
PB2(INT2/AIN0) PA2(ADC2)
PB3(OC0/AIN1) PA3(ADC3)
PB4(SS)
PA4(ADC4)
PB5(MOSI)
PA5(ADC5)
PB6[MISO)
PA6(ADC6)
PB7[SCK)
PA7(ADC7)
RESET
AREF
AGND
VCC
AVCC
GND
PC7(TOSC2)
XTAL2
PC6(TOSC1)
XTAL1
PD0(RXD)
PC5
PD1(TXD)
PC4
PC3
PD2(INT0)
PC2
PD3(INT1)
PC1(SDA)
PD4(OC1B)
PC0(SCL)
PD5(OC1A)
PD6(ICP)
PD7(OC2)

40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21

2
2
2
2
2
2
2
2

1
1
1
1
1
1
1
1

VCC

ATMEGA16
VCC

INT1

VCC
HEADER 5

INT0

1
2
3
4
5

P5
P6
P7
RST
GND

JISP

Gambar 6.1. Rangkaian interupsi ekternal mikrokontroller

5.2.1. PEMROGRAMAN INTERUPSI EKTERNAL INT0


Setelah membuat rangkaian interupsi ekternal untuk menghidupkan LED, maka
sekarang saatnya Anda membuat program yang digunakan untuk menghidupkan LED
dengan menggunakan interupsi external 0.
Program sebagai berikut ini
//-----------------------------------------------------//Program rutin interupsi eksternal 0
//-----------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
#include <stdio.h>
unsigned char dt=0x01;
void InisialisasiINT0();
void main (void)
{
DDRA=0xff; InisialisasiINT0();
#asm ("sei");
while(1)

41

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PORTA=dt;
delay_ms(100);
dt=dt<<1;
if (dt==0) {dt=0x01;}

}
interrupt [EXT_INT0] void ext_int0_isr(void)
{
unsigned char rr=0;
while (rr<5)
{
PORTA=0x0f;
delay_ms(5);
PORTA=0xf0;
delay_ms(5);
++rr;
}
}
void InisialisasiINT0 ()
{
GICR|=0x80;
MCUCR=0x0C;
MCUCSR=0x00;
GIFR=0x80;
}
Cara kerja program:
Pada program rutin interupsi eksternal 0, di perlukan deklarasi register untuk
mikrokontroller jenis ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka program
akan masuk ke dalam program utama. Program ini akan menginisialisasi interupsi
ekternal 0 dan akan mengaktifkan interupsi ekternal 0. Sebelum terjadi interupsi
eksternal mikrokontroller mengeluarkan data 0x01 pada port A. Kemudian data tersebut
di geser ke kiri, sehingga led akan bergeser ke kanan. Saat terjadi interupsi maka
mikrokontroller akan mengeluarkan data flip-flop pada port A

42

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

5.2.2. PEMROGRAMAN INTERUPSI EKTERNAL INT1


Setelah membuat rangkaian interupsi ekternal int 1, maka sekarang saatnya Anda
membuat program yang digunakan untuk menghidupkan LED dengan menggunakan
interupsi external int1
Program sebagai berikut ini
//-----------------------------------------------------//Program rutin interupsi eksternal 1
//-----------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
#include <stdio.h>
unsigned char dt=0x01;
void InisialisasiINT1();
void main (void)
{
DDRA=0xff;
InisialisasiINT1();
#asm ("sei");
while(1)
{
PORTA=dt; delay_ms(100);
dt=dt<<1;
if (dt==0) {dt=0x01;}
};
}
interrupt [EXT_INT1] void ext_int1_isr(void)
{
unsigned char rr=0;
while (rr<5) {
PORTA=0x0f;
delay_ms(5);
PORTA=0xf0;
delay_ms(5);
++rr;
}
}
void InisialisasiINT1()
{
GICR|=0x80;
MCUCR=0x0C;
MCUCSR=0x00;
GIFR=0x80;
}

43

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Cara kerja program:


Pada program rutin interupsi eksternal 1, di perlukan deklarasi register untuk
mikrokontroller jenis ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka program
akan masuk ke dalam program utama. Program ini akan menginisialisasi interupsi
ekternal 1 dan akan mengaktifkan interupsi ekternal 1. Sebelum terjadi interupsi
eksternal mikrokontroller mengeluarkan data 0x01 pada port A. Kemudian data tersebut
di geser ke kiri, sehingga led akan bergeser ke kanan. Saat terjadi interupsi maka
mikrokontroller akan mengeluarkan data flip-flop pada port A

5.3. RANGKAIAN INTERUPSI TIMER MIKROKONTROLLER


Rangkaian berikut digunakan untuk

interupsi ekternal mikrokontroller.

Rangkaian tersebut menggunakan interupsi timer 0 dan 1 yang menggunakan tampilan


LED yang dihubungkan pada Port D.
HEADER 5
VCC

1
2
3
4
5

R1
RST

P5
P6
P7
RST
GND

JISP

C1 22pF

U4
P0
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7

VCC
L1

C3 100nF1
SW2

X1
C2 22pF

1
1
1
1
1
1
1
1

2
2
2
2
2
2
2
2

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

PB0(XCK/T0)
PA0(ADC0)
PB1(T1)
PA1(ADC1)
PB2(INT2/AIN0) PA2(ADC2)
PB3(OC0/AIN1) PA3(ADC3)
PB4(SS)
PA4(ADC4)
PB5(MOSI)
PA5(ADC5)
PB6[MISO)
PA6(ADC6)
PA7(ADC7)
PB7[SCK)
AREF
RESET
VCC
AGND
GND
AVCC
XTAL2
PC7(TOSC2)
XTAL1
PC6(TOSC1)
PD0(RXD)
PC5
PD1(TXD)
PC4
PD2(INT0)
PC3
PD3(INT1)
PC2
PD4(OC1B)
PC1(SDA)
PD5(OC1A)
PC0(SCL)
PD6(ICP)
PD7(OC2)
ATMEGA16

Gambar 6.2. Rangkaian interupsi timer mikrokontroller

44

40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21

VCC

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

5.3.1. PEMROGRAMAN INTERUPSI TIMER 0


Setelah membuat rangkaian interupsi timer untuk menghidupkan LED, maka
sekarang saatnya Anda membuat program yang digunakan untuk menghidupkan LED
dengan menggunakan interupsi timer 0.
Program sebagai berikut ini
//-----------------------------------------------------// Program INTERUPSI TIMER 0
//-----------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
#include <stdio.h>
unsigned char led=0xfe;
void InisialisasiTIMER0();
void main (void)
{
DDRD=0xff; InisialisasiTIMER0();
#asm ("sei");
while(1);
}
interrupt [TIM0_OVF] void timer0_overflow(void)
{
TCNT0=0x00;
led<<=1;
led|=1;
if (led==0xff) led=0xfe;
PORTD=led;
}
void InisialisasiTIMER0()
{
TCNT0=0x00; TCCR0=0x05;
TIMSK=0x01; TIFR=0x01;
}
Cara kerja program:
Pada program rutin interupsi timer 0, di perlukan deklarasi register untuk
mikrokontroller jenis ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka program
akan masuk ke dalam program utama. Program ini akan menginisialisasi interupsi timer
0 dan akan mengaktifkan interupsi timer 0. sebelum interupsi mikrokontroller akan
menyalakan led, setelah interupsi led geser kanan.

45

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

5.3.2. PEMROGRAMAN INTERUPSI TIMER 1


Setelah membuat rangkaian interupsi timer untuk menghidupkan LED, maka
sekarang saatnya Anda membuat program yang digunakan untuk menghidupkan LED
dengan menggunakan interupsi timer 1.
Program sebagai berikut ini
//-----------------------------------------------------// Program INTERUPSI TIMER 1
//-----------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
#include <stdio.h>
unsigned char led=0xfe;
void InisialisasiTIMER1();
void main (void)
{
DDRD=0xff;
InisialisasiTIMER1();
#asm ("sei"); while(1);
}
interrupt [TIM1_OVF] void timer1_ovf_isr(void)
{
TCNT1L=0x00; TCNT1H=0x00;
led<<=1;
led|=1; delay_ms(100);
if (led==0xff) led=0xfe;
PORTD=led;
}
void InisialisasiTIMER1()
{
TCNT1L=0x00; TCNT1H=0x00;
TCCR1A=0x00;
TCCR1B=0x01; TIMSK=0x04;
TIFR=0x04;
}
Cara kerja program:
Pada program rutin interupsi timer 1, di perlukan deklarasi register untuk
mikrokontroller jenis ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka program
akan masuk ke dalam program utama. Program ini akan menginisialisasi interupsi timer

46

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

1 dan akan mengaktifkan interupsi timer 1. sebelum interupsi mikrokontroller akan


menyalakan led, setelah interupsi led geser kanan.

5.3.3. PEMROGRAMAN INTERUPSI TIMER 2


Setelah membuat rangkaian interupsi timer untuk menghidupkan LED, maka
sekarang saatnya Anda membuat program yang digunakan untuk menghidupkan LED
dengan menggunakan interupsi timer 2.
Program sebagai berikut ini
//-----------------------------------------------------// Program INTERUPSI TIMER 2
//-----------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
#include <stdio.h>
unsigned char led=0xfe;
void InisialisasiTIMER2();
void main (void)
{
DDRD=0xff; InisialisasiTIMER2();
#asm ("sei"); while(1);
}
interrupt [TIM2_OVF] void timer2_ovf_isr(void)
{
TCNT2=0x00;
led<<=1; led|=1;
delay_ms(100);
if (led==0xff) led=0xfe; PORTD=led;
}
void InisialisasiTIMER2()
{
TCCR2=0x05; TCNT2=0x00; TIMSK=0x40; TIFR=0x40;
}

Cara kerja program:


Pada program rutin interupsi timer 2, di perlukan deklarasi register untuk
mikrokontroller jenis ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka program
akan masuk ke dalam program utama. Program ini akan menginisialisasi interupsi timer

47

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2 dan akan mengaktifkan interupsi timer 2. sebelum interupsi mikrokontroller akan


menyalakan led, setelah interupsi led geser kanan.

5.4. RANGKAIAN INTERUPSI SERIAL


Rangkaian berikut digunakan untuk interupsi serial mikrokontroller. Rangkaian
tersebut menggunakan interupsi serial yang menggunakan tampilan LED yang
dihubungkan pada Port A.
HEADER 5
VCC

P0
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7

P5
P6
P7
RST
GND

1
2
3
4
5

R1
JISP

RST
VCC

C1 22pF

L1

U4

C3 100nF1
PD0
PD1
PD2
PD3
PD4
PD5
PD6

SW2

X1
C2 22pF

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

PB0(XCK/T0)
PA0(ADC0)
PB1(T1)
PA1(ADC1)
PB2(INT2/AIN0) PA2(ADC2)
PB3(OC0/AIN1) PA3(ADC3)
PA4(ADC4)
PB4(SS)
PB5(MOSI)
PA5(ADC5)
PB6[MISO)
PA6(ADC6)
PB7[SCK)
PA7(ADC7)
RESET
AREF
AGND
VCC
AVCC
GND
XTAL2
PC7(TOSC2)
XTAL1
PC6(TOSC1)
PD0(RXD)
PC5
PD1(TXD)
PC4
PD2(INT0)
PC3
PD3(INT1)
PC2
PD4(OC1B)
PC1(SDA)
PD5(OC1A)
PC0(SCL)
PD6(ICP)
PD7(OC2)

40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21

DATA0
DATA1
DATA2
DATA3
DATA4
DATA5
DATA6
DATA7

ADD8
ADD9
ADD10
ADD11
ADD12
ADD13
ADD14
ADD15
PD7

2
2
2
2
2
2
2
2

VCC
1
1
1
1
1
1
1
1

VCC

ATMEGA16

HEADER 3
1
2
3
JSerial1

U6
8
13
7
14

RX1
TX1

1uF 16V
1

R2IN
R1IN
T2OUT
T1OUT
C+

T1IN
R1OUT
T2IN
R2OUT
C2+

11
12
10
9
4 1uF 16V

+ C4

+ C5

1uF 16V
+ C8

C1V+

C2V-

MAX232

5
6 1uF 16V
C9
+

Gambar 6.3. Rangkaian interupsi serial mikrokontroller

5.4.1. PEMROGRAMAN INTERUPSI SERIAL


Setelah membuat rangkaian interupsi serial untuk menghidupkan LED, maka
sekarang saatnya Anda membuat program yang digunakan untuk menghidupkan LED
dengan menggunakan interupsi serial.

48

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Program sebagai berikut ini


//-----------------------------------------------------// Program INTERUPSI SERIAL
//-----------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
#include <stdio.h>
#define RXC 7
#define FE 4
#define UPE 2
#define OVR 3
#define FRAMING_ERROR (1<<FE)
#define PARITY_ERROR (1<<UPE)
#define DATA_OVERRUN (1<<OVR)
#define RX_BUFFER_SIZE 8
char rx_buffer[RX_BUFFER_SIZE];
unsigned char led=0xfe;
const long int osilator = 12000000;
unsigned long int UBRR;
#if RX_BUFFER_SIZE<256
unsigned char rx_wr_index,rx_rd_index,rx_counter;
#else
unsigned int rx_wr_index,rx_rd_index,rx_counter;
#endif
bit rx_buffer_overflow;
interrupt [USART_RXC] void usart_rx_isr(void)
{
char status,data;
status=UCSRA;
data=UDR;
if
((status
&
(FRAMING_ERROR
|
PARITY_ERROR
|
DATA_OVERRUN))==0)
{
rx_buffer[rx_wr_index]=data;
if (++rx_wr_index == RX_BUFFER_SIZE) rx_wr_index=0;
if (++rx_counter == RX_BUFFER_SIZE)
{
rx_counter=0;
rx_buffer_overflow=1;
};
};
PORTA = data;
}
void InisialisasiUSART (unsigned long int baud_rate);
void main(void)
{
DDRA = 0xFF;
PORTA = 0x00;

49

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

InisialisasiUSART(9600);
putsf("Selamat Datang Mas Iswanto");
#asm("sei")
while (1)
{
led<<=1; led|=1;
delay_ms(100);
if (led==0xff) led=0xfe; PORTA=led;
};
}
void InisialisasiUSART (unsigned long int baud_rate)
{
UBRR = (osilator/(16*baud_rate))-1;
UBRRL = UBRR;
UBRRH = UBRR>>8;
UCSRA=0x00;
UCSRB=0x98;
UCSRC=0x86;
}

Cara kerja program:


Pada program rutin interupsi serial, di perlukan deklarasi register untuk
mikrokontroller jenis ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka program
akan masuk ke dalam program utama. Program ini akan menginisialisasi interupsi serial
dan akan mengaktifkan serial. Sebelum interupsi mikrokontroller maka program akan
mengerjakanprogram geser led ke kanan. Dan jika terjadi interupsi maka PORT A akan
mengeluarkan data karakter dari serial transmisi.

50

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB VI
LCD
6.1. PENDAHULUAN
Kemampuan dari LCD untuk menampilkan tidak hanya angka-angka, tetapi juga
huruf-huruf, kata-kata dan semua sarana simbol, lebih bagus dan serbaguna daripada
penampil-penampil menggunakan 7-segment LED (Light Emiting Diode) yang sudah
umum. Modul LCD mempunyai basic interface yang cukup baik, yang mana sesuai
dengan minimum system 8031. Sesuai juga dengan keluarga mikrokontroler yang lain.
Bentuk dan ukuran modul-modul berbasis karakter banyak ragamnya, salah satu variasi
bentuk dan ukuran yang tersedia dan dipergunakan pada peralatan ini adalah 16x 2
karakter (panjang 16, baris 2, karakter 32) dan 16 pin.

6.2. M1632 MODULE LCD 16 X 2 BARIS (M1632)


M1632 adalah merupakan modul LCD dengan tampilan 16 x 2 baris dengan
konsumsi daya yang rendah. Modul ini dilengkapi dengan mikrokontroler yang didisain
khusus untuk mengendalikan LCD. Mikrokontroler HD44780 buatan Hitachi yang
berfungsi sebagai pengendali LCD ini mempunyai CGROM (Character Generator Read
Only Memory), CGRAM (Character Generator Random Access Memory) dan DDRAM
(Display Data Random Access Memory).

51

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

6.3. FUNGSI PIN-PIN MODUL LCD


Modul LCD berukuran 16 karakter x 2 baris dengan fasilitas back lighting
memiliki 16 pin yang terdiri dari 8 jalur data, 3 jalur kontrol dan jalur-jalur catu daya:

Gambar 6.1. Pin-pin modul LCD

1. Pin 1 dan 2
Merupakan sambungan catu daya, Vss, dan Vdd. Pin Vdd dihubungkan
dengan tegangan positif catu daya, dan Vss pada 0 volt atau ground.
2. Pin 3
Merupakan pin kontrol Vcc yang digunakan untuk mengatur kontras
display.
3. Pin 4
Merupakan register select (RS), masukan yang pertama dari tiga
command control input. Dengan membuat RS menjadi high, data karakter dapat
ditransfer dari dan menuju modulnya.

52

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

4. Pin 5
Read/Write (R/W). Untuk memfungsikan sebagai perintah Write maka
R/W low atau menulis karakter ke modul.
5. Pin 6
Enable (E), input ini digunakan untuk transfer aktual dari perintahperintah atau karakter antara modul dengan hubungan data.
6. Pin 7 sampai 14
Pin 7 sampai 14 adalah delapan jalur data (D0 D7) dimana data dapat
ditransfer ke dan dari display.
7. Pin 15 dan 16
Pin 15 atau A (+) mempunyai level DC +5 V berfungsi sebagai LED
backlight + sedangkan pin 16 yaitu K (-) memiliki level 0 V

6.4. RANGKAIAN LCD


Rangkaian LCD adalah rangkaian untuk menghubungkan LCD secara langsung
dari port keluaran mikrokontroller dengan input LCD.
VCC
J16.

J5

Rreset
HEADER 5

C1 22pF
C3 100nF

SW1

X1
C2 22pF

1
2
3
4
5
pinb.5 6
pinb.6 7
pinb.7 8
9
RST VCC 10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

VCC

U1
PA0(ADC0)
PB0(XCK/T0)
PA1(ADC1)
PB1(T1)
PB2(INT2/AIN0) PA2(ADC2)
PB3(OC0/AIN1) PA3(ADC3)
PB4(SS)
PA4(ADC4)
PB5(MOSI)
PA5(ADC5)
PB6[MISO)
PA6(ADC6)
PB7[SCK)
PA7(ADC7)
RESET
AREF
AGND
VCC
AVCC
GND
PC7(TOSC2)
XTAL2
PC6(TOSC1)
XTAL1
PD0(RXD)
PC5
PD1(TXD)
PC4
PC3
PD2(INT0)
PC2
PD3(INT1)
PC1(SDA)
PD4(OC1B)
PC0(SCL)
PD5(OC1A)
PD6(ICP)
PD7(OC2)

40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21

RS_LCD
E_LCD

5k
R9

E_LCD
ADC4
ADC5
ADC6
ADC7

VCC

ATMEGA16

Gambar 6.2. Rangkaian LCD mikrokontroller

53

RS_LCD

ADC4
ADC5
ADC6
ADC7

VCC

pinb.5
pinb.6
pinb.7
RST

D3

HEADER 16
1N4002

1
2
3
4
5

VCC

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

6.4.1.

PEMROGRAMAN LCD

Setelah membuat rangkaian LCD, maka sekarang saatnya Anda membuat


program LCD.
Program sebagai berikut ini
//------------------------------------------------------//Program LCD
//------------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
#include <stdio.h>
#asm
.equ __lcd_port=0x18;PORTB
#endasm
#include <lcd.h>
void main(void)
{
lcd_init(16);
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("Halo Iswanto");
delay_ms(100);
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("T.ELEKTRO");
delay_ms(100);
lcd_gotoxy(5,0);
lcd_putsf("UMY
");
delay_ms(100);
while (1);
}

Cara kerja program:


Pada program LCD, di perlukan deklarasi register untuk mikrokontroller jenis
ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka program akan masuk ke dalam
program utama. Program ini akan menginisialisasi LCD dan akan menampilkan
karakter dan tulisan di LCD. Tulisan pertama adalah Halo Iswanto yang akan
ditampilkan pada baris pertama, dan akan ditampilkan di baris kedua berupa tulisan D3

54

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

T.Elektro. Kemudian pada baris ke satu kolom ke lima tulisan iswanto akan diganti
tulisan UGM

55

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB VII
APLIKASI SEVEN SEGMEN
7.1. PENDAHULUAN
Peralatan keluaran yang sering digunakan dalam menampilkan bilangan adalah
penampil seven segmen yang ditunjukkan pada gambar 4.1 (a). tujuh segmen tersebut
dilabelkan dengan huruf a sampai g.

a
f

b
g

c
d
(a)

(b)

Gambar 7.1. (a) Tampilan Fisik LED, (b) Skema dalam LED

Peraga seven segmen dapat dibuat dalam berbagai cara. Tiap tujuh segmen
tersebut dapat berupa filamen tipis yang berpijar. Jenis peraga ini disebut peraga pijar
(meandescent display), dan sama dengan bola lampu biasa. Peraga jenis lain adalah
LCD (liquid crystal display), peraga cairan, yang ,menghasilkan angka angka
berwarna kelabu atau puth perak. Dioda pemancar cahaya (LED, Light Emiting Dioda)
menghasilkan cahaya kemerah merahan. Pada peraga LED, LED membutuhkan arus
khusus sebesar 20 mA. Karena berupa dioda, LED sensitif terhadap polaritas. Katoda

51

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(K) harus dihubung ke negatif (GND) dari catu daya dan Anoda (A) dihubung ke positif
dari catu daya. Seven segmen ini mempunyai 2 tipe yaitu common anoda dan common
katoda. Gambar 4.1(b) memperlihatkan catu daya yang dihubungkan ke seven segmen
common anoda.

7.2. RANGKAIAN SEVEN SEGMENT TUNGGAL 1


Rangkaian seven segment tunggal adalah rangkaian untuk menggerakkan
penampil 7 segment secara langsung dari port keluaran mikrokontroller. Penampil seven
segment yang digunakan common anoda. Data yang digunakan untuk menghasilkan
angka atau huruf tertentu didapatkan dengan cara seperti pada Tabel 4.1
U4

R1
RST
C1 22pF
C3 100nF1
PD0
PD1
PD2
PD3
PD4
PD5
PD6

SW2

X1
C2 22pF

PB0(XCK/T0)
PA0(ADC0)
PB1(T1)
PA1(ADC1)
PB2(INT2/AIN0) PA2(ADC2)
PB3(OC0/AIN1) PA3(ADC3)
PB4(SS)
PA4(ADC4)
PB5(MOSI)
PA5(ADC5)
PB6[MISO)
PA6(ADC6)
PB7[SCK)
PA7(ADC7)
AREF
RESET
VCC
AGND
GND
AVCC
XTAL2
PC7(TOSC2)
XTAL1
PC6(TOSC1)
PD0(RXD)
PC5
PD1(TXD)
PC4
PD2(INT0)
PC3
PD3(INT1)
PC2
PD4(OC1B)
PC1(SDA)
PD5(OC1A)
PC0(SCL)
PD6(ICP)
PD7(OC2)

40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21

VCC

VCC

VCC

1
2
3
4
5
6
7
8
9
VCC 10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

P0
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7

PD7

ATMEGA16

1
2
3
4
5

1
2
3
4
5
8
9
10

HEADER 5
P5
P6
P7
RST
GND

PD0
PD1
PD2
PD3
PD4
PD5
PD6
PD7

JISP

Gambar 7.2. Rangkaian aplikasi penggerak seven segmen tunggal

52

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Tabel 7.1 Data Karakter Angka Pada 7 Segment


b7

b6 b5

b4

b3

b2

b1

b0

HEX

dp

DATA

COH

F9H

A4H

BOH

99H

92H

82H

F8H

80H

90H

7.2.1. PEMROGRAMAN SEVENT SEGMENT TUNGGAL 1


Setelah rangkaian seven segment dibuat dan dihubungkan dengan port pararel
mikrokontroller, maka sekarang saatnya anda membuat program Program Seven
Segment 1. Program ini digunakan untuk menampilkan data 3 dan 2 secara bergantian.
Program sebagai berikut ini
//------------------------------------------------------// Program Sevent Segmen Tunggal
//------------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void bin7seg(unsigned char data1)
{
switch(data1)
{
case 0 :
PORTD = 0xc0;
break;
case 1 :
PORTD = 0xf9;
break;

53

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

case 2 :
PORTD =
break;
case 3 :
PORTD =
break;
case 4 :
PORTD =
break;
case 5 :
PORTD =
break;
case 6 :
PORTD =
break;
case 7 :
PORTD =
break;
case 8 :
PORTD =
break;
case 9 :
PORTD =
break;
}
}
void main(void)
{
DDRD=0xFF;
while(1)
{
bin7seg(0);
bin7seg(2);
}
}

0xa4;
0xb0;
0x99;
0x92;
0x82;
0xf8;
0x80;
0x90;

delay_ms(100);
delay_ms(100);

Cara kerja program:


Pada program Sevent Segmen Tunggal, di perlukan deklarasi register untuk
mikrokontroller jenis ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka program
akan masuk ke dalam program utama. Di dalam program utama, mikrokontroller akan
mengeluarkan data angka 0. Data tesebut di konversi BCD ke karakter 7-segment dan
akan di keluarkan oleh mikrokontroller dengan menggunakan PORT D. Kemudian

54

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

memanggil tunda 100 mili sekon dan memangil data angka 2

Instruksi while

merupakan instruksi perulangan, sehingga mikrokontroller akan mengeluarkan data


secara terus menerus.

7.3. APLIKASI SEVEN SEGMENT TERMULTIPLEKS


Rangkaian seven segment termultipleks Seven Segment adalah rangkaian untuk
menggerakkan 4 buah penampil 7 segment secara langsung dari port keluaran
mikrokontroller dengan data input Seven Segment. 7-segment ini dikendalikan oleh
transistor bc337.
U4
DATA0
DATA1
DATA2
DATA3

VCC

R1

RST

C3 100nF1

SW2

1
2
3
4
5
6
7
8
9
VCC 10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

PA0(ADC0)
PB0(XCK/T0)
PA1(ADC1)
PB1(T1)
PB2(INT2/AIN0) PA2(ADC2)
PB3(OC0/AIN1) PA3(ADC3)
PB4(SS)
PA4(ADC4)
PB5(MOSI)
PA5(ADC5)
PB6[MISO)
PA6(ADC6)
PB7[SCK)
PA7(ADC7)
RESET
AREF
AGND
VCC
AVCC
GND
PC7(TOSC2)
XTAL2
PC6(TOSC1)
XTAL1
PC5
PD0(RXD)
PC4
PD1(TXD)
PC3
PD2(INT0)
PC2
PD3(INT1)
PC1(SDA)
PD4(OC1B)
PC0(SCL)
PD5(OC1A)
PD6(ICP)
PD7(OC2)

40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21

P0
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7

VCC

ATMEGA32

VCC
DATA0

Q1
BC337

330

10
9
7
6
4
2
1

10
9
7
6
4
2
1

VCC

RT1

DATA1

Q2
BC337

330
3

RT2

Q3
BC337

330
3

RT3

10
9
7
6
4
2
1

DATA2

10
9
7
6
4
2
1

VCC

VCC
DATA3
RT4

2
330

Q4
BC337

P0
P1
P2
P3
P4
P5
P6

P0

P0

Gambar 7.3. Rangkaian aplikasi penggerak seven segmen termultipleks

55

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

7.4. PEMROGRAMAN SEVENT SEGMENT TERMULTIPLEKS


Setelah rangkaian sevent segment dibuat dan dihubungkan dengan port pararel
mikrokontroller, maka sekarang saatnya Anda membuat program yang digunakan untuk
menampilkan data 1512 dan 4123 pada seven segment.
Program sebagai berikut ini
//------------------------------------------------------//Program Sevent Segment Termultipleks
//------------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
unsigned char data1;
void bin7seg()
{
switch(data1)
{
case 0 :
PORTD = 0xc0;
break;
case 1 :
PORTD = 0xf9;
break;
case 2 :
PORTD = 0xa4;
break;
case 3 :
PORTD = 0xb0;
break;
case 4 :
PORTD = 0x99;
break;
case 5 :
PORTD = 0x92;
break;
case 6 :
PORTD = 0x82;
break;
case 7 :
PORTD = 0xf8;
break;
case 8 :
PORTD = 0x80;
break;
case 9 :

56

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PORTD = 0x90;
break;
}

}
void display(unsigned int x)
{
int digit1;
int digit2;
int digit3;
int digit4;
digit4=x/1000;
digit3=(x-digit4*1000)/100;
digit2=(x-digit4*1000-digit3*100)/10;
digit1=(x-digit4*1000-digit3*100-digit2*10);
PORTD=0x00;
data1=digit4;
bin7seg();
PORTD=0x10;
data1=digit4;
bin7seg();
PORTD=0x30;
data1=digit4;
bin7seg();
PORTD=0x70;
data1=digit4;
bin7seg();
}
void main(void)
{
DDRD=0xFF;
while(1)
{
display(1512);
delay_ms(500);
display(4123);
delay_ms(500);
}
}
Cara kerja program:
Pada program Program 7-segment 2. Sevent Segmen Termultiplek, di perlukan
deklarasi register untuk mikrokontroller jenis AT89x51. Setelah mendeklarasi register,
maka program akan masuk ke dalam program utama. Di dalam program utama,
mikrokontroller akan mengeluarkan data angka 1512.. Data tersebut akan masuk
kedalam prosedure display untuk mengeluarakan data pada port 3 oleh mikrokontroller.

57

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Kemudian memanggil tunda 1 sekon dan memangil data angka 4123 Instruksi while
merupakan instruksi perulangan, sehingga mikrokontroller akan mengeluarkan data
secara terus menerus.

58

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB VIII
KEYPAD
8.1. PENDAHULUAN
Keypad 4x3 di sini adalah sebuah keypad matrix dengan susunan empat baris
dan tiga kolom dengan sebuah common.

Gambar 8.1.

Konstruksi keypad 4x3 dengan common

Seperti terlihat dalam gambar di atas, apabila saklar 1 ditekan, maka baris 1
dan kolom 1 akan terhubung ke common. Apabila saklar 2 ditekan, maka baris 1 dan
kolom 2 akan terhubung ke common dan seterusnya.

58

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Gambar 8.2.

Gambar interface keypad 4x3

Agar keypad tersebut dapat memberian input pada B51PEB, maka terlebih
dahulu keypad ini harus disusun dalam sebuah rangkaian di mana terdapat perbedaan
kondisi pada pin-pinnya antara kondisi tidak ada penekanan tombol, penekanan tombol
1, 2, 3 dan seterusnya.
Kondisi tidak adanya penekanan tombol diatur dengan adanya kondisi logika
high dengan menghubungkan semua pin keypad (kecuali common) ke VCC melalui
resistor pull up. Pada saat tombol tidak ditekan, maka arus akan mengalir dari VCC
melalui resistor menuju ke port seperti tampak pada gambar berikut.

Gambar 8.3.

Aliran arus saat tombol tidak ditekan

59

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Sedangkan saat tombol ditekan, maka baris dan kolom akan terhubung ke
ground sehingga kondisi pada baris dan kolom tersebut akan menjadi low. Apabila
tombol 1 ditekan, maka baris 1 dan kolom 1 akan terhubung ke ground sehingga
kondisi baris dan kolom tersebut akan berubah menjadi low, demikian pula pada tombol
2 dan seterusnya sehingga terbentuk tabel berikut.
Tabel 8.1.

Tabel kombinasi keypad

8.2. RANGKAIAN PEMBACAAN KEYPAD DENGAN LCD


Rangkaian tombol 4x4 adalah rangkaian untuk membaca tombol 4x4 dari port
keluaran mikrokontroller. Pada saat penekanan tombol key pad, data dari key pad akan
ditampilkan LCD.

60

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

VCC
J16.

J5

VCC
1
2
3
4
5

5k
R9

pinb.5
pinb.6
pinb.7
RST

pinb.0
pinb.1
pinb.2

pinb.4
pinb.5
pinb.6
pinb.7

HEADER 5

pinb.5
pinb.6
pinb.7

R1
VCC
1

C1 22pF
C3 100nF1
PD0
PD1
PD2
PD3
PD4
PD5
PD6

SW2

X1
C2 22pF

PD7

PD0
PD1
PD2
PD3
PD4
PD5
PD6
PD7

Gambar 8.4.

U4
PA0(ADC0)
PB0(XCK/T0)
PB1(T1)
PA1(ADC1)
PB2(INT2/AIN0) PA2(ADC2)
PB3(OC0/AIN1) PA3(ADC3)
PA4(ADC4)
PB4(SS)
PB5(MOSI)
PA5(ADC5)
PB6[MISO)
PA6(ADC6)
PB7[SCK)
PA7(ADC7)
AREF
RESET
VCC
AGND
GND
AVCC
XTAL2
PC7(TOSC2)
XTAL1
PC6(TOSC1)
PD0(RXD)
PC5
PD1(TXD)
PC4
PD2(INT0)
PC3
PD3(INT1)
PC2
PD4(OC1B)
PC1(SDA)
PD5(OC1A)
PC0(SCL)
PD6(ICP)
PD7(OC2)

40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

D3

HEADER 16
1N4002
VCC

pinb.0
pinb.1
pinb.2

VCC

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

VCC

ATMEGA16

S4

S8

S12

S16

SW

SW

SW

SW

S5

S9

S13

S17

SW

SW

SW

SW

S6

S10

S14

S18

SW

SW

SW

SW

S7

S11

S15

S19

SW

SW

SW

SW

Rangkaian aplikasi tombol keypad dengan lcd

8.2.1. PEMROGRAMAN PEMBACAAN KEYPAD


Setelah rangkaian tombol 4x4 dibuat dan dihubungkan dengan port pararel
mikrokontroller, maka sekarang saatnya Anda membuat program Program pembacaan
tombol. 4x4.
Program sebagai berikut ini
//-----------------------------------------------------//Program KEYPAD LCD
//------------------------------------------------------

61

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

#include <lcd.h>
#include <stdio.h>
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
#asm
.equ __lcd_port=0x18;PORTB
#endasm
unsigned char dt, dtkey;
char buf[33];
void inkey(void);
void main()
{
PORTD = 0XFF;
DDRD=0xF0;
lcd_init(16);
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("Hello world");
while(1)
{
inkey();
lcd_gotoxy(0,1);
sprintf(buf,"hex %x ",dtkey);
lcd_puts(buf);
}
}
void inkey(void)
{
PORTD.4 = 0;
dt = (~PIND & 0x0F);
switch (dt)
{
case 1:dtkey = 0x01;
break;
case 2:dtkey = 0x05;
break;
case 4:dtkey = 0x09;
break;
case 8:dtkey = 0x13;
break;
}
PORTD.4 = 1;PORTD.5 = 0;
dt = (~PIND & 0x0F);
switch (dt)
{
case 1:dtkey = 0x02;
break;
case 2:dtkey = 0x06;
break;
case 4:dtkey = 0x10;

62

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

break;
case 8:dtkey = 0x14;
break;
}
PORTD.5 = 1;PORTD.6 = 0;
dt = (~PIND & 0x0F);
switch (dt)
{
case 1:dtkey = 0x03;
break;
case 2:dtkey = 0x07;
break;
case 4:dtkey = 0x11;
break;
case 8:dtkey = 0x15;
break;
}
PORTD.6 = 1;PORTD.7 = 0;
dt = (~PIND & 0x0F);
switch (dt)
{
case 1:dtkey = 0x04;
break;
case 2:dtkey = 0x08;
break;
case 4:dtkey = 0x12;
break;
case 8:dtkey = 0x16;
break;
}
PORTD.7 = 1;
}

Cara kerja program:


Pada Program Tombol, di perlukan deklarasi register untuk mikrokontroller
jenis ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka program akan masuk ke
dalam program utama. Di dalam program utama, mikrokontroller akan membaca data
keypad 4x4 sesuai dengan penekanan tombol. Data keypad akan di tampilkan melalui
LCD

63

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB IX
ANALOG TO DIGITAL
CONVERTER
MIKROKONTROLLER
9.1. PENDAHULUAN
Dalam dunia komputer, semua nilai tegangan dijadikan dalam bentuk digital,
dan menggunakan sistem bilangan biner. Untuk itu dalam sistem ini, karena output dari
sensor suhu berupa tegangan analog, maka diperlukan pengubah tegangan analog ke
digital. ADC (Analog to Digital Converter) adalah suatu piranti yang digunakan untuk
mengubah isyarat analog ke isyarat digital, rangkaian ini digunakan untuk mengubah
isyarat analog dari sensor ke bentuk digital yang nantinya masuk ke komputer.

9.2. ADC ATMEGA8535


ATMEGA8535 merupakan tipe AVR yang dilengkapi dengan 8 saluran ADC
internal dengan fidelitas 10 bit. Dalam mode operasinya, ADC ATMEGA8535 dapat
dikonfigurasi, baik sebagai single ended input maupun pewaktuan, tegangan referensi,
mode operasi, dan kemampuan filter derau yang amat fleksibel sehingga dapat dengan
mudah disesuaikan dengan kebutuhan dari ADC itu sendiri.

64

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Gambar 9.1.

Diagram Blok ADC

Proses inisialisasi ADC meliputi proses penentuan clock, tegangan referensi,


format output data, dan mode pembacaan. Register yang perlu diset nilainya adalah
ADMUX (ADC Multiplexer Selection Register), ADCSRA (ADC Control and Status
Register A), dan SFIOR (special Function IO Register). ADMUX merupakan register 8
bit yang berfungsi menentukan tegangan referensi ADC, format data output, dan saluran
ADC yang digunakan. Konfigurasi register ADMUX pada Gambar 9.2.
REF1 REF0 ADLAR MUX4 MUX3 MUX2
Gambar 9.2.

Register ADMUX

65

MUX1

MUX0

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Bit penyusunnya sebagai berikut:


a. REF[1..0] merupakan bit pengatur tegangan referensi ADC ATMega8535.
Memeiliki Nilai Awal 00 sehingga referensi tegangan berasal dari pin AREF. Detail
nilai yang lain dapat dilihat pada tabel 9.1.
Tabel 9.1. Pemilihan Mode Tegangan Referensi ADC
Mode Tegangan Referensi

REF1

REF0

Berasal dari pin AREF

Berasal dari pin AVCC

Tidak dipergunakan

Berasal dari tegangan referensi internal 2,56 V

b. ADLAR merupakan bit pemilih mode data keluaran ADC. Bernilai awal 0,
sehingga 2 bit tertinggi data hasil konversinya berada di register ADCH dan 8 bit
sisanya berada di register ADCL, seperti dalam tabel 9.3. Apabila bernilai 1, maka
hasilnya pada tabel 9.4.

ADC9 ADC8 ADCH

ADC7 ADC6 ADC5 ADC4 ADC3 ADC2 ADC1 ADC0 ADCL


Gambar 9.3.

Format Data ADC dengan ADLAR=0

ADC9 ADC8 ADC7 ADC6 ADC5 ADC4 ADC3 ADC2 ADCH


ADC1 ADC0

ADCL

Gambar 9.4.

Format Data ADC dengan ADLAR=1

66

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

c. MUX[4..0] merupakan bit pemilih saluran pembacaan ADC. Bernilai awal 00000.
Untuk mode single ended input, MUX[4..0] bernilai dari 00000 hingga 00111,
konfigurasinya dalam tabel 9.2.
Tabel 9.2. Pemilihan Bit Saluran Pembacaan ADC
MUX4..0

Single Ended Input

00000

ADC0

00001

ADC1

00010

ADC2

00011

ADC3

00100

ADC4

00101

ADC5

00110

ADC6

00111

ADC7

Pos Differential Input

Neg Differential Input

Gain

N/A

01000

ADC0

ADC0

10x

01001

ADC1

ADC0

10x

01010

ADC0

ADC0

200x

01011

ADC1

ADC0

200x

01100

ADC2

ADC2

10x

01101

ADC3

ADC2

10x

01110

ADC2

ADC2

200x

01111

ADC3

ADC2

200x

10000

ADC0

ADC1

1x

10001

ADC1

ADC1

1x

ADC2

ADC1

1x

10011

ADC3

ADC1

1x

10100

ADC4

ADC1

1x

10101

ADC5

ADC1

1x

10110

ADC6

ADC1

1x

10111

ADC7

ADC1

1x

11000

ADC0

ADC2

1x

11001

ADC1

ADC2

1x

11010

ADC2

ADC2

1x

10010

N/A

11011

ADC3

ADC2

1x

11100

ADC4

ADC2

1x

67

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ADCSRA merupakan register 8 bit yang berfungsi melakukan manajemen sinyal


kontrol dan status dari ADC. Memiliki susunan dalam tabel 9.5.
ADEN ADSC ADATE ADIF ADIE ADPS2 ADPS1 ADPS0
Gambar 9.5.

Register ADCSRA

Bit penyusunnya sebagai berikut:


a.

ADEN merupakan bit pengatur aktivasi ADC. Bernilai awal 0. Jika bernilai 1,
maka ADC aktif.

b.

ADSC merupakan bit penanda mulainya konversi ADC. Bernilai awal 0 selama
konversi ADC akan bernilai 1, sedangkan jika konversi selesai, akan bernilai 0.

c.

ADATE merupakan bit pengatur aktivasi picu otomatis operasi ADC. Bernilai
awal 0, jika bernilai1 maka konversi ADC akan dimulai pada saat transisi positif
dari sinyal picu yang diplih. Pemiliha sinyal picu menggunakan bit ADTS pada
register SFIOR.

d.

ADIF merupakan bit penanda akhir suatu konversi ADC. Bernilai awal 0. Jika
bernilai 1, maka konversi ADC pada saluran telah selesai dan data siap diakses.

e.

ADIE merupakan bit pengatur aktivasi interupsi yang berhubungan dengan akhir
konversi ADC. Bernilai awal 0. Jika berniali 1 dan jika konversi ADC telah
selesai, sebuah interupsi akan dieksekusi.

f.

ADPS[2..0] merupakan bit pengatur clock ADC. Bernilai awal 000. Detail nilai
bit dalam tabel 9.2.

68

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Tabel 9.3. Konfigurasi Prescaler ADC


ADPS2 ADPS1

ADPS0

Faktor Pembagi

16

32

64

128

SFIOR merupakan register 8 bit pengatur sumber picu konversi ADC, apakah
dari picu eksternal atau dari picu internal. Susunannya dalam tabel 9.2.

ADTS2 ADTS1 ADTS0 ACME PUD PSR2 PSR10 SFIOR


Gambar 9.6.

ADTS[2..0]

Register SFIOR

merupakan bit pengatur picu eksternal operasi ADC. Hanya

berfungsi jika bit ADATE pada register ADCSRA bernilai 1. Bernilai awal 000
sehingga ADC bekerja pada mode free running dan tidak ada interupsi yang akan
dihasilkan. Detail nilai ADTS[2..0] dapat dilihat pada tabel 9.3 Untuk Operasi ADC, bit
ACME, PUD, PSR2, dan PSR10 tidak diaktifkan.
.

69

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Tabel 9.4. Pemilihan Sumber Picu ADC

ADTS2

Sumber Picu

ADTS1

ADTS0

Mode Free Running

Komparator Analog

Interrupt External Request 0

Timer/Counter0 Compare Match

Timer/Counter0 Overflow

Timer/Counter1 Compare Match B

Timer/Counter1 Overflow

Timer/Counter1 Capture Event

Dalam proses pembacaan hasil konversi ADC, dilakukan pengecekan terhadap


bit ADIF (ADC Interupt Flag) pada register ADCSRA. ADIF akan benilai satu jika
konversi sebuah saluran ADC telah selesai dilakukan dan data hasil konversi siap untuk
diambil, dan demikian sebaliknya. Data disimpan dalam dua buah register, yaitu ADCH
dan ADCL.

9.3. RANGKAIAN ADC ATMEGA DENGAN LED


Rangkaian minimum untuk membaca ADC dengan tempilan LED ditunjukan
pada Gambar 9.7 yang perlu diperhatikan adalah konfigurasi rangkaian LED yaitu
Common Anode (CA) artinya untuk menghidupkan LED pada Port D, port D harus
dikirim atau diberi logika 0.

70

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

VCC
P5
P6
P7
RST
GND

1
2
3
4
5

RST
1

VCC
L1

SW2

X1
C2 22pF

1
1
1
1
1
1
1
1

POT

2
2
2
2
2
2
2
2

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

PB0(XCK/T0)
PA0(ADC0)
PA1(ADC1)
PB1(T1)
PB2(INT2/AIN0) PA2(ADC2)
PB3(OC0/AIN1) PA3(ADC3)
PB4(SS)
PA4(ADC4)
PB5(MOSI)
PA5(ADC5)
PB6[MISO)
PA6(ADC6)
PB7[SCK)
PA7(ADC7)
AREF
RESET
VCC
AGND
GND
AVCC
PC7(TOSC2)
XTAL2
PC6(TOSC1)
XTAL1
PC5
PD0(RXD)
PC4
PD1(TXD)
PC3
PD2(INT0)
PC2
PD3(INT1)
PC1(SDA)
PD4(OC1B)
PC0(SCL)
PD5(OC1A)
PD6(ICP)
PD7(OC2)

40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21

P0
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7

R1

C3 100nF1

R2
2

U4

JISP
VCC

C1 22pF

HEADER 5

VCC

ATMEGA16

Gambar 9.7.

Hasil pemasangan komponen ADC LED

9.4. PEMROGRAMAN ADC ATMEGA8535


Setelah rangkaian adc mikrokontroller ATMEGA8535 dibuat, maka sekarang
saatnya Anda membuat program yang digunakan untuk membaca ADC ATMEGA8535
dan menampilkan data ADC tersebut dengan menggunakan LED yang terhubung pada
PORT D yang konfigurasi rangkaian LED yaitu Common Anode (CA).
Program sebagai berikut ini
//------------------------------------------------------//Program ADC LED
//------------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <stdio.h>
#include <delay.h>
unsigned int data_adc;
int suhu;
#define ADC_VREF_TYPE 0x60
unsigned char read_adc(unsigned char adc_input)
{
ADMUX=adc_input|ADC_VREF_TYPE;
ADCSRA|=0x40;
while ((ADCSRA & 0x10)==0);
ADCSRA|=0x10;

71

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

return ADCH;
}
void main(void)
{
DDRD = 0xFF;
ADMUX=ADC_VREF_TYPE;
ADCSRA=0x87;
SFIOR&=0xEF;
while (1)
{
data_adc=read_adc(0);
suhu=~data_adc;
PORTD = suhu;
}
}

Cara kerja program:


Pada program ADC LCD, di perlukan deklarasi register untuk mikrokontroller
jenis ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka program akan masuk ke
dalam program utama. Program ini akan membaca adc 1 buah ATMEGA8535 yaitu adc
0 yang datanya akan ditampilkan dengan LED yang konfigurasi rangkaian LED yaitu
Common Anode (CA). Sintac DDRD
mendeklarasikan

PORT

sebagai

0xFF

output.

merupakan ungkapan untuk


Sintac

ini

ADCSRA=0x87;

SFIOR&=0xEF berfungsi untuk mengisi register ADCSRA dan register SFIOR.


data_adc=read_adc(0)merupakan ungkapan untuk mendapatkan nilai adc 0.
Sintac suhu=~data_adc merupakan ungkapan untuk membalik data adc, karena adc
akan dikeluarkan melalui LED yang konfigurasinya rangkaian LED yaitu Common
Anode (CA), sehingga data yang ditampilkan akan sama dengan nyalanya LED.

72

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

9.5. RANGKAIAN ADC ATMEGA DENGAN LCD


Rangkaian minimum untuk membaca ADC dengan tempilan LCD ditunjukan

R11

R12

POT
2

R14

POT
2

R13

POT
2

R16

POT
2

R18

POT
2

pada Gambar 9.9.


R15

POT
2

VCC
R17

POT
2

POT

P0
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7

R1

C1 22pF

RST VCC

C3 100nF
SW1

X1

U1

JISP

VCC

P5
P6
P7
RST
GND

1
2
3
4
5

HEADER 5

PD0
PD1
PD2

C2 22pF
PD4
PD5
PD6

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

PA0(ADC0)
PB0(XCK/T0)
PA1(ADC1)
PB1(T1)
PB2(INT2/AIN0) PA2(ADC2)
PB3(OC0/AIN1) PA3(ADC3)
PB4(SS)
PA4(ADC4)
PB5(MOSI)
PA5(ADC5)
PB6[MISO)
PA6(ADC6)
PB7[SCK)
PA7(ADC7)
RESET
AREF
AGND
VCC
AVCC
GND
PC7(TOSC2)
XTAL2
PC6(TOSC1)
XTAL1
PC5
PD0(RXD)
PC4
PD1(TXD)
PC3
PD2(INT0)
PC2
PD3(INT1)
PC1(SDA)
PD4(OC1B)
PC0(SCL)
PD5(OC1A)
PD6(ICP)
PD7(OC2)

40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21

VCC
VCC

J16.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

VCC
5k
R9

PD0
PD1
PD2

PD7

ATMEGA8535

PD4
PD5
PD6
PD7

D3

HEADER 16
1N4002

Gambar 9.8.

VCC

Hasil pemasangan komponen ADC LCD

9.6. PEMROGRAMAN ADC ATMEGA8535 DENGAN LCD


Setelah rangkaian adc mikrokontroller ATMEGA8535 dibuat dan dihubungkan
dengan LCD, maka sekarang saatnya Anda membuat program yang digunakan untuk
membaca ADC ATMEGA8535 dan ditampilkan menggunakan LCD.
Program sebagai berikut ini
//------------------------------------------------------//Program ADC LCD
//------------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <stdio.h>
#include <delay.h>
#include <math.h>

73

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

#include <stdlib.h>
#include <lcd.h>
#asm
.equ __lcd_port=0x18 ;PORTB
#endasm
unsigned int data_adc;
int suhu,suhu_;
char strSuhu[4];
char stra1[4];
#define ADC_VREF_TYPE 0x60
unsigned char read_adc(unsigned char adc_input)
{
ADMUX=adc_input|ADC_VREF_TYPE;
ADCSRA|=0x40;
while ((ADCSRA & 0x10)==0);
ADCSRA|=0x10;
return ADCH;
}
void main(void)
{
int a1;
ADMUX=ADC_VREF_TYPE;
ADCSRA=0x87;
SFIOR&=0xEF;
lcd_init(16);
lcd_gotoxy(0,0);lcd_putsf("**ADC ATMEGA8535**");
lcd_gotoxy(0,1);lcd_putsf("CREATED BY 1512");
delay_ms(1000);
while (1)
{
for(a1=0;a1<8;a1++)
{
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("ADC");
lcd_gotoxy(5,0);
itoa(a1,stra1);
lcd_puts(stra1);
data_adc=read_adc(a1);
suhu=data_adc;
itoa(suhu,strSuhu);
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_puts(strSuhu);
delay_ms(500);
}
}
}

74

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Cara kerja program:


Pada program ADC LCD, di perlukan deklarasi register untuk mikrokontroller
jenis ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka program akan masuk ke
dalam program utama. Program ini akan membaca adc 8 buah ATMEGA8535 yang
datanya akan ditampilkan dengan LCD. Sintac ini ADCSRA=0x87; SFIOR&=0xEF
berfungsi

untuk

mengisi

register

ADCSRA

dan

register

SFIOR.

data_adc=read_adc(0)merupakan ungkapan untuk mendapatkan nilai adc 0.


Sintac suhu=data_adc merupakan ungkapan untuk menyimpan data adc. Kemudian
data tersebut di konversi menjadi desimal dengan sintac itoa(suhu,strSuhu).
Kemudian data tersebut akan ditampilkan melalui LCD.

75

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB X
PWM ATMEGA8535
10.1. PENDAHULUAN
PWM (Pulse Width Modulation) dapat digunakan untuk mengatur kecepatan
motor, yaitu dengan cara mengatur lebar pulsa (waktu ON) dari tegangan sumbernya
(tegangan DC). Perbandingan antara waktu ON dan waktu OFF disebut duty cycle
(siklus kerja). Semakin besar siklus kerjanya, akan semakin besar pula keluaran yang
dihasilkan, sehingga kecepatan motor akan semakin besar. Pembangkitan sinyal PWM
dengan mikrokontroler memiliki beberapa keuntungan, seperti teknik pemrograman
yang sederhana, dan rangkaian listrik menjadi sederhana.
Mikrokontroler AVR ATMEGA8535 dapat digunakan sebagai pembangkit
gelombang PWM. Mikrokontroler AVR ATMEGA8535 mempunyai PWM yang telah
terintegrasi dalam chip. Keluaran dari PWM tersebut terdapat pada pin 15 (OC1). Untuk
menjalankan program PWM, diperlukan 3 unit register timer, yaitu:
a. Timer/Counter Control Register (TCCR), untuk menentukan mode PWM.
b. Timer/Counter Register (TCNT), digunakan untuk menentukan modulasi
frekuensinya.
c. Output Compare Register (OCR), untuk menentukan nilai siklus kerjanya.
Dalam mikrokontroler ATMEGA8535, terdapat beberapa mode PWM. Mode
PWM yang akan dibahas adalah mode Fast PWM, karena dalam perancangan sistem
robot ini menggunakan mode Fast PWM. Pada mode Fast PWM, semakin besar nilai
OCR, maka akan semakin besar pula siklus kerja yang dihasilkan. Keluaran PWM akan
berlogika tinggi setelah nilai TOP tercapai sampai nilai OCR tercapai dan kemudian

76

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

akan berlogika rendah sampai nilai TOP tercapai kembali. Prinsip kerja dari Fast PWM
dapat dilihat pada Gambar 10.1.
nilai counter

nilai OCR

TOP

Keluaran

Gambar 10.1. Prinsip Kerja Mode Fast PWM


Untuk menghitung siklus kerja digunakan rumus:

D=

OCR
x100% ........................................10.1
1 + TOP

Untuk menentukan frekuensi PWM dihitung dengan rumus:


f PWM =

f clock
..........................................10.2
N (1 + TOP)

Sedangkan untuk menentukan resolusi PWM digunakan rumus:

RPWM =

log(TOP + 1)
.................................10.3
log 2

keterangan:
N adalah faktor prescaler (1, 8, 64, 256, atau 1024), dan
TOP adalah nilai tertinggi dari pengaturan counter.

10.2. RANGKAIAN PWM MIKROKONTROLLER


Rangkaian minimum untuk pwm melalui Port D.4 dan Port D.5 ditunjukan pada
Gambar 10.2. Rangkaian tersebut menggunakan diver motor dc yaitu transistor.
Rangkaian driver tersebut akan di hubungkan dengan pin D.4 dan pin D.5.

77

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

JISP
1
2
3
4
5

RST
pinb.7
pinb.6
pinb.5
U1
5V

R1
RST
1

C1 22pF
C3 100nF1

SW2

X1
C2 22pF

1
2
3
4
5
pinb.5 6
pinb.6 7
pinb.7 8
9
5V 10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

PB0(XCK/T0)
PA0(ADC0)
PB1(T1)
PA1(ADC1)
PB2(INT2/AIN0) PA2(ADC2)
PB3(OC0/AIN1) PA3(ADC3)
PB4(SS)
PA4(ADC4)
PB5(MOSI)
PA5(ADC5)
PB6[MISO)
PA6(ADC6)
PB7[SCK)
PA7(ADC7)
RESET
AREF
VCC
AGND
GND
AVCC
XTAL2
PC7(TOSC2)
XTAL1
PC6(TOSC1)
PD0(RXD)
PC5
PD1(TXD)
PC4
PC3
PD2(INT0)
PC2
PD3(INT1)
PC1(SDA)
PD4(OC1B)
PC0(SCL)
PD5(OC1A)
PD6(ICP)
PD7(OC2)

40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21

5V

MG2

MOTOR DC

12V2

MG2

ATMEGA8535

MOTOR DC

D2

DIODE
TIP9013
470

TIP3055

12V2
D1

DIODE

TIP9013
470

TIP3055

Gambar 10.2. Hasil pemasangan komponen rangkaian minimum untuk pwm

10.3. PEMROGRAMAN PWM MIKROKONTROLLER


Setelah rangkaian dibuat dan dihubungkan dengan port mikrokontroller, maka
sekarang saatnya Anda membuat program yang digunakan untuk mengatur putaran
motor dc.
Program sebagai berikut ini

78

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

//------------------------------------------------------//Program Bab 10.1. PWM


//------------------------------------------------------#include <stdio.h>
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void InisialisasiPWM();
int data1;
int data2;
void main (void)
{
InisialisasiPWM();
while(1)
{
data1 = 50;
data2 = 1024;
OCR1A=data1;
OCR1B=data2;
TIFR=0;
}
}
void InisialisasiPWM()
{
DDRD=0xff;
TCCR1A=0xa3;
TCCR1B=0x0b;
TCNT1=0x0000;
}

Cara kerja program:


Pada

program

ini

perlukan

deklarasi

register

untuk

mikrokontroller

jenisATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka program akan masuk ke


dalam program utama. Program utama ini digunakan untuk mengendalikan putaran dua
buah motor dengan dua PWM. Dengan PWM 50 maka putaran motor tidak terlalu cepat
dan dengan PWM 1024 maka putaran motor akan sepat. Jadi untuk mendapatkan
putaran motor yang sangat cepat maka PWM yang digunakan sangat tinggi dan untuk
mendapatkan putaran sangat pelan maka PWM yang digunakan sangat rendah

79

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB XI
KOMPARATOR ATMEGA8535
11.1. PENDAHULUAN
Komparator analog merupakan salah satu fitur pada ATMEGA8535. Fitur ini
langsung membandingkan 2 input analog. Karena input analog adalah fungsi altenatif
dari PORT B (PORTB.2 dan PORTB.3) maka PORTB.2 dan PORTB.3 harus kita set
sebagai input dengan menonaktifkan R-pullup internal.
Komparator analog memiliki dua tahap yaitu:
Tahap pertama adalah komparator membandingkan input analog 0(AIN0) dan input

analog 1 (ANI1)
Tahap kedua adalahdari output komparator analog tersebut menuju ke logika flag

interupsi (ACL)

Gambar 6.3. Blok diagram komparator analog

80

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

11.2. RANGKAIAN KOMPARATOR


Rangkaian komparator adalah rangkaian untukmembandingkan tegangan input
analog. Yang hasil pembadingan akan di keluarkan melalui LED.
3

VCC

R2
POT 2

HEADER 5
P5
P6
P7
RST
GND

1
2
3
4
5

VCC
3

JISP

U4

R11
VCC

P0
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7

R1

POT 2

RST
1

C1 22pF

VCC
L1

C3 100nF1
SW2

X1
C2 22pF

1
1
1
1
1
1
1
1

2
2
2
2
2
2
2
2

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

PA0(ADC0)
PB0(XCK/T0)
PA1(ADC1)
PB1(T1)
PB2(INT2/AIN0) PA2(ADC2)
PB3(OC0/AIN1) PA3(ADC3)
PA4(ADC4)
PB4(SS)
PB5(MOSI)
PA5(ADC5)
PB6[MISO)
PA6(ADC6)
PB7[SCK)
PA7(ADC7)
RESET
AREF
AGND
VCC
AVCC
GND
XTAL2
PC7(TOSC2)
XTAL1
PC6(TOSC1)
PD0(RXD)
PC5
PD1(TXD)
PC4
PD2(INT0)
PC3
PD3(INT1)
PC2
PD4(OC1B)
PC1(SDA)
PD5(OC1A)
PC0(SCL)
PD6(ICP)
PD7(OC2)

40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21

VCC

ATMEGA16

Gambar 11.1. Rangkaian komparator analog mikrokontroller

11.3. PEMROGRAMAN KOMPARATOR ANALOG


Setelah membuat rangkaian komparator analog mikrokontroller, maka sekarang
saatnya Anda membuat program komparator analog mikrokontroller.
Program sebagai berikut ini
//------------------------------------------------------//Program KOMPARATOR
//------------------------------------------------------#include <stdio.h>
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void InisialisasiCOMPARATOR ();
void main()
{
DDRD=0xFF;
InisialisasiCOMPARATOR();

81

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

#asm("sei")
while(1)
{
if (ACSR.5==0) {PORTD=0;}
else {PORTD=0xff;}
}
}
void InisialisasiCOMPARATOR ()
{
ACSR=0x20;
SFIOR=0x00;
}

Cara kerja program:


Pada program Bab 10.1. komparator analog, di perlukan deklarasi
register untuk mikrokontroller jenis AT90S2313. Setelah mendeklarasi register, maka
program akan mendeklarasi port D sebagai output dan PORTB.0 dan PORTB.1 sebagai
komparator. Kemudian program masuk ke dalam program utama. Di dalam Program ini
akan membandingkan antara komparator analog 1 dan komparator analog 2. Jika
komparator analog 0 lebih besar dari pada komparator 1 maka LED mati dan sebaliknya
jika komparator analog 1 lebih besar dari pada analog 0 maka LED menyala.

82

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB XII
EEPROM
12.1. PENDAHULUAN
EEPROM (Electrically Eraseble Programmable Read Only Memori) adalah
salah satu dari tiga tipe memori pada AVR (dua yang lain adalah memori flash dan
SRAM). EEPROM tetap dapat menyimpan data saat tidak di catu daya dan juga dapat
diubah saat program berjalan.

12.2. EEPROM ATMEGA8535


Untuk menulis dalam EEPROM, perlu ditentukan terlebih dahulu data apa yang
akan ditulis serta alamat untuk menulis data. Alamat yang akan ditulis dimasukan ke
dalam EEPROM Address Register (EEAR). Data akan diletakkan dalam EEPROM
Data Register (EEDR).

EEAR8

EEARH

EEAR6

EEAR5

EEAR4

EEAR3

EEAR2

EEAR1

EEAR0

EEARL

EEAR7

Gambar 12.1. Register EEAR

MSB
R/W

R/W

R/W

R/W

R/W

R/W

R/W

LSB
R/W

Gambar 12.2. Register EEDR

R/W

R/W

R/W

R/W

EERIE
R/W

EEMWE
R/W

EEWE
R/W

EERE
R/W

Gambar 12.3. Register EEDR

83

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

EECR (EEPROM Control Register) digunakan untuk mengontrol operasi dari


EEPROM. Bit penyusunnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
Bit 7..4: Bit tidak digunakan
Bit 3: EERIE (EEPROM Ready Interrupt Enable)
Bit 2: EEMWE (EEPROM Master Write Enable)
Bit 1: EEWE (EEPROM Write Eneble)
Bit 0: EERE (EEPROM Read Enable)

12.3. RANGKAIAN EEPROM ATMEGA8535


Rangkaian berikut digunakan untuk membaca dan menulis data eeprom
ATMEGA8535. Rangkaian tersebut menggunakan port.A sebagai output yang
dihubungkan dengan LCD.
HEADER 5
1
2
3
4
5

P5
P6
P7
RST
GND

JISP

R1
RST
C1 22pF

U4
P0
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7

VCC

C3 100nF1
SW2

X1
C2 22pF

VCC

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

PB0(XCK/T0)
PA0(ADC0)
PB1(T1)
PA1(ADC1)
PB2(INT2/AIN0) PA2(ADC2)
PB3(OC0/AIN1) PA3(ADC3)
PB4(SS)
PA4(ADC4)
PB5(MOSI)
PA5(ADC5)
PB6[MISO)
PA6(ADC6)
PB7[SCK)
PA7(ADC7)
AREF
RESET
VCC
AGND
GND
AVCC
XTAL2
PC7(TOSC2)
XTAL1
PC6(TOSC1)
PD0(RXD)
PC5
PD1(TXD)
PC4
PD2(INT0)
PC3
PD3(INT1)
PC2
PD4(OC1B)
PC1(SDA)
PD5(OC1A)
PC0(SCL)
PD6(ICP)
PD7(OC2)
ATMEGA16

40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21

VCC
VCC
J16.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

VCC
5k
R9

PD0
PD1
PD2

PD4
PD5
PD6
PD7

D3

HEADER 16
1N4002

Gambar 12.4. Rangkaian membaca dan mengisi eeprom

84

VCC

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

12.3.1. PEMROGRAMAN MEMBACA DAN MENGISI EEPROM


Setelah membuat rangkaian compas, maka sekarang saatnya Anda membuat
program yang digunakan untuk membaca arah dari compas dan ditampilkan di LCD.
Program sebagai berikut ini
//------------------------------------------------------//Program EEPROM
//------------------------------------------------------#include <mega8535.h>
#include <stdio.h>
#include <delay.h>
#include <lcd.h>
#asm
.equ __lcd_port=0x18 ;PORTB
#endasm
char buf[33];
int alfa;
int eeprom *ptr_to_eeprom;
void main(void)
{
int i;
lcd_init(16);
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("Data EEPROM alfa");
lcd_gotoxy(0,1);
sprintf(buf,"%x ",alfa);
lcd_puts(buf);
alfa=0x55;
lcd_gotoxy(6,1);
sprintf(buf,"%x ",alfa);
lcd_puts(buf);
i=*ptr_to_eeprom;
lcd_gotoxy(12,1);
sprintf(buf,"%x ",i);
lcd_puts(buf);
while (1)
{
// Place your code here
}

};

85

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Cara kerja program:


Pada program EEPROM, di perlukan deklarasi register untuk mikrokontroller
jenis ATMEGA8535. Setelah mendeklarasi register, maka program akan masuk ke
dalam program utama. Pada program utama pertama mendeklarasikan LCD.
Kemudian program menyimpan data 55 ke eeprom. Fungsi i=*ptr_to_eeprom;
berfungsi untuk memanggil data eeprom.

86

Anda mungkin juga menyukai