Anda di halaman 1dari 14

Dia Tetap Ayahku

Risnwa P.A.
Pagi ini, aku masih terlelap dalam tidurku terdengar suara bunda memanggilku.
Raka..bangun ayo kita solat subuh berjamaahpanggil bunda dari balik pintu kamar ku.
Iya bun..nanti aku menyusuljawabku dengan malas.
Aku pun beranjak dari tempat tidurku. Solat subuh berjamaah bersama ayah, bunda dan Raya
adalah kewajiban yang selalu kami lakukan setiap pagi. Seusai solat kami semua bersiap
untuk melakukan aktivitas masing-masing, terlihat bunda yang sedang sibuk menyiapkan
makanan untuk kami.
Pagi bun..sapa ku dengan semangat.
Pagi sayang, ayah dan Aya mana kok belum turun?tanya bunda ketika melihat aku
seorang diri duduk di meja makan.
Masih di atas bun,jawabku.
Huh..lama banget yah mereka,ucap bunda sambil membawakan piring.
Ya nih bun padahal perutku udah keroncongan niucapku protes.
Sabar yah sayang, tunggu mereka turun dulu,bentar lagi juga turunjawab bunda sambil
membelai lembut rambutku. Tak lama Ayah dan Aya pun terlihat menuruni tangga.
Pagi bunda, pagi jagoan ayah, sapa ayah ketika melihat aku dan ibu yang sudah
menunggu.
Pagi yah ,lama banget sih, cacing di perut aku udah pada demo ni protes ku pada ayah.
Maaf sayang, ya udah ayo kita makanucap ayah.
Dan Ayah pun memimpin doa sebelum kita makan. Seusai makan ayah pun mengantarkan
aku dan Aya untuk pergi ke Sekolah.
Oh iya..hari minggu kalian ada acara ga?tanya ayah pada ku dan Raya sambil menyetir
mobil.
Emm, kayaknya ga ada yah, memang ada apa?jawab Raya.
Ayah mau ajak kalian jalan-jalanjawab ayah tersenyum.
Asiik ayo yah sambar Raya dengan penuh semangat.
Minggu kemarin kan kita udah jalan-jalan yah, emang mau kemana lagi?Bosen ah yahucap
ku protes.
Iihh kakak minggu kan emang waktunya buat weekend protes Raya.

Rencananya ayah mau ngajak kalian ke panti asuhan, kenapa Raka ga bisa ikut? Kalau Raka
ga ikut berarti ga jadi dongucap ayah dengan wajah kecewa.
Kenapa ke panti yah,mending kita ke taman Safari aja yahucap Raya keberatan.
Habis ayah bosen kalau jalan-jalan ke luar cuman buat weekend doang, ke panti lebih seru
di sana banyak orang-orang yang bisa kita buat bahagia udah gitu dapet pahala pulaujar
ayah.
Ide bagus tuh yah, kan kita udah lama ga kesana, kalau kesana mah aku semangat
yahjawabku penuh semangat.
Yah ke panti, mau ga mau harus ikutJawab Aya tak lagi bersemangat.
Sayang kan kita juga harus berbagi sama orang lainjawab ayah sambil mengelus rambut
Aya.
Iya ayah jawab Raya penuh senyum.
Tak terasa kami pun sampai di gerbang sekolah, aku dan Raya pun berpamitan pada ayah dan
keluar dari mobil.
Waktu terus berjalan pelajaran terakhir di kelas XI IPA 7 yaitu bahasa indonesia. Di
sisa waktu pelajaran, kami semua di suruh Pak Wandi guru bahasa indonesia untuk membuat
cerita tentang sosok seorang ayah bagi kami. Dengan penuh semangat dan tanpa ragu aku pun
langsung menuliskan semua isi pikiran dan hati ku tentang seorang ayah.Tak terasa kini
giliran aku harus maju ke depan tanpa ragu aku pun maju kedepan kelas
Saya akan menceritan sosok seorang Pratama Putra yaitu ayah saya. Dia adalah seorang
ayah yang menjadi pelabuhan hati aku untuk mengadu. Segala perjuangan yang dia lakukan
selama ini hanya untuk aku, adikku dan bundaku. Dia adalah teladan bagi ku. Aku ingin
seperti dia yang selalu membawa kebahagiaan, canda dan tawa di sisi kami. Dia tak pernah
gentar untuk menggoreskan senyuman di bibir kami. Tak pernah terbayang oleh ku bila dia
harus pergi dalam hidupku. Mungkin lebih baik aku yang pergi terlebih dahulu agar aku tidak
pernah merasakan betapa sakitnya kehilangan dia. Ayah kau segalanya untukku jangan
pernah berubah sedikitpun dan tetap bersama kami di sini. Anugerah terindah yang Allah
SWT berikan padaku yaitu ketika aku terlahir di keluarga ini. Mempunyai ayah dan bunda
yang begitu sempurna untuk ku. Yang mengajarkan aku untuk menjadii yang terbaik untuk
semua orang. Inilah sosok ayah bagiku terima kasihUcapku memaparkan tulisan yang telah
ku buat.
Suasana kelaspun menjadi ramai karena sambutan tepuk tangan dari temantemanku.Terlihat Pak Wandi yang tersenyum mendengar tulisan aku.

Bel tanda usai pelajaran pun berbunyi. Aku bersiap untuk pulang ke rumah. Namun
ketika aku hendak pergi melangkah keluar kelas, terdengar suara pak Wandi memanggil ku.
Rakapanggil Pak Wandi. Panggilan pak Wandi menghentikan langkahku, aku pun
menghampiri Pak Wandi.
Ada apa pak??tanya ku pada pak Wandi.
Tulisan kamu tadi bagus sekali, bapak ingin kamu membawakan tulisan kamu saat
pembagian raport. Kamu bisa menambahkan tulisan kamu lagi. Kamu mau kan?ucap pak
Wandi penuh harapan.
Emmm..gimana yah pak, saya tidak terlalu percaya diri untuk membawakan tulisan ini, di
depan orang banyak pak!jawab ku dengan ragu.
Kenapa harus tidak percaya diri lagian tulisan kamu itu bagus sekali. Bapak hanya ingin
memberikan contoh pada teman-teman kamu yang lainnya agar mereka bisa menghargai
kedua orang tua mereka, dan bapak juga ingin menunjukan pada orang tua wali nanti bahwa
begitu berharganya mereka dan betapa pentingnya suport mereka bagi anak-anak mereka
untuk bisa melangkah maju ke depanjelas pak Wandi meyakinkan ku.
Aku hanya terdiam penuhkeraguan mendengar ucapan pak Wandi tadi, Melihat diriku
terdiam pak Wandipun berkataBapak yakin kamu bisa, masa kamu ga yakin sama diri kamu
sendiri. Tenang bapak akan mengajarkan kamu intonasi pembacaan tulisan ini, biar nanti
ayah dan ibumu tambah bangga melihat penampilan kamu. Karena bapak ingin kamu terlihat
perfect di penampilan ini.
Oke pak kalau begitu saya sanggup deh , jawabku penuh semangat.
N.ah gitu dong, mulai besok kita latihan yah, sekarang kamu pulang kalau bisa tambahin
tulisan kamu oke!!ucap pak Wandi.
Siap pakucapku sambil melangkah meninggalkan pak Wandi dan berpamitan.
Malam ini selesai makan malam, Tanpa membuang waktu aku bergegas ke kamar
untuk menyelesaikan tulisanku yang akan ku tambahkan sesuai amanat pak Wandi tadi.
Ka mau kemana? semangat amat,tanya bunda ketika melihat aku begitu bersemangat
melangkah meninggalkan meja makan.
Iya ni.. mau kemana jagoan ayahsambar ayah mengulangi pertanyaan bunda.
ehh.. aku mau ke kamar, mau ngerjain tugas jawab ku tersenyum.
Oo ..ya udah sana kerjain tugasnyaucap ayah.
Oh ya ka jangan malem-malem yah tidurnya, inget waktu ucap bunda mengingatkan aku.
Oke bos jawab ku sambil mengacungkan jempolku. Aku pun bergegas menuju kamarku,
lalu ku goreskan penaku ke dalam kertas untuk menulis semua yang aku rasakan dan aku

pikirkan. Aku baca kembali dan tak kala akupun menghapus kata-kata yang kurang
nyambung lalu diganti oleh kata-kata yang lebih pantas. Tanpa terasa jam di kamarku
menunjukan pukul sepuluh malam. Aku pun menghentikan tugas ini lalu tidur. Tapi sesaat
terdengar suara bunda membuka pintu kamar. Untuk memastikan aku telah selesai
mengerjakan tugas. Ketika melihat aku yang sudah terbaring bunda menghampiriku dan
mencium lembut kening ini, lalu mematikan lampu kamar dan pergi meninggalkanku.
Siang ini seusai pulang sekolah pak Wandi menungguku untuk berlatih, sebelum latihan
aku pun memberitahukan pada Raya bahwa hari ini aku tak bisa ikut pulang dengannya
karena ada urusan. Tak ada satupun yang tahu bahwa aku akan tampil nanti di acara
pembagian raport nanti selain pak wandi karena aku ingin memberi kejutan pada ayah, bunda
dan adikku. Aku ingin ini semua menjadi benar-benar sebuah kejutan.
Hari berganti hari tanpa lelah aku terus berlatih, agar aku bisa menampilkan yang
terbaik nanti karena aku ingin semua bangga terhadapku dan tanpa menggoreskan sedikitpun
rasa kecewa terutama pada pak Wandi yang telah memberikan kepercayaan pada diriku.
Biasanya aku selesai latihan pukul lima sore. Setelah sampai di rumah aku mandi, solat
magrib, mengaji, makan malam, lalu solat isya, dan setelah itu aku belajar hingga tertidur dan
terbangun menjelang pagi saat adzan subuh berkumandang. Tanpa terasa kini aku sudah
begitu jarang berkumpul dengan keluarga.
Malam ini aku terbangun dari lelapnya tidur dan melihat jam dinding di kamarku
menunjukan pukul dua dini hari. Namun rasa ingin ke kamar mandi tak dapat aku tahan,
dengan rasa kantuk yang menggelayut dimata, akupun beranjak dari tempat tidur dan kubuka
pintu kamar. Aku turuni anak tangga satu persatu untuk menuju kamar mandi yang berada di
bawah. Namun langkahku terhenti ketika aku melihat sosok seorang wanita yang kukenal
sedang tertidur pulas di sofa ruang keluarga. Kuhampiri sosok itu.
Tumben banget bunda tidur di sofa, ayah kemana yah?gumam ku dalam hati begitu
bingung ketika melihat bunda yang tertidur pulas di sofa.
Rasanya aku tak tega harus membangunkan bunda yang begitu pulas tertidur, tapi aku
juga tak tega bila harus melihat dia tertidur di atas sofa ini. Tanpa ragu aku pun melangkah ke
kamar bunda untuk mengambilkan selimut dan bantal untuknya dan memakaikannya pada
tubuh bunda. Akhirnya aku putuskan untuk menemani bunda tidur di sofa. Pagi ini bunda
membangunkan aku yang tertidur lelap di sofa,
sayang bangunucap bunda yang duduk di sampingku,
ya bundajawabku,
sayang kamu kenapa tidur di sofatanya bunda sambil mengelus rambutku.

Aku pun beranjak dari posisi tidurku dan berkataiya... bun semalem aku liat bunda tidur di
sofa, jadi aku temenin deh bun abis aku ga tega liat bunda
Mendengar ucapanku bunda memelukku, lalu akupun melanjutkan pertanyaanku bunda
kenapa tidur di sofa??.
Bunda hanya terdiam mendengar pertanyaanku dan melepaskan pelukannya, sambil
memegang tangan bunda aku pun berkatabunda kenapa sih, kok diem aja? Kan aku nanya
sama bunda
Bunda gapapa sayang, ya udah sekarang kamu ngambil wudhu kita solat subuh yahucap
bunda sambil membelai rambut dan pergi meninggalkanku.
Entah apa yang terjadi sama bunda. Namun aku tak bisa memaksa bunda untuk cerita
padaku. Akupun langsung bangkit dan mengambil air wudhu. Pagi ini aku yang memimpin
solat subuh seusai solat dan berdoa.
Bun ayah mana kok aku ga liat?? tanya Aya yang heran karena pagi ini ayah tidak ada.
Ayah ada urusan jawab bunda singkat.
Urusan apa bun?? ayah berangkat jam berapa atau malam ini ayah ga pulangtanya Aya.
Bunda hanya terdiam mendengar pertanyaan Aya, aku sangat menanti jawaban bunda karena
hal itu juga yang menjadi salah satu pertanyaanku
Ayah pergi tadi pas kalian masih tidur, ayah ga sempet pamit sama kalian soalnya ada
urusan mendadak jawab bunda gugup.
Terus ayah semalem pulang jam berapa bun? tanya Aya. Sambil menatapku bunda lalu
menjawab ayah udah pulang sekitar jam sepuluh malam tapi kamu udah tidur.
Aku tau semua yang bunda ucapkan itu bohong. Semalam aku tidak melihat ayah saat
terbangun mengambilkan selimut untuk bunda di kamar, tak terlihat sosok ayah di sana, dan
aku tau tatapan bunda tadi menyuruhku untuk bungkam tentang apa yang terjadi agar Aya
tidak berpikir apa-apa tentang ayah. Mendengar ucapan bunda Aya pun percaya dan langsung
pergi meninggalkan aku dan bunda.
Bunda sapa ku menghentikan langkah bunda yang hendak pergi.
Kenapa sayang jawab bunda begitu tenang.
Kenapa bunda melakukan ini semua??tanya ku pada bunda.
Lakuin apa?jawab bunda dengan nada terkejut.
Kenapa bunda berbohong pada Aya?" ucapku menjelaskan.
Bunda pun terdiam sejenak dan berkata dengan lirih cuman itu yang bisa bunda
lakukan, soalnya bunda ga tau harus menjawab apa lagi kalau adikmu bertanya tentang
ayah.

Bun cerita sama aku ada apa dengan ayah dan bunda, kenapa jadi kaya gini? Jangan bunda
pendam sendiri, aku sudah dewasa bun, siapa tau aku bisa ngasih solusi atau membantu
bunda menjawab pertanyaan Raya ucapku dengan perasaan sedih.
Bunda ga tau harus cerita apa sama kamu, soalnya bunda juga ga tau apa penyebab ini
semua. Nanti ketika bunda tau semuanya bunda janji aka cerita, sekarang kamu siap-siap sana
ke sekolah jawab bunda.
Janji yah bun, harus cerita apa pun yang terjadi aku ga mau kalau bunda sedih ucapku lalu
ku peluk erat tubuh bunda.
Siang ini aku pulang seorang diri, karena Raya meminta izin padaku untuk pergi ke
toko buku bersama temannya. Sesampai di depan gerbang terlihat mobil ayah terparkir di
halaman rumah. Kemudian aku mempercepat langkahku untuk melihat ayah. Karena memang
beberapa hari ini aku tak bertemu ayah dan rasa rindu di hati ini sudah terlalu besar padanya.
Ketika sampai di depan pintu, Ayah terlihat keluar dari dalam rumah seorang diri.
Ayahsapaku sambil mendekatinya.
Eh jagoan ayah sudah pulang, kok sendirian adikmu mana?tanya ayah ketika melihat aku
seorang diri.
Dia tadi minta izin untuk ke toko buku jawabku.
Maaf yah sayang ayah buru-buru ayah pergi dulu yahucap ayah memelukku, lalu pergi
meninggalkanku.
Ayah mau kemana? teriakku.
Belum sempat menjawab pertanyaanku, ayah langsung mengendarai mobilnya. Dengan
penuh rasa kecewa akupun masuk kedalam rumah.
Assalamualaikumsapaku.
Berkali-kali aku mengucapkan salam, namun tak ada jawaban dari dalam rumah lalu aku pun
memanggil bunda berkali-kali tapi sama saja tak ada jawaban. Lalu ku langkahkan kakiku
menuju kamar bunda. Ketika kubuka pintu kamar, aku melihat sosok seorang wanita yang
sedang duduk tertunduk di pinggir tempat tidurnya.
Bunda sapaku sambil menghampirinya.
Kamu udah pulang ka jawab bunda dengan suara sendu dan berusaha mengusap air
matanya.
Bunda kenapa? tanya ku ketika melihat mata bunda yang sembab.
Gapapa sayang, kamu sudah makan belum?jawab bunda mengalihkan pertanyaanku.
Bunda jawab pertanyaanku, bunda kenapa?tanya ku sekali lagi.
Bunda gapapa sayang jawab bunda sembari mengelak lagi.

Tadi pagi bunda janji mau cerita apa pun yang terjadi sama aku, tapi apa ternyata sekarang
bunda sembunyiin semua iniucapku memohon.
Bunda hanya terdiam,lalu aku pun meneruskan ucapanku karena ayah yah bun??
Bunda pun memalingkan wajahnya dan menangis lirih, melihat bunda akupun langsung
memeluknya mencoba menenangkannya.
Apa yang ayah lakukan sampai bunda menangis begini tanya ku kesal.
Tidak ka ayah tidak melakukan apa-apa, kami hanya bertengkar kecil kok. Sekarang kamu
makan dulu yah, dan janji sama bunda jangan katakan hal ini sama Raya ucap bunda
berusaha menenangkan aku. Aku pun hanya mengngagukan kepalaku, dan pergi untuk
makan.
Minggu pagi ini ketika usai solat subuh terlihat ayah terburu-buru hendak pergi entah
kemana melihat itu semua Raya pun bertanyaayah mau kemana kok buru-buru banget?
Ayah ada urusan jawab ayah singkat.
Ayah kan janji sama kita mau ke panti asuhan ucap aya kecewa.
Ayah ga bisa ada urusan yang tak bisa ayah tinggalkan jawab ayah.
Ayah urusannya besok aja, kan ayah udah janji sama aku mau jalan-jalan ucap Aya
merengek.
Kamu tuh di bilang ayah banyak urusan berisik banget sih, jawab ayah dengan nada tinggi.
Mendengar jawaban ayah Raya hanya tertunduk dan menangis. Dan ayah pun pergi begitu
saja tanpa memperdulikan Raya bahkan tanpa berpamitan pada bunda.
Melihat Raya menangis bunda pun menghampirinya untuk menenangkan dan memeluknya
Bun kok ayah marah-marah sih ucap raya lirih.
Ayah bukan marah-marah sayang, tapi ayah lagi pusing banyak kerjaan, jadi kamu harus
mengerti oke, sekarang hapus airmata kamu nanti kita jalan-jalan ucap bunda menenangkan.
Aku udah ga mau jalan-jalan bun, aku pengen di rumah aja ucap Raya lalu pergi ke
kamarnya. Aku pun mendekati bunda yang sedang duduk di sofa.
Aku sekarang tau bun apa yang terjadi antara kalian? ucapku sambil duduk di samping
bunda.
Yah... kamu sudah cukup dewasa untuk memahami ini semua ,jadi ga ada yang harus di
sembunyikan lagi sama bunda jawab bunda sambil memandang ku.
Ini kenapa bun? tanya ku sambil ku pegang wajah cantik bunda yang memar.
auw..ucap bunda kesakitan.
Kenapa bun, kemarin aku lihat ga ada? ayah yah bun?ucapku dengan nada khawatir.

Ga kok sayang, tadi pagi bunda ke jatuh di kamar mandi terus kebentur deh ucap bunda
dengan letih.
Ga bohong kan bun? ucap ku menegaskan.
Ga sayang jawab bunda memelukku.
Hari ini adalah pembagian raport, hari yang sangat aku nantikan dan aku berharap hari
ini ayah dapat melihat penampilanku. Pagi ini ketika sarapan aku tak melihat sosok ayah ada
di antara kita.
Bun ayah mana? tanyaku dengan heran.
Ayah ga pulang lagi sayang jawab bunda begitu lirih.
Kemana bun? tanyaku dengan tegas.
Belum sempat bunda menjawab pertanyaanku Raya telah menghampiri aku dan bunda.
Bun hari ini kita dibagi rapot, bunda sama ayahk ke sekolah aku kan? ucap Raya dengan
girangnya.
Heem...iya nanti bunda kesana jawab bunda ragu-ragu.
Aku sama kakak berangkat duluan yah bun, soalnya kita mau prepare bunucap Raya.
Oke sayang jawab bunda.
Setelah acara pembagian rapot selesai, kini acara yang di nanti pun tiba. Saatnya
penampilan aku. Ketika aku naik ke atas panggung terlihat bunda duduk seorang diri di kursi
penonton. Rasa kecewa pun meliputi hati ini. Namun aku berusaha untuk tenang.
Saya Raka Putra Pratama dari kelas XII IPA 1 akan membawakan puisi untuk semua ayah
yang kami cintai.
Ayah . . .
Kaulah tempat yang menjadi pelabuhan hatiku untuk berkeluh kesah
Seorang pejuang yang tak pernah menyerah
Yang tak pernah merasa getar untuk menggoreskan senyuman di bibir kami
Dan tak pernah merasa lelah untuk memberikan yang terbaik untuk kami
Ayah . . .
Andai kau tau betapa berartinya dirimu bagiku
Betapa sangat berharganya dirimu bagi ku
Dan kehadiranmu yang selalu ku tunggu
Ayah. . . .
Temanilah aku hingga akhir hidupku
Janganlah pernah berubah sedikitpun

Jangan tinggalkan aku


Berjanjilah ayah
Ya Allah . .
Jagalah selalu ayah ku
Lindungi selalu ayahku
Dan selamatkan ia selalu
Ya Allah . . .
Ijinkan aku untuk bisa membuatnya bahagia
Ijinkan aku untuk bisa membuatnya bangga
Ijinkan aku untuk bisa menggoreskan senyum kebahagian dan kebanggan di bibirnya
Ya Allah . . .
Sampaikan padanya bahwa aku butuh dia
Bahwa aku mencintainya
Bahwa aku tak akan menjadi apa-apa tanpanya
Ya Allah . . .
Sungguh ku berterima kasih padamu
Atas semua kebahagiaan ini
Atas semua anugrah terindah yang kau berikan ini
Dan terima kasih kau berikan aku ayah dan bunda yang luar biasa
Terima kasih untuk semuanya
Ayah . . .
Kau lah pahlawanku
Kau lah idola ku
Dan kau lah teladanku
Terima kasih ayah
Ucap cinta ku padamu
Sepanjang masa...
Terlihat bunda yang menangis dari kursi penonton, Aku tau pasti bunda merasakan
apa yang aku rasakan saat ini. Moment yang aku tunggu hari ini datang juga walau aku
berharap ayah hadir dan menyaksikan aku mengungkapkan semua isi hati ku ini. Akupun
turun dari panggung dengan sambutan tepuk tangan dari semua orang. Pak Wandi pun
menyambutku dengan pelukan hangat di bawah tangga dan berkatakamu hebat Raka,bapak
yakin ayah kamu pasti bangga memiliki anak sepertimu. Mendengar ucapan pak Wandi aku

hanya bisa terdiam dalam pelukkannya. Sambil melepaskan pelukannya pak wandi pun
berkataAntarkan bapak pada Ayah mu.
Dengan wajah tertunduk akupun menjawabAyah tak bisa hadir pak hari ini, maka itulah
yang membuat aku sangat kecewa pak. Hari yang saya nantikan, hal yang saya bayangkan
akan begitu indah namun hanya menjadi bayangan dan tak mampu untuk menjadi sebuah
kenyataan. Saya berharap ayahku yang menjemput aku saat turun dari atas panggung
tersenyum bangga dan memelukku dengan penuh kebanggaan tapi itu semua..ucapan ku lalu
terdiam mendengar ucapan ku pak Wandi kembali memelukku
Kamu ga boleh sedih, mungkin memang ayahmu saat ini tak bisa datang,itu semua dia
lakukan untuk bisa memberikan yang terbaik nantinya buat kamu,adikmu dan bundamuucap
pak Wandi begitu bijak
Mendengar ucapan itu aku begitu tenang ku hapus airmataku, lalu ku hampiri bunda di kursi
penonton. Melihat kedatanganku Bunda menyambutku dengan pelukan erat darinya dan
berkatabunda bangga sama kamu amat sangat banggaUcapan Bunda membuat aku tak lagi
menangis dan membuat aku untuk semakin tegar menghadapi semua ini karena aku harus
menemani bunda dan tak boleh sedikitpun lengah menjaga bunda dan Raya.
Kakak..sapa Raya sambil memeluk aku lalu berkata lagikakak super hebat, aku bangga
sama kakak 2 jempol buat kakak dehsambil menunjukan kedua jemari jempolnya
Bunda..gimana rapot kita?tanya Raya.
Bunda pun langsung mengangkat kedua jempolnyaanak bunda dua-duanya hebat,kalian
berdua dapat rengking 1 dan kamu raya masuk kelas IPAucap bunda lalu memeluk aku dan
Aya.
Setelah pembagian rapot kemarin, kini libur panjang pun datang. Berbeda jauh dengan
liburan kemarin, Aku dan Raya hanya berdiam diri di rumah. Tetapi semua tetap mengasikan
walau tanpa ayah. Beberapa minggu ini ayah tak pulang sejak pertengkarannya dengan
bunda. Aku dan Raya pun sudah mulai terbiasa tanpa kehadiraanya, bahkan aku merasa
bahwa kami sejak dahulu memang tak memiliki ayah. Dan mungkin Raya sudah mulai bosan
bertanya tentang ayah dan mendengar jawaban bunda yang selalu bilang ayah sibuk.
Malam ini aku terbangun dari lelapnya tidur, karena keringnya tenggorokan ini dengan
rasa malas dan kantuk aku turuni anak tangga satu per satu. Namun langkahku terhenti ,
ketika aku mendengar suara gundah dari kamar bunda dan ayah.
Ayah sudah pulangucapku pelan ketika hendak melangkah pergi tiba-tiba aku mendengar
suara bunda yang sedang marah, membuat aku mengurungkan niatku untuk pergi dan aku

pun berdiam diri di depan pintu kamar mereka sambil menlihat dan mendengarkan apa yang
sebenarnya terjadi ,
Aku tau mas sekarang mas memiliki wanita lain selain aku. Tak ada yang harus di
sembunyikan lagi mas aku tau itu semua terdengar suara bunda dengan nada sedikit tinggi.
Bagus kalau kamu tau, jadi saya ga harus bersusah payah menjelaskan padamu lagi jawab
ayah begitu santai.
Inget mas sama anak-anak, aku rela mas disakitin, aku rela mas pukul sampai aku memar
begini. Tapi aku mohon mas jangan pernah tinggalkan anak-anak dan jangan buat mereka
kecewaucap bunda menurunkan nada bicaranya.
Mereka sudah besar pasti mereka semua akan lebih mengertiucap ayah dengan begitu
santainya.
Ga segampang itu mas buat mereka mengerti, mas enak-enakan selingkuh tapi apa mas
pernah tau kalau anak-anak mas di sini nanyain mas, sampai-sampai aku bingung untuk
menjawabnya. Dan saat pembagian rapot, Mas tau ga kalau Raka jagoan mas nyiapin puisi
buat mas. Dia berlatih berhari-hari berharap ayahnya liat penampilannya. Tapi apa??mas ga
punya waktu buat mereka sama sekali, mas membuat mereka kecewa jawab bunda dengan
lirih.
Aahh.. saya ga peduli. Itu urusan kamuucap ayah.
Seenaknya mas ngomong begitu,sekarang apa sih mau mas, jangan terlantarin kita kaya
giniucap bunda menangis.
Saya ga pernah terlantarin kalian, saya tetap memberi kamu nafkah, memberimu uang untuk
keperluan kamu dan anak-anakjawab ayah dengan nada tinggi.
Bukan uang yang kami butuhkan, saya dan anak-anak cuman butuh kamu yang duluucap
bunda.
Saya bukanlah yang dulu lagi, saat ini saya sudah menemukan wanita yang benar-benar saya
butuhkan dan saya cariucap ayah dengan nada tinggi.
Apa mas? mas tau apa yang mas ucapkan tadi, aku ini istri mas ,sakit mas hati aku.. dan
jagan pernah salahkan aku kalau nanti mereka membenci mas, karena sikap mas seperti
iniucap bunda sambil menangis.
Yang saya mau saat ini hanya ingin hidup bersama wanita yang saya cintai dan saya ga
peduli akan apa yang terjadi nantijawab ayah dengan lantang.
Maksud mas?tanya bunda dengan terkejut.
Saya ingin menceraikanmujawab ayah.

Jangan mas,gimana anak-anak??cukup saya yang tersakiti kasihanilah merekaucap bunda


lirih,
saya ga pedulijawab ayah,
mas aku mohon, jangan tinggalin aku sama anak-anak, biarkanlah aku di madu asal anakanak masih memiliki ayahucap bunda sambil tekuk di hadapan ayah.
Wanita itu tidak ingin cintanya terbagi, dia ingin memiliki saya seutuhnyaucap ayah.
Jangan mas,jangan ceraikan aku...jawab bunda dengan derai air mata di pipinya,
kamu tuh di bilangin susah banget sihjawab ayah.
tapi masbelum sempat bunda melanjutkan kata-katanya tamparan keras dari ayah telah
mendarat di wajah cantik bunda hingga dia terjatuh ke lantai.
Melihat kejadian itu aku langsung berteriakBunda...dan menghampiri bunda lalu
memeluknya. Terlihat wajah ayah yang terkejut melihat kehadiranku.
Cukup yah..jangan sakitin bunda lagi. Dan bunda cukup ga perlu mohon-mohon lagi sama
ayah. Kita udah terbiasa bun hidup tanpa ayah, kalau saat ini ayah mau pergi, pergilah yah
tapi satu hal yang harus ayah tau jangan lagi datang dan menemui kita dan ayah ga perlu
kirim-kirim uang untuk biaya aku dan Raya karena aku yang akan menggantikan ayah. Aku
akan mencari uang bantu untuk bunda, semua aku lakuin karena aku tak ingin di biayai oleh
laki-laki yang sudah mencampakan aku,adikku dan terutama bundakuucapku dengan emosi.
Sejak kapan kamu mulai kurang ajarjawab ayah sambil mengangkat tangannya untuk
memukul ku.
Jangan mas,cukup aku yang kamu lukai jangan sekali-kali kamu sentuh anakkusambar
bunda dan melindungi aku.
Kenapa ayah mau pukul aku. Pukul yah kalau ayah emang belum puas nyakitin kita. Aku
salah besar ternyata. Dulu aku ingin seperti ayah, ayah adalah teladan aku, idola bagi aku,
tapi ternyata aku salah ayah sama sekali tidak pantas untuk di teladani bahkan di idolakan.
Pergilah yah dan aku yakin suatu saat nanti ayah akan menyesal,pegang janji aku yah dan
jangan sekali-kali berharap bisa menyentuh adik

dan bundaku atau menyakiti

merekaucapku llirih
Ayah akan pergi dan tunggu saja surat cerai yang akan saya ajukan ke pengadilanucap ayah
sambil melangkah pergi.
Seperginya ayah aku berusaha untuk menenangkan bunda.
jadi selama ini wajah bunda memar karena ayahucapku pada bunda sambil membelai
lembut wajah cantik bunda.
Bunda hanya menganggukan kepalanya,

kenapa bunda berbohong padakuucapku dengan sedih.


bunda ga mau kalian sedih dan membenci ayah kalianjawab bunda lirih,
bunda sungguh kami ga akan pernah sedih kehilangan ayah seperti dia, bahkan aku lebih
sedih kalau bunda tetap sama ayah dan terus di sakiti. Aku ga mau itu terjadijawabku
sambil memeluk erat bunda
kalian memang yang terbaik buat bundaucap bunda memeluk erat tubuh ini.
Bulan demi bulan telah berlalu Ayah dan bundapun telah berpisah dan Raya pun telah
mengetahui semua yang terjadi antara ayah dan bunda bahkan dia lebih dewasa menerima ini
semua di bandingkan apa yang aku dan bunda bayangkan.
Siang ini ketika aku, bunda dan Raya sedang asik duduk di depan televisi, Tiba terdengar
suara ayah Assalamualaikumsapa ayah.
Mendengar ucapan itu kami pun menoleh kebelakang. Sungguh terkejut aku, ketika aku
melihat ayah bersama istri barunya bergandengan mesra di depan kami semua.Melihat semua
itu aku pun jadi emosi seakan aku tak rela melihat semua iningapain anda kesini lagi
iya ngapain lagi ayah kesinisambar Raya.
Ooo..sabar anak-anak ayah,Ayah kesini cuman mau ngambil barang-barang ayah dan ayah
juga mau ngingetin sama kalian kalau rumah ini akan di jual secepatnyaucap ayah.
Maaf anda bukanlah ayah kami lagi, ambil saja barang-barang anda kami semua pun sudah
tak sudi untuk menampungnyajawab Raya begitu emosi.
Ayahpun pergi membereskan semua barang-barangnya di bantu oleh istri barunya itu.
Setelah selesai membereskan barangnya ayahpun pergi dan sebelum pergi dia
berkatasekali lagi ayah mau ngingetin kalau rumah ini akan di jual, jadi kalian harus segera
pergi dari sini.
Sabar bapak Pratama Putra kita semua juga bakal pergi tanpa membawa apapun dari sini.
Dan kita akan pergi dari kota ini. Supaya kita tak lagi bertemu dengan orang seperti
andajawabku ,mendengaar ucapanku ayahpun pergi.
Setelah kepergian ayah bunda merangkul aku dan Raya lalu menyuruh kami duduk dan
berkata Kalian ga boleh seperti itu. Dia tetaplah ayah kalian, seperti apapun dia dan
bagaimanapun dia,Namun di dalam darah kalian mengalir darah ayah yang selama ini selalu
berjuang untuk kita dan memberikan pelajaran berharga untuk kita. Bahkan dia pula lah yang
membuat kalian semakin dewasa. Bunda ga akan pernah melarang kalian untuk bertemu
dengan ayah.Atau menghalangi ayah bertemu kalian
Setelah kejadian itu aku, bunda dan Raya pun pindah ke Bandung. Kini aku bersekolah
sambil kerja part time yah lumayan buat bantu-bantu bunda,walau awalnya dia tak

mengizinkan karena saat ini aku sudah kelas 3 dan sebentar lagi akan menghadapi ujian. Tapi
aku bisa untuk meyakinkan bunda dan berjanji tak akan ada yang berubah pada nilaiku dan
waktu belajar ku. Dan bunda kini menjadi guru meneruskan pekerjaannya yang dahulu.Walau
sekarang kami hanya bertiga namun kebahagiaan ini sama sekali tak berubah seperti dulu.
Kini tak ada lagi air mata yang ada hanya canda dan tawa.Dan sekarang idolaku bukanlah
ayah tapi bunda.Tapi ayah akan selalu menjadi ayahku seperti apapun wujud dan kelakuan
seperti yang bunda ajarkan pada aku dan Raya

Anda mungkin juga menyukai

  • Jdksadas
    Jdksadas
    Dokumen7 halaman
    Jdksadas
    indah
    Belum ada peringkat
  • Hdjksahdk
    Hdjksahdk
    Dokumen20 halaman
    Hdjksahdk
    indah
    Belum ada peringkat
  • Dmsndsa
    Dmsndsa
    Dokumen1 halaman
    Dmsndsa
    indah
    Belum ada peringkat
  • Hdjksahdk
    Hdjksahdk
    Dokumen20 halaman
    Hdjksahdk
    indah
    Belum ada peringkat
  • Dsad
    Dsad
    Dokumen2 halaman
    Dsad
    indah
    Belum ada peringkat
  • Mjlcdksajd
    Mjlcdksajd
    Dokumen37 halaman
    Mjlcdksajd
    indah
    100% (1)
  • MM - Indah Wijayanti - 228334039 - Tugas 1 Ekonomi Manajerial
    MM - Indah Wijayanti - 228334039 - Tugas 1 Ekonomi Manajerial
    Dokumen8 halaman
    MM - Indah Wijayanti - 228334039 - Tugas 1 Ekonomi Manajerial
    indah
    Belum ada peringkat
  • Jdksadas
    Jdksadas
    Dokumen7 halaman
    Jdksadas
    indah
    Belum ada peringkat
  • NJ, MKBNDF
    NJ, MKBNDF
    Dokumen1 halaman
    NJ, MKBNDF
    indah
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Penutup A. Kesimpulan
    Bab Iii Penutup A. Kesimpulan
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii Penutup A. Kesimpulan
    indah
    Belum ada peringkat
  • Hdjkashd
    Hdjkashd
    Dokumen2 halaman
    Hdjkashd
    indah
    Belum ada peringkat
  • Xssdxs
    Xssdxs
    Dokumen1 halaman
    Xssdxs
    indah
    Belum ada peringkat
  • Epi Sfdzfs
    Epi Sfdzfs
    Dokumen6 halaman
    Epi Sfdzfs
    indah
    Belum ada peringkat
  • Dasd
    Dasd
    Dokumen1 halaman
    Dasd
    indah
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen11 halaman
    Bab Ii
    indah
    Belum ada peringkat
  • Dasfa
    Dasfa
    Dokumen2 halaman
    Dasfa
    indah
    Belum ada peringkat
  • Dsad
    Dsad
    Dokumen14 halaman
    Dsad
    indah
    Belum ada peringkat
  • Arti Tugas
    Arti Tugas
    Dokumen2 halaman
    Arti Tugas
    indah
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen2 halaman
    COVER
    indah
    Belum ada peringkat
  • DSFAFWG
    DSFAFWG
    Dokumen20 halaman
    DSFAFWG
    indah
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen6 halaman
    Bab Ii
    indah
    Belum ada peringkat
  • Arti Tugas
    Arti Tugas
    Dokumen2 halaman
    Arti Tugas
    indah
    Belum ada peringkat
  • DSFAFWG
    DSFAFWG
    Dokumen20 halaman
    DSFAFWG
    indah
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen7 halaman
    Presentation 1
    indah
    Belum ada peringkat
  • FGVH
    FGVH
    Dokumen10 halaman
    FGVH
    indah
    Belum ada peringkat
  • Grammar Inggris
    Grammar Inggris
    Dokumen2 halaman
    Grammar Inggris
    indah
    Belum ada peringkat
  • Kamus
    Kamus
    Dokumen1 halaman
    Kamus
    indah
    Belum ada peringkat
  • Arti Tugas
    Arti Tugas
    Dokumen2 halaman
    Arti Tugas
    indah
    Belum ada peringkat
  • Dsda
    Dsda
    Dokumen47 halaman
    Dsda
    indah
    Belum ada peringkat
  • FHG
    FHG
    Dokumen16 halaman
    FHG
    indah
    Belum ada peringkat