BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menurut WHO (1995) sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja yang
berumur 10-19 tahun. Data demografi di Amerika Serikat (1990) menunjukan jumlah
remaja yang berumur 10-19 tahun sekitar 15% dari populasi. Di Asia Pasifik dimana
penduduknya merupakan 60% dari penduduk dunia, seperlimanya adalah remaja (10-19
tahun). Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik (1999) kelompok usia 10-19 tahun
adalah sekitar 22% dimana 50,9% adalah laki-laki dan 49,1% adalah perempuan
(Soetjiningsih, 2002).
Program Pembangunan Nasional menempatkan Kesehatan Reproduksi Remaja
sebagai salah satu program pemerintah di dalam sektor pembangunan sosial budaya, yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja dalam hal
kesehatan reproduksi, dimana remaja ini merupakan kelompok yang paling potensial
dalam pembangunan suatu negara karena remaja adalah sebagai aset penerus dan penentu
masa depan bangsa (BKKBN, 2001).
Masalah kesehatan reproduksi menjadi perhatian bersama karena dampaknya luas
menyangkut berbagai aspek kehidupan dan parameter kemampuan negara dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Salah satu ukuran
1.
Tujuan Umum
Mengetahui gambaran remaja putri dalam melakukan personal hygiene selama
menstruasi di Madrasah Man 2 Model Makassar
2.
Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran remaja putri dalam melakukan perawatan kulit wajah selama
menstruasi di Madrasah Man 2 Model Makassar
b. Mengetahui gambaran remaja putri dalam melakukan kebersihan rambut selama
menstruasi di Madrasah Man 2 Model Makassar
c. Mengetahui gambaran remaja putri dalam melakukan kebersihan tubuh dan organ
genitalia selama menstruasi di Madrasah Man 2 Model Makassar
d. Mengetahui gambaran remaja putri dalam melakukan kebersihan pakaian selama
menstruasi di Madrasah Man 2 Model Makassar
e. Mengetahui gambaran remaja putri dalam penggunaan pembalut selama menstruasi di
Madrasah Man 2 Model Makassar
D. Manfaat Penelitian
1.
2.
Bagi Siswa
Menambah wawasan remaja putri tentang manfaat melakukan personal hygiene dan
akibat jika tidak melakukan personal hygiene selama menstruasi.
3.
Bagi Peneliti
Untuk memperoleh informasi ilmiah terhadap gambaran remaja putri dalam melakukan
personal hygiene selama menstruasi.
4.
Bagi Pendidikan
E.
Keaslian Penelitian
Berdasarkan pengetahuan penulis, gambaran remaja putri dalam melakukan personal
hygiene selama menstruasi belum pernah dilakukan di Madrasah Man 2 Model
Makassar. Penelitian ini pertama kalinya Madrasah Man 2 Model Makassar dijadikan
tempat Penelitian. Penelitian ini hampir serupa yang pernah dilakukan yaitu :
1. Pancawati (2007), dengan judul penelitia: Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang
Menstruasi dengan Kecemasan di SMP Muhammadiyah Gombong. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahuai Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang
Menstruasi dengan Kecemasan di SMP Muhammadiyah Gombong. Metode
penelitian ini menggunakan penelitian deskripsi korelasi dengan rancangan
penelitian menggunakan pendekatan Cross Sectional. Sampel yang digunakan adalah
purposive sampling. Dengan hasil yaitu pengetahuan siswi tentang menstruasi dalam
kategori cukup (86,66%), sedangkan kecemasan dalam kategori sangat berat (43,33
%%). Hasil korelasi antara tingkat pengetahuan tentang menstruasi dengan
kecemasan menstruasi didapatkan hasil signifikan 0,024 dengan tingkat kemaknaan
(p) adalah 0,05. Jadi ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menstruasi
dengan kecemasan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada subjek dan tempat
peneliti yaitu subjek pada gambaran remaja putri dalam melakukan personal hygiene
selama menstruasi di Madrasah Man 2 Model Makassar.
2. Rasinah (2005), dengan judul penelitian: Hubungan Pengetahuan tentang
Menstruasi dengan Kesiapan Remaja Putri Usia Pubertas Menghadapai Menarche
di Mts Negeri Nusawungu Cilacap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
subjek pada gambaran remaja putri dalam melakukan personal hygiene selama
menstruasi di Madrasah Man 2 Model Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
1.
TINJAUAN TEORI
Remaja
a. Pengertian
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata
bendanaya, adolescencia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa. Istilah adolescence seperti yang digunakan saan ini mempunyai
arti lebih luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
Pandangan ini diungkapkan oleh piaget (1999) dengan mengatakan secara
psikologis masa remaja adalah usia dimana individu dapat berintegrasi dengan
masyarakat dewasa, dimana usia anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang
yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya
dalam masalah hak intergasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak
aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan puber, termasuk juga perubahan
intelektual yang mecolok transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir
remaja ini memungkinkan untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang
dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode
perkembangan ini. Awal masa remaja berlangsung kira-kira umur 13-18 tahun dan
akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 18 tahun yaitu usia matang secara
hukum. Dengan demikian akhir masa remaja merupakan periode yang sangat
singkat (Hurlock, 2002).
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan
hanya arti psikologis, tetapi juga fisik. Bahkan, perubahan-perubahan fisik yang
penting, ada periode yang penting karena akibat fisik dan ada pula akibat
psikologisnya. Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai cepatnya
perkembangan mental yang cepat, terutama pada awal masa remaja. Semua
2. Menstruasi/Haid
a.
Peristiwa ini disebut ovulasi. Sel telur yang bebas ini menuju rahim dan lebih
kurang dalam seminggu sampai di rahim (Mochtar, 2003).
Sebelum ovulasi terjadi, dinding rahim menebal dan jaringan pembuluh
darahnya bertambah, hal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan makanan bagi
calon bayi, bila tidak terjadi pembuahan persiapan ini tidak terpakai dan dinding
rahim menebal itu akan lepas dan keluar sebagai menstruasi. Hal ini akan
berulang setiap bulan, yang selanjutnya disebut sebagai siklus atau daur
menstruasi. Satu siklus dihitung dari hari pertama menstruasi sampai menstruasi
berikutnya (Wikjosastro, 2006).
b.
Fisiologi Menstruasi
Pada siklus haid FSH (Folicle Stimulating Hormone) dikeluarkan oleh
hormon anterior hipofise sehingga beberapa folikel primer berkembang menjadi
folikel de graaf yang membuat estrogen mengeluarkan hormon gonadtropin yang
kedua yaitu LH (Luteonizing Hormone) yang disalurkan dari hipotalamus ke
hipofisis. Proses ini dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap
hipotalamus (Hamilton, 1999).
Bila penyaluran normal dan berjalan baik, maka produksi gonadotropin
akan baik pula sehingga folikel de Graaf makin lama menjadi matang dan makin
banyak Liquor Folikel yang mengandung estrogen. Estrogen berpengaruh
terhadap endometrium sehingga endometrium tumbuh atau masa proliferasi
(Wikjosastro, 2006).
Dibawah pengaruh LH folikel de graaf menjadi makin matang mendekati
permukaan ovarium kemudian terjadilah ovulasi. Pada ovulasi kadang-kadang
terdapat perdarahan sedikit yang akan merangsang peritonium pelvis sehingga
timbul rasa sakit yang disebut intermenstruasi pain (Mittle Schmerz) dan
perdarahan sedikit di vagina (Wikjosastro, 2006).
Setelah ovulasi terjadi dibentuklah korpus rubrum (badan merah) yang
akan menjadi korpus luteum (badan kuning) dibawah pengaruh hormon
gonadotropin LH dan LTH (Luteotrophic Hormone). Korpus luteum menghasilkan
progesteron yang menyebabkan endometrium bersekresi dan kelenjarnya
berlekuk-lekuk (masa-sekresi) (Mochtar, 2003). Bila tidak ada pembuahan korpus
luteum bergenerasi sehingga kadar estrogen dan progesteron menurun. Menurunya
kadar estrogen dan progesteron menimbulkan efek pada arteri yang berlekuklekuk di endometrium, sehingga mengakibatkan pengerutan lapisan fungsional
endometrium. Vasokonstriksi arteri spiralis (coiled artery) terjadi 4-24 jam
sebelum menstruasi dengan akibat luar/ atas endometrium mengalami atropi dan
mengkerut. Tampak dilatasi dan statis dengan hipermia yang diikuti oleh spasme
dan iskemia. Sesudah itu terjadi degenerasi serta perdarahan dan pelepasan
endometrium yang nekrotik yang disebut haid atau menstruasi. Bila mana ada
pembuahan dalam masa ovulasi maka korpus luteum tersebut dipertahankan
bahkan berkembang menjadi korpus luteum gravidatum (William, 2000).
c.
2) Fase Sekresi
Pada fase ini berlangsung hari ke 14-28.
3) Fase Pre Menstruasi
Pada fase ini berlangsung kurang lebih 2-3 hari sebelum menstruasi.
4) Fase Menstruasi
d.
Gangguan Menstruasi
Dalam kondisi normal, menstruasi tidak menyebabkan gangguan yang
cukup berarti. Namun pada sebagian wanita, menstruasi terkadang dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan menjadi sangat menyiksa karena rasa
sakit yang luar biasa (dymenorrhea). Rasa nyeri yang timbul selama menstruasi
dapat disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya faktor ketidakseimbangan
hormon, yaitu terjadinya peningkatan sekresi hormon prostaglandin yang dapat
menyebabkan kontraksi uterus yang berlebihan. Menstruasi yang tidak teratur
dapat disebabkan karena adanya gangguan hormon ataupun faktor psikis, seperti
stress, depresi, dan lain-lain yang dapat mempengaruhi kerja hormon
(Wikjosastro, 2006).
Gejala-gejala dari gangguan menstruasi dapat berupa payudara yang
melunak, puting susu yang nyeri, bengkak, dan mudah tersinggung. Beberapa
wanita mengalami gangguan yang cukup berat seperti keram yang disebabkan
oleh kontraksi otot-otot halus rahim, sakit kepala, sakit pada bagian tengah perut,
gelisah, letih, hidung tersumbat, dan ingin menangis. Dalam bentuk yang paling
berat, sering melibatkan depresi dan kemarahan, kondisi ini dikenal sebagai gejala
datang bulan atau pramenstruasi, dan mungkin membutuhkan penanganan medis
(Wikjosastro, 2006).
3. Personal Hygiene
Hygiene adalah ilmu yang berkenaan dengan masalah kesehatan dan
berbagai usaha untuk mempertahankan atau memperbaiki kesehatan (Manuaba,
2002).
Menurut Patricia (2005) personal hygiene sama dengan peningkatan
kesehatan. Dengan implementasi tindakan hygiene yang dapat dilakukan saat
menstruasi. Sikap seseorang dalam melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang meliputi: citra tubuh, praktek sosial, status sosioekonomi,
pengetahuan, variable kebudayaan, pilihan probadi, kondisi fisik.
mengatur suhu tubuh karena pada saat mentruasi kelenjar keringat akan
meningkat, menghilangkan kotoran karena keringat (Patricia, 2005).
Menurut Siswono (2001), perawatan vagina pada saat menstruasi
memiliki beberapa manfaat, antara lain :
a) Menjaga vagina dan daerah sekitarnya tetap bersih dan nyaman
b) Mencegah munculnya keputihan, bau tak sedap dan gatal-gatal
c) Menjaga agar Ph vagina tetap normal (3,5 4,5)
Menurut Siswono (2001), tujuan perawatan selama menstruasi pada
alat reproduksi eksternal adalah sebagai berikut :
a) Menjaga kesehatan dan kebersihan vagina.
b)
c)
dalam yang telah terkena darah sebaiknya direndam terlebih dahulu dan
setelah kering disetrika. Pemakaian celana yang terlalu ketat sebaiknya
dihindari, karena hal ini menyebabkan kulit susah bernafas dan akhirnya bisa
menyebabkan daerah kewanitaan menjadi lembab dan teriritasi (Varney,
2007).
Untuk pemilihan bahan, sebaiknya gunakan bahan yang nyaman dan
menyerap keringat, seperti misalnya katun. Ukuran celana dalam juga perlu
jadi pertimbangan. Jangan pilih celana dalam yang terlalu ketat karena selain
gerah juga menyebabkan peredaran darah tidak lancar. Celana dalam memilih
yang ukurannya sesuai. Pemakaian pantyliner setiap hari secara terus menerus
juga tidak dianjurkan. Pantyliner sebaiknya hanya digunakan pada saat
keputihan banyak saja, dan sebaiknya jangan memilih pantyliner yang
berparfum karena dapat menimbulkan iritasi kulit (Varney, 2007).
c. Penggunaan Pembalut
Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah
terinfeksi, oleh karena itu kebersihan alat kelamin harus lebih dijaga karena
kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran
reproduksi. Pilihlah pembalut yang daya serapnya tinggi, sehingga tetap
merasa nyaman selama menggunakannya. Sebaiknya pilih pembalut yang
tidak mengandung gel, sebab gel dalam pembalut kebanyakan dapat
menyebabkan iritasi dan menyebabkan timbulnya rasa gatal (Varney, 2007).
Pembalut selama menstruasi harus diganti secara teratur 4-5 kali atau
setiap setelah mandi dan buang air kecil. Penggantian pembalut yang tepat
B.
LANDASAN TEORI
dahulu.
Health
Menstruasi
Quality Of Life
Personal Hygiene
Environtment
Remaja
C.
KERANGKA KONSEP
Berdasarkan kerangka teori di atas dapat dibuat kerangka konsep sebagai berikut :
Kebersihan Rambut.
selama menstruasi
organ genital.
Kurang
Cukup
Baik
Kurang
Cukup
Baik
Kurang
Cukup
Baik
Cukup
Baik
Penggunaan Pembalut.
Kurang
Cukup
Baik
D.
PERTANYAAN PENELITI
Berdasarkan teori yang diuraikan di atas maka dapat dibuat pertanyaan sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah gambaran remaja putri dalam melakukan perawatan kulit wajah
selama menstruasi di Madrasah Man 2 Model Makassar?
2. Bagaimanakah gambaran remaja putri dalam melakukan kebersihan rambut selama
menstruasi di Madrasah Man 2 Model Makassar?
3. Bagaimanakah gambaran remaja putri dalam melakukan kebersihan tubuh dan organ
genitalia selama menstruasi di Madrasah Man 2 Model Makassar?
4. Bagaimanakah gambaran remaja putri dalam melakukan kebersihan pakaian selama
menstruasi di Madrasah Man 2 Model Makassar?
5. Bagaimanakah gambaran remaja putri dalam penggunaan pembalut selama menstruasi
di Madrasah Man 2 Model Makassar?
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif
yaitu penelitian yang dilakukan terhadap suatu variabel tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variable lain. Tujuannya untuk menggambarkan keadaan atau
status fenomena tertentu (Arikunto, 2006).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2007). Dalam penelitian ini
populasi adalah semua siswi Madrasah Man 2 Model Makassar yaitu kelas VII, VIII
dan IX yang sudah mengalami menstruasi, berjumlah 60 siswi.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006).
Sampel yang ditentukan sebagai subjek penelitian ini adalah semua siswi putri yang
sudah atau sedang mengalami menstruasi di Madrasah Man 2 Model Makassar.
Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling, dimana semua siswi yang
sudah mengalami menstruasi diambil sebagai responden yaitu 60 siswi. Teknik
pengambilan sempel tersebut mengacu pada kriteria inklusi dan eksklusi, sebagai
berikut:
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi subjek peneliti mewakili sampel penelitian yang memenuhi
syarat sampel sebagai sampel (Nursalam, 2003).
Inklusi:
1). Remaja putri yang sudah menstruasi.
2). Besedia menjadi responden
b. Kriteria eksklusi
Kriteria dimana subjek penelitian tidak mewakili sampel peneliti karena
tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian (Nursalam, 2003).
Eksklusi:
1)
2)
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Man 2 Model Makassar selama 1 hari
yaitu pada tanggal 17 Mei 2016. Lokasi Madrasah Man 2 Model Makassar, terletak di
desa jauh dari sumber informasi yang mendukung seperti toko buku, internet, serta sarana
perpustakaan belum menyediakan buku tentang kesehatan reproduksi khususnya masalah
menstruasi yang memungkinkan para siswa mengalami kesulitan memperoleh informasi.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek peneliti, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu peneliti
(Arikunto, 2006). Dalam Penelitian ini variabelnya adalah gambaran remaja putri dalam
melakukan personal hygiene selama menstruasi di Madrasah Man 2 Model Makassar.
E. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel
Definisi
Operasional
Gambaran Adalah
Remaja
gambaran
Putri
remaja putri
dalam
dalam
melakukan melakukan
personal
perawatan kulit
hygiene
dan wajah,
selama
kebersihan
menstruasi rambut,
kebersihan
tubuh dan
organ genital,
kebersihan
pakaian seharihari, serta
penggunaan
pembalut
selama
menstruasi.
Alat Ukur
Kuesioner
sebanyak 30
pertanyaan
dengan
pilihan
jawaban
selalu,
kadangkadang, tidak
pernah. Bila
jawaban
selalu diberi
nilai 2, nilai
kadangkadang 1,
nilai tidak
pernah 0.
Kategori
Skor : >75%:
Baik.
Skor: 50%75%: Cukup.
Skor: <50%:
Kurang.
Skala
Ordina
l
F. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Alat ini digunakan untuk
memperoleh informasi dari subjek yang diteliti. Keuntungan dari kuesioner adalah
menyingkat waktu sehingga memudahkan peneliti. Kelemahan kuesioner adalah bahasa
yang digunakan tidak mudah dimengerti dan adanya pertanyaan yang membingungkan.
Adanya kelemahan kuesioner ini, memungkinkan responden memberikan jawaban yang
tidak sesuai harapan (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner,
dengan jumlah soal sebanyak 27 soal tentang gambaran personal hygiene selama
menstruasi. Yang terdiri dari 1-5 soal tentang perawatan kulit dan wajah, 6-10 soal
tentang kebersihan rambut, 11-16 soal tentang kebersihan tubuh dan organ genital, 17-21
soal tentang kebersihan pakaian sehari-hari, dan 22-27 soal tentang penggunaan
pembalut selama menstruasi.
No
1.
2.
3.
4.
5.
dengan memilih salah satu jawaban dengan ketentuan untuk jawaban selalu dinilai
dua, jawaban kadang-kadang diberi nilai satu, dan jawaban tidak pernah diberi nilai
nol.
Keterangan :
: koefisien korelasi
: jumlah subjek
: jumlah perkalian skor item dengan skor total item
: jumlah skor tiap item
: jumlah skor total item
: jumlah skor item kuadrat
: jumlah skor total skala kuadrat
=
Keterangan :
K
: reliabilitas instrument
: banyaknya butir pertanyaan
: jumlah varian butir
: varians total
kuesioner, maka dilakukan tehap pengolahan data yang melalui tahap berikut ini :
a. Editing
Pada tahap ini penulis melakukan penelitian terhadap data yang diperoleh
kemudian diteliti apakah terdapat kekeliruan atau tidak dalam pengisiannya.
b. Coding
Setelah dilakukan editing selanjutnya penulis memberikan kode pada tiaptiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analisa data.
c. Tabulasi
Pada tahap ini jawaban responden yang sama dikelompokkan dengan teliti
dan teratur, lalu dihitung, dijumlahkan dan ditulis dalam bentuk tabel.
d. Scoring
Hal ini dilakukan untuk mempermudah menganalisa data dengan
memberikan nilai.
e. Entry data
Setelah dan penelitian diperoleh, peneliti memasukkan program
komputer.
2. Teknik analisis data
Analisis data dilakukan untuk menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisis data menurut Notoatmodjo (2002)
adalah: Analisis univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian
dalam hal ini untuk melihat gambaran remaja putri dalam melakukan personal higiene
selama menstruasi. Analisis data yang digunakan yaitu dengan cara:
b. Cukup
: 50-75%
c. Kurang
: < 50%
Rumus :
Keterangan :
P : persentase
f : frekuensi
n : jumlah responden
c. Uji univariat untuk mengetahui distribusi dan frekuensi gambaran remaja putri
dalam melakukan personal hygiene selama menstruasi di Madrasah Mambaul
Ulum 1 Puring yang meliputi: Perawatan Kulit dan Wajah, kebersihan rambut,
kebersihan tubuh, kebersihan pakaian sehari-hari, penggunaan pembalut pada
responden.
J. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2009), penelitian akan dilakukan setelah mendapat
rekomendasi dari institusi pendidikan kemudian mengajukan permohonan ijin kepada
tempat penelitin dengan menekankan masalah prinsip dan etika yang meliputi :
Prisip Manfaat
a. Bebas dari penderita, artinya dalam penelitian ini tidak menggunakan tindakan yang
dapat menyakiti atau membuat responden menderita.
b. Bebas dari eksploitasi, artinya data yang diperoleh tidak digunakan untuk hal-hal
yang merugikan responden.
Prinsip Menghargai Hak
a. Informed Consent
Sebelum dilakukan pengambilan dan penelitian, calon responden diberi
penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian yang dilakukan. Apabila calon
rasponden bersedia untuk diteliti maka calon responden harus menandatangani
lembar persetujuan tersebut, dan jika calon responden menolak untuk diteliti maka
peneliti tidak boleh memaksa dan tetap menghormatinya.
b. Anonymity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan responden dalam pengolahan data penelitian,
peneliti akan menggunakan nomor atau kode responden.
c.Confidientiality (kerahasiaan)
Informasi yang diberikan oleh responden, serta semua data yang terkumpul
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta.
BBKBN,
2002.
Kesehatan
Reproduksi
Remaja.
Terdapat
pada
www.kespro.info/krr/okt/krr 02. htm diakses tanggal 12 Oktober 2009.
http://
Gde.
1999.
Memahami
Kesehatan
Reproduksi
Wanita.