Anda di halaman 1dari 29

Keluarga

Berencana :
Pola,
Perbedaan,
Trend,
kebijakan di
negara lain
1

BIRTH
AVERTED
80 juta
(tahun 2000)

Dasar Program KB dan KR


Dalam Pembangunan Nasional
1. UU No.10/1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera
Pasal 1 butir 12.
Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui :
*) pendewasaan usia perkawinan,
*) pengaturan kelahiran,
*) pembinaan ketahanan keluarga,
*) peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil,
bahagia, dan sejahtera.

2. Kesepakatan Internasional (ICPD-94, MDGs)


All couples and individuals have the basic right to decide freely and
responsibly the number, spacing and timing of their children and have the
information
and means to do so, and the right to obtain the highest standard of
sexual and
3
reproductive health

3.

Sasaran Pokok ICPD yang diangkat ke


dalam MDGs

Keseimbangan antara perkembangan


kependudukan dan pembangunan sosial
ekonomi untuk sustainable development

Pasangan dan atau individu dapat menikmati


kesehatan reproduksi secara prima

Terciptanya kesetaraan dan keadilan gender

MDGs:

Menghapus kemiskinan dan kelaparan


Pendidikan untuk semua orang
Promosi kesetaraan gender
Penurunan kematian anak
Meningkatkan kesehatan ibu
Memerangi HIV dan AIDS
Menjamin keberlanjutan lingkungan
Kemitraan global dalam pembangunan
Program KB menentukan pencapaian sasaran
MDGs indikator 5b: meningkatkan CPR
menurunkan unmet need
menurunkan angka kehamilan
remaja
meningkatkan ANC

Dasar Program KB dan KR


dalam Pembangunan Nasional
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005-2009 Bab
30 : Kependudukan
Mengendalikan tingkat kelahiran penduduk melalui upaya
memaksimalkan akses dan kualitas pelayanan Keluarga
Berencana terutama bagi keluarga miskin dan rentan serta daerah
terpencil. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi bagi
pasangan usia subur tentang kesehatan reproduksi, melindungi
peserta Keluarga Berencana dari dampak negatif penggunaan alat
dan obat kontrasepsi, peningkatan kualitas penyediaan dan
pemanfaatan alat dan obat kontrasepsi dan peningkatan pemakaian
kontrasepsi yang lebih efektif dan efisien untuk jangka panjang.
Memperkuat

kelembagaan dan jejaring pelayanan Keluarga


Berencana bekerjasama dengan masyarakat luas, dalam upaya
pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk dan
pemberdayaan keluarga kecil berkualitas
6

Undang Undang .R.I No 52 tahun 2009


tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga

Pasal 24 ayat 1:
Pelayanan kontrasepsi diselenggarakan dgn
cara berdaya guna dan berhasil guna serta
diterima dan dilaksanakan secara bertanggung
jawab oleh pasangan suami istri sesuai dgn
pilihan dan mempertimbangkan kondisi
kesehatan suami atau istri.

Pasal 26 Ayat 1:
Penggunaan Alat,obat dan cara
Kontrasepsi yang menimbulkan
resiko terhadap kesehatan dilakukan
atas persetujuan suami istri setelah
mendapatkan informasi dari tenaga
kesehatan memiliki keahlian dan
kewenangan
8

Pengertian dan Istilah KB

Usia Subur (reproductive age)


Usia dimana secara rata-rata perempuan
mampu untuk melahirkan. Yaitu 15-49 tahun

Pasangan Usia Subur (reproductive


couple)/PUS
Pasangan suami istri dimana istrinya berada
dalam usia yang mampu melahirkan yaitu istrinya
berusia 15-49 tahun

Keluarga Berencana
Upaya untuk mengatur jumlah, jarak , dan waktu
kelahiran anak dalam rangka mencapai tujuan
reproduksi keluarga
9

Pengertian dan Istilah KB


Alat atau cara KB dikelompokkan :

Modern

Alamiah

Tradisional
Modern dikelompokkan menjadi:

Bersifat hormonal yaitu pil, susuk dan suntikan

Non hormonal yaitu AKDR atau spiral (IUD), kondom, diafragma,


sterilisasi pria (vasektomi) dan sterilisasi wanita(tubektomi)
Alamiah :
Pantang berkala (periodic abstinence)
Amenorea laktasi (lactational amenorhea)/LAM
Senggama terputus (withdrawl)
Tradisional :
Jamu dan ramuan-ramuan

10

Pengertian dan Istilah KB

Pernah pakai alat/cara KB (ever use of contraception)


status pasangan suami istri yang pernah menggunakan suatu alat/cara KB
tetapi tidak sedang menggunakan suatu alat/cara KB pada saat pendataan.

Sedang ber KB (current use of contraception)


status pasangan suami istri yang sedang menggunakan suatu alat/cara KB
pada saat pengumpulan data. Peserta KB Aktif (Current User-CU);

Pilihan kontrasepsi (contraceptive choice)


alat/cara KB yang sedang digunakan oleh PUS

Penggantian kontrasepsi (contraceptive switching)


suatu proses dimana PUS mengganti alat/cara KB yang sebelumnya digunakan
dengan alat/cara KB lainnya.

Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmet need)


persentase perempuan usia subur yang tidak ingin mempunyai anak lagi, atau
ingin menunda kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara KB.
11

indikator dan pengertiannya

Indikator KB yang umum dipakai adalah:


1. Pernah Pakai KB (Ever users)
2. Angka Prevalensi Kontrasepsi (CPR)
3. Kontraseptif mix
.

12

ukuran evaluasi
Beberapa ukuran dalam kegiatan Keluarga Berencana sebagai pengendali
kelahiran menyangkut :
a) Pernah Pakai KB (Ever users)
Persentase Pernah Pakai KB (Ever User) adalah banyaknya perempuan usia
15-49 yang berstatus kawin (PUS) yang pernah memakai sesuatu cara KB dari
seluruh perempuan usia subur yang berstatus kawin.

Informasi persentase PUS yang pernah memakai sesuatu cara KB bermanfaat


untuk mengetahui potensi pemakaian alat/cara KB tertentu di kalangan PUS.
Dalam persentase ini termasuk jumlah PUS yang sekarang sedang memakai
KB. Kalau diketahui alasan mengapa para perempuan yang pernah pakai KB itu
berhenti ber-KB maka pelaksana program akan dapat memperbaiki pelayanan
atau mengarahkan program kepada hal-hal yang lebih tepat sasaran.

13

ukuran evaluasi
b) Angka Prevalensi Kontrasepsi (contraceptive prevalence rate)/CPR
Persentase PUS yang sedang pakai alat/cara KB
PUS yang sedang ber KB
CPR =

x 100
Jumlah PUS

Informasi tentang besarnya CPR sangat bermanfaat untuk menetapkan


kebijakan pengendalian kependudukan, serta penyediaan pelayanan KB
.
baik dalam bentuk mempersiapkan pelayanan
kontrasepsi seperti
sterilisasi, pemasangan IUD, persiapan alat dan obat kontrasepsi, serta
pelayanan konseling untuk menampung kebutuhan dan menanggapi
keluhan pemakaian kontrasepsi.

14

ukuran evaluasi
Contoh :
Hasil SDKI 2007 menunjukkan jumlah perempuan berstatus kawin usia 1549 tahun adalah 43.021.000. Jumlah perempuan usia 15-49 tahun
berstatus kawin yang sedang menggunakan alat/cara KB di data dalam
SDKI 2007 adalah sebesar 26.414.894 , maka CPR :
26.414.894
CPR =

x 100
43.021.000
.

61,4

Artinya dari setiap 100 orang PUS di Indonesia pada tahun 2007,
ditemukan 61 orang yang sedang memakai alat/acara KB

15

ukuran evaluasi
c) Angka Kelangsungan Penggunaan Kontrasepsi (Contraceptive
Continuation Rate)/CCR
Proporsi prngguna alat/cara KB yang masih menggunakan alat/cara KB
tertentu setelah suatu periode terpapar, misal satu tahun, terhadap
risiko tidak meneruskan penggunaan alat/cara KB
d) Angka Ketidaklangsungan Penggunaan Kontrasepsi
(Contraceptive Discontinuation Rate)/CDR
Proporsi yang tidak menggunakan alat/cara KB pada periode terpapar
termasuk karena kegagalan atau tidak meneruskan penggunaan karena
.
alasan lain
CDR = 1-CCR
e) Angka Kegagalan Kontrasepsi (contraceptive Failure Rate)
Rasio kelahiran yang tidak diinginkan terhadap durasi keterpaparan
kontrasepsi
16

ukuran evaluasi
f) Efektifitas Kontrasepsi (Contrceptive effectiveness)
Tingkat dimana penggunaan alat/cara KB menurunkan kemampuan
untuk subur

Angka ini merupakan peluang bulanan seorang perempuan yang aktif


secara seksual, subur, dan tidak menggunakan alat/cara KB untuk
mengandung

Angka ini juga merupakan proporsi penurunan dalam kemampuan


untuk subur yang disebabkan oleh penggunaan alat/cara KB
.
tertentu

g) Bulan Pasangan Perlindungan (Couple Months of ProtectionCMP), atau Tahun Pasangan Perlindungan (Couple-Years of
Protection (CYP)

17

ukuran evaluasi
h) Kontraseptif mix (contraceptive use mix)
Persentase pemakai alat/cara KB menurut alat/cara KB (contraceptive
use mix) adalah banyaknya PUS yang memakai alat/cara KB tertentu
per 100 pasangan usia subur (PUS).

.
Persentase pemakai alat/cara KB menurut alat/cara KB bermanfaat
untuk mengetahui alat/cara KB yang mana yang paling disukai oleh
PUS didaerah tertentu pada waktu tertentu. Persentase penggunaan
KB menurut cara KB yang digunakan sering disebut dengan mix
kontrasepsi (contraceptive mix).

18

Pola dan perbedaan perilaku ber KB


(menurut umur)
Persentase perempuan usia 15-49 tahun berstatus kawin, rendah untuk
kelompok usia 15-19 tahun. Kemudian meningkat untuk kelompok yang
lebih tua kemudian turun lagi untuk kelompok 40-44, dan 45-49 tahun
Karena pada awal masa reproduksinya biasanya perempuan belum
ber KB karena ingin memiliki anak

Kemudian pertengahan masa-masa reproduksinya persentase yang


.
ber
KB tinggi karena bertujuan untuk penjarangan maupun pembatasan
kelahiran.

Pada menjelang akhir masa reproduksinya persentase yang ber KB


rendah, karena mungkin mengetahui dan emnyadari bahwa kesuburan
mereka sudah berkurang dan mungkin frekuensi hubungan suami istri
berkurang dibanding masa-masa sebelumnya.

19

Pola dan perbedaan perilaku ber KB


(jumlah anak lahir hidup)

Kelompok yang memiliki anak 3 dan 4+ menunjukkan kenaikan,


sedangkan untuk yang memiliki anak kurang dari 3 persentase menurun.
Jadi semakin banyak Anak Lahir Hidup (ALH) makin tinggi yang ber KB

Untuk kelompok yang memiliki ALH 0 dan 1, kelompok usia muda (15-19
tahun) masih menunjukkan perentase pemakaian KB yang tinggi karena
mereka ingin mengatur jarak kelahiran anak.

Hal tersebut sesuai dengan harapan dimana perempuan yang masih


. KB untuk menjarangkan
produktif yang ALHnya sedikit memakai
kelahiran, sedangkan yang ALH nya banyak mempraktekkan KB untuk
membatasi kelahiran.

20

Pola dan perbedaan perilaku ber KB


(menurut lama perkawinan)

Untuk yang baru menikah pemakaian KB rendah karena ingin


punya
anak

Yang menikah selama 10-19 tahun berKB untuk menjarangkan


kelahiran
.

Perempuan yang sudah 20 tahun atau lebih menikahnya,


biasanya
menyadari kesuburannya berkurang dan frekuensi hubungan
suami istri
berkurang, sehingga pamakian KB rendah

21

Indikator Pencapaian
Indikator MakroProgram
Program KB dan Kesehatan Reproduksi
TFR (Total Fertility Rate)
ASFR 15-19
MMR (Maternal Mortality Ratio)
IMR (Infant Mortality Rate)
Median umur perkawinan pertama usia 25-49
Median umur melahirkan anak pertama usia 25-49
Kelahiran yang terjadi pada perempuan usia 15-19
Kehamilan yang tidak diinginkan
CPR (Contraceptive Prevalence Rate)
KB untuk menjarangkan kelahiran
KB untuk membatasi kelahiran
Kesertaan KB Pria (Kondom dan MOP)
Kebutuhan KB yang belum terpenuhi (Unmet Need)
Unmet need untuk penjarangan kelahiran
Unmet need untuk pembatasan kelahiran
22

Trend CPR dan TFR

23

Proyeksi Penduduk Berdasarkan


Skenario Angka Prevalensi Kontrasepsi
(Contraceptive Prevalence Rate CPR)

CPR turun 0,5% per tahun


CPR tetap

248 juta (Proyeksi Penduduk 2015)

CPR naik 1% per tahun


219 juta (Proyeksi Penduduk 2005)

(Paparan BKKBN dalam Donor Meeting 2005)


24

Contraceptive Prevalency Rate


(CPR),
Tahun 2005-2025

Sumber: Proyeksi BKKBN


25

Isu Strategis dalam Program KB


Isu pertama

Walaupun TFR turun dari waktu ke waktu, namun gambaran yang ada secara nasional masih
belum mencapai angka ideal, yaitu 2,1. SDKI 2007=2,6.

Masih terdapat variasi TFR yang menyolok antar wilayah (Provinsi) dan antar SES.
Isu kedua

Masih terdapat perbedaan menyolok dalam CPR antar prov dan SES

CPR tertinggi di DIY=75.5, dan terendah NTT=34.8

Provinsi dengan CPR tinggi cenderung memiliki TFR rendah.


Isu ketiga

Belum semua PUS (Pasangan Usia Subur) yang ingin ber KB mendapat pelayanan sebagaimana
mestinya
Tingkat unmet need (SDKI 2007
) = 8,6

Alasan belum terlayani a.l: tidak terjangkau pelayanan, jenis kontrasepsi tdk sesuai dgn yang
diinginkan.

Isu keempat

Salah satu kebijakan dalam program KB adalah mendukung program MPS (Making Pregnancy
Safer) yaitu menjamin bahwa seluruh kehamilan diinginkan.
SDKI 2002-03 = 16,8% kehamilan belum/tdk diinginkan. Angka ini turun sedikit dari keadaan 1997
= 17,1% (tdk bermakna)

26

Isu Strategis dalam Program KB


Isu kelima

Kesehatan Ibu dan bayi erat kaitannya dengan 4 T MMR dan IMR
(Chart)

Isu keenam

Kesertaan pria dalam ber KB masih sangat rendah

Data SDKI 2002-03 = 1,3% (Kondom=0,9% dan MOP=0,4%)

Perlu perhatian program secara khusus bagi kaum pria


Isu ketujuh

Pengguna Suntikan dan Pil merupakan peserta KB terbesar (75%) dibandingkan


pengguna kontrasepsi lainnya Perlu perhatian karena pengguna kedua metode
tersebut rawan DO sehingga menurunkan CPR dengan cepat.
Sementara kesinambungan penyediaan kedua jenis kontrasepsi tersebut seringkali
bermasalah (kehabisan stock dan penggantinya terlambat)

27

Isu Strategis dalam Program KB


Isu kedelapan
Kasus kegagalan, komplikasi dan efek samping masih terjadi.
Berkaitan erat dengan kualitas pelayanan yang diberikan para
provider.

Pemerintah harus bertanggung jawab untuk meningkatkan kualitas


pelayanan

Isu kesembilan
Era desentralisasi dan keterbukaan mengakibatkan adanya
kecenderungan sebagian anggota masyarakat untuk memiliki anak
dalam jumlah besar. Karena merasa bahwa itu adalah hak asasi
mereka.

Perlu penyadaran tentang hak dan tanggung jawab dalam


merencanakan kehidupan berkeluarga

28

SELESAI

29

Anda mungkin juga menyukai