Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
Mujiburrahman
Yohanis ferdinandus
Indra Wijayanto
Muh.
Robi
Firman
Sidik
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa
kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya, dan harapan kami semoga laporan
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Kami telah melakukan sebaik yang kami bisa namun karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Yogyakarta, 15 November
2016
Penyusun Kelompok
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Rumusan masalah .......................................................................... 1
B. Tujuan penulisan............................................................................. 1
C. Manfaat penulisan .......................................................................... 1
BAB 2 ISI ........................................................................................................
A. PENGERTIAN ABNORMALITAS..............................................
B. MENGUKUR GANGGUAN PISIKOLOGIS...............................
C. TREATMENT DAN STUDI KASUS............................................
2
2
3
BAB 3 PENUTUP.. .
13
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
13
13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
14
BAB I
PENDAHULUAN
Jelas alamiah kalau ada orang yang menderita sakit. Namun menjadi
kewajiban kita untuk berusaha mencegah terjangkitnya penyakit, kalau
penyakit itubelum diderita. Kita pun yakin bahwa setiap penyakit atau
gangguan pasti ada penyembuh atau obatnya. Demikian juga dalam hal
gangguan kejiwaan. Hal ini perlu diperhatikan, karena ada pendapat
umum bahwa gangguan kejiwaan merupkan takdir yang tidak dapat
disembuhkan.
Di bagian ini akan dikemukakan berbagai keterangan mengenai dua
wacan penting dalam menghadapi masalah perilaku abnormal ini, ialah
masalah
pencegahan
(prevention)
dan
penanggulangan
(treatment,therapy).
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang makalah diatas, maka permasalahan yang
akan dibahas yaitu:
a. Apa yang dimaksud dengan Pencegahan?
b. Mengapa kita harus mempelajari pencegahan primer, sekunder dan
tersier?
c. Bagaimana pengertian dari Penanganan ?
d. Kenapa bagian-bagian dari penanganan harus di pelajari?
2. Tujuan Penulisan
a. Pencegahan dalam lingkup gangguan kejiwaan, menyangkut dua hal ,
yaitu mencari dan membangun.
b. Karena dengan mempelajari pencegahan primer, sekunder dan tersier
kita akan mengetahui langkah pencegahan.
c. Penanganan yaitu memberikan kesembuhan atas gangguan kejiwaan
atau pelurusan atas penyesuaian diri yang salah.
d. Karena didalam bagian-bagian penangan terdapat teori-teori atau
teknik-teknik yang harus dipelajari.
3. Manfaat Penulisan
Manfaatnya bisa berguna jikalau kita mempelajari psikologi abnormal
yang membahas tentang pencegahan atau penanganan dengan sungguhsungguh, dan dapat memberikan informasi tentang bagaimana kita
mencegah atau menanggulangi masalah kejiwaan.
1
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN GANGGUAN PISIKOLOGI
Adalah pola atau perilaku yang pada umumnya terkait dengan stress
atau kelainan mental yang tidak dianggap sebagai bagian dari
perkembangan normal manusia . Gangguan tersebut didefinisikan sebagai
kombinasi afektif , perilaku , komponen kognitif , atau persepsi yang
berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau system saraf
yang menjalankan fungsi social manusia .
B. MENGUKUR GANGGUAN PISIKOLOGIS
PROSES asesmen dan diagnosis klinis sangat penting bagi studi
mengenai pisikopatologi dan mutlak perlu bagi penanganan gangguan
pisikologis. Clinical assessment (asesmen klinis) adalah evaluasi dan
pengukuran sistematik terhadap faktor-faktor pisikologis, biologis, dan
social
pada
diri
seorang
individu
yang
menunjukan
kemungkinan
untuk
dengan
proses
pengumpulan
informasi
untuk
tujuan
pengambilan keputusan.
Untuk memahami berbagai cara yang digunakan oleh para klinis
untuk
mengukur
memahami
berbaga
konsep
dasar
macam
yang
masalah
dapat
psikoplogis,
membantu
kita
perlu
menentukan
Salah satu
pemberian
pengubahan
masalah-masalah
yang
tidak
mampu
ia
tanggulangi.
klien
untuk
masalah
menyelesaikan
klien
sampai
masalah
dengan
timbulnya
cara
pemahaman
psikologi (psychological
therapies), dan
simtom-simtom
psikologis
dengan
cara
memperbaiki
a. Obat-obat Antipsikotis
Medikasi antipsikotis menolong meredusir pengalaman-pengalaman
perseptual
yang
tidak
realistis,
keyakinan-keyakinan
yang
tidak
dengan
obat
modern
biasanya
dipikirkan
saat
ini
berhubungan
biasa
dengan
digunakan
untuk
(pengalaman
(fantastic,
perseptual
keyakinan
yang
tidak
tidak
nyata).
nyata),
dan
Juga
delusi
diketahui
simtom-simtom
depresi,
seperti
kesedihan,
rendahnya
motivasi, dan gangguan tidur dan makan. Obat-obat ini ditemukan secara
kebetulan seperti juga obat-obat antipsikotik (Valenstein, 1998 dalam
Hoeksema, 2004). Jean Dealy menemukan bahwa isoniazid dan iproniazid
dapat berfungsi sebagai antidepresan ialah obat-obat yan g dapat
menangani simtom-simtomdepresi.
Sebelumnya
inhibitors (MAOls)
telah
dikemukakan
yang
dikenal
dengan
cara
mampu
pula monoamine
dengan
ini
telah
menghambat
oxidase
merek
memperlihat
enzim monoamine
meningkatkan
taraf
insomania
serta
mampu
menekan
system
syaraf
pusat
dan
adalah
sati
seri
penanganan
di
mana
serangan
otak
menangani
penderita
gangguan
mental.
ini
akhirnya
berkembang
menjadi
prosedur
yang
lebih
dikehendaki
dengan
teknik-teknik
seperti
desensitisasi
secara
eksplisit
meminta
umpan
balik
dari
klien
mengenai
pemahamannya.
Contoh :
Klien
: Itu
benar-benar
frustasi
untuk
mengangkat
dan
membunuh peluang anda dan terasa seperti suatu dalam diri anda yang
terjadi dari waktu ke waktu.
self, terapi-terapi
perilaku
hanya
memusatkan
adalah
terapi
disensitisasi
sistematis (Sistematic
yang
mengajukan
bahwa
orang
mengembangkan
respons
mengembangkan
perilaku-perilaku
kecemasan
yang
tersebut.
dirancang
Merupakan
untuk
metode
yang jauh.
Membayangkan ular dalam kontainer terbuka pada jarak jauh.
Membayangkan ular dalam kontainer tertutup pada jarak dekat.
Melihat gambar ular.
Menonton film atau video tentang ular.
Melihat ular dalam kontainer pada ruangan yang sama.
Melihat ular di luar kontiner dalam ruangan yang sama.
Memperhatikan seseorang memegang ular.
Menyentuh ular.
Memegang ular.
Bermain dengan ular.
Kemudian terapis akan membantu klien mengikuti prosedur melalui
hirarki ini, mulai dari taraf yang paling tidak menakutkan. Penderita
mendapat intruksi untuk membayangkan stimulus yang menakutkan itu
untuk beberapa saat. Kemudian kalau ia merasa takut, dilakukan
relaksasi. Setelah relaks, diteruskan dengan taraf yang makin lebih
menakutkan.
c. Teknik Mempelajari Perilaku yang Dikehendaki
Dapat dipahami kalau dalam berbagai macam terapi,sepertipun dalam
terapi perilaku ini, yang paling banyak dilakukan adalah menghilangkan
perilaku tertentu, karena hal demikianlah yang menyebabkan ia disebut
terganggu. Namun dalam pengertian yang lebih luas, apa yang disebut
dengan terganggu itu termasuk juga kurang dimilikinya pola perilaku atau
keterampilan dan keberanian untuk bertingkah laku tertentu.
d. Terapi-terapi Kognitif
Terapi-terapi ini memfokuskan diri pada menantang tafsiran maladaptif
orang mengenai kejadian-kejadian dan cara berpikir, dan menempatkan
mereka dengan berpikir yang lebih adaptif. Banyak strategi keperilakuan
berkombinasi dengan strategi-strategi kognitif. Terapis kognitif juga
yang
berputar-putar
dalam
jiwanya
dan
pikiran-pikiran
bahwa
kejadian
terburuk
pun
akhirnya
dapat
ia
tanggulangi.
e. Tugas Keperilakuan
Salah satu hal yang penting untuk dilakukan dalam rangka terapi
kognitif,
adalah
Tugas
Keperilakuan (Behavioral
Assignments) untuk
membantu klien mengumpulkan bukti yang menyangkut keyakinankeyakinnya. Tugas-tugas ini ditampilkan kepadaklien sebagai cara untuk
menguji hipotesis dan mengumpulkan informasi yang mungkin berguna
untuk terapi.
f. Melakukan Kendali
Terapis
kognitif
berusaha
untuk
mengajar
klien
keterampilan-
Terapi
interpersonal
merupakan
suatu
BAB III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pencehagan adalah suatu gangguan
kejiwaan, menyangkut tentang mencari dan sekaligus menghilangkan penyebab-penyebab
gangguan mental dan membangun kondisi-kondisi yang dapat mendorong lahirnya kesehatan
mental. Dan membahas juga tentang penanganan tentang bagaimana kita memberikan
kesembuhan atas gaangguan kejiwaan serta mempelajari usaha-usaha bagi kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Wiramihardja, A, Sutardjo. 2005. Pengantar Psikologi Abnormal.Bandung : PT. Refika
Aditama. (169-185).
McLEan, Wolery, dan Bailey. 2006.asesmen. hal14
https://pendidikankhusus.wordpress.com/2009/11/09/konsep-dasar-asesmen/