2016
A. Pendahuluan
Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh
bidan atau dokter kepada ibu selama masa kehamilan untuk mengoptimalisasikan
kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas,
persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar
(Manuaba, 1998).
Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi
terhadap penyimpangan yang ditemukan.
Pengawasan antenatal adalah pengawasan sebelum persalinan terutama untuk
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi
terhadap kegawatan yang ditemukan.
B. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini telah berhasil diturunkan dari
307/100.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 2002 menjadi 228/100.000 KH pada
tahun 2007 (SDKI, 2007). Namun demikian, masih diperlukan upaya keras untuk
mencapai target RPJMN 2010-2014 yaitu 118/100.000 KH pada tahun 2014 dan
Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals), yaitu AKI
102/100.000 KH pada tahun 2015.
Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab
langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi
kehamilan, persalinan dan nifas seperti perdarahan, pre eklampsia/eklampsia, infeksi,
persalinan macet dan abortus. Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah faktorfaktor yang memperberat keadaan ibu hamil seperti EMPAT TERLALU (terlalu
muda,terlalu tua, terlalu sering melahirkan dan terlalu dekat jarak kelahiran) menurut
SDKI 2002 sebanyak 22.5%, maupun yang mempersulit proses penanganan
kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas seperti TIGATERLAMBAT (terlambat
mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas
kesehatan dan terlambat dalam penanganan kegawatdaruratan). Faktor berpengaruh
lainnya adalah ibu hamil yang menderita penyakit menular seperti Malaria,
HIV/AIDS, Tuberkulosis, Sifilis; penyakit tidak menular seperti Hipertensi, Diabetes
Mellitus, gangguan jiwa; maupun yang mengalami kekurangan gizi.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatalyang
berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan
selamat, dan melahirkan bayi yang sehat
2. TujuanKhusus
1. Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas,
termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil,konseling KB dan pemberian
ASI.
2. Menghilangkan missed opportunity pada ibu hamil dalam mendapatkan
pelayanan antenatal terpadu, komprehensif, dan berkualitas
3. Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil.
4. Melakukan intervensi terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil
sedini mungkin
Kegiatan
Ja
n
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
Ju
n
Ju
l
Ag
t
Sep
t
Ok
t
Kelas Ibu
Hamil
Pemeriksaan di
Posyandu
Kunjungan
Rumah
F. PENDANAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan Kelas Ibu dan Pemeriksaan di Posyandu GRATIS
Untuk Kunjungan Rumah Menggunakan dana BOK
EVALUASI
No
v
Des
I.
Pendahuluan
Menyusui adalah proses unik yang memberikan keuntungan tidak
saja pada bayi dan ibu, tetapi juga untuk keluarga dan masyarakat.
Keuntungan ini termasuk kesehatan perkembangan psikologi, social,
ekonomi, dan lingkungan. Kualitas sumber daya manusia ( SDM )
ditentukan oleh tingkat kesehatan ibu yang menjadi salah satu
indicator yang sangat menentukan bagi keberhasilan dan
keberlanjutan kualitas pembangunan suatu bangsa.
II.
Latar Belakang
Salah satu penentu SDM yang berkualitas adalah pemberian ASI
pada bayi baru lahir, karena ASI merupakan makanan terbaik yang
didalamnya terkandung hampir semua zat gizi yang dibutuhkan
seorang bayi, yang didalamnya terkandung bermacam-macam protein
dan mineral gizi yang sangat baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi, dan juga zat antibodi yang akan melindungi bayi
terhadap serangan berbagai penyakit.
Hasil penelitian di Ghana yang diterbitkan oleh jurnal pediatnics
tahun 2007 menunjukkan bahwa 16% kematian bayi dapat dicegah
melalui pemberian ASI pada bayi sejak hari pertama kelahiran.
III.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif dalam 6 bulan
pertama dan lebih mengutamakan pemberian ASI pada bayi
sehingga bisa memberikan dampak yang positif pada kesehatan
bayi dan mengurangi resiko penyakit tertentu baik pada bayi
maupun ibu, apalagi ASI diberikan secara eksklusif sehingga
mengurangi angka kematian bayi
2. Tujuan Khusus
1. Mengurangi infeksi dengan kekebalan melalui kolostnum
2. Meningkatkan keberhasilan menyusui secara efektif
3. Meningkatkan jalinan kasih saying Ibu dengan bayi
4. Dengan pemberian ASI bisa mengurangi resiko kanker
payudara dan kanker Rahim
5. Meningkatkan kedekatan hubungan kasih saying antara ibu
dan bayinya
6. Agar ibu dapat menyusui bayinya secara maksimal
IV.
Kegiatan Pokok
Di dalam gedung
1. Ibu hamil dan Ibu yang menyusui bayinya yang berobat atau
yang datang ke Puskesmas dalam wilayah kerja puskesmas
Bareng diberikan pelayanan kesehatan di poli lactasi bagi yang
membutuhkan.
2. Semua ibu nifas di ruangan Poned PKM Bareng sebelum pasien
pulang diberikan konseling mengenai (cara menyusui yang
benar, manfaat ASI, ASI eksklusif, penyimpanan ASI) oleh
petugas laktasi.
3. Konsultasi masalah pemberian ASI bagi yang membutuhkan
Di luar gedung
Penyuluhan tentang ASI bekerjasama dengan bidan desa di wilayah
Puskesmas Bareng
Cara Melaksanakan Kegiatan
Di dalam gedung
Pasien yang berobat atau bersalin ke Puskesmas Bareng diberikan
pelayanan di poli laktasi bagi yang membutuhkan
Di luar gedung
1. Membentuk TIM Pelaksana Kegiatan.
2. Komunikasi dan koordinasi dengan Linsek maupun Linpro atau pelaksana kegiatan
yang meliputi :
a. Pembuatan Jadwal kegiatan.
b. Sasaran Kegiatan.
c. Tempat pelaksanaan kegiatan.
3. Melaksanaan kegiatan berdasarkan TATA NILAI (Kerja keras,kerja cerdas,kerja
ikhlas,kerja tuntas,taat azas.
V.
1.
2.
3.
4.
5.
VI.
N
o
1.
Sasaran
Bayi
Anak usia di bawah 2 tahun
Ibu Hamil
Ibu Nifas
Ibu menyusui
Jadwal Kegiatan
1. Kegiatan dalam gedung
Melaksanakan pelayanan di Poli laktasi setiap hari
2. Kegiatan luar gedung
Kegiatan
Penyuluhan/
pelatihan
motivator ASI
untuk
bidan
desa dan kader
posyandu
Ja
n
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
Ju
n
Ju
l
Ag
t
Sep
t
\
Ok
t
No
v
2x
tgl
16,
17,
18,
19
Des
VII. PENDANAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan KRR menggunaan dana BOK dan Swadaya.
VIII. EVALUASI
1. Setiap pelaksanaan kegiatan dilakukan pencatatan dan pelaporan yang meliputi :
a. Lokasi tempat pelaksanan kegiatan.
bersamaan atau menyertai campak biasanya lebih parah. Karena itu, penangganan kasus
yang efektif perlu memperhitungkan semua gejala anak sakit.
Dalam penerapan MTBS, tenaga kesehatan di ajarkan untuk memperhatikan secara
cepat semua gejala anak sakit, sehingga segerah dapat di tentukan apakah anak dalam
keadaan sakit berat dan perlu segerah di rujuk. Jika penyakitnya tidak parah, selanjutnya
tenaga kesehatan bias memberi penggobatan sesuai pedoman MTBS. Dalam pedoman
MTBS, juga di uraikan cara konseling bagi ibu atau pengasuh anak.
Pedoman MTBS ini seduh sesuai pedoman yang ada dari program-program terkait,
seperti Pedoman Penangganan Diare,ISPA,Malaria,Pemberian Imunisasi,Vit A,dan
sebagainya. Melalui MTBS, petugas puskesmas mengetahui cara menyatukan berbagai
pedoman yang terpisah untuk masing masing penyakit, kedalam bentuk proses yang
lebih komperhensif dan efisien dalam penangganan anak sakit.
2. LATAR BELAKANG
Pedoman ini menguraikan cara perawatan anak sakit yang dating berobat kefasilitas
kesehatan, baik kunjungan pertama maupun kunjungan ulang / control. Keterbatasan dari
pedoman ini adalah hanya mencakup penangganan sebagaian besar penyakit yang
menjadi alasan utama anak di bawah ke fasilitas kesehatan. Anak dengan kunjungan
ulang untuk penyakit kronis atau penyakit lain yang jarang dijumpai, mungkin
memerlukan perawataan khusus yang tidak di uraikan dalam pedoman ini. Demikian
pula halnya dengan menajemen trauma pada anak serta kegawat daruratan akibat
kecelakaan atau cidera.
Dalam perkembangannya, pedoman ini di perluas sehingga mencakup menajemen
terpadu bayi muda umur 1 hari sampai 2 bulan, baik dalam keadaan sehat maupun
sakit. Penangganan bayi muda umur kurang dari 2 bulan, di utamakan pelaksanaannya
oleh bidan di desa pada saat kunjungan neonatal.
Penerapan MTBS akan efektif hanya jika ibu/keluarga segera membawa balita sakit
ke petugas kesehatan yang terlatih serta mendapatkan pengobatan yang tepat. Jika
ibu/keluarga tidak membawa anaknya ke fasilitas kesehatan sampai sakitnya menjadi
parah atau membawwa anak berobat ke petugas kesehatan yang tidak terlatih, mungkin
anak terebut akan meninggal karena penyakitnya. Oleh karna itu,pesan mengenai kapan
ibu perulu mencari pertolongan bila anak sakit merupakan bagaian terpenting dari
MTBS.
3. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Membuat sebuah keputusan mengenai kemungkinan penyakit atau masalah serta
tinggkat keparahannya dan menanggani balita sakit dan bayi muda di fasilitas
pelayanan keehatan dasar seperti puskesmas, puskesmas pembantu, pndok bersalin,
klinik, balai pengobatan maupun melalui kunjungan rumah.
2. Tujuan Khusus
1. Menentukan tindakan dan memberi pengobatan di fasilitas kesehatan sesuai
dengan setiap klasifikasi, memberi obat untuk di minum di rumah dan juga
mengajari ibu tentang cara memberikan obatserta tindakan lain yang harus di
lakukan di rumah.
2. Memberi konseling bagi ibu dan menilai cara pemberian makan anak,
memberi anjuran pemberian makan yang baik untuk anak serta kapan harus
membawa anaknya kembali ke fasilitas kesehatan.
3. Menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak datang untuk kunjungan
ulang.
4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Kegiatan Pokok
Di dalam gedung
Anak usia 0-5 tahun yang berobat di puskesmas bareng dalam wilayah kerja
puskesmas diberikan pelayanan MTBS, setiap hari kerja dengan cara:
a. Menilai dan membuat klasifikasi.
b. Menentukan tindakan dan memberi pengobatan.
c. Konseling dan tindak lanjut pada bayi umur 1 hari sampai 2 bulan baik sehat
maupun sakit.
2. Rincian Kegiatan
Dilakukan setiap hari jam pelayanan umur 0 5 tahun.
5. SASARAN UMUR 0-5 TAHUN
1. Bayi
2. Balita
3. Pra sekolah
6. JADWAL KEGIATAN/PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan dalam gedung
Melaksanakan pelayanan MTBS stiap hari pada jam pelayanan
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Melaksanakan pelayanan MTBS dalam gedung setiap hari jam pelayanan pada bayi,
balita, dan pra sekolah.
2. Sosialisasi kebidan desa/refreshing MTBS
7. PENDANAAN
8. EVALUASI
Evaluasi di lakukan setiap 3 bulan sekali dengan pencapaian kegiatan yang telah di
lakukan.
9. PENCATATAN DAN PELAPORAN
1. Di lakukan setiap bulan sekali yang akan di laporkan ke Dinas Kesehatan