Waktu MRS
Tanggal pengkajian
Waktu pengkajian
Nomor Register
Tempat
I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
Data Subjektif adalah data yang didapat berdasarkan persepsi dan pendapat klien tentang
masalah kesehatan mereka. Sumber data pengkajian dapat berasal dari anamnesa klien,
keluarga dan orang terdekat, anggota tim perawatan kesehatan, catatan medis, dan
catatan lainnya.
1. Biodata
Nama Klien
Nama Suami
jawab
dalam
perawatan.
: untuk mengetahui usia klien.
Di Indonesia, angka kejadian kista ovarium yang paling sering
terjadi pada wanita berusia 20-50 tahun dan jarang sekali pada
Agama
masa pubertas
: untuk mengetahui gambaran dan spiritual klien sehingga
Pendidikan
Pekerjaan
Suku/Bangsa
Alamat
Respon pasien dan keluarga terhadap kondisi kesehatan klien saat ini.
Pengaruh budaya terhadap penatalaksanaan gejala gangguan kesehatan
reproduksi misalnya penggunaan ramuan tradisional.
Untuk mengetahui apakah ada perubahan BAB dan BAK sebelum dan setelah
klien mengalami gejala gangguan reproduksi.
BAK: normalnya 6 8x/hari, jernih, bau khas.
BAB: normalnya kurang lebih 1x/hari, konsistensi lembek, warna kuning.
e. Pola personal hygiene
Mengetahui tingkat kebersihan klien dan beberapa kebiasaan yang dilakukan
dalam perawatan kebersihan diri yang dapat mempengaruhi terjadinya gangguan
reproduksi, antara lain yaitu:
Mandi : normalnya 2 kali dalam satu hari
Keramas : Klien harus tetap keramas sewaktu rambut kotor karena bagian
Muka
: tidak pucat, tidak ada flek-flek hitam
Mata
: conjunctiva tidak pucat, sklera putih
b. Leher
Adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah bendungan vena jugularis, adakah
pembesaran kelenjar limfe
c. Dada/payudara
Kesimetrisan kedua payudara, adakah massa atau pembesaran payudara,
pembesaran kelenjar limfe. Pemeriksaan payudara secara sistematis diperlukan
karena ovarium merupakan metastasis yang umum dijumpai karsinoma payudara.
d. Abdomen
Palpasi : Untuk mengetahui adakah pembesaran hati atau limpa, apakah ada
benjolan, nyeri dan ketidaknormalan disekitar organ reproduksi wanita.
e. Genitalia dan anus
Menentukan daerah lokasi perdarahan, adakah lesi genital eksternal, menentukan
adanya nyeri tekan adnexa (adnexitis), menentukan ukuran, bentuk dan
konsistensi uterus.
c. Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan bimanual dan pemeriksaan rekto vagina merupakan pemeriksaan pokok
ginekologi yang harus mendapatkan perhatian lebih untuk menegakkan diagnosis
kelainan di daerah rongga pelvis. Bila ukuran kista cukup besar (15 cm), benjolan
dapat teraba dari luar maupun dari dalam. Untuk itu, harus dipastikan apakah benjolan
tersebut merupakan kista atau bukan
d. Pemeriksaan penunjang
a.
Ultrasonografi yaitu dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas
kista, apakah kista berasal dari uterus, ovarium atau kandung kencing, apakah
kista kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut
yang bebas dan yang tidak. USG pada kista ovarium akan terlihat sebagai struktur
kistik yang bulat (kadang-kadang oval) dan terlihat sangat echolucent dengan
dinding-dinding yang tipis/tegas/licin dan di tepi belakang kista nampak
b.
(CA125).
II INTERPRETASI DATA DASAR
28
Interpretasi data subyektif dan data obyektif yang telah diperoleh, mengidentifikasi
masalah, kebutuhan, dan diagnosa berdasarkan interpretasi yang benar atas data yang
dikumpulkan. Diagnosa kebidanan ini dibuat sesuai standard nomenklatur kebidanan.
Dx: Ny .. dengan .
Ds: diperoleh dari keterangan dan keluhan yang disampaikan ibu secara langsung
Do: diperoleh dari hasil pemeriksaan secara keseluruhan yang mengarah ke diagnosa.
Masalah : yang menyertai diagnosa dan keadaan pasien.
Kebutuhan : kebutuhan yang diberikan sesuai masalah yang ada dan tidak harus segera
dilakukan.
III IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Identifikasi diagnosa atau masalah potensial dibuat setelah mengidentifikasi diagnosa
atau masalah kebidanan yang berdasarkan data ada kemungkinan menimbulkan keadaan
yang gawat. Langkah ini membutuhkan antisipasi dan bila mungkin dilakukan
pencegahan.
Masalah potensial kista ovarium :
Torsi kista ovarium
Perdarahan dan ruptur kista
Infeksi
IV IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA, KOLABORASI, DAN RUJUKAN
Pada tahap ini bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera, baik tindakan konsultasi,
kolaborasi dengan dokter atau rujukan berdasarkan kondisi klien. Tindakan dapat berupa
terapi konservatif, terapi hormonal, atau terapi operatif.
V
INTERVENSI
Pada langkah ini ditentukan oleh hasil kajian pada langkah sebelumnya. Informasi atau
data yang kurang dapat dilengkapi. Setiap rencana asuhan harus disetujui oleh kedua
belah pihak sehingga asuhan yang diberikan dapat efektif karena sebagian dari asuhan
akan dilaksanakan oleh klien.
Dx
: Ny. ........ dengan .....................
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama ... menit diharapkan klien
kooperatif dengan tindakan atau pemberian terapi yang diberikan oleh dokter atau bidan
Kriteria :
Klien mengerti dan memahami penjelasan dari petugas kesehatan
Klien dapat mengambil keputusan yang tepat setelah diberikan penjelasanoleh
petugas kesehatan
Klien tidak cemas
Klien siap untuk dilakukan tindakan medis
Intervensi :
1. Jalin komunikasi terapeutik dengan pasien
R/ pasien lebih kooperatif
2. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
29
30