Anda di halaman 1dari 20

ASFIKSIA

ISRANA HESTI TIARA IMROATUS IMMA


PENGERTI
AN
Menurut Marmi (2014)
Keadaan bayi dimana bayi tidak dapat bernafas

secara spontan dan teratur segera setelah lahir.


Menurut FKUI RSCM dalam Sondakh (2013)
Keadaan bayi baru lahir yang gagal bernapas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir.
Menurut A.H. Markum dalam Sondakh (2013:
176)
Keadaan bayi saat lahir yang mengalami gangguan
pertukaran gas dan transpor oksigen, sehingga
penderita kekurangan persediaan oksigen dan
kesulitan dalam mengeluarkan karbondioksida.
TANDA DAN
GEJALA
Menurut Sondakh (2013: 178)
1. Tidak ada pernapasan (apnea) atau

pernapasan lambat (< 30x/menit)


2. Pernapasan tidak teratur, dengkuran atau

retraksi (perlekukan dada)


3. Tangisan lemah

4. Warna kulit pucat dan biru

5. Tonus otot lemas dan terkulai

6. Denyut jantung tidak ada atau perlahan (<

100x/menit)
ETIOLO
GI
Menurut Marmi
(2013)
Faktor Ibu
1. Hipoksia ibu dan gangguan aliran darah
uterus
2. Preeklampsia dan eklampsia
3. Perdarahan antepartum
4. Partus lama
5. Demam selama hamil
6. Infeksi berat
7. Postmature
Lanjutan

Faktor plasenta

1. Solusio plasenta
2. Perdarahan
Faktor fetus
plasenta

1. Lilitan tali pusat


2. Tali pusat
3. Simpul tali pusat
4. Prolapsus tali pusat
5. Kompresi umbilikus aliran darah
terganggumenghambat pertukaran gas
Lanjut
an
Faktor plasenta

1. Bayi prematur
2. Mekoneum dalam ketuban
3. Depresi pusat pernapasanpada bayi
baru lahir karena penggunaan
anestesi/analgesi pada ibu yang
berlebihan, trauma yang terjadi pada
persalinan, kelainan kongenital pada
bayi
KLASIFIKASI ASFIKSIA

Menurut Sondakh (2013: 178),


klasifikasi asfiksia berdasarkan nilai
APGAR
1. Asfiksia berat, nilai APGAR 0-3

2. Asfiksia ringan-sedang, nilai APGAR 4-6

3. Bayi normal atau sedikit asfiksia, nilai

APGAR 7-9
4. Bayi normal, nilai APGAR 10
Lanjut
an

Menurut Marmi (2013:269)


1. Vigorous Baby

Skor APGAR 7-10. Dalam hal ini bayi dianggap sehat


dan tidak memerlukan tindakan istimewa.
2. Mild Moderate Asphyxia (asfiksia sedang)
Skor APGAR 4-6. Denyut jantung >100x/menit, tonus
otot buruk, sianosis berat, pucat, reflek iritabilita tidak
ada.
3. Asfiksia berat
Skor APGAR 0-3 Denyut jantung >100x/menit, tonus
otot buruk, sianosis berat, pucat, reflek iritabilita tidak
ada.
PATOFISIOLOGI

1. Asfiksia kurangnya oksigenasi sel,


retensi karbon, dan sianosis metabolik
kerusakan sel dan lingkungan biokimia
yang tidak cocok dengan kehidupan
2. Frekuensi jantung dan tekanan darah
gasping apnea primer
3. Apnea pembuluh darah paru-paru
mengalami konstriksi
(Sondakh, 2013:177)
PATOKAN KLINIS

1. Menghitung frekuensi jantung


2. Melihat usaha bernapas
3. Melihat tonus otot
4. Melihat refleks rangsangan
5. Memperlihat warna kulit

(Sondakh, 2013:178)
DIAGNO
SIS
1. Denyut jantung janin, frekuensi normal 1120-
160x/menit, akan turun pada saat his.
Apabila frekuensi <100x/menit diluar his
tanda bahaya.
2. Mekoneum dalam air ketuban, merupakan
indikasi untuk segera mengakhiri persalinan.
3. Pemeriksaan pH dalam darah janin,
dilakukan melalui amnioskopi. pH < 7,2
tanda bahaya.
(Sondakh, 2013:179)
PENATALAKSAN
AAN
Melakukan resusitasi upaya untuk
membuka jalan nafas, mengusahakan
agar oksigen masuk tubuh bayi dengan
meniupkan nafas ke mulut bayi,
menggerakkan jantung sampai bayi
mampu bernafas spontan dan jantung
berdenyut spontan secara teratur

(Marmi, 2013:271)
GANGGUAN PERNAPASAN
PENGERTIAN

Menurut Marmi (2013:272)


Perkembangan imatur pad sistem pernapasan

atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan pada


paru-paru
Menurut Suriadi dan Yuliani (dalam Marmi,
2013:272)
Disfungsi pernapasan pada neonatus, yang
berhubunga dengan keterlambatan
perkembangan maturitas paru atau tidak
adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru.
ETIOLOGI
Hipoksia pada ibu
Usia ibu <20 th atau
Faktor ibu Faktor Plasenta
>35 th
Solusio plasenta
Gravida empat atau
Perdarahan
lebih
Sosial ekonomi
plasenta
Plasenta kecil
rendah
Plasenta tipis
Penyakit pembuluh
Plasenta tidak
darah ibu,
menempel pada
gangguan
tempatnya
pertukaran gas janin
seperti PJK, DM
Lanjutan

Faktor janin Faktor persalinan


Tali pusat
menumbung Partus lama
Tali pusat melilit di Partus dengan
leher tindakan
Kompresi tali pusat

antara janin dan


jalan lahir
Gemeli

Prematur

Kelainan kongenital
PATOFISIOLOGI

1. Kegawatan pernapasan dapat terjadi pada bayi


dengan gangguan pernapasan yang dapat
menimbulkan dampak yang cukup berat bagi bayi
berupa kerusakan otak atau bahkan kematian
2. Akibat dari gangguan pada sistem pernapasan
adalah terjadinya kekurangan oksigen (hipoksia)
pada tubuh bayi akan beradaptasi terhadap
oksigen dengan mengaktifkan metabolisme
anaerob
3. Hipoksia berat metabolisme menghasilkan
asam laktat
Lanjut
an

4. Keadaan asidosis penurunan aliran darah


ke otak hiperventilasi apneu primer
bayi sianosis curah jantung meningkat
peningkatan TD dan refleks bradikardi ringan
depresi pernapasan

(Marmi, 2013:273)
PENATALAKSAAN

Menurut Suriadi dan Yuliani (dalam Marmi


2013:273)
1. Mempertahankan ventilasi dan oksigenasi

adekuat
2. Mempertahankan keseimbangan asam basa

3. Mempertahankan suhu lingkungan netral

4. Mempertahankan perfusi jaringan adekuat

5. Mencegah hipotermia

6. Mempertahankan cairan dan elektrolit adekuat


lMarmi & Rahadjo, K., 2012. Asuhan
Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sondakh, J.J.S. 2013. Asuhan Kebidanan
Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
DAFTAR
PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai