Aliran institusional menolak ide eksperimentasi sebagaimana yang dianut oleh aliran sejarah.
Begitu juga, pusat perhatian aliran institusional terhadap masalah-masalah ekonomi dalam
kehidupan masyarakat juga berbeda.
Thorstein Bunde Veblen (1857-1929). Veblen pada intinya mengkritik teori-teori yang
digunakan kaum klasik dan neo-klasik yang model-model teoretis dan matematisnya dinilai
biasa dan cenderung trlalu menyederhanakan fenomena-fenomena ekonomi. Pemikiranpemikiran ekonomi klasik dan neo-klasik juga dikritiknya karena dianggap mengabaikan
aspek-aspek non-ekonomi seperti kelembagaan dan lingkungan. Struktur politik dan sosial
yang tidak mendukung dapat memblokir dan menimbulkan distorsi proses ekonomi.
Pola pemikiran Veblen sangat berbeda dengan pola pemikiran pakar lain. Bagi Veblen
masyarakat adalah suatu kompleksitas tempat setiap orang. Setiap orangpun dipengaruhi serta
ikut mempengaruhi pandangan serta perilaku orang lain. Penelitian tentang perubahan
perilaku dilakukannya dengan pendekatan metode induksi. Dengan metode induksi dia dapat
menjelaskan perilaku masa lalu dan sekarang.
Bagi Veblen, masyarakat merupakan suatu fenomena evolusi, segala sesuatunya terus
menerus mengalami perubahan. Pola perilaku seseorang dalam masyarakat disesuaikan
dengan kondisi sosial sekarang. Jika perilaku tersebut cocok dan diterima, perilaku
diteruskan. Sebaliknya jika dianggap tidak cocok, perilaku akan disesuaikan dengan
lingkungan. Keadaan dan lingkungan inilah yang disebut Veblen institusi. Dalam hal ini
hendaknya dijelaskan bahwa yang dimaksudkan veblen dengan institusi bukan institusi atau
kelembagaan dalam artian fisik, melainkan dalam artian yang terkait dengan nilai-nilai,
norma-norma, kebiasaan, serta budaya.
membuat ia dihargai oleh rekan profesi. Beberapa buku yang ditulisnya antara lain :
The Theory of leisure Class (1899), The Theory of Business Exterprise(1904).
B. MOTIVASI
Dalam The Theory of Leisure Class Veblen menjelaskan yang berhubungan dengan
dorongan dan pola perilaku konsumsi masyarakat sekarang hanyalah uang. Segala
sesuatu juga dinilai dengan uang. Hal ini tidak lain karena adanya anggapan bahwa
hanya harta yang mampu menaikkan status, harga diri, atau gengsi seseorang dalam
masyarakat. Dengan harta melimpah orang berlomba-lomba membeli barang yang
digunakan untuk pamer. Kecenderungan prilaku konsumsi seperti ini disebut veblen
dengan istilah conspicuous consumptions yaitu : konsumsi barang-barang dan jasa
yang bersifat ostentantious (pamer, malagak).
Apa yang dikatakan veblen tentang perilaku konsumsi bermewah adalah kaidahnya
tidak diperoleh langsung dari barang itu sendiri, melainkan dari dampaknya terhadap
orang lain. Menurut pandangan veblen, orang yang membeli sesuatu barang yang
melebihi proporsi yang wajar, jelas tidak rasional namun lebih bersifat emosional.
Dan yang lebih parah lagi, kadang tingkah laku konsumsi mereka seperti orang norak.
Hal seperti ini sering terjadi pada golongan nouve righe, atau diindonesia dikenal
dengan istilah orang kaya baru. Golongan ini umumnya berasal dari orang miskin
yang kemudian berhasil meningkatkan status finansialnya. Karena kurang terbiasa
dengan pola hidup orang kaya perilaku konsumsinya menjadi seperti tidak wajar.
C. PERILAKU PENGUSAHA
Dahulu para pengusaha pada umumnya menghasilkan barang dan jasa untuk
memperoleh keuntungan melalui kerja keras. Investasi masuk kedalam apa yang
disebutnya production for use. Akan tetapi, pada masa sekarang laba dan keuntungan
sebagian tidak lagi dperoleh melalui kerja keras dengan menciptakan barang yang
disukai konsumen, tetapi lewat trik bisnis. Produksi seperti ini disebutnya production
for profit.
Lebih jauh dari itu, veblen melihat bahwa pada masa sekarang semakin banyak
dijumpai jenis pengusaha pemangsa atau predator. Pengisaha ini adalah para
pengusaha yang memperoleh keuntungan melalui berbagai cara tanpa memperdulikan
nasib orang lain, termaksud para pegawai dan karyawan yang bekerja diperusahaan
yang dimilikinya. Apalagi terhadap nasib para konsumen yang membeli produknya,
tidak ada perhatian mereka sama sekali.
Veblen lebih jauh melihat bahwa para pengusaha yang hanya mementingkan laba
tanpa memperhatikan cara ini biasanya melakukan kongkalikong denga pengusaha.
Dengan begitu, mereka mendapat berbagai kemudahan dan hak-hak istimewa,
misalnya dalam menguasai bahan0bahan mentah dan daerah-daerah pemasaran.
Dibeberapa negara berkembang yang masih blum mempunyai aturan permainan atau
rule of law yang jelas, sering dijumpai adanya kerja sama antara pengusaha dengan
MAKALAH
ALIRAN INSTITUSIONAL
OLEH:
NAMA
NIM
: 1610010064
NAMA
: GABRIEL NENO
NIM
: 1610010052
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
PERUBAHAN TERHADAP MARXISME, meskipun dalam bentuk yang sederhana.
Penyusunan makalah ini, dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu meskipun
tidak mudah dan ada beberapa hambatan dan kesulitan yang penyusun hadapi. Tetapi semua
itu dapat Kami lalui berkat bantuan dari teman-teman sekalian dan tak luput dari berkat dan
rahmat Tuhan yang maha Esa.
Oleh karena itu, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata
kuliah yang telah menugaskan kepada Kami untuk memaparkan materi mengenai Perubahan
Terhadap Marxisme sehingga melalui makalah ini penulis dapat memperoleh ilmu
pengetahuan baru khususnya mata kulia Sejarah pemikiran Ekonomi, tak lupa pula penulis
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, semoga kita semua diberi rahmat dan hidayah-Nya. Amin and selalu semangat.
PENULIS
KESIMPULAN
Banyak pemikiran Veblen lebih merupakan kritik social yang tajam, pedas, dan keras dari
pada teori pengembangan ekonomibaru.apayang dikemukakan Veblen tentang
perubahanprilaku konsumsi juga bukan merupakan sesuatu yang baru. Hal ini sebetulnya
sudah diantisipasi oleh tokoh ekonomi terdahulu, antara lain oleh Adam Smith dalam
bukunya : The Theory Of Moral Sentiment (1759)
Veblen mengkritik theory pendekatan klasik maupun neoklasik dalam menggambarkan
fenomena ekonomi dalam masyarakat.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA