Anda di halaman 1dari 10

GUBERNUR JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR


NOMOR 13 TAHUN 2011
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS
BIDANG INFRASTRUKTUR (BKK-BI) KEPADA KABUPATEN/KOTA
TAHUN ANGGARAN 2011
GUBERNUR JAWA TIMUR,
Menimbang

: bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan dalam Peraturan Gubernur


Jawa Timur Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Belanja Subsidi, Hibah, Bantuan Sesial, Bagi Hasil,
Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga Provinsi Jawa Timur,
perlu menetapkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bantuan Keuangan
Khusus Bidang Infrastruktur (BKK-BI) kepada Kabupaten/Kota Tahun
Anggaran 2011 dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur ;

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasienal (Lembaran Negara Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421) ;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4456) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4844) ;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4737) ;
4. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah ;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelelaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun
2007 ;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2010 tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2011 ;

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim

7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2007


tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Timur
(Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 1, Seri E) ;
8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 - 2025 ;
9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2010
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa
Timur Tahun Anggaran 2011 (Lembaran Daerah Tahun 2010
Nomor 3, Seri A) ;
10. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 - 2014 ;
11. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 29 Tahun 2010 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Belanja Subsidi, Hibah, Bantuan
Sosial, Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga
Provinsi Jawa Timur ;
12. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 109 Tahun 2010 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi
Jawa Timur Tahun Anggaran 2011 ;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan

: PERATURAN GUBERNUR TENTANG PETUNJUK TEKNIS


PELAKSANAAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS BIDANG
INFRASTRUKTUR (BKK-BI) KEPADA KABUPATEN/KOTA TAHUN
ANGGARAN 2011.
Pasal 1
Dengan Peraturan Gubernur ini, ditetapkan Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Bantuan Keuangan Khusus Bidang Infrastruktur
(BKKBI) kepada
Kabupaten/Kota
Tahun Anggaran 2011
sebagaimana tersebut dalam Lampiran.
Pasal 2
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bantuan Keuangan Khusus
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, dipergunakan sebagai acuan
yang harus dilaksanakan oleh Instansi/Lembaga Provinsi dan
Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2011.

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim

Pasal 3
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penetapannya dalam Berita Daerah
Provinsi Jawa Timur.

Ditetapkan di Surabaya
Pada tanggal 2 Pebruari 2011
GUBERNUR JAWA TIMUR
DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAH

ttd

PROVINSI JAWA TIMUR

Dr. H. SOEKARWO

Tgl 2-2-2011 No. 13 Tahun 2011/E1

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR


NOMOR

: 13 TAHUN 2011

TANGGAL

: 2 PEBRUARI 2011

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN KEUANGAN KHUSUS


BIDANG INFRASTRUKTUR (BKK-BI) KEPADA KABUPATEN / KOTA
TAHUN ANGGARAN 2011
I.

LATAR BELAKANG
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Jawa Timur Tahun 2009-2014, menyebutkan bahwa Visi Pembangunan Jawa
Timur adalah "Terwujudnya Jawa Timur Yang Makmur Dan Berakhlak Dalam
Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia". Untuk mewujudkan Visi
tersebut, dirumuskan Misi "Mewujudkan Makmur Bersama Wong Cilik Melalui
APBD Untuk Rakyat". Untuk mewujudkan Visi dan menjalankan Misi tersebut
dilakukan melalui 4 Strategi Pokok, yaitu Pro Poor, Pro Job, Pro Gender dan Pro
Environment.
Strategi pembangunan daerah Provinsi Jawa Timur 2009-2014 yang
bertumpu pada pemberdayaan rakyat, dijalankan melalui model Dual Track
Strategy, dimana disatu sisi berupaya meningkatkan pemerataan, disisi lain
berupaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan
berkelanjutan. Dengan Dual Track Strategy diharapkan perekonomian Jawa
Timur akan tumbuh dengan kualitas yang didukung oleh factor investasi,
sehingga membawa dampak pada tingkat pemerataan dan pertumbuhan yang
semakin baik.
Secara nasional Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur pada tahun 2011
ditargetkan sebesar 6,13-6,75% dan pada tahun 2014 sebesar 7,1-7,8%. Untuk
mendorong target pertumbuhan ekonomi Jawa Timur diperlukan peningkatan
pemberdayaan Kabupaten/Kota melalui Kebijakan Stimulus Fiskal berupa
Investasi Pendanaan. Dalam hubungan ini maka pada Tahun Anggaran 2011
Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengeluarkan kebijakan untuk memberikan
Bantuan Keuangan Khusus Bidang Infrastruktur (BKK-BI) kepada
Kabupaten/Kota di Jawa Timur.

II.

MAKSUD DAN TUJUAN


Program Bantuan Keuangan Khusus Bidang Infrastruktur kepada
kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut Program BKK-BI adalah Bantuan
Keuangan yang bersifat Khusus, bersumber dari APBD Provinsi Jawa Timur,
diberikan kepada Kabupaten/Kota dalam rangka Kebijakan Fiskal untuk
membantu mendanai Kegiatan Khusus yang menjadi kewenangan
Kabupaten/Kota serta sesuai dengan Prioritas Provinsi, dengan tujuan untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah dan dalam upaya penurunan tingkat
kecelakaan lalu-Iintas dengan memberdayakan Kabupaten/ Kota melalui
investasi pendanaan.

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim

III.

ARAH PENGGUNAAN
1. Kegiatan Khusus
Kegiatan khusus adalah penanganan infrastruktur yang menjadi kewenangan
Kabupaten/Kota, dengan jenis penanganan :
a. Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi/Perbaikan
b. Peningkatan/Normalisasi
c. Pembangunan/Pengadaan dan Pemasangan
2. Kewenangan Kabupaten/Kota Kewenangan Kabupaten/Kota adalah
kewenangan yang menurut peraturan perundang-undangan menjadi urusan
Kabupaten/Kota.
3. Prioritas Provinsi Prioritas Provinsi adalah kegiatan yang mendukung
pencapaian Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Jawa Timur tahun 2009-2014, yaitu :
a. Infrastruktur Ke PU-an dengan sasaran :
1) Infrastruktur yang menunjang peningkatan produksi pertanian;
2) Infrastruktur yang membuka daerah strategis potensial, seperti akses
produksi, distribusi dan kawasan pariwisata serta akses yang
membuka daerah terisolir/kepulauan;
3) Infrastruktur yang berfungsi melayani masyarakat berpenghasilan
rendah/miskin, kawasan kumuh perkotaan, permukiman nelayan dan
perdesaan;
4) Infrastruktur yang mendukung sektor unggulan Kabupaten/Kota yang
bersangkutan;
5) Infrastruktur yang rusak akibat bencana alam (penanganan pasca
bencana);
b. Infrastruktur Perhubungan, seperti:
1) Penerangan Jalan Umum (PJU);
2) Rambu-rambu, marka, traffic light;
3) Rehabilitasi Sarana Prasarana fasilitas terminal;
4) Guardrail.
c. Infrastruktur Kabupaten/Kota sesuai kebutuhan mendesak.

IV.

PENGELOLAAN
1. Prinsip Pengelolaan :
a. Proses perencanaan Program BKK-BI mengikuti ketentuan UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional Dan Ketentuan Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Daerah (MUSRENBANG);
b. Program BKK-BI diadministrasikan dalam APBD Kabupaten/Kota dan
proses penganggarannya mengikuti mekanisme APBD Kabupaten/Kota;
c. BKK-BI yang diterima oleh Kabupaten/Kota menjadi tanggung-jawab
penerima dan harus dipertanggungjawabkan sesuai peraturan
perundangan yang berlaku;
d. Untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang optimal, maka
Kabupaten/Kota dapat menyediakan sejumlah dana sebagai pendamping.

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim

2. Pola Pengelolaan :
a. Perencanaan
1) Usulan Rencana Kegiatan (URK) Kabupaten/Kota membuat Usulan
Rencana Kegiatan BKK-BI yang disusun berdasarkan skala prioritas
dan dituangkan kedalam Form URK, dilampiri peta lokasi dan
disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur;
2) Rapat Sinkronisasi Teknis (RASINTEK) Atau Rapat Sinkronisasi
Program (RASINGRAM) URK dari Kabupaten/Kota dibahas bersamasama (Pemprov dan Kabupaten/Kota) dalam DESK RASINGRAM atau
RASINTEK dalam rangka mensinkronkan URK dengan programprogram lain (APBN, APBD Prov, APBD Kab/Kota dll), termasuk
apakah kegiatan yang diusulkan sudah sesuai dengan kriteria dan arah
penggunaan. Hasil Rasintek adalah LONG LIST.
3) Penetapan Alokasi
Pemerintah
Provinsi menetapkan alokasi BKK-BI untuk
Kabupaten/Kota. Penetapan alokasi melalui dua tahapan, yaitu :
Penentuan daerah yang menerima
Penentuan besaran alokasi masing-masing daerah
Penentuan
besaran
alokasi
masing-masing
daerah
mempertimbangkan 3 kriteria :
Umum (Kemampuan Fiskal)
IKF (Indeks Kapasitas Fiskal) antar Kab/Kota
Kemampuan Anggaran Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Khusus (Karakteristik Wilayah)
Daerah perbatasan darat dengan provinsi lain
Daerah rawan bencana
Daerah terpencil/kepulauan
Daerah pesisir Daerah ketahanan Pangan Lain-lain
Teknis
Indeks kesenjangan infrastruktur antar kab/kota
Kebutuhan
infrastruktur dalam mendukung sektor
unggulan
Besaran
alokasi
APBD
Kabupaten/Kota
untuk
penanganan
infrastruktur
masing-masing
Kabupaten/Kota .
Selanjutnya Pemerintah Provinsi menyampaikan penetapan alokasi
BKK-BI kepada Kabupaten/Kota.
4) Konfirmasi
Setelah menerima alokasi BKK-BI, Kabupaten/Kota segera
melakukan konfirmasi di Provinsi, untuk melakukan konfirmasi
kesesuaian URK hasil Rasintek (LONG LIST) dengan alokasi yang
diterima. Jika penetapan alokasi lebih kecil dari URK, maka jumlah
kegiatan di dalam URK akan dikurangi mulai dari skala prioritas
yang paling rendah .
Tinjauan lapangan dapat dilakukan terhadap usulan kegiatan yang
masih diragukan kelayakannya.
Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim

5) Rencana Definitif Kegiatan (RDK)


Pemerintah Provinsi menyampaikan persetujuan prinsip program
BKKBI Kab/Kota yang dituangkan kedalam RDK berdasarkan hasil
konfirmasi;
Berdasarkan RDK, Kab/Kota menyusun Dokumen Rencana
Kegiatan (DRK) atau DED.
6) Biaya Administrasi Kegiatan
Alokasi BKK-BI Kabupaten/Kota termasuk biaya administrasi
kegiatan yang digunakan untuk keperluan perencanaan umum
yang dilakukan oleh Bappeda, perencanaan teknis dan
pengawasan teknis yang dilakukan oleh Dinas Teknis terkait dan
monitoring evaluasi yang dilakukan oleh Tim Koordinasi;
Biaya administrasi kegiatan ditentukan sebagai berikut :
Alokasi Rp. 0-10 Milyar, maksimal sebesar 6%;
Alokasi Rp. 10-20 Milyar, maksimal sebesar 5%;
Alokasi Rp. 20-40 Milyar, maksimal sebesar 4%.
Apabila
biaya
administrasi
kegiatan
tersebut
kurang,
Kabupaten/Kota dapat memberikan sharing.
b. Pencairan dan Penyaluran Dana
1) Kabupaten/Kota menyampaikan surat permohonan pencairan dana
kepada Gubernur Jawa Timur yang ditandatangani langsung oleh
Bupati/Walikota, dilampiri:
Kwitansi rangkap 3 asli bermaterai, ditandatangani Bupati/Walikota
dan distempel;
Rencana Definitif Kegiatan (RDK) yang diterbitkan oleh Bappeda
Provinsi;
Fotocopy surat penetapan alokasi dari provinsi
2) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur
melakukan transfer dana BKK-BI ke Kas Pemerintah Kabupaten/Kota,
setelah meneliti dokumen/berkas tersebut.
c. Pelaksanaan
1) Pelaksanaan kegiatan program BKK-BI mengikuti ketentuan
perundangan yang berlaku, yaitu :
Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 59 Tahun
2007;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2010 tentang
Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2011;
2) Kegiatan program BKK-BI dilaksanakan oleh SKPD teknis terkait
Kabupaten/Kota sesuai dengan bidang tugasnya;
3) Bupati/walikota menetapkan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan
Bendahara kegiatan, atau dapat menempel pada kegiatan lain yang
sejenis;
Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim

4) Guna pencapaian sasaran target-target pembangunan dan percepatan


pelaksanaan penyerapan anggaran, maka sebagaimana tertuang
dalam Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun
2010 angka 111.6 (hal-hal khusus), bahwa Program dan kegiatan yang
dibiayai dari dana transfer dan sudah jelas peruntukkannya, seperti
dana darurat, dana bencana alam, DAK dan Bantuan Keuangan
Khusus serta pelaksanan kegiatan dalam keadaan darurat dan/atau
mendesak lainnya, yang belurn cukup tersedia dan/atau belum
dianggarkan dalam APBD dapat dilaksanakan mendahului penetapan
tentang P-APBD dengan cara :
Menetapkan
Peraturan Kepala Daerah tentang perubahan
penjabaran APBD dan memberitahukan kepada pimpinan DPRD;
Menyusun RKA-SKPD dan mengesahkan DPA-SKPD sebagai
dasar pelaksanaan kegiatan;
Ditampung dalam Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD,
atau disampaikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
apabila daerah telah menetapkan P-APBD atau tidak melakukan
Perubahan APBD.
5) Apabila BKK-BI tidak dapat dilaksanakan pada Tahun Anggaran yang
bersangkutan, pelaksanaannya dapat ditunda pada Tahun Anggaran
berikutnya sebagai Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA), dengan
jenis kegiatan tidak berubah dan mengikuti ketentuan serta mekanisme
yang berlaku dalam APBD Kabupaten/Kota. Sedangkan terhadap sisa
dana yang berasal dari sisa lelang, Kabupaten/Kota dapat
menggunakan kembali untuk pekerjaan tambah atau diusulkan sebagai
kegiatan baru BKK-BI pada tahun yang sama dengan
menyempurnakan RDK dan memperhatikan long list URK. Namun
apabila tidak digunakan pada tahun yang sama, maka dapat
diluncurkan pada tahun berikutnya sesuai dengan ketentuan dalam
APBD Kabupaten/Kota dengan arah penggunaanl kegiatan tetap tidak
berubah. Penggunaan sisa lelang BKK-BI dilaporkan kepada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur.
V.

MONITORING/PEMANTAUAN
1. Agar pengelolaan BKK-BI dapat menghasilkan daya guna dan hasil guna
serta kinerja yang optimal bagi tercapainya tujuan dan arah penggunaan,
maka diperlukan monitoring/pemantauan oleh Provinsi dan Kabupaten/Kota;
2. Ruang Iingkup pemantauan :
a. Kesesuaian RDK dengan pelaksanaan kegiatan dilapangan serta manfaat;
b. Pelaksanaan fisik dan realisasi keuangan serta permasalahan.
3. Metodologi Pemantauan
a. Uji Petik
Uji Petik merupakan kegiatan kunjungan lapangan secara insidental yang
bertujuan untuk memperoleh informasi lebih rinci yang berkaitan dengan
permasalahan pelaksanaan BKK-BI yang memerlukan penanganan dan
fasilitasi dari Provinsi;

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim

b. Kunjungan Lapangan
Kunjungan Lapangan merupakan kegiatan yang dapat dilakukan secara
berkala (triwulanan), bertujuan untuk melakukan Pemantauan
perkembangan pelaksanaan bantuan keuangan di Kabupaten/Kota.
VI.

TIM KOOROINASI
Kabupaten/Kota membentuk Tim Koordinasi Penyelenggaraan BKK-BI dengan
Keputusan Bupati/Walikota, terdiri dari Bappeda dan SKPD teknis terkait, dengan
tugas dantanggungjawab:
1. Melakukan sinkronisasi dengan APBN, APBD Provinsi dan APBD
Kabupaten/Kota;
2. Memberi masukan penyusunan petunjuk pelaksanaan BKK-BI;
3. Membantu sosialisasi desiminasi dan pembinaan pelaksanaan BKK-BI;
4. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan BKK-BI;
5. Menyiapkan dan mengirimkan laporan Semesteran dan Tahunan
penyelenggaraan BKK-BI kepada Gubernur Jawa Timur.

VII.

PELAPORAN DAN EVALUASI


1. Pada akhir pelaksanaan kegiatan, Kabupaten/Kota selambat-Iambatnya 3
(tiga) bulan wajib menyampaikan laporan pertanggung jawaban penggunaan
BKK-BI kepada Provinsi cq Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
serta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur;
2. Laporan Semesteran dan Tahunan disampaikan kepada Gubernur Jawa
Timur dengan menggunakan format RFK;
3. Pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan evaluasi terhadap pengelolaan
BKKBI oleh Kabupaten/Kota. Hasil evaluasi dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan terhadap kebijakan Bantuan Keuangan tahun berikutnya.

VIII.

PENUTUP
1. Petunjuk Teknis Pelaksanaan BKK-BI adalah merupakan aturan pelaksanaan
yang mengikat dan harus dilaksanakan serta ditaati oleh setiap pengelola di
Kabupaten/Kota;
2. Dengan adanya Petunjuk Teknis Pelaksanaan ini, diharapkan kinerja
pelaksanaan BKK-BI di Kabupaten/Kota dapat mencapai hasil optimal sesuai
dengan maksud dan tujuan serta arah penggunaannya.

GUBERNUR JAWA TIMUR


DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAH

ttd

PROVINSI JAWA TIMUR

Dr. H. SOEKARWO

Tgl 2-2-2011 No. 13 Tahun 2011/E1

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim

Anda mungkin juga menyukai