Mengingat
Pasal 3
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penetapannya dalam Berita Daerah
Provinsi Jawa Timur.
Ditetapkan di Surabaya
Pada tanggal 2 Pebruari 2011
GUBERNUR JAWA TIMUR
DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAH
ttd
Dr. H. SOEKARWO
: 13 TAHUN 2011
TANGGAL
: 2 PEBRUARI 2011
LATAR BELAKANG
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Jawa Timur Tahun 2009-2014, menyebutkan bahwa Visi Pembangunan Jawa
Timur adalah "Terwujudnya Jawa Timur Yang Makmur Dan Berakhlak Dalam
Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia". Untuk mewujudkan Visi
tersebut, dirumuskan Misi "Mewujudkan Makmur Bersama Wong Cilik Melalui
APBD Untuk Rakyat". Untuk mewujudkan Visi dan menjalankan Misi tersebut
dilakukan melalui 4 Strategi Pokok, yaitu Pro Poor, Pro Job, Pro Gender dan Pro
Environment.
Strategi pembangunan daerah Provinsi Jawa Timur 2009-2014 yang
bertumpu pada pemberdayaan rakyat, dijalankan melalui model Dual Track
Strategy, dimana disatu sisi berupaya meningkatkan pemerataan, disisi lain
berupaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan
berkelanjutan. Dengan Dual Track Strategy diharapkan perekonomian Jawa
Timur akan tumbuh dengan kualitas yang didukung oleh factor investasi,
sehingga membawa dampak pada tingkat pemerataan dan pertumbuhan yang
semakin baik.
Secara nasional Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur pada tahun 2011
ditargetkan sebesar 6,13-6,75% dan pada tahun 2014 sebesar 7,1-7,8%. Untuk
mendorong target pertumbuhan ekonomi Jawa Timur diperlukan peningkatan
pemberdayaan Kabupaten/Kota melalui Kebijakan Stimulus Fiskal berupa
Investasi Pendanaan. Dalam hubungan ini maka pada Tahun Anggaran 2011
Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengeluarkan kebijakan untuk memberikan
Bantuan Keuangan Khusus Bidang Infrastruktur (BKK-BI) kepada
Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
II.
III.
ARAH PENGGUNAAN
1. Kegiatan Khusus
Kegiatan khusus adalah penanganan infrastruktur yang menjadi kewenangan
Kabupaten/Kota, dengan jenis penanganan :
a. Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi/Perbaikan
b. Peningkatan/Normalisasi
c. Pembangunan/Pengadaan dan Pemasangan
2. Kewenangan Kabupaten/Kota Kewenangan Kabupaten/Kota adalah
kewenangan yang menurut peraturan perundang-undangan menjadi urusan
Kabupaten/Kota.
3. Prioritas Provinsi Prioritas Provinsi adalah kegiatan yang mendukung
pencapaian Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Jawa Timur tahun 2009-2014, yaitu :
a. Infrastruktur Ke PU-an dengan sasaran :
1) Infrastruktur yang menunjang peningkatan produksi pertanian;
2) Infrastruktur yang membuka daerah strategis potensial, seperti akses
produksi, distribusi dan kawasan pariwisata serta akses yang
membuka daerah terisolir/kepulauan;
3) Infrastruktur yang berfungsi melayani masyarakat berpenghasilan
rendah/miskin, kawasan kumuh perkotaan, permukiman nelayan dan
perdesaan;
4) Infrastruktur yang mendukung sektor unggulan Kabupaten/Kota yang
bersangkutan;
5) Infrastruktur yang rusak akibat bencana alam (penanganan pasca
bencana);
b. Infrastruktur Perhubungan, seperti:
1) Penerangan Jalan Umum (PJU);
2) Rambu-rambu, marka, traffic light;
3) Rehabilitasi Sarana Prasarana fasilitas terminal;
4) Guardrail.
c. Infrastruktur Kabupaten/Kota sesuai kebutuhan mendesak.
IV.
PENGELOLAAN
1. Prinsip Pengelolaan :
a. Proses perencanaan Program BKK-BI mengikuti ketentuan UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional Dan Ketentuan Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Daerah (MUSRENBANG);
b. Program BKK-BI diadministrasikan dalam APBD Kabupaten/Kota dan
proses penganggarannya mengikuti mekanisme APBD Kabupaten/Kota;
c. BKK-BI yang diterima oleh Kabupaten/Kota menjadi tanggung-jawab
penerima dan harus dipertanggungjawabkan sesuai peraturan
perundangan yang berlaku;
d. Untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang optimal, maka
Kabupaten/Kota dapat menyediakan sejumlah dana sebagai pendamping.
2. Pola Pengelolaan :
a. Perencanaan
1) Usulan Rencana Kegiatan (URK) Kabupaten/Kota membuat Usulan
Rencana Kegiatan BKK-BI yang disusun berdasarkan skala prioritas
dan dituangkan kedalam Form URK, dilampiri peta lokasi dan
disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur;
2) Rapat Sinkronisasi Teknis (RASINTEK) Atau Rapat Sinkronisasi
Program (RASINGRAM) URK dari Kabupaten/Kota dibahas bersamasama (Pemprov dan Kabupaten/Kota) dalam DESK RASINGRAM atau
RASINTEK dalam rangka mensinkronkan URK dengan programprogram lain (APBN, APBD Prov, APBD Kab/Kota dll), termasuk
apakah kegiatan yang diusulkan sudah sesuai dengan kriteria dan arah
penggunaan. Hasil Rasintek adalah LONG LIST.
3) Penetapan Alokasi
Pemerintah
Provinsi menetapkan alokasi BKK-BI untuk
Kabupaten/Kota. Penetapan alokasi melalui dua tahapan, yaitu :
Penentuan daerah yang menerima
Penentuan besaran alokasi masing-masing daerah
Penentuan
besaran
alokasi
masing-masing
daerah
mempertimbangkan 3 kriteria :
Umum (Kemampuan Fiskal)
IKF (Indeks Kapasitas Fiskal) antar Kab/Kota
Kemampuan Anggaran Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Khusus (Karakteristik Wilayah)
Daerah perbatasan darat dengan provinsi lain
Daerah rawan bencana
Daerah terpencil/kepulauan
Daerah pesisir Daerah ketahanan Pangan Lain-lain
Teknis
Indeks kesenjangan infrastruktur antar kab/kota
Kebutuhan
infrastruktur dalam mendukung sektor
unggulan
Besaran
alokasi
APBD
Kabupaten/Kota
untuk
penanganan
infrastruktur
masing-masing
Kabupaten/Kota .
Selanjutnya Pemerintah Provinsi menyampaikan penetapan alokasi
BKK-BI kepada Kabupaten/Kota.
4) Konfirmasi
Setelah menerima alokasi BKK-BI, Kabupaten/Kota segera
melakukan konfirmasi di Provinsi, untuk melakukan konfirmasi
kesesuaian URK hasil Rasintek (LONG LIST) dengan alokasi yang
diterima. Jika penetapan alokasi lebih kecil dari URK, maka jumlah
kegiatan di dalam URK akan dikurangi mulai dari skala prioritas
yang paling rendah .
Tinjauan lapangan dapat dilakukan terhadap usulan kegiatan yang
masih diragukan kelayakannya.
Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim
MONITORING/PEMANTAUAN
1. Agar pengelolaan BKK-BI dapat menghasilkan daya guna dan hasil guna
serta kinerja yang optimal bagi tercapainya tujuan dan arah penggunaan,
maka diperlukan monitoring/pemantauan oleh Provinsi dan Kabupaten/Kota;
2. Ruang Iingkup pemantauan :
a. Kesesuaian RDK dengan pelaksanaan kegiatan dilapangan serta manfaat;
b. Pelaksanaan fisik dan realisasi keuangan serta permasalahan.
3. Metodologi Pemantauan
a. Uji Petik
Uji Petik merupakan kegiatan kunjungan lapangan secara insidental yang
bertujuan untuk memperoleh informasi lebih rinci yang berkaitan dengan
permasalahan pelaksanaan BKK-BI yang memerlukan penanganan dan
fasilitasi dari Provinsi;
b. Kunjungan Lapangan
Kunjungan Lapangan merupakan kegiatan yang dapat dilakukan secara
berkala (triwulanan), bertujuan untuk melakukan Pemantauan
perkembangan pelaksanaan bantuan keuangan di Kabupaten/Kota.
VI.
TIM KOOROINASI
Kabupaten/Kota membentuk Tim Koordinasi Penyelenggaraan BKK-BI dengan
Keputusan Bupati/Walikota, terdiri dari Bappeda dan SKPD teknis terkait, dengan
tugas dantanggungjawab:
1. Melakukan sinkronisasi dengan APBN, APBD Provinsi dan APBD
Kabupaten/Kota;
2. Memberi masukan penyusunan petunjuk pelaksanaan BKK-BI;
3. Membantu sosialisasi desiminasi dan pembinaan pelaksanaan BKK-BI;
4. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan BKK-BI;
5. Menyiapkan dan mengirimkan laporan Semesteran dan Tahunan
penyelenggaraan BKK-BI kepada Gubernur Jawa Timur.
VII.
VIII.
PENUTUP
1. Petunjuk Teknis Pelaksanaan BKK-BI adalah merupakan aturan pelaksanaan
yang mengikat dan harus dilaksanakan serta ditaati oleh setiap pengelola di
Kabupaten/Kota;
2. Dengan adanya Petunjuk Teknis Pelaksanaan ini, diharapkan kinerja
pelaksanaan BKK-BI di Kabupaten/Kota dapat mencapai hasil optimal sesuai
dengan maksud dan tujuan serta arah penggunaannya.
ttd
Dr. H. SOEKARWO