Pendahuluan
1
Latar Belakang
Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi
kehidupan setiap orang. Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi di dalam
rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat
memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Rumah yang tidak memenuhi syarat
kesehatan berkaitan erat dengan penyakit berbasis lingkungan. Penyakit-penyakit
berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia.
Penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan tuberkulosis erat kaitannya
dengan kondisi higiene rumah dan merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di
Indonesia. Selain ISPA dan tuberkulosis, penyakit lain seperti diare dan kecacingan
juga erat hubungannya dengan rumah yang tidak sehat.1
Upaya pengendalian faktor risiko yang mengancam kesehatan keluarga dari
dampak kualitas lingkungan perumahan dan rumah tinggal yang tidak memenuhi
syarat,
telah
diatur
dalam
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Rumusan Masalah
1
persentase keluarga yang menghuni rumah sehat mempunyai target sebesar 80%.
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014, persentase rumah sehat
secara nasional hanya sekitar 61,81%, dimana jumlah ini di bawah target yang
telah ditetapkan.
Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2013, persentase rumah
sehat di Karawang hanya mencapai angka 61,3% dan di Puskesmas Cilamaya
Tujuan
1
Tujuan Umum:
Mengetahui tingkat keberhasilan program pengawasan rumah sehat di
wilayah kerja Puskesmas Cilamaya pada periode Januari sampai November
2015.
Tujuan Khusus:
Diketahuinya:
Pemetaan, pendataan dan juga sistem pencatatan dan pelaporan program
pengawasan rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya pada periode
Januari-November 2015.
Cakupan pengawasan rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya
Manfaat
1.4.1. Bagi Evaluator:
1
Cilamaya.
Dapat meningkatkan motivasi pemegang program agar pelaksanaan program
Bab II
Materi dan Metode
2.1.
Materi
Program ini mengevaluasi materi yang terdiri dari laporan hasil kegiatan
bulanan Puskesmas mengenai pengawasan rumah sehat di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Cilamaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, periode Januari sampai
dengan November tahun 2015, yang terdiri dari:
1
2
3
4
2.2. Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data, dan interpretasi data program Rumah Sehat di Puskesmas Cilamaya
periode Januari sampai dengan November tahun 2015. Data dibandingkan dengan tolak
ukur yang telah ditentukan dengan menggunakan pendekatan sistem sehingga
ditemukan masalah pada program Rumah Sehat. Usulan dan saran diberikan
berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem sebagai
pemecahan masalah.
Bab III
Kerangka Teoritis
3.1. Kerangka Teoritis
5
Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem dan dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari
rapat bulanan.
Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu sistem
dari kegiatan Rumah Sehat.
Tolok ukur merupakan nilai acuan atau standar yang telah ditetapkan dan digunakan
sebagai target yang harus dicapai pada tiap-tiap unsur sistem, yang meliputi
masukan, proses, keluaran, dan umpan balik. Digunakan sebagai pembanding atau
Kepmenkes
RI
Bab IV
Penyajian Data
4.1.
Sumber Data
Sumber data dalam evaluasi ini diambil dari data sekunder yang berasal dari Laporan
Bulanan Pengawasan Rumah Sehat UPTD Puskesmas Cilamaya, Kecamatan Cilamaya
Wetan, Periode Januari sampai dengan November 2015; serta data tersier yang berasal
dari Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Cilamaya dan Data monografi Puskesmas
Cilamaya Kecamatan Cilamaya Tahun 2014.
4.2. Data Umum
4.2.1. Geografi
Lokasi: Jl. Raya Cilamaya Wetan, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten
empat.
Luas areal daerah yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Cilamaya adalah
seluas 6158 Ha. yang semuanya terdiri dari tanah datar yang terbagi menjadi
tanah sawah seluas 3.140 Ha, tanah kering 1.384 Ha dan empang / tambak
Desa Cikalong
Desa Tegalwaru
Desa Tegalsari
Desa Cilamaya
Desa Mekarmaya
Desa Muara
Topografi
Sebagian besar merupakan dataran rendah dan bersifat agraris yang terdiri
4.2.2.5.
unit.
Klasifikasi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di wilayah kerja
Puskesmas Cilamaya paling banyak adalah tamat SLTA yaitu sebesar
buruh.
Sebagian besar penduduk memeluk agama Islam.
4.2.2.6. Jenis sarana kesehatan
Jenis sarana kesehatan yang tersedia di wilayah kerja Puskesmas
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Juru immunisasi
Petugas Gizi
Petugas Laboratorium
Petugas Penyuluh
Petugas Farmasi
Pelaksana Umum
Pengemudi
Petugas Kebersihan
Petugas Keamanan
Fasilitas Kesehatan
o Puskesmas
: 1 Orang
: 1 Orang
: 1 Orang
: 1 Orang
: 1 Orang
: 7 Orang
: 1 Orang
: 2 Orang
: 2 Orang
: 1 Buah.
4.3.1.2.
Dana
APBD
: Tersedia
BOK
: Tersedia
4.3.1.3. Sarana
Leaflet
: Tidak Ada
Lembar balik
: Tidak Ada
Poster
: Ada
Buku pedoman Kesling
: Ada
Formulir penilaian rumah sehat
: Ada
Alat tulis
: Ada
Sarana transportasi
: Ada
4.3.1.4. Metode
Pendataan dilakukan 1 bulan sebelum inspeksi rumah akan dilakukan
dengan bekerjasama dengan kader rumah sehat yang tersebar di
masing-masing desa.
Inspeksi dilakukan secara berkala dengan mengunjungi rumah melalui
kaedah
survei
di
wilayah
kerja
Puskesmas
Cilamaya.
disiapkan.
Penyuluhan mengenai rumah sehat dilakukan jika kondisi rumah yang
4.3.2. Proses
4.3.2.1.
Perencanaan
Perencanaan kegiatan program pengawasan rumah sehat dibuat satu
bulan sebelumnya yaitu dimulai dengan pendataan rumah yang akan
di-inspeksi dan petugas
melakukan
pengawasan
rumah
sehat.
Bertujuan
untuk
jawab
program,
melimpahkan
kekuasaan
kepada
koordinator
hasil
keberhasilan
program
dan
Pelaksanaan
Sesuai dengan rencana dan metode yang telah ditetapkan, dilaksanakan
secara berkala:
Pendataan dilakukan 1 bulan sebelum inspeksi dimulai, berkoordinasi
dengan kader rumah sehat maupun tim PKK setempat untuk mendata
4.3.3. Keluaran
12
Berikut ini adalah penghitungan dari cakupan pengawasan rumah sehat dan
persentase rumah sehat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya, data yang
lengkap akan terdapat di tabel II dan III yang berada pada lampiran.
Cakupan
Pengawasan
Rumah Sehat
x 100%
1.303
Persentase :--------------------X 100% =10,28%
12.678
Hasil: cakupan pengawasan/inspeksi rumah sehat sebesar 10,28%
Persentase
Rumah Sehat
x 100%
518
Persentase :-------------------X 100% = 4,09%
12.678
Hasil: Persentase rumah sehat sebesar 4,09%
4.3.4. Lingkungan
4.3.4.1.
Lingkungan Fisik
Lokasi:
Semua lokasi dapat dijangkau dengan sarana transportasi yang ada
(sepeda motor) karena terdapat akses jalan yang bisa dilalui sepeda
motor. Walaupun sebagian jalan masih berlubang-lubang dan masih
banyak jalan yang belum diaspal tetapi tidak mempengaruhi
pelaksanaan program secara signifikan.
Iklim:
Iklim tidak mempengaruhi pelaksanaan program. Tetapi bila musim
hujan beberapa tempat yang tergenang air dan banjir.
Kondisi Geografis:
Kondisi geografis tidak mempengaruhi program pengawasan rumah
sehat.
4.3.4.2.
Lingkungan Non-Fisik
Dampak Langsung
14
Bab V
Pembahasan Masalah
Variabel
Keluaran
Cakupan
pengawasan
rumah sehat
Presentase
rumah sehat
Masukan
Tenaga
(Man)
Tolok Ukur
Target Kabupaten Karawang
75% (Pertahun)
68,75% (per November
2015)
75% (Pertahun)
68,75% (per November
2015)
Cakupan
Masalah
10,28%
(+) 85,05%
4,09%
(+) 94,05%
1
orang
merangkap (+)
koordinator
kesehatan
lingkungan juga sebagai
pelaksana program dan
Bendahara Operasional
Kegiatan
15
Sarana
(Material)
Leaflet
Lembar balik
Poster
Pedoman
teknis
penilaian
rumah sehat
Formulir penilaianrumah sehat
Alat tulis
Sarana transportasi
Kepala Puskesmas
(dr.Aziz Gopur, M.Kes)
Proses
Pengorganisa
sian
Pelaksanaan
(+)
Koordinator Kesehatan
Lingkungan
(Ela Nurhayati, AMK )
Staf
Pusling,
Staf
Promkes, Ketua RT/RW.
Koordinasi
lintas
program
dan
lintas
sektoral belum optimal.
Umpan
Balik
Lingkungan
Fisik
Bab VI
Perumusan Masalah
6.1.
Persentase cakupan pengawasan rumah sehat 10,28% dari tolok ukur sebesar
68,75%, dengan besar masalah 85,05%.
Persentase rumah sehat 4,09% dari tolok ukur sebesar 68,75%, dengan besar masalah
94,05%.
6.2.
Masukan
o Terdapat hanya 1 orang petugas yang bertugas sebagai kordinator merangkap
sebagai pelaksana program dan bendahara Bendahara Operasional Keuangan.
o Tidak tersedia leaflet dan lembar balik sebagai sarana penyuluhan/pemicuan
kepada masyarakat.
17
Proses
o Struktur organisasi sudah jelas, namun koordinasi belum optimal di lintas
program dan lintas sektoral.
o Kader terlatih untuk melakukan pengawasan dan penyuluhan masih kurang.
o Kurangnya koordinasi dengan PKK setempat.
Lingkungan
o Pada saat musim hujan beberapa tempat sulit dijangkau karena jalanan yang
tergenang air dan banjir.
o Sebagian besar penduduk memiliki tingkat ekonomi yang rendah untuk membina
rumah yang sehat dan mendapatkan akses sarana sanitasi yang memenuhi syarat.
Bab VII
Prioritas Masalah
Pada keluaran hanya didapatkan 2 masalah, sehingga tidak dilakukan prioritas masalah.
18
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
8.1.
Masalah I
Persentase cakupan pengawasan rumah sehat 10,28% dari tolok ukur sebesar 68,75%,
dengan besar masalah 85,05%.
Penyebab:
o Kurangnya tenaga untuk melakukan pengawasan rumah sehat.
o Kader terlatih untuk melakukan pengawasan dan penyuluhan masih kurang.
o Kerjasama lintas program dan lintas sektoral belum optimal.
Penyelesaian masalah:
o Melakukan pemetaan pada setiap desa untuk melakukan pengawasan rumah
sehat, kemudian mengambil sampel rumah untuk diinspeksi.
o Menambah jumlah kader serta memotivasi dan melatih kader tersebut terkait
tentang pengawasan rumah sehat.
o Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektoral. Selain itu, dengan
menggunakan azaz keterpaduan, bekerjasama dengan program yang juga
19
melakukan pendataan ke setiap rumah seperti program PHBS oleh kader, untuk
sekaligus melakukan pengawasan rumah sehat.
8.2.
Masalah II
Persentase rumah sehat 4,09% dari tolok ukur sebesar 68,75%, dengan besar masalah
94,05%.
Penyebab:
o Kerjasama lintas program dan lintas sektoral belum optimal.
o Kurangnya tenaga untuk melakukan pengawasan rumah sehat.
o Kader terlatih untuk melakukan pengawasan dan penyuluhan masih kurang.
o Tidak tersedia leaflet dan lembar balik sebagai sarana penyuluhan/pemicuan
kepada masyarakat.
o Sebagian besar penduduk memiliki tingkat ekonomi yang rendah untuk membina
rumah yang sehat dan mendapatkan akses sarana sanitasi yang memenuhi syarat.
Penyelesaian masalah:
o Melakukan pemetaan pada setiap desa untuk melakukan pengawasan rumah
sehat, kemudian mengambil sampel rumah untuk diinspeksi.
o Menambah jumlah serta memotivasi dan melatih kader terkait tentang
pengawasan rumah sehat.
o Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektoral, terutama dengan
Dinas Sosial, Dinas Perumahan, dan Dinas Pekerjaan Umum.
o Mengadakan pertemuan dengan tim PKK setempat secara berkala, minimal 3
bulan sekali, untuk membincangkan dan menyelenggarakan kegiatan yang
melibatkan masyarakat untuk tahu dan sadar tentang pentingnya rumah sehat.
Misalnya dengan gotong-royong untuk membina tempat sampah yang memenuhi
syarat di sekitar desa sehingga masyarakat tidak membuang sampah
sembarangan.
o Menyiapkan leaflet dan lembar balik untuk sarana penyuluhan baik perorangan
maupun penyuluhan kelompok. Penyuluhan diharapkan menambah pengetahuan
masyarakat tentang rumah sehat sehingga mengubah sikap dan perilaku.
20
Bab IX
Penutup
9.1.
Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program pengawasan rumah sehat yang dilakukan dengan cara
pendekatan sistem di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya pada periode Januari
21
sampai dengan November 2015, terdapat 2 masalah, yaitu cakupan pengawasan rumah
sehat yang belum mencapai target dan persentase rumah sehat yang belum mencapai
target.
9.2.
Saran
Saran bagi Kepala Puskesmas Cilamaya
Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektoral, terutama dengan Dinas
Sosial, Dinas Perumahan, dan Dinas Pekerjaan Umum. Selain itu, dengan
menggunakan azaz keterpaduan, bekerjasama dengan program yang juga melakukan
pendataan ke setiap rumah seperti program PHBS oleh kader, untuk sekaligus
melakukan pengawasan rumah sehat.
Menyiapkan leaflet dan lembar balik untuk sarana penyuluhan baik perorangan
maupun penyuluhan kelompok. Penyuluhan diharapkan menambah pengetahuan
masyarakat tentang rumah sehat sehingga mengubah sikap dan perilaku.
Daftar Pustaka
3. Laporan
Pencapaian
Tujuan
Pembangunan
Milenium
Di
Indonesia
2011.
puskesmas Provinsi Jawa Barat, Cetakan 1. Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 2006.
23