Anda di halaman 1dari 23

Bab I

Pendahuluan
1

Latar Belakang
Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi
kehidupan setiap orang. Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi di dalam
rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat
memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Rumah yang tidak memenuhi syarat
kesehatan berkaitan erat dengan penyakit berbasis lingkungan. Penyakit-penyakit
berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia.
Penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan tuberkulosis erat kaitannya
dengan kondisi higiene rumah dan merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di
Indonesia. Selain ISPA dan tuberkulosis, penyakit lain seperti diare dan kecacingan
juga erat hubungannya dengan rumah yang tidak sehat.1
Upaya pengendalian faktor risiko yang mengancam kesehatan keluarga dari
dampak kualitas lingkungan perumahan dan rumah tinggal yang tidak memenuhi
syarat,

telah

diatur

dalam

Keputusan

Menteri

Kesehatan

RI

No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan. Parameter


yang digunkaan untuk menentukan rumah sehat sudah tercantum dalam Permenkes
yang meliputi 3 kelompok komponen penilaian, yaitu: kelompok komponen rumah,
kelompok sarana sanitasi, kelompok perilaku penghuni. 2
Persentase keluarga yang menghuni rumah sehat merupakan salah satu
indikator Indonesia Sehat 2010 dan target Millenium Development Goals (MDGs)
tahun 2015. Target rumah sehat yang akan dicapai dalam Indonesia Sehat 2010 telah
ditentukan sebesar 80%.1
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014, persentase rumah sehat
secara nasional hanya sekitar 61,81%. Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Barat tahun 2013, persentase rumah sehat hanya mencapai angka 54,7%. Sedangkan
persentase rumah sehat di Kabupaten Karawang pada tahun 2013, hanya mencapai
angka 61,3% dan di Puskesmas Cilamaya tahun 2014 hanya mencapai 32,5%, angka
ini masih sangat jauh dari target penilaian kinerja puskesmas sebesar 75%.3,4

Belum diketahui tingkat keberhasilan cakupan program pengawasan rumah


sehat di Puskesmas Cilamaya, periode Januari sampai dengan November 2015.
2

Rumusan Masalah
1

Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama


kematian di Indonesia seperti infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan
tuberkulosis, erat kaitannya dengan kondisi higiene rumah dan merupakan

penyebab kematian nomor 2 dan 3 di Indonesia.


Menurut target dari Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015,

persentase keluarga yang menghuni rumah sehat mempunyai target sebesar 80%.
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014, persentase rumah sehat
secara nasional hanya sekitar 61,81%, dimana jumlah ini di bawah target yang

telah ditetapkan.
Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2013, persentase rumah
sehat di Karawang hanya mencapai angka 61,3% dan di Puskesmas Cilamaya

pada tahun 2014 hanya mencapai 32,5%.


Belum diketahui tingkat keberhasilan cakupan program pengawasan rumah sehat di
Puskesmas Cilamaya, periode Januari sampai dengan November 2015.

Tujuan
1

Tujuan Umum:
Mengetahui tingkat keberhasilan program pengawasan rumah sehat di
wilayah kerja Puskesmas Cilamaya pada periode Januari sampai November

2015.
Tujuan Khusus:
Diketahuinya:
Pemetaan, pendataan dan juga sistem pencatatan dan pelaporan program
pengawasan rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya pada periode

Januari-November 2015.
Cakupan pengawasan rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya

pada periode Januari-November 2015.


Persentase rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya pada periode
Januari-November 2015.

Manfaat
1.4.1. Bagi Evaluator:
1

Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur suatu program upaya


kesehatan lingkungan terutama program rumah sehat.

Mengetahui kendala yang akan dihadapi dalam mengambil langkah yang


harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat di bangku kuliah.

Menumbuhkan minat dan pengetahuan mengevaluasi.

Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis

1.4.2. Bagi Perguruan Tinggi:


1. Mengamalkan Tridarma Perguruan Tinggi.
2. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di
bidang kesehatan.
3. Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) sebagai universitas
yang menghasilkan dokter yang berkualitas.
1.4.3. Bagi Puskesmas yang Dievaluasi:
1

Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam upaya kesehatan


lingkungan terutama program rumah sehat diruang lingkup kerja Puskesmas

Cilamaya.
Dapat meningkatkan motivasi pemegang program agar pelaksanaan program

dapat berjalan baik.


Memperoleh masukan dari saran-saran yang diberikan, sebagai umpan balik
agar keberhasilan program dimasa mendatang dapat tercapai secara optimal.

1.4.4. Bagi Masyarakat:


1. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Cilamaya.
2. Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat menurunkan
prevalensi berbagai penyakit masyarakat yang berhubungan kesehatan
lingkungan dan rumah.
3. Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat menjadi contoh
bagi daerah-daerah lain di Indonesia.
4. Masyarakat dapat menghuni rumah yang layak dihuni untuk jangka masa
panjang.
1.5. Sasaran
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya, Kabupaten Karawang pada
periode Januari-November 2015.
3

Bab II
Materi dan Metode

2.1.

Materi
Program ini mengevaluasi materi yang terdiri dari laporan hasil kegiatan
bulanan Puskesmas mengenai pengawasan rumah sehat di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Cilamaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, periode Januari sampai
dengan November tahun 2015, yang terdiri dari:
1
2
3
4

Pendataan, pemetaan, sistem pencatatan, dan pelaporan rumah sehat


Inspeksi rumah sehat
Penyuluhan rumah sehat (di antaranya tentang PHBS)
Pembinaan rumah sehat (di antaranya tentang PHBS)

2.2. Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data, dan interpretasi data program Rumah Sehat di Puskesmas Cilamaya
periode Januari sampai dengan November tahun 2015. Data dibandingkan dengan tolak
ukur yang telah ditentukan dengan menggunakan pendekatan sistem sehingga
ditemukan masalah pada program Rumah Sehat. Usulan dan saran diberikan
berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem sebagai
pemecahan masalah.

Bab III
Kerangka Teoritis
3.1. Kerangka Teoritis
5

Bagan 1. Teori Sistem

Bagan di atas menerangkan sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang


saling dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu
kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Bagian
atau elemen tersebut dapat dikelompokkan dalam lima unsur, yaitu :
1

Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem dan dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari

tenaga (man), dana (money), sarana (material), metode (method).


Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di dalam sistem
dan berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.
Terdiri dari unsur perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

pelaksanaan (actuating), dan pemantauan (controlling).


Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari

berlangsungnya proses dalam sistem dari kegiatan Rumah Sehat.


Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh
sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan

fisik dan non fisik.


Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut, berupa

rapat bulanan.
Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu sistem
dari kegiatan Rumah Sehat.

3.2. Tolok Ukur


6

Tolok ukur merupakan nilai acuan atau standar yang telah ditetapkan dan digunakan
sebagai target yang harus dicapai pada tiap-tiap unsur sistem, yang meliputi
masukan, proses, keluaran, dan umpan balik. Digunakan sebagai pembanding atau

target yang harus dicapai dalam program Rumah Sehat.


Tolok
ukur
keberhasilan
program
berdasarkan

Kepmenkes

RI

No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Rumah Sehat. Dalam penilaian


rumah sehat menurut Kepmenkes terdapat parameter rumah yang dinilai, meliputi
3 (tiga) kelompok komponen penilaian, yaitu: kelompok higiene rumah,
kelompok sarana sanitasi, kelompok perilaku penghuni.

Bab IV
Penyajian Data

4.1.

Sumber Data
Sumber data dalam evaluasi ini diambil dari data sekunder yang berasal dari Laporan
Bulanan Pengawasan Rumah Sehat UPTD Puskesmas Cilamaya, Kecamatan Cilamaya
Wetan, Periode Januari sampai dengan November 2015; serta data tersier yang berasal

dari Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Cilamaya dan Data monografi Puskesmas
Cilamaya Kecamatan Cilamaya Tahun 2014.
4.2. Data Umum
4.2.1. Geografi
Lokasi: Jl. Raya Cilamaya Wetan, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten

Karawang, Jawa Barat.


Kecamatan Cilamaya adalah salah satu kecamatan dari 36 kecamatan yang ada
di Kabupaten Karawang. Terletak di sebelah utara kota kabupaten yang
berjarak 34 km dengan waktu tempuh 60 menit menggunakan kendaraan roda

empat.
Luas areal daerah yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Cilamaya adalah
seluas 6158 Ha. yang semuanya terdiri dari tanah datar yang terbagi menjadi
tanah sawah seluas 3.140 Ha, tanah kering 1.384 Ha dan empang / tambak

seluas 1.634 Ha.


Batas wilayah kerja Puskesmas Cilamaya:
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Jawa
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Banyusari
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Cilamaya Kulon
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Subang
Wilayah Administrasi
Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilamaya meliputi satu Kecamatan
Cilamaya terdiri dari 33 Dusun, 36 RW, 155 RT, dan 7 Desa.
Desa binaan Puskesmas Kecamatan Cilamaya yaitu:
o Desa Cikarang
o
o
o
o
o
o

Desa Cikalong
Desa Tegalwaru
Desa Tegalsari
Desa Cilamaya
Desa Mekarmaya
Desa Muara

4.2.2. Data Demografi


4.2.2.1.

Topografi
Sebagian besar merupakan dataran rendah dan bersifat agraris yang terdiri

dari tanah pertanian seluas 3.140 km2.


4.2.2.2. Geologi
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya, kabupaten Karawang berada
pada dataran rendah berdekatan dengan laut.
4.2.2.3. Iklim
8

Sesuai dengan bentuk morfologinya Cilamaya merupakan dataran rendah


dengan temperatur udara rata-rata 32-36 C.
4.2.2.4. Hidrografi
Cilamaya mempunyai aliran sungai yang mengarah ke muara dan
langsung berhubungan dengan laut Jawa.
Demografi
Berdasarkan data proyeksi tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan

4.2.2.5.

Cilamaya adalah 52.004 jiwa, yang terdiri dari:


Jumlah RT
: 155 RT
Jumlah penduduk laki-laki
: 26.742 orang
Jumlah penduduk perempuan
: 25.262 orang
Jumlah bayi dan balita
: 5.002 anak
Jumlah RumahTangga
: 14.296 Rumah tangga
Data Umum selengkapnya terdapat pada lampiran.
Dari data tersebut di atas, dapat dilihat bahwa perkiraan proporsi
jumlah balita di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya = 9,6%

(mendekati 10%) dari jumlah penduduk total.


Jumlah desa yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Cilamaya adalah 7 desa dengan luas wilayah 35.256 Ha,
maka

berarti rata-rata kepadatan penduduk Kecamatan Cilamaya

adalah 1.48 Jiwa/Ha.


Jumlah rumah di wilayah kerja puskesmas Cilamaya sebanyak 12.678

unit.
Klasifikasi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di wilayah kerja
Puskesmas Cilamaya paling banyak adalah tamat SLTA yaitu sebesar

42,93 % dan paling sedikit tamat Perguruan Tinggi yaitu 5,46 %.


Sebagian besar penduduk mempunyai mata pencaharian sebagai
petani sebesar 60 % dan selebihnya antara lain adalah pedagang dan

buruh.
Sebagian besar penduduk memeluk agama Islam.
4.2.2.6. Jenis sarana kesehatan
Jenis sarana kesehatan yang tersedia di wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Cilamaya, antara lain:


Puskesmas UPTD
: 1 buah
Puskesmas keliling
: 1 buah
Praktek di Puskesmas
o Dokter umum
: 3 Orang
o Dokter gigi
: 1 Orang
o Bidan
: 22 Orang
o Perawat
: 8 Orang
o Perawat Gigi
: 1 Orang
9

o
o
o
o
o
o
o
o
o

Juru immunisasi
Petugas Gizi
Petugas Laboratorium
Petugas Penyuluh
Petugas Farmasi
Pelaksana Umum
Pengemudi
Petugas Kebersihan
Petugas Keamanan
Fasilitas Kesehatan
o Puskesmas

: 1 Orang
: 1 Orang
: 1 Orang
: 1 Orang
: 1 Orang
: 7 Orang
: 1 Orang
: 2 Orang
: 2 Orang

4.3. Data Khusus


4.3.1. Masukan
4.3.1.1. Tenaga
Petugas Kesehatan Lingkungan

: 1 Buah.

: 1 orang merangkap sebagai


koordinator program, pelaksanan
program dan bendahara program.

4.3.1.2.

Dana
APBD
: Tersedia
BOK
: Tersedia
4.3.1.3. Sarana
Leaflet
: Tidak Ada
Lembar balik
: Tidak Ada
Poster
: Ada
Buku pedoman Kesling
: Ada
Formulir penilaian rumah sehat
: Ada
Alat tulis
: Ada
Sarana transportasi
: Ada
4.3.1.4. Metode
Pendataan dilakukan 1 bulan sebelum inspeksi rumah akan dilakukan
dengan bekerjasama dengan kader rumah sehat yang tersebar di

masing-masing desa.
Inspeksi dilakukan secara berkala dengan mengunjungi rumah melalui
kaedah

survei

di

wilayah

kerja

Puskesmas

Cilamaya.

Pengawasan/inspeksi rumah diperiksa dengan formulir yang telah

disiapkan.
Penyuluhan mengenai rumah sehat dilakukan jika kondisi rumah yang

diinspeksi tidak memenuhi syarat.


Pembinaan rumah sehat dilakukan 3 bulan sekali.
Setelah semua formulir terkumpul, penilaian dilakukan sesuai dengan
pedoman teknis penilaian rumah sehat apabila skor < 1068 dinyatakan
rumah tidak sehat, sebaliknya apabila skor > 1068 dinyatakan rumah
sehat.
10

4.3.2. Proses
4.3.2.1.

Perencanaan
Perencanaan kegiatan program pengawasan rumah sehat dibuat satu
bulan sebelumnya yaitu dimulai dengan pendataan rumah yang akan
di-inspeksi dan petugas

dari program kesehatan lingkungan

berkoordinasi dengan kader yang ada di setiap desa.


Pelaksanaan kegiatan inspeksi rumah 1 kali dalam setahun oleh
petugas kesehatan lingkungan terlatih pada hari kerja dari pukul 09.00

sampai dengan pukul 12.00 WIB.


Kegiatan penyuluhan dilaksanakan oleh petugas kesehatan lingkungan
saat

melakukan

pengawasan

rumah

sehat.

Bertujuan

untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan


lingkungan dan sosialisasi program sanitasi total berbasis masyarakat
(STBM) dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Pembinaan rumah sehat dilakukan 3 bulan sekali.
4.3.2.2. Pengorganisasian
Dibuat struktur organisasi, kepala puskesmas sebagai penanggung

jawab

program,

melimpahkan

kekuasaan

kepada

koordinator

kesehatan lingkungan, kemudian melakukan koordinasi dengan


pelaksana program. Terdapat struktur tertulis dan pembagian tugas
yang teratur dalam melaksanakan tugasnya:
Kepala Puskesmas
dr. Aziz Gopur M, M.Kes

Kepala Tata Usaha


Sumari

Koordinator Kesehatan Lingkungan


Ela Nurhayati, AMK
Bagan 2. Struktur Organisasi Bagian Kesehatan Lingkungan
Puskesmas Cilamaya
Pengorganisasian dalam program dibagi berdasarkan jabatan:
Kepala Puskesmas (dr.Aziz Gopur M, M.Kes):
o Sebagai penanggung jawab program.
o Monitoring pelaksanaan kesehatan lingkungan.
11

Koordinator Pengawasan Rumah Sehat (Ela Nurhayati, AMK):


o Koordinator program.
o Menerima pelaporan hasil kegiatan kesehatan lingkungan dari
wilayah setempat.
o Melakukan pencatatan

hasil

keberhasilan

program

dan

melaporkan hasil pencatatan kepada Kepala Puskesmas Cilamaya


setiap bulan.
o Menganalisa hasil kegiatan.
4.3.2.3.

Pelaksanaan
Sesuai dengan rencana dan metode yang telah ditetapkan, dilaksanakan
secara berkala:
Pendataan dilakukan 1 bulan sebelum inspeksi dimulai, berkoordinasi
dengan kader rumah sehat maupun tim PKK setempat untuk mendata

berupa jumlah rumah yang ada.


Inspeksi dilakukan secara berkala oleh petugas kesehatan lingkungan
pada hari kerja bersama dengan kader/perangkat desa dengan
mengunjungi rumah melalui kaedah survei di wilayah kerja
Puskesmas Cilamaya. Pengawasan/inspeksi rumah diperiksa dengan

formulir inspeksi sanitasi rumah sehat.


Penyuluhan/pemicuan mengenai rumah sehat dilakukan jika kondisi
rumah yang diinspeksi tidak memenuhi syarat. Penyuluhan turut
diberikan melalui lintas program dan lintas sektor. Bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan
lingkungan dan sosialisi program sanitasi total berbasis masyarakat

(STBM) dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).


Pembinaan rumah sehat dilakukan 3 bulan sekali, dikoordinasi dengan

Tim PKK setempat.


4.3.2.4. Pengawasan
Adanya rapat bulanan di Puskesmas Cilamaya tentang hasil

pencapaian program pengawasan rumah sehat.


Adanya pencatatan bulanan dan tahunan serta pelaporan secara
berkala tentang kegiatan pengawasan rumah sehat ke tingkat
Kabupaten minimal 1 bulan sekali.

4.3.3. Keluaran

12

Berikut ini adalah penghitungan dari cakupan pengawasan rumah sehat dan
persentase rumah sehat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya, data yang
lengkap akan terdapat di tabel II dan III yang berada pada lampiran.

Cakupan pengawasan/inspeksi Rumah Sehat

Cakupan
Pengawasan
Rumah Sehat

Jumlah rumah diperiksa di wilayah


kerja Puskesmas dalam kurun waktu
Januari sampai November 2015

x 100%

Jumlah rumah yang ada di wilayah


kerja Puskesmas dalam kurun waktu
Januari sampai November 2015

1.303
Persentase :--------------------X 100% =10,28%
12.678
Hasil: cakupan pengawasan/inspeksi rumah sehat sebesar 10,28%

Persentase Rumah Sehat:

Persentase
Rumah Sehat

Jumlah rumah diperiksa yang


memenuhi syarat rumah sehat dalam
kurun waktu Januari sampai
November 2015

x 100%

Jumlah rumah yang ada di wilayah


kerja Puskesmas dalam kurun waktu
Januari sampai November 2015

518
Persentase :-------------------X 100% = 4,09%
12.678
Hasil: Persentase rumah sehat sebesar 4,09%

Tidak ada data tertulis mengenai penyuluhan rumah sehat.

Tidak ada data tertulis mengenai pembinaan rumah sehat.


13

4.3.4. Lingkungan
4.3.4.1.

Lingkungan Fisik

Lokasi:
Semua lokasi dapat dijangkau dengan sarana transportasi yang ada
(sepeda motor) karena terdapat akses jalan yang bisa dilalui sepeda
motor. Walaupun sebagian jalan masih berlubang-lubang dan masih
banyak jalan yang belum diaspal tetapi tidak mempengaruhi
pelaksanaan program secara signifikan.

Iklim:
Iklim tidak mempengaruhi pelaksanaan program. Tetapi bila musim
hujan beberapa tempat yang tergenang air dan banjir.

Kondisi Geografis:
Kondisi geografis tidak mempengaruhi program pengawasan rumah
sehat.

4.3.4.2.

Lingkungan Non-Fisik

Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani.


Masyarakat memiliki tingkat ekonomi yang rendah untuk membina
rumah sehat dan mendapatkan akses sarana sanitasi yang memenuhi
syarat.

Tingkat pendidikan masyarakat sebagian besar yaitu SMP dan SLTA.

4.3.5. Umpan Balik


Adanya rapat kerja bulanan bersama Kepala Puskesmas satu bulan satu kali yang
membahas laporan kegiatan evaluasi program yang telah dilaksanakan, tetapi
tidak adanya pencatatan dan pelaporan yang lengkap mengenai penyuluhan dan
pembinaan rumah sehat, sehingga tidak dapat digunakan sebagai masukan dalam
perencanaan program pengawasan rumah sehat selanjutnya.
4.3.6. Dampak

Dampak Langsung

14

Diharapkan menurunnya angka kesakitan akibat penyakit berbasis lingkungan


seperti ISPA, tuberkulosis, diare, kecacingan, dan malaria.

Dampak Tidak Langsung


Diharapkan meningkatnya angka harapan hidup masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Cilamaya.

Bab V
Pembahasan Masalah

Tabel 5.1 Variabel-Variabel dari Masalah


No
1

Variabel
Keluaran
Cakupan
pengawasan

rumah sehat
Presentase
rumah sehat
Masukan
Tenaga
(Man)

Tolok Ukur
Target Kabupaten Karawang
75% (Pertahun)
68,75% (per November
2015)
75% (Pertahun)
68,75% (per November
2015)

Tersedianya minimal 2 orang


petugas, masing-masing sebagai
koordinator dan pelaksana
program pengawasan rumah
sehat
yang
terampil
dibidangnya.

Cakupan

Masalah

10,28%

(+) 85,05%

4,09%

(+) 94,05%

1
orang
merangkap (+)
koordinator
kesehatan
lingkungan juga sebagai
pelaksana program dan
Bendahara Operasional
Kegiatan

15

Sarana
(Material)

Leaflet
Lembar balik
Poster
Pedoman
teknis
penilaian
rumah sehat
Formulir penilaianrumah sehat
Alat tulis
Sarana transportasi

Tidak adanya leaflet dan (+)


lembar balik sebagai
sarana
penyuluhan/
pemicu

Dibentuk struktur organisasi,


kepala
puskesmas
sebagai
penanggungjawab
program,
melimpahkan kekuasaan kepada
koordinator
kesehatan
lingkungan,
kemudian
melakukan koordinasi dengan
pelaksana program.

Kepala Puskesmas
(dr.Aziz Gopur, M.Kes)

Proses
Pengorganisa
sian

Pelaksanaan

(+)

Koordinator Kesehatan
Lingkungan
(Ela Nurhayati, AMK )
Staf
Pusling,
Staf
Promkes, Ketua RT/RW.
Koordinasi
lintas
program
dan
lintas
sektoral belum optimal.

Sesuai dengan rencana dan Kader terlatih untuk


metoda yang telah ditetapkan.
melakukan pengawasan
dan penyuluhan masih
kurang.
Dilakukan pendataan rumah
1x/tahun.
Dilakukan pengawasan rumah Kurangnya
koordinasi (+)
sehat oleh petugas atau kader dengan PKK setempat
terlatih 1x/tahun secara berkala dan lintas program.
dengan kaedah survei.
Dilakukan penyuluhan terhadap
rumah kurang sehat saat
pengawasan
Dilakukan koordinasi dalam
pembinaan rumah sehat dengan
tim PKK setempat minimal 3
bulan sekali.

Umpan
Balik

Lingkungan
Fisik

Tidak adanya pencatatan dan pelaporan yang lengkap (+)


mengenai penyuluhan dan pembinaan rumah sehat.
Pada saat musim hujan beberapa tempat sulit dijangkau (+)
16

karena banyak jalan tergenang air maupun banjir.


Non Fisik

Sebagian besar penduduk memiliki tingkat ekonomi yang (+)


rendah untuk membina rumah yang sehat dan mendapatkan
akses sarana sanitasi yang memenuhi syarat.

Bab VI
Perumusan Masalah

6.1.

Masalah Sebenarnya (menurut Keluaran)


Dari hasil laporan program penyehatan lingkungan di Puskesmas Cilamaya periode
Januari 2015 - November 2015 terdapat dua masalah, yaitu:

Persentase cakupan pengawasan rumah sehat 10,28% dari tolok ukur sebesar
68,75%, dengan besar masalah 85,05%.

Persentase rumah sehat 4,09% dari tolok ukur sebesar 68,75%, dengan besar masalah
94,05%.

6.2.

Masalah dari Unsur Lain (Penyebab).


Dari hasil evaluasi program rumah sehat di Puskesmas Puskesmas Cilamaya periode
Januari 2015 - November 2015 didapatkan beberapa penyebab masalah, yaitu:

Masukan
o Terdapat hanya 1 orang petugas yang bertugas sebagai kordinator merangkap
sebagai pelaksana program dan bendahara Bendahara Operasional Keuangan.
o Tidak tersedia leaflet dan lembar balik sebagai sarana penyuluhan/pemicuan
kepada masyarakat.
17

Proses
o Struktur organisasi sudah jelas, namun koordinasi belum optimal di lintas
program dan lintas sektoral.
o Kader terlatih untuk melakukan pengawasan dan penyuluhan masih kurang.
o Kurangnya koordinasi dengan PKK setempat.

Lingkungan
o Pada saat musim hujan beberapa tempat sulit dijangkau karena jalanan yang
tergenang air dan banjir.
o Sebagian besar penduduk memiliki tingkat ekonomi yang rendah untuk membina
rumah yang sehat dan mendapatkan akses sarana sanitasi yang memenuhi syarat.

Bab VII
Prioritas Masalah

Pada keluaran hanya didapatkan 2 masalah, sehingga tidak dilakukan prioritas masalah.

18

Bab VIII
Penyelesaian Masalah

8.1.

Masalah I
Persentase cakupan pengawasan rumah sehat 10,28% dari tolok ukur sebesar 68,75%,
dengan besar masalah 85,05%.

Penyebab:
o Kurangnya tenaga untuk melakukan pengawasan rumah sehat.
o Kader terlatih untuk melakukan pengawasan dan penyuluhan masih kurang.
o Kerjasama lintas program dan lintas sektoral belum optimal.

Penyelesaian masalah:
o Melakukan pemetaan pada setiap desa untuk melakukan pengawasan rumah
sehat, kemudian mengambil sampel rumah untuk diinspeksi.
o Menambah jumlah kader serta memotivasi dan melatih kader tersebut terkait
tentang pengawasan rumah sehat.
o Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektoral. Selain itu, dengan
menggunakan azaz keterpaduan, bekerjasama dengan program yang juga
19

melakukan pendataan ke setiap rumah seperti program PHBS oleh kader, untuk
sekaligus melakukan pengawasan rumah sehat.
8.2.

Masalah II
Persentase rumah sehat 4,09% dari tolok ukur sebesar 68,75%, dengan besar masalah
94,05%.

Penyebab:
o Kerjasama lintas program dan lintas sektoral belum optimal.
o Kurangnya tenaga untuk melakukan pengawasan rumah sehat.
o Kader terlatih untuk melakukan pengawasan dan penyuluhan masih kurang.
o Tidak tersedia leaflet dan lembar balik sebagai sarana penyuluhan/pemicuan
kepada masyarakat.
o Sebagian besar penduduk memiliki tingkat ekonomi yang rendah untuk membina
rumah yang sehat dan mendapatkan akses sarana sanitasi yang memenuhi syarat.

Penyelesaian masalah:
o Melakukan pemetaan pada setiap desa untuk melakukan pengawasan rumah
sehat, kemudian mengambil sampel rumah untuk diinspeksi.
o Menambah jumlah serta memotivasi dan melatih kader terkait tentang
pengawasan rumah sehat.
o Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektoral, terutama dengan
Dinas Sosial, Dinas Perumahan, dan Dinas Pekerjaan Umum.
o Mengadakan pertemuan dengan tim PKK setempat secara berkala, minimal 3
bulan sekali, untuk membincangkan dan menyelenggarakan kegiatan yang
melibatkan masyarakat untuk tahu dan sadar tentang pentingnya rumah sehat.
Misalnya dengan gotong-royong untuk membina tempat sampah yang memenuhi
syarat di sekitar desa sehingga masyarakat tidak membuang sampah
sembarangan.
o Menyiapkan leaflet dan lembar balik untuk sarana penyuluhan baik perorangan
maupun penyuluhan kelompok. Penyuluhan diharapkan menambah pengetahuan
masyarakat tentang rumah sehat sehingga mengubah sikap dan perilaku.

20

Bab IX
Penutup

9.1.

Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program pengawasan rumah sehat yang dilakukan dengan cara
pendekatan sistem di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya pada periode Januari
21

sampai dengan November 2015, terdapat 2 masalah, yaitu cakupan pengawasan rumah
sehat yang belum mencapai target dan persentase rumah sehat yang belum mencapai
target.
9.2.

Saran
Saran bagi Kepala Puskesmas Cilamaya

Menambah jumlah, memotivasi, dan melatih kader, terkait dengan pengawasan


rumah sehat di setiap desa, diharapkan dalam jangka waktu 6 bulan sudah terbentuk
kader kesehatan lingkungan di setiap desa.

Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektoral, terutama dengan Dinas
Sosial, Dinas Perumahan, dan Dinas Pekerjaan Umum. Selain itu, dengan
menggunakan azaz keterpaduan, bekerjasama dengan program yang juga melakukan
pendataan ke setiap rumah seperti program PHBS oleh kader, untuk sekaligus
melakukan pengawasan rumah sehat.

Menyiapkan leaflet dan lembar balik untuk sarana penyuluhan baik perorangan
maupun penyuluhan kelompok. Penyuluhan diharapkan menambah pengetahuan
masyarakat tentang rumah sehat sehingga mengubah sikap dan perilaku.

Daftar Pustaka

1. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman


teknis penilaian rumah sehat. Departemen Kesehatan RI, 2007.
2. Keman S. Kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman. Jurnal Kesehatan
Lingkungan, Vol.2, No.1, September 2005:29-42.
22

3. Laporan

Pencapaian

Tujuan

Pembangunan

Milenium

Di

Indonesia

2011.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional.


4. Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Peryaratan Kesehatan
Perumahan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014.
Diunduh dari http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/profilkesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2014.pdf.
6. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Profil Kesehatan Tahun 2013. Diundur dari
http://www.diskes.jabarprov.go.id/dmdocuments/198f8204370e24b97e2b5c8384b89b
f0.zip .
7. Data pencatatan dan pelaporan tahun 2014. Program Penyehatan Lingkungan
Puskesmas Cilamaya.
8. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Pedoman instrumen penilaian kinerja

puskesmas Provinsi Jawa Barat, Cetakan 1. Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 2006.

23

Anda mungkin juga menyukai