Anda di halaman 1dari 10

No.

ID dan Nama Peserta :


No. ID dan Nama Wahana:
Topik: Hemorroidh eksterna
Tanggal (kasus) : 9 Januari 2012
Nama Pasien : Ny R
Tanggal presentasi : 26 Januari 2012
Tempat presentasi: RSUD Daya Makassar
Obyek presentasi :
Keilmuan
Diagnostik
Neonatus
Bayi
1. Subyektif:

/ dr. Ryzqa
/ UGD RSUD Daya Kota Makassar
No. RM : 91975
Pendamping: dr. Hj. Rachmawati M

Keterampilan
Manajemen
Anak
Remaja

Deskripsi: Perempuan 20

Penyegaran
Masalah
Dewasa

Tinjauan pustaka
Istimewa
Lansia
Bumil

tahun datang dengan keluhan terdapat benjolan seperti daging di

duburnya yang dialami kurang lebih 1 tahun. benjolan tersebut tidak dapat masuk kembali
secara spontan. Bila BAB pasien kadang-kadang merasa nyeri, tetapi tidak sering dan kadangkadang juga bercampur darah segar tetapi dalam jumlah sedikit. Pasien memiliki riwayat sering
konstipasi, dan kurang mengkonsumsi makanan berserat.
Riwayat Hipertensi tidak ada, Riwayat Diabetes tidak ada, Riwayat penyakit kronik lainnya tidak
ada
Riwayat berobat: Pasien pernah berobat pada seorang dokter umum diberi obat anti
hemorroidh suppositoria namun pasien enggan menggunakannya karena takut.
Tujuan: memberikan menegakkan diagnosis hemoroid dan melakukan terapi yang tepat
Bahan

Tinjauan

Riset

Kasus

Audit

bahasan:
Cara

pustaka
Diskusi

Presentasi dan

E-mail

Pos

membahas:
Data Pasien:
Nama klinik

diskusi
Nama: ny.R
Poli Bedah RSUD Daya

No.Registrasi: 91975

Makassar
Data utama untuk bahan diskusi:
2. Deskripsi:
Perempuan 20 tahun datang dengan keluhan terdapat benjolan seperti daging di duburnya
yang dialami kurang lebih 1 tahun. benjolan tersebut

tidak dapat masuk kembali secara

spontan. Bila BAB pasien kadang-kadang merasa nyeri, tetapi tidak sering dan kadang-kadang
juga bercampur darah segar tetapi dalam jumlah sedikit. Pasien memiliki riwayat sering
konstipasi, dan kurang mengkonsumsi makanan berserat.
1

Riwayat Hipertensi tidak ada, Riwayat Diabetes tidak ada, Riwayat penyakit kronik lainnya tidak
ada
Riwayat berobat: Pasien pernah berobat pada seorang dokter umum diberi obat anti
hemorroidh suppositoria namun pasien enggan menggunakannya karena takut..
1. Riwayat pengobatan: Pasien pernah berobat pada seorang dokter umum diberi obat
anti hemorroidh suppositoria namun pasien enggan menggunakannya karena takut.
Riwayat kesehatan/penyakit: Riwayat Hipertensi tidak ada, Riwayat Diabetes tidak ada, Riwayat
penyakit kronik lainnya tidak ada.
2. Riwayat keluarga: Tidak ada keluarga yang menderita penyakit sama dengan pasien
3. Riwayat pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
4. Lain-lain:
Daftar Pustaka:
a. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/03/patogenesis_diagnosis.pdf
b. Mansjoer, A., dkk. Hemoroid. Dalam: Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga. Jilid 2.
Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000 : 321-323
c. http://pharos.co.id/news-a-media/beritakesehatan/417-kenali-hemoroid-wasir-lebihdekat.html
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis Hemoroid
2. Pemberian Terapi yang tepat

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:


3. Subyektif:
Deskripsi: Perempuan 20 tahun datang dengan keluhan terdapat benjolan seperti
daging di duburnya yang dialami kurang lebih 1 tahun. benjolan tersebut tidak dapat
masuk kembali secara spontan. Bila BAB pasien kadang-kadang merasa nyeri, tetapi
tidak sering dan kadang-kadang juga bercampur darah segar tetapi dalam jumlah
sedikit. Pasien memiliki riwayat sering konstipasi, dan kurang mengkonsumsi makanan
berserat.
Riwayat Hipertensi tidak ada, Riwayat Diabetes tidak ada, Riwayat penyakit kronik
lainnya tidak ada
Riwayat berobat: Pasien pernah berobat pada seorang dokter umum diberi obat anti
hemorroidh suppositoria namun pasien enggan menggunakannya karena takut..
4. Obyektif:
Dari hasil pemeriksaan fisik diperoleh, GCS E 4M6V5, tanda-tanda vital TD = 120/80
mmHg, N = 74 kali/menit, P = 20 kali/menit, S = 36.8 C
Pemeriksaan Fisis:
Kepala : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Dada : dalam Batas normal
Jantung : dalam batas normal
Abdomen: dalam batas normal
Ekstremitas: dalam batas normal
Genitalia: tidak dilakukan pemeriksaan
Anus: terlihat benjolan ukuran 1x1x1 cm keluar dari lubang anus, nyeri tekan (-) darah
(-) , warna sama dengan jaringan sekitarnya, posisi arah jam 12 sampai dengan jam 6,
benjolan tampak menyatu dengan kulit luar anus, konsistensi kemyal, permukaan licin,
massa tidak dapat direposisi.
5. Assesment:
Hemorroid adalah penyakit yang cukup sering terjadi di masyarakat dan tersebar luas
diseluruh dunia.Prevalensi penyakit ini di USA diperkirakan sekitar 4-5%(1).Hemorroid
bukan penyakit yang fatal,tetapi sangat mengganggu kehidupan.Sebelumnya hemorroid
ini dikira hanya timbul karena stasis aliran darah daerah pleksus hemorroidalis,tetapi
ternyata tidak sesederhana itu.Simptomatologi sering tidak sejalan dengan besarnya
hemorroid,kadang-kadang hemoroid yang besar tidak/hanya sedikit memberikan
keluhan,

sebaliknya

hemorroid

kecil

dapat

memberikan

gejala

perdarahan

masip.Karena itu untuk diagnosis hemorroid memerlukan anamnesis,pemeriksaan fisik


dan pemeriksaan konfirmasi yang teliti serta perlu dievaluasi dengan seksama agar
dapat dicapai pendekatan terapeutik yang sesuai.
Patogenesis
3

Pleksus hemorroidalis merupakan sistem artereriovenous anastomosis yang terletak


didaerah submukosa kanalis analis.Terdapat dua buah pleksus yaitu pleksus
hemorroidalis internal dan eksternal yang terpisah satu dengan yang lainnya,sebagai
batas adalah linea dentata.Ada 3 hal yang penting untuk diketahui,yaitu pertama adalah
mukosa rektum atau mukosa anodermal,kemudian stroma jaringan yang berisi
pembuluh darah,otot polos dan jaringan ikat penunjang serta ketiga adalah
jangkar(anchor) yang akan melindungi pleksus hemorroid dari mekanisme kerja sfinkter
ani. Dengan bertambah usia dan berbagai faktor pemburuk (seperti bendungan sistim
porta,kehamilan,PPOK,konstipasi

kronik,keadaan

yang

menimbulkan

tekanan

intrapelvis meningkat) )maka jaringan penunjang dan jangkar tersebut dapat menjadi
rusak akibatnya pleksus akan menonjol dan turun dan memberikan gejala.Teori lain
menyatakan bahwa hemorroid ini mirip dengan suatu Arteri Vena malformation,ini
dibuktikan dengan adanya perdarahan yang berwarna merah(bukan hitam) seperti
perdarahan arterial.Teori terakhir menyatakan bahwa defek utama merupakan
kombinasi dari lemahnya jaringan penyokong pleksus hemorroidalis hipertrofi dari otot
sfinkter ani.Pada beberapa individu sfinkter ani interna hipertrofi sehingga kanalis analis
makin menyempit,pada saat mengedan terjadi kongesti,bolus feses menekan pleksus
kebawah melalui sfinkter yang hipertrofi,terjadi kongesti dan menjadi simptomatik.
Dalam hal ini akan terjadi sirkulus vitiosus yaitu;Penonjolan pleksus submukosa akan
menimbulkan kanalis analis menjadi kaku hal ini merangsang sfinkter menjadi lebih
kencang sehingga kongesti aliran darah menjadi semakin berat dan akhirnya
penonjolan semakin besar. Tidak ada bukti bahwa keturunan dan faktor geografi turut
berperan. Upaya pengobatan sebaiknya berdasarkan pada pendekatan bagaimana
memotong lingkaran setan tadi.
Diagnosis.
Menurut anatomi atau letaknya, hemoroid dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
hemoroid interna dan hemoroid eksterna. Batas antara interna dan eksterna adalah
suatu garis pada anus yang disebut linea dentata atau pectinate line. Linea dentata
adalah garis pertemuan antara permukaan usus besar di sisi dalam dan permukaan
kulit di sisi luar. Jika benjolan berasal dari atas linea dentata, maka hemoroidnya
termasuk hemoroid interna. Sebaliknya jika benjolan berasal dari bawah linea dentata,
hemoroidnya termasuk hemoroid eksterna.

Golligher telah membuat klasifikasi hemoroid interna menurut derajat prolaps (ukuran
benjolan); sebagai berikut:
1

Grade 1: keluar darah segar saat mengedan. Tidak ada benjolan keluar dari anus.

Grade 2: keluar benjolan dari anus saat mengedan, tetapi begitu berhenti mengedan
benjolan tersebut masuk kembali ke anus.

Grade 3: keluar benjolan dari anus saat mengedan, dan tidak masuk kembali secara
spontan saat berhenti mengedan (harus didorong dengan jari agar dapat masuk).

Grade 4: benjolan yang keluar dari anus secara permanen dan tidak dapat masuk
kembali lagi ke anus.

HEMORROID EKSTERNA
5

Gejala klinis
Gejala utama hemoroid tahap awal adalah keluarnya darah berwarna merah segar
saat buang air besar, biasanya keluar bersama atau sesudah tinja. Gejala dapat
berlanjut menjadi benjolan yang keluar lewat anus; yang seringkali meradang dan
mengalami iritasi sehingga timbul pembengkakan dan nyeri. Benjolan ini berpotensi
menyumbat keluarnya lendir ataupun tinja dari usus besar, sehingga terjadi kesulitan
buang air besar yang akan semakin memperparah hemoroid, dan seterusnya.

Pemeriksaan fisik oleh dokter


Untuk memastikan diagnosis hemoroid interna, dokter akan memeriksa anus dengan
jari (colok dubur/rectal examination). Pemeriksaan fisik ini penting untuk mencari asal
darah segar. Jika perlu dokter akan melakukan proktoskopi untuk menilai usus besar
bagian ujung (rektum) dan anus; atau bahkan kolonoskopi untuk menilai seluruh usus
besar. Normalnya pada kasus hemoroid, masalah hanya ada pada anus dan tidak pada
usus besar.
Sedangkan untuk hemoroid eksterna, umumnya sudah terlihat dari pemeriksaan fisik
luar. Yang diperhatikan dokter di sini adalah apakah hemoroid sudah mengalami
trombosis (gangguan sirkulasi darah) atau tidak. Ciri jaringan hemoroid trombotik
adalah berwarna kebiruan atau keunguan dan dirasakan nyeri.
6. Plan:
Diagnosis:
Pasien ini didiagnosis dengan hemorroidh eksterna karena pada pemeriksaan fisis
terlihat benjolan ukuran 1x1x1 cm keluar dari lubang anus, nyeri tekan (-) darah (-) ,
warna sama dengan jaringan sekitarnya, posisi arah jam 12 sampai dengan jam 6,
benjolan tampak menyatu dengan kulit luar anus, konsistensi kenyal, permukaan licin,
massa tidak dapat direposisi.
Pengobatan:
Pada pasien ini terapi yang saya berikan adalah:
1. Nasihat untuk merubah pola makan dan pola hidup.
2. Anti hemoroid suppositoria yang komposisinya sebagai berikut:
6

Tiap suppositoria mengandung:


Bismuth Subgallate..................150 mg. untuk mengurangi fecal odor
Hexachlorophene.....................2,5 mg. sebagai antiseptic
Lignocaine...............................10 mg. sebagai anastesi topikal
Zinc Oxide...............................120 mg untuk mengerutkan jaringan tubuh
3. Asam mefenamat 500 (kalau perlu)
4. Pengobatan untuk hemoroid eksterna sebaiknya di eksisi
Terapi hemoroid
Pengobatan hemoroid dapat dilakukan dengan tiga modalitas utama:

Modifikasi gaya hidup

Obat-obatan (farmakologis)

Tindakan (nonfarmakologis)
Modifikasi gaya hidup
Modifikasi gaya hidup yang dimaksud di sini antara lain:

Konsumsi serat (30 gram per hari) dan banyak minum air putih (6-8 gelas/hari). Menurut
Gearhart (2004); diet tinggi serat hanya mengurangi nyeri dan perdarahan, namun tidak
mengecilkan hemoroid yang besar.

Olahraga teratur: hindari duduk berlebihan.

Tidak menahan buang air besar.

Jangan mengedan sewaktu buang air besar.

Jangan duduk di toilet selama lebih dari 1 menit. Kebiasaan membawa bahan bacaan
atau sejenisnya ke dalam toilet harus dihindarkan.

Sitz bath (berendam air hangat 10 menit/hari) membantu meredakan nyeri.

Jangan lupa untuk menjaga kebersihan/higiene di daerah anus.


Perlu diketahui bahwa modifikasi gaya hidup ini juga penting untuk mencegah terjadinya
hemoroid bagi yang belum mengalaminya.

Peran Obat-obatan: Topikal


Ada banyak obat oles dan supositoria untuk hemoroid yang dijual bebas. Obat-obatan

ini umumnya hanya meredakan gejala peradangan akut untuk sementara saja. Jenis
obat hemoroid tersebut antara lain meliputi analgesik lokal, vasokonstriktor, dan
kortikosteroid. Penggunaan obat jangka panjang tidak dianjurkan karena kortikosteroid
dapat menipiskan kulit sekitar anus.
Belakangan diketahui pula bahwa pemberian lidokain topikal (1.5%) cukup baik
mengatasi rasa nyeri setelah hemoroidektomi; dengan ataupun tanpa nifedipin topikal
(0.3%).

Peran Obat-obatan: Sistemik


Peran obat sistemik tidak terlalu penting dalam pengobatan hemoroid. Pada kasus
hemoroid derajat rendah dan hemoroid yang telah dioperasi dapat diberikan analgesik
ringan; untuk menunjang modifikasi gaya hidup. Di Eropa dan Asia banyak digunakan
obat vasotopik oral yang bermanfaat untuk mengecilkan pembuluh darah vena yang
mengalami varices, termasuk hemoroid. Contoh obatnya adalah citrus flavonoid
(ARDIUM). Ardium memiliki daya kerja khas pada pembuluh-pembuluh kapiler, yaitu
meningkatkan daya tahan/resistensi, dan mengurangi permeabilitas. Berkat khasiatkhasiat farmakologinya ardium dapat mengurangi bengkak/edema, rasa nyeri pada
tungkai, dan gejala-gejala patologis lainnya yang berhubungan dengan insufisiensi vena
yang kronis.Pada pasien pascabedah hemoroid obat vasotopik ini juga dapat dipakai
untuk menunjang terapi antibiotik dan antiinflamasi.
Tindakan terhadap hemoroid
Setelah diagnosis hemoroid ditegakkan, dokter akan membantu pasien memilih terapi
yang sesuai dengan derajat hemoroid pasien yang bersangkutan. Ada beberapa
macam tindakan untuk kesembuhan hemoroid, yaitu:

Skleroterapi

Rubber-band ligation

Stapled hemorrhoidectomy

Conventional hemorrhoidectomy

Eksisi (khusus hemoroid eksterna)


8

Skleroterapi menggunakan suntikan sodium tetradecyl sulfate yang bersifat sklerotik


pada pangkal jaringan hemoroid yang belum terlalu besar. Dengan penyuntikan ini,
jaringan hemoroid akan mengalami gangguan aliran darah, mengeras, dan perlahanlahan mengecil.
Rubber-band ligation adalah prosedur pemasangan pita karet (biasanya sebanyak 2
pita) untuk mengikat bagian permukaan anus yang menonjol akibat hemoroid. Setelah
itu karet dibiarkan tetap berada di dalam anus. Selain paling sederhana, tindakan ini
ditoleransi cukup baik oleh sebagian besar pasien, dengan efek samping ringan (rasa
penuh di perut bawah dan keluar sedikit darah), yang umumnya dapat reda dengan
sendirinya.
Hemoroidektomi (hemorrhoidectomy) adalah prosedur bedah untuk mengangkat
seluruh jaringan dan vena sekitar anus yang mengalami pembengkakan. Dapat
dilakukan secara terencana ataupun darurat; dan cara tertutup ataupun terbuka. Saat
ini prosedur hemoroidektomi cukup menggunakan stapler. Di sini stapler dipasang
untuk menjepit dan mengurangi aliran darah ke jaringan yang membengkak pada
hemoroid; sehingga jaringan pembengkakan diharapkan akan rusak. Keuntungannya
adalah masa rawat inap menjadi lebih singkat. Namun sayang, menurut hasil metaanalisis dari Giordano et al (2009), ternyata stapled hemorrhoidectomy ini memberikan
angka kekambuhan lebih tinggi daripada pembedahan biasa (konvensional).
Eksisi merupakan tindakan anjuran untuk hemoroid eksterna yang sudah trombosis.
Penyulit Pascabedah
Setelah dilaksanakan prosedur bedah, sejumlah penyulit dapat timbul; antara lain: nyeri,
sulit buang air kecil, perdarahan dari anus, konstipasi, abses atau bisul, timbul tonjolan
pada kulit (skin tag), dan sebagainya. Umumnya penyulit ini dapat reda dengan
sendirinya. Untuk mengantisipasi adanya penyulit, penderita dianjurkan kontrol teratur
ke dokter bedah seusai prosedur bedah.
Pendidikan:
9

Kita menjelaskan prognosis dari pasien, serta komplikasi yang mungkin terjadi.
Konsultasi:
Dijelaskan adanya indikasi operasi dan konsultasi dengan spesialis bedah untuk
penanganan lebih lanjut jika hemoroid dirasakan sangat mengganggu, sering berdarah
dan tanda2 trombosis.
Rujukan:
Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit dengan
sarana dan prasarana yang lebih memadai.

10

Anda mungkin juga menyukai