Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP

F4. GIZI MASYARAKAT


PENANGANAN GANGGUAN GIZI
MP-ASI PADA ANAK USIA 6-24 BULAN
PUSKESMAS SUKAPURA
MARET OKTOBER 2016

Oleh : dr. Jeffri Syaputra


Pendamping : dr. Haryawan Dwi Tamtomo, M.Kes

PROGRAM DOKTER INTERNSHIP


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PPSDM KESEHATAN

2016
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN PKM

Sebagai syarat untuk memenuhi tugas internsip


Puskesmas Sukapura , Kabupaten Probolinggo
Periode Maret Oktober 2016

Disusun Oleh :
dr. Jeffri Syaputra

Mengetahui :
Dokter Pembimbing

Kepala Puskesmas Sukapura

dr. Hariawan Dwi T, MM.Kes

dr. Harif, MM.Kes

NIP. 19710422 2002121 002

NIP. 19661109 200641 004

BAB I
PENDAHULUAN
MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada
bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI (Depkes,
2006). MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan
dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlah. Hal ini
dimaksudkan untuk menyesuaikan kemampuan alat pencernaan bayi dalam menerima MPASI (Depkes RI, 2004).
MP-ASI merupakan peralihan asupan yang semata berbasis susu menuju ke makanan
yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan ketrampilan motorik oral. Ketrampilan
motorik oral berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan makanan yang berbentuk
bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian
belakang (Depkes,2000).
Adapun waktu yang baik dalam memulai pemberian MP-ASI pada bayi adalah umur
6 bulan. Pemberian makanan pendamping pada bayi sebelum umur tersebut akan
menimbulkan risiko sebagai berikut :
- Rusaknya sistem pencernaan karena perkembangan usus bayi dan pembentukan enzim
yang dibutuhkan untuk pencernaan memerlukan waktu 6 bulan. Sebelum sampai usia ini,
ginjal belum cukup berkembang untuk dapat menguraikan sisa yang dihasilkan oleh makanan
padat.
- Tersedak disebabkan sampai usia 6 bulan, koordinasi syaraf otot (neuromuscular) bayi
belum cukup berkembang untuk mengendalikan gerak kepala dan leher ketika duduk dikursi.
Jadi, bayi masih sulit menelan makanan dengan menggerakan makanan dari bagian depan ke
bagian belakang mulutnya, karena gerakan ini melibatkan susunan refleks yang berbeda
dengan minum susu.
- Meningkatkan resiko terjadinya alergi seperti asma, demam tinggi , penyakit seliak atau
alergi gluten (protein dalam gandum).
- Batuk, penelitian bangsa Scotlandia adanya hubungan antara pengenalan makanan pada
umur 4 bulan dengan batuk yang berkesinambungan.

- Obesitas, penelitian telah menghubungkan pemberian makanan yang berlebih di awal masa
perkenalan dengan obesitas dan peningkatan resiko timbulnya kanker, diabetes dan penyakit
jantung di usia lanjut (Lewis, 2003).
Gizi merupakan unsur yang sangat penting di dalam tubuh. Dengan gizi yang baik,
tubuh akan segar dan kita dapat melakukan aktivitas dengan baik. Gizi harus dipenuhi justru
sejak masih anak-anak, karena gizi selain penting untuk pertumbuhan badan, juga penting
untuk perkembangan otak.
Defisiensi atau kekurangan gizi adalah suatu keadaan kurangnya asupan zat gizi dari
makanan sehingga berdampak pada timbulnya masalah kesehatan.
Defisiensi atau kekurangan zat gizi dapat disebabkan oleh beberapa hal adalah sebagai
berikut :
-

Kurangnya asupan dari makanan


Penyakit penyerta ( Bawaan atau Kongenital )
Masalah ekonomi kemiskinan dan harga pangan

Peranan Gizi Bagi Perkembangan Otak dan Motorik Balita


a)

Peranan Gizi terhadap Perkembangan Otak


Apabila asupan makanan balita tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan

dan keadaan ini berlangsung lama, akan dapat mengakibatkan perubahan metabolisme dalam
otak sehingga otak tidak mampu berfungsi secara normal. Apabila kekurangan gizi ini tetap
berlanjut dam semakin berat maka akan menyebabkan pertumbuhan badan balita terhambat,
badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil sehingga jumlah sel dalam otak
berkurang. Keadaan ini yang dapat berpengaruh pada kecerdasan anak.
b) Peranan Gizi Terhadap Perkembangan Motorik
Kekurangan gizi pada balita dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan
motorik yang meliputi perkembangan emosi, tingkah laku. Umumnya anak akan mengisolasi
dirinya, apatis (hilang kesadaran), pasif dan tidak mampu berkonsentrasi. Akhirnya
perkembangan kognitif anak akan terlambat. Perilaku ini dapat dilihat pada anak-anak yang
menderita KEP (Kurang Energi Protein).

Dampak gizi kurang pada anak terutama balita


-

Pertumbuhan badan dan perkembangan mental anak sampai dewasa

terhambat.
Sensitif terhadap serangan penyakit
Bisa menyebabkan kematian bila tidak dirawat secara intensif.

Monitoring dan intervensi segera sangat penting untuk menghindari dampak buruk
dari kekurangan gizi pada balita, hal yang dapat dilakukan untuk memonitoring adalah
melakukan Deteksi dini tumbuh kembang anak / balita adalah kegiatan atau pemeriksaan
untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak
pra sekolah .

Tabel 1 : Penilaian Kinerja Program Gizi Masyarakat Puskesmas Sukapura Tahun 2015

BAB II
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
2.1 Bentuk Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan akan ditujukan kepada ibu-ibu warga desa Jetak, Kecamatan
Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Pada penyuluhan ini menggunakan slide power point
sebagai media informasi kepada peserta penyuluhan. Dimana para peserta akan dijelaskan
mengenai pentingnya pemberian MP-ASI kepada anak usia 6-24 bulan yang benar serta
manfaat untuk perkembangan dan pertumbuhan anak dan kandungan MP-ASI yang baik.
2.2 Nara Sumber
Nara sumber adalah dr.Jeffri Syaputra, dokter internship Puskesmas Sukapura,
Kabupaten Probolinggo
2.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari

: Kamis, 11 Agustus 2016

Tempat: Balai Desa Jetak, Kecamatan Sukapura, Probolinggo


2.4 Sasaran Penyuluhan
Ibu-ibu warga setempt yang memiliki anak usia 6-24 bulan di Desa Jetak, Kecamatan
Sukapura, Probolinggo.
2.5 Media yang Digunakan
Media yang digunakan adalah Slide.
2.6 Metode yang Digunakan
Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab dan konsultasi.

BAB III
PELAKSANAAN INTERVENSI
Penyuluhan mengenai manfaat MP ASI telah selesai diadakan di Balai Desa Jetak,
Sukapura, pada hari Kamis 11Agustus 2016. Peserta dalam penyuluhan ini berjumlah 60
orang. Acara di mulai pukul 09.30 WIB dan berlangsung 60 menit. Kegiatan tersebut terdiri
atas penyuluhan dan sesi tanya jawab.
Metode yang digunakan selama proses penyuluhan berlangsung adalah metode
ceramah yang disampaikan secara santai tetapi serius dan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh peserta. Ceramah disampaikan dengan menggunakan media gambar peraga
dan tidak terdapat kendala selama penyampaian materi. Didalam proses penyuluhan tersebut
peserta ibu-ibu posyandu juga aktif bertanya dan sangat memperhatikan dari pemyampaian
materi nara sumber.

BAB VI
KESIMPULAN
Setelah penyampaian materi selesai dan menjawab sesi tanya jawab terdapat beberapa
pertanyaan dari peserta seputar manfaat MP ASI lainnya baik untuk perkembangan anak..
Proses penyuluhan berjalan cukup lancar. Dengan penyuluhan ini maka peserta dapat
mengetahui manfaat MP ASI perkembangan anak sehingga diharapkan angka pemberian gizi
buruk Indonesia dapat menurun hingga mencapai target.

Daftar Pustaka
http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2014/03/pemantauan_gizi_balita.html, Diakses tanggal
12 Mei 2016
http://www.idmedis.com/2014/11/definisi-gizi-buruk-pada-anak-gejala.html, Diakses
tanggal 12 Mei 2016
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37415/4/Chapter%20II.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai