Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat

diorganisir menjadi simbol - simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan

merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori

ini sendiri merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau

suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari

oleh fakta - fakta yang telah diobservasi, tetapi kurang absolut ( kurang adanya bukti )

secara langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam

keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari struktur

keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan ilmu yang

pernah didapat di tempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang

perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek

keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat tersebut

bekerja. Mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung komponen dasar

seperti; adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek

yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap

kebutuhan semua pasien, serta adanya pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan oleh

perawat dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan pasien.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari Teori dan Model

Keperawatan yang telah ada, sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu dan

praktek serta profesi keperawatan di Indonesia. Pada kesempatan kali ini penulis mencoba

memaparkan Teori dan Model Keperawatan, sekaligus untuk memenuhi tugas

matakuliah Ilmu Keperawatan Dasar.


1.2 Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dari makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui pengertian teori dan model konsep keperawatan serta tujuan dari teori dan

model konsep keperawatan tersebut.


2. Mengetahui karakteristik teori keperawatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

teori keperawatan.
3. Mengetahui pandangan beberapa ahlitentang teori dan model konsep keperawatan
BAB 2

Teori dan Model Konsep Keperawatan

2.1. PengertianTeori dan Model Konsep Keperawatan


Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau definisi

yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena-

fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan

maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu

fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam

penelitian.

Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984) sebagai usaha untuk

menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan

berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk

menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau

pelayanan keperawatan yang dilakukan. Teori keperawatan menurut Barnum 1990

merupakan usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai

keperawatan. Menurut Newman (1979), ada tiga cara pendekatan dalam pengembangan

dan pembentukan teori keperawatan, yaitu meminjam teori-teori dari disiplin ilmu lain

yang relevan dengan tujuan untuk mengintegrasikan teori-teori ini kedalam ilmu

keperawatan, menganalisa situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep yang

berkaitan dengan praktik keperawatan serta menciptakan suatu kerangka konsep yang

memungkinkan pengembangan teori keperawatan. Tujuan pengembangan teori

keperawatan adalah menumbuh kembangkan pengetahuan yang di harapkan dapat

membantu dan mengembangkan praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan.

2.2 Tujuan Teori dan Model Konsep Keperawatan


Teori keperawatan sebagai salah satu bagian junci perkembangan ilmu

keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai,

diantaranya:
a. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang

kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik untuk tindakan

atau bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi.
b. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk memahami

berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat memberikan

dasar dalam penyelesaian berbagai masalah keperawatan.


c. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan

dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga segala

bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.


d. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi

keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat

terus bertambah dan berkembang.


2.3 Karakteristik Teori dan Model Konsep Keperawatan
Menurut Torres ( 1985 ) dan Chinn-Jacob ( 1983 ) ada lima karakteristik dasar

teori dan konsep keperawatan, yaitu:


a. Teori keperawatan mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai hubungan yang spesifik

dari konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-sakit,

keperawatan dan konsep lingkungan.

b. Teori keperawatan harus bersifat alamiah. Artinya, teori keperawatan digunakan

dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara

berpikir yang logis.

c. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya, teori keperawatan dapat

digunakan pada masalah yang sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks

sesuai dengan situasi praktek keperawatan.


d. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang

dilakukan melalui penelitian.


e. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas

praktek keperawatan.
2.4 Teori dan Model Konsep Keperawatan Menurut Pandangan Beberapa Ahli

2.4.6 H. Sister Calista Roy (Teori Roy)

Model Adaptasi Roy

ROY berpendapat bahwa ada empat elemen penting dalam model adaptasi keperawatan,

yakni keperawatan, tenaga kesehatan, lingkungan, dan sehat.

1. Elemen keperawatan

Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut menjadi landasan dalam

melaksanakan praktik keperawatan (Roy, 1983).

Lebih spesifik Roy (1986) berpendapat bahwa keperawatan sebagai ilmu dan praktik

berperan dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap kesehatan

sehingga sikap yang muncul semakin positif.

Keperawatan memberi perbaikan pada manusia sebagai sutu kesatuan yang utuh untuk

beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan dan berespons terhadap

stimulus internal yang mempengaruhi adaptasi.Jika stressor terjadi dan individu tidak

dapat menggunakan koping secara efektif maka individu tersebut memerlukan

perawatan.

Tujuan keperawatan adalah meningkatkan interaksi individu dengan lingkungan, sehingga

adaptasi dalam setiap aspek semakin meningkat.Komponen-komponen adaptasi mencakup

fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan saling ketergantungan.

2. Elemen manusia
Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi, yaitu suatu kumpulan unit yang saling

berhubungan mempunyai masukan, proses kontrol, keluaran dan umpan balik (Roy, 1986).

Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan adaptasi secara

spesifik. Manusia dalam sistem ini berperan sebagai kognator dan regulator (pengaturan)

untuk mempertahankan adaptasi.

Terdapat empat cara adaptasi, mencakup adaptasi terhadap fungsi fisologis, konsep diri,

fungsi peran dan terhadap kebutuhan saling ketergantungan.

Pada model adaptasi keperawatan, manusia dilihat dari sistem kehidupan yang terbuka,

adaptif, melakukan pertukaran energi dengan zat/benda dan lingkungan.

Manusia sebagai masukan dalam sistem adaptif, terdiri dari lingkungan eksternal dan

internal. Proses kontrol manusia adalah mekanisme koping yakni sistem regulator dan

kognator. Keluaran dari sistem ini dapat berupa respons adaptif atau respons tidak efektif.

3. Elemen lingkungan

Lingkungan didefenisikan sebagai semua kondisi, keadaan, dan faktor lain yang

mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu atau kelompok.

4. Elemen sehat

Kesehatan didefenisikan sebagai keadaan yang muncul atau proses yang terjadi pada

mahluk hidup dan terintegrasi dalam individu seutuhnya (Roy, 1984).

Proses adaptasi

Proses adaptasi melibatkan seluruh fungsi secara holistik, mencakup semua interaksi

individu dengan lingkungannya dan dibagi menjadi dua proses, seperti yang berikut.
1. Proses yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal. Perubahan

ini merupakan stresor atau stimulus fokal. Apabila stresor atau stimulus tersebut mendapat

dukungan dari faktor-faktor konseptual dan resitual maka akanmuncul interaksi yang biasa

disebut stres. Dengan demikian adaptasi sangat diperlukan untuk mengatasi stres.

2. Proses mekanisme koping yang dirangsang untuk menghasilkan respons adaptif atau

tidak efektif. Hasil dari proses adaptasi adalah suatu kondisi yang dapat meningkatkan

pencapaian tujuan individu mencakup kelangsungan hidup, pertumbuhan, reproduksi, dan

integritas.

2.4.1. Menurut Faye Abdellah


Model konsep Faye Abdellah difokuskan dalam pemberian asuhan keperawatan

bagi manusia pada intinya adalah memberikan kebutuhan secara fisik, emosi, intelektual,

social, spiritual bagi para pasien maupun keluarga. Sehingga perawat perlu pendekatan

dengan hubungan interpersonal, psikologi , petumbuhan dan perkembangan manusia,

komunikasi dan sosiologi. Perawat dapat secara umum merumuskan kebutuhan manusia

dalam empat kategori diantaranya kenyamanan, kebersihan dan keamanan, keseimbangan

fisiologi. Dari empat kebutuhan tersebut dikembangkan menjadi 21 kebutuhan atau

masalah keperawatan diantaranya :


1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik

2. Mempertahankan aktifitas, latihan fisik dan tidur yang optimal

3. Mencegah kecelakaan, cedera atau trauma lain serta adanya infeksi

4. Mempertahankan mekanika tubuh

5. Memfasilitasi masukan oksigen ke seluruh sel tubuh

6. Mempertahankan nutrisi

7. Mempertahankan eliminasi

8. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit


9. Mengenali respons fisiologis tubuh terhadap kondisi penyakit baik patologis maupun

fisiologis

10. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi

11. Mempertahankan fungsi sensorik

12. Mengidentifikasi dan menerima eksperasi, perasaan, reaksi positif dan negative

13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbal balik antara emosi dan

penyakit organic

14. Mempertahankan komunikasi verbal dan nonverbal

15. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal

16. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progesif

17. Menghasilkan/mempertahankan lingkungan yang terapeutik

18. Memfasilitasi kesadaran diri sebagai individu yang memiliki kebutuhan fisik, emosi,

perkembangan yang berbeda.

19. Menerima tujuan optimal yang dapat dicapai sehubungan dengan keterbatasan fisik

dan emosi

20. Menggunakan sumber di komunitas sebagai sumber bantuan dalam mengatasi masalah

yang muncul dari penyakit

21. Memahai peran dan masalah social sebagai factor yang mempengaruhi dalam

munculnya penyakit.

2.4.2 Menurut Florence Nightingale

Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan

secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis daan lingkungan

sosial.
a. Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yan gberhubungan dengan ventilasi dan

udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu

akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu,

asap, bau-bauan.
Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab,

bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan

perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat

tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur

harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posiis

pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
b. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan

stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan

kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang

menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien

dalam mempertahankan emosinya.

Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara

menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus.

Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan

dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh

dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati

yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu membicarkan kondisi-kondisi

lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para

pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.

c. Lingkungan sosial (social environment)


Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan

data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk
pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan

observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data

yang ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti juga hubungan komuniti dengan

lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu

lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau

lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap

lingkungan secara khusus.

2.4.3 Model Konsep dan Teori Keperawatan Marta E. Rogers

Model konsep dan teori keperawatan menurut Martha E. Rogers dikenal dengan

nama konsep manusia sebagai unit. Dalam memahami konsep model dan teori ini, Martha

berasumsi bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh, yang memiliki sifat dan

karakter yang berbeda-beda. Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia

selalu berinteraksi dengan lingkungan yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi, serta

dalam proses kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan

manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri. Asumsi tersebut

didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu keutuhan manusia dan

lingkungan, kemudian system ketersediaan sebagai satu kesatuan yang utuh serta proses

kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari :

a. Integritas : Individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak dapat

dipisahkan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain.

b. Resonansi : Proses kehidupan antara individu dengan lingkungan berlangsung dengan

berirama dengan frekuensi yang bervariasi.

c. Helicy : terjadinya proses interaksi antara manusia dengan lingkungan akan terjadi

perubahan baik perlahan-lahan maupun berlangsung dengan cepat.

2.4.4 Menurut Dorothea Orem


Pandangan Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan

individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam

kebutuhannya. Dalam konsep praktek keperawatan Orem mengembangkan tiga bentuk

teori Self care di antaranya:

1. Perawatan Diri Sendiri ( Self Care )


Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi Self Care itu

sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan oleh

individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta

kesejahteraan.
a. Self Care Agency, merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan

diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan

lain-lain.

b. Adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan

tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan

menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat.

c. Kebutuhan Self Care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan

perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan proses kehidupan

manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh.


2. Self Care Defisit
Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala

perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan yang diterapkan pada

anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya

perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self

care baik secara kualitas. Dalam pemenuhan perawatan diri serta membantu dalam proses

penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak

atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain,memberi support ,
meningkatkan pengembangan lingkungan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada

orang lain.
Dalam praktek keperawatan Orem melakukan identifikasi kegiatan praktek

dengan melibatkan pasien dan keluarga dalam pemecahan masalah (contohnya, masalah

yang terjadi pada pasien atau keluarga yaitu masalah keuangan). Menentukan kapan dan

bagaimana pasien memerlukan bantuan secara teratur bagi pasien dan mengkoordinasi

serta mengintegrasikan keperawatan dalam kehidupan sehari-hari dan asuhan keperawatan

diperlukan ketika klien tidak mampu memenuhi kebutuhan biologis, psikologis,

perkembangan dan sosial.

3. Teori Sistem Keperawatan

Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan

diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari pada Orem yang

mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri kebutuhan pasien dan

kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri. Dalam pandangan teori sistem

ini Orem memberikan identifikasi dalam sistem pelayanan keperawatan diantaranya :


a. Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensatory system)
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara

penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan

perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan, dan

ambulasi serta adanya manipulasi gerakan. Contohnya, pemberian bantuan pada pasien

koma (penurunan kesadaran akibat penyakit).


b. Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System )
Merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan

ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada pasien

yang post operasi abdomen dimana pasien ini memiliki kemampuan seperti cuci tangan,

gosok gigi, cuci muka akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam ambulasi dan

melakukan perawatan luka. Contohnya perawatan pada pasien post operasi


apendikstomi(operasi pembuangan total apendiks pada saluran pencernaan) dimana pasien

tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perawatan pada luka bekas operasi tersebut
c. Sistem Suportif dan Edukatif
Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan

dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara

mandiri. Sistem ini dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah

dilakukan pembelajaran. Contoh pemberian pendidikan kesehatan pada ibu dan bapak

(keluarga) yang memerlukan informasi tentang pengaturan kelahiran anak dengan

menggunakan kontasepsi (alat mencegah pembuahan).


2.4.5 Menurut Imogene M. King
King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan

pendekatan system terbuka dalam hubunagn interaksi yang konstan dengan lingkunagan,

sehingga King mengemukakan dalm model konsep interaksi. \ Dalam mencapai

hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi adanya system

personal, system interpersonal dan system social yang saling berhuabungan satu dengan

yang lain.
Manusia memiliki 3 kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap informasi,

kesehatan, kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan kebutuhan terhadap perawatan

ketika sakit. konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari :

1. Aksi merupakan proses awal hubungan 2 individu dalam berprilaku, dalam

memahami atau mengenali kindisi yang ada dalam keperawatan dengan

digambarkan hubungan keperawatan dan klien melakukan kontrak atau tujuan yang

diharapkan.
2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adanya aksi dan

merupakan respon dari individu.


3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi antara

perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi


4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dank lien terjadi suatu

persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.


2.4.6 Asumsi King
King mengangsumsikan model konsep dan teori keperawatan secara eksplisit

maupun imlisit. Asumsi eksplisit meliputi :

1. focus sentral dari keperawan adalah interaksi dari manusia dan lingkunganya,

dengan tujuan untuk kesehatan manusia

2. individu adalah social, mengirim, rasional, reaksi, penerimaan, control,

berorientasi pada kegiatan waktu.

3. proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai klien serta

perawat.

4. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi,

berpartisipasi dalam membuat keputusan yng mempengaruhi kehidupanya, kesehatan,

dan pelayanan komunitas dan menerima atau menolak keperawatan.

5. tanggung jawab dari anggota tim keehtan adalah memberikan informasi kepada

individu tentang semua aspek kesehatan untuk membantu mereka membuat atau

mengambil keputusan.

6. tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan mungkin tidak

sama.

Sedangakan asumsi implisit meliputi :

1. pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.

2. pasien sadar, aktif, dadn secara kognitif mampu berpartisipasi dalam

pembuatan atau pengambilan keputusan.

3. individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.

4. individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.

Pandangan King Terhadap Keperawatan

1. Konsep Manusia
King memandang manusia sebagai suatu system terbuka yang berinteraksi dengan

lingkungan yang memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa

mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga system interksi yang dinamis

sebagai individu disebut sebagai system personal, ketika individu ini bersatu dalam

kelompok disebut system interpersonal. System social tercipta ketika kelompok

mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat.
2. Konsep Lingkungan
Menurut king lingkingan adalah system social yang ada dalam masyarakat yang

saling berinteraksi dengan system lainya secara terbuka. Lingkungan merupakan suatu

system terbuka yang menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi dengan

keberadaan manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internal

dengan penukaran energi yang diatur secara terus menerus terhadap perubahan lingkungan

eksternal.

3. Konsep Sehat

King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis,

yang secara berkelanjutan melakukan penyesuain terhadap stressor internal dan eksternal

melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber- sumber yang dimiliki oleh

seseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari- sehari yamg maksimal.

4. Konsep Keperawatan
King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalh proses interaksi klien

dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika

ada gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapinya suatu persetujuan dan

membuat transaksi.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas, yaitu sebagai berikut:
Teori dan model keperawatan adalah suatu usaha untuk menguraikan dan menjelaskan

berbagai fenomena dalam keperawatan serta berperan dalam membedakan keperawatan

dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan,

memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang

dilakukan.Steven (1984).
Karakteristik dasar teori dan model keperawatan, yaitu: Teori keperawatan

mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai hubungan yang spesifik dari konsep

keperawatan, harus bersifat alamiah, bersifat sederhana dan umum, sebagai pedoman, serta

berperan dalam memperbaiki kualitas praktek keperawatan.


Faktor yang mempengaruh teori dan model keperawatan, yaitu: Filosofi Florence

Nightingale, kebudayaan, sistem pendidikan, dan pengembangan ilmu keperawatan.


3.2 Saran
Adapun saran penulis terhadap pembaca, yaitu:
Sebaiknya teori dan konsep yang telah diketahui oleh seorang perawat dapat

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya.

DAFTAR PUSTAKA
Anita Markirana. 2012. Makalah model konsep dan teori keperawatan. Diakses pada

tanggal 28 maret 2013 dari http://anita-kesehatan.blogspot.com/2012/02/makalah-model-

konsep-dan-teori.html
Fitra Aprilia. 2011. Model-model konsep keperawatan. Diakses Pada tanggal 28 maret

2013 dari http://aevril.blogspot.com/p/model-model-konseptual-keperawatan.html


Ns. Umi Sukowati, SH. M.Kep. Sp. Mat dkk. 2010. Model konsep dan teori keperawatan:

Refika Aditama
Perry & Potter. 2006. Fundamental of nursing. Jakarta: Salemba Medika
Rayyan N N. Fitria. 2012. Teori dan konsep Marta E. Rogers. Diakses pada tanggal 29

maret 2013 dari http://mynursingstudy.blogspot.com/2012/02/teori-dan-konsep-martha-e-

rogers.html

Anda mungkin juga menyukai