TINJAUAN PUSTAKA
baik itu metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein yang disebabkan oleh
penurunan dari fungsi insulin pada proses sekresi insulin, aktivitas insulin
penyakit dimana terjadi peningkatan tekanan darah arteri secara persisten (Saseen
seseorang yang mengalami obesitas disertai dua dari tiga kondisi lainnya, yakni
aktivitas sistem saraf simpatis.Selain itu, insulin memiliki kerja seperti hormon
pertumbuhan yang dapat merangsang hipertropi dari sel-sel otot halus dari
kadar glukosa darah dapat dikontrol, tetap saja risiko seseorang untuk mengalami
a. Hipertensi
stroke sejak dulu.Hal ini terjadikarena terdapat hubungan yang positif antara
tersebut, risiko untuk mengalami penyakit jantung juga akan meningkat dua kali
aterogenik.
c. Obesitas
Obesitas telah dikaitkan menjadi salah satu faktor risiko pada penyakit
kontraksi otot dapat menyebabkan glukosa lebih banyak masuk ke dalam sel.
faktor risiko untuk diabetes dan hipertensi menjadi lebih tinggi.Terlalu banyak
penyakit diabetes dan hipertensi menjadi lebih tinggi terjadi pada seseorang.
f. Merokok
baik itu pada pasien diabetes melitus maupun tidak (Heart.org, 2015).
2.2.1 Insulin
Target organ utama insulin dalam mengatur kadar glukosa adalah hati,
otot, dan jaringan adiposa. Peran utamanya antara lain uptake, utilisasi, dan
dan penyimpanan glukosa, asam amino, asam lemak intrasel; sedangkan proses
katabolisme (pemecahan glikogen, lemak, dan protein) dihambat. Semua efek ini
dilakukan dengan stimulasi transport substrat dan ion ke dalam sel, menginduksi
yang krusial dari respon fisiologis terhadap tubuh. Glukosa masuk ke dalam sel
melalui salah satu jenis glucose-transporter (GLUT), dan 5 dari GLUT ini
(GLUT1 sampai GLUT5) berperan pada difusi glukosa ke dalam sel yang bersifat
enersi untuk mentranslokasi GLUT4 dan GLUT1 dari vesikel intrasel ke membran
plasma. Efek ini bersifat reversibel, GLUT kembali ke pool intrasel saat insulin
tidak bekerja lagi. Gangguan proses regulasi ini dapat menjadi salah satu
akan membuka kanal kalsium. Dengan terbukanya kanal kalsium maka ion
Ca2+akan masuk ke dalam sel-, merangsang granula yang berisi insulin dan akan
terjadi sekresi insulin dengan jumlah yang ekuivalen dengan peptida-C. Kecuali
meningkatkan sensitivitas jaringan otot dan adiposa terhadap insulin. Efek ini
masih kontroversi, adanya penurunan produksi glukosa hati, banyak data yang
tidak mempunyai efek yang berarti pada sekresi glukagon, kortisol, hormon
menjadi lemak.Oleh karena itu pada pasien diabetes yang gemuk, biguanid dapat
menurunkan berat badan namun mekanismenya belum jelas dan pada orang
nondiabetes yang gemuk tidak timbul penurunan berat badan dan kadar glukosa
Na+/K+/Cl2- di ansa henle asendens bagian epitel tebal, dimana tempat kerjanya
berada di permukaan sel epitel bagian luminal. Perubahan hemodinamik ini akan
meningkatkan efek awal diuresis sehingga tekanan darah dapat menurun. Contoh
Diuretik tiazida bekerja menghambat simporter Na+ dan Cl- di hulu tubulus
distal. Sistem transport ini dalam keadaan normal berfungsi membawa Na+ dan
Cl- dari lumen ke dalam sel epitel tubulus. Na+ selanjutnya dipompakan keluar
tubulus dan ditukar dengan K+, sedangkan Cl- dikeluarkan dari kanal klorida.Efek
secara kompetitif sehingga timbul efek diuresis yang akan menurunkan tekanan
darah. Contoh obat golongan ini adalah spironolakton dan eplerenon (Nafrialdi,
2011).
dan penurunan sekresi aldosteron. Selain itu, degradasi bradikinin juga dihambat
sehingga kadar bradikinin dalam darah meningkat dan akan berperan dalam efek
(Nafrialdi, 2011).
hipotensif.Sebagian sekresi renin akibat diet rendah natrium juga diblok oleh beta
bloker.Contoh obat ini adalah propanolol, bisoprolol, dan atenolol (Setiawati dan
Sulistia, 2011).
Pada otot jantung dan otot polos vaskular, kalsium berperan dalam
peristiwa kontraksi. Pada otot jantung mamalia, masuknya Ca2+ke dalam sel akan
depolarisasi sel. Ion Ca2+ masuk ke dalam sel melalui sebuah kanal. Obat
jantung.Contoh obat golongan ini adalah nifedipin dan amlodipin (Suyatna, 2011).
darah. Anti trombotik merupakan suatu anti koagulan yang bekerja dengan cara
perifer sehingga dapat menurunkan tekanan darah.Obat anti koagulan oral yang
berdasarkanSuratkeputusanMenteriKesehatanRepublik Indonesia
Masalah terapi obat sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu masalah yang
terjadi di dalam proses farmakoterapi pada seseorang yang akan atau berpotensi
untuk mengganggu hasil terapi yang diharapkan. Pencegahan masalah terapi obat
paramedis, dan tingkah laku dari pasien itu sendiri (Mil, 2005).
menyediakan keputusan dalam penggunaan obat yang tepat bagi pasien. Dalam
keterampilan, guna memastikan hasil terapi yang optimal dari penggunaan obat
a. menyembuhkan penyakit
b. memecahkan masalah yang terjadi yang berkaitan dengan terapi obat, dan