Disusun Oleh :
Dian Venna Maretta
R. Mahardika Septiantyo
(13334726)
(13334718)
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...ii
ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Permasalahn .......................................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................2
1.3 Manfaat...............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................3
2.1 Obat Cacing..................................................................................................3
2.2 Suspensi Oral................................................................................................3
2.2.1 Defenisi.........................................................................................3
2.2.2 Komponen Dasar Suspensi Oral...................................................5
2.2.3 Metode Pembuatan Suspensi........................................................5
2.2.4 Evaluasi Sediaan Suspensi............................................................6
2.3 Data Data Preformulasi .............................................................................8
BAB III METODELOGI .................................................................................................14
3.1 Perbandingan Formula Dari Literatur Dan Formula Pilihan........................14
3.2 Karakteristik Formula Pembanding Berdasarkan Hasil Evaluasi Evaluasi
Perbandingan.....................................................................................................15
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................................17
BAB V KESIMPULAN....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................20
LAMPIRAN......................................................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
meminimalkan
efek
samping
obat
tanpa harus
mengurangi
atau
sehingga
mengganggu
hubungan
neuromuskuler. Hal
ini
akan
menyebabkan spasmus dan pengerutan otot cacing, sehingga cacing mudah dikeluarkan
oleh gerakan usus. Pirantel pamoat merupakan obat antelmintika pilihan untuk
askariasis, ankilostomiasis, serta enterobiasis. Pemberian pirantel pamoat tidak
menimbulkan efek samping yang serius, sehingga obat ini dapat dijual bebas di
Indonesia (Tanu,2009 : 530). Pirantel pamoat praktis tidak larut dalam air, oleh karena
itu pemilihan sediaan suspensi sangat tepat sesuai dengan sifat kelarutan pyrantel
pamoat yang sukar larut dalam air, dan penggunaan nya secara peroral suspensi dapat
mempersingkat proses biofarmasi dan dapat segera mencapai colon.
Suspensi merupakan salah satu contoh dari bentuk sediaan cair, yang
secara umum dapat diartikan sebagai suatu sistem dispersi kasar yang terdiri atas
bahan padat tidak larut tetapi terdispersi merata ke dalam pembawanya.
Alasan bahan obat diformulasikan dalam bentuk sediaan suspensi yaitu
bahan obat mempunyai kelarutan yang kecil atau tidak larut dalam air, tetapi
diperlukan dalam bentuk sediaan cair, mudah diberikan kepada pasien yang
mengalami kesulitan untuk menelan, diberikan pada anak-anak, untuk menutupi
rasa pahit atau aroma yang tidak enak pada bahan obat. Penggunaan dalam
bentuk suspensi bila dibandingkan dengan larutan sangatlah efisien sebab suspensi
dapat mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air.
Sediaan yang diharapkan adalah suatu sediaan pirantel pamoat dosis tunggal
yang stabil secara fisika dan kimia, mudah digunakan dan disukai oleh anak-anak,
mengingat anthelmintik paling sering diberikan kepada anak-anak secara reguler yaitu
enam bulan sekali. Selain itu sediaan suspensi lebih mudah diabsorpsi dari pada tablet atau
kapsul (karena luas permukaan kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat). Sehingga
mempersingkat proses biofarmasi obat untuk melepas zat aktif (perjalanan proses
biotransformasi dipersingkat).
sesuai
selanjutnya
dengan
dapat
persyaratan
diterapakan
suspensi
yang
ideal ataupun
dalam
stabil
agar
kehidupan
masyarakat.
1.2 Permasalahan
Oabat cacing dengan bahan aktif Pirantel Pamoate merupakan serbuk dengan
kelarutannya dalam air praktis tidak larut dam air. Oleh karena itu untuk mengatasi
kekurangannya tersebut perlu dibuat sediaan cair apa yang membuat sediaan tersebut stabil dan
bahan tambahan apa saja yang diperlukan.
1.3 Tujuan
Preformulasi sebagai zat aktif nya berupa Pyrantel Pamoate yang mempunyai
efek terapi anthelmintik ini, bertujuan untuk menentukan dan memilihkan bahan
tambahan sediaan suspensi oral yang paling sesuai dengan sifat dan kelarutan dari zat
aktif, dan untuk mendapatkan atau membuat bentuk sediaan obat yang efisien dan lebih
disukai oleh anak anak .
1.4 Manfaat
Mendapatkan bentuk sediaan yang lebih mudah ditelan oleh anak. Lebih cepat
kerjanya, sehingga efek nya juga lebih cepat dibanding tablet, kapsul & serbuk. Serta
sediaan yang stabil secara fisika, kimia, maupun biologi.
|2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Obat Cacing
Antelmintik atau obat cacing ialah obat yang digunakan untuk membrantas atau
mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh. Sebagian besar obat cacing efektif
terhadap satu macam kelompok cacing. Obat-obat penyakit cacing diantaranya : Mebendazol,
Tiabendazol, Albendazol, Praziquante, Piperazin,
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersidalam fase cair. Beberapa suspensi dapat langsung digunakan, sedangkan
yang lain berupa campuran padat yang harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan
pembawa yangsesuai segera sebelum digunakan (FI IV, Thn. 1995, Hlm 17). Suspensi
oral adalah sediaaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa
cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk penggunaanoral (FI IV,
Thn. 1995, Hlm 18).
Suspensi adalah dispersi kasar dimana partikel padat yang tidak larut terdispersi
dalam medium cair (ukuran partikel 1 100 mikron). Sistem dospersi adalah suatu
sistem dimana
|3
Voluminous, sukar diangkat dan disimpan. Bila wadah pecah semua obat tidak bisa
digunakan
Stabilitas rendah, karena mudah rusak
Merupakan media pertumbuhan dan perkembangan mikro organisme
Rasa tidak enak dari obat cenderung lebih besar terasa
Kemasan nya lebih besar untuk di bawa-bawa
membutuh kan sendok dalam takaran nya
c.
d.
e.
caking).
Memberikan warna, rasa, bau serta rupa yang menarik.
Stabilitas suspensi adalah kondisi dimana partikel tidak mengalami agregasi dan
mereka tetap terdispersi merata atau sisa partikel tetap mengendap, mereka mudah
terdispersi kembali dengan pengocokan yang ringan. Faktor faktor yang
mempengaruhi kestabilan suspensi adalah :
1. Ukuran partikel
Semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas penampangnya (dalam volume yang
sama ). Sedangkan semakin besar luas penampang partikel daya tekan keatas cairan akan
semakin memperlambat gerakan partikel untuk mengendap, sehingga untuk memperlambat
gerakan tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel.
2. Kekentalan (viscositas)
Dengan menambah viscositas cairan maka gerakan turun dari partikel yang dikandungnya
akan diperlambat. Tatapi perlu diingat bahwa kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi
agar sediaan mudah dikocok dan dituang.
3. Jumlah partikel (konsentrasi)
Makin besar konsentrasi pertikel, makin besar kemungkinan terjadi endapan partikel dalam
waktu yang singkat.
4. Sifat / muatan partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari babarapa macam campuran bahan
yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar
bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena
sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alam, maka kita tidak dapat mempengaruhinya.
Obat Cacing (Pirantel Pamoate)
|4
Zat Aktif
Zat Pensuspensi
Zat Tambahan
Zat Pembawa
A. Zat Aktif
Zat aktif yang digunakan dalam pembuatan sediaan suspensi adalah zat aktif yang
sukar atau tidak larut didalam air. Contoh zat aktif yang sering digunakan:
B. Zat Pensuspensi (Suspending Agent)
Sebaik nya zat pensuspensi memiliki sifat mudah terdisfersi kembali dengan
pengocokan ringan. Contoh zat pensuspensi :
1) Berasal dari Alam
Polisakarida
a. Gom Arab
: Kurang efektif, karena dibutuhkan dalam jumlah besar
b. Na. Alginat : Mempunyai kekentalan yang stabil di dalam air pada pH 410.
Kadar yang biasa digunakan adalah 1 %.
c. Pektin : Pektin biasa digunakn bersama sama denga gom arab dengan kadar
0,1 gr/gr gom arab.
d. Tragacant : Dalam suspensi digunakan dalam kadar 0,2 %. pH stabil adalah 4
7,5. Pengawet yang biasa digunakan kloroform, nipagin, nipasol.
e. Amylum : Jika tidak dikatakan lain, dalam suspensi amylum digunakan dengan
kadar 2% (amylum dilarutkan dengan air sama banyak)
Tanah Liat
a. Bentonit : Kadar nya dalam suspensi 2 % dan untuk bentonit magma 5 %
b. Veegum : Kadar dalam sediaan suspensi adalah 0,5 2 %
2) Semi Sintesis
a. Metil Selulose (Tylose) : kadar nya 0,5 2 % sebagai pensuspensi
b. PVP
c. Na. CMC : Kadar nya 0,25 1 % sebagai pensuspensi
3) Sintesis
a. Karbomer
b. Colloidal Silikon Dooxyda
C. Zat Tambahan
|5
Zat tambahan dipilih berdasarkan kesesuaian sifat sifat nya dengan zat aktif. Jenis
zat tambahan yang biasa digunakan dalam bentuk sediaan suspensi adalah :
- Penambah rasa
- Pengawet
- Penambah bau
- Pembasah
- Penambah warna
- Antimikroba
- Dapar
- Pengikat
- Dan lain lain.
D. Zat Pembawa
Zat pembawa atau pelarut, umum nya jika tidak dikatakan lain adalah aqua
destilasi.
2.2.3 Metode pembuatan suspensi
1. Metode dispersi
Dengan cara menambahkan serbuk bahan obat kedalam mucilago yang telah terbentuk
kemudian baru diencerkan.
2. Metode praesipitasi
Zat yang hendak didispersi dilarutkan dahulu dalam pelarut organik yang hendak
dicampur dengan air. Setelah larut diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam air.
Sistem pembentukan suspensi
System flokulasi
partikel merupakan agregat yang bebas, sedimentasi terjadi capat, sediment terbentuk
cepat, sediment tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi
kembali seperti semula, wujud suspensi kurang menyenangkan sebab sedimentasi
terjadi cepat dan diatasnya terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata.
System deflokulasi
partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain, sedimentasi yang
terjadi lambat masing-masing partikel mengendap terpisah dan ukuran partikel adalah
minimal, sediment terbentuk lambat, akhirnya sediment akan membentuk cake yang
keras dan sukar terdispersi lagi.
Formulasi suspensi
Membuat suspensi stabil secara fisis ada 2 kategori :
1. Pada penggunaan structure vehicle untuk menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi
Structure Vehicle adalah larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit dan lain-lain.
2. Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun cepat terjadi
pengendapan, tetapi dengan pengocokan ringan mudah disuspensikan kembali.
Pembuatan sistem flokulasi ialah :
Partikel diberi zat pembasah dan dipersi medium.
Lalu ditambah zat pemflokulasi biasanya berupa elektrolit, surfaktan atau polimer.
Diperoleh suspensi flokulasi sebagai produk akhir
Apabila dikehendaki agar flok tidak mengendap dengan cepat, maka ditambahkan
structured vehicle.
Obat Cacing (Pirantel Pamoate)
|6
Produk akhir yang diperoleh adalah suspensi flokulasi dalam structured vehicle
: C11H14N2S . C23H16O6
:
|7
Sinonim
:
Pyrantel Embonate
(E)-1,4,5,6-Tetrahidro-1-metil-2-[2-(2-thienyl)vinil] pirimidina 4,4-metilen bis[3
hidroksi-2-naftoat]
Pyrimidine,1,4,5,6-tetrahydro-1-methyl-2-[2-(2-thienyl)
ethenyl]-(E)-compd
with
Berat Molekul
: 594,68
Kadar
: Pirantel Pamoat mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih
dari 103,0% C34H30N2O6S dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan
Suhu Lebur
Pemerian
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air, metanol, dan etanol; larut dalam
dimetilsulfoksida; sukar larut dalam dimetilformamida
Farmakologi
Bekerja dengan cara menimbulkan depolarisasi pada otot cacing sehingga terjadi pelepasan
asetilkolin dan penghambatan kolinestrese. Hal ini menyebabkan pelumpuhan cacingcacing, yang diikuti dengan pembuangan dari saluran intestinal manusia (Katzung, 2004;
Sukarban, 1995). Mekanisme kerja dari pyrantel pamoat
hubungan neuromuskuler. Hal ini akan menyebabkan spasmus dan pengerutan otot cacing,
sehingga cacing mudah dikeluarkan oleh gerakan usus. Pyrantel sangat sedikit diserap usus
sehingga tidak menimbulkan bahaya keracunan.
Indikasi
:
Berkhasiat sebagai antelmintik dan sangat efektif untuk pengobatan infeksi yang
disebabkan oleh satu jenis cacing atau lebih di usus, beberapa diantaranya adalah cacing
tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale), cacing gelang (Ascaris
|8
Cellulose
gum,
Sodium
cellulose
glycolate,
Akucell;
Aquasorb;
karboksi
bahan
stabilisasi,menangguhkan agen, tablet dan hancur untuk kapsul; pengikat tablet; agen
peningkatviskositas.
Pemerian: Serbuk putih, tidak berbau, seperti granul bedak
Kelarutan : praktis tidak larut dalam aseton, etanol (95%), eter, dan toluen Mudah
terdispersi di dalam air pada semua temperatur, membentuk jelas, solusi koloid.
OTT : Larutan asam, garam besi, beberapa logam dan xantan gum
pKa = 4,30
Titik lebur: cokelat di sekitar 227 C, dan karakter pada sekitar 252 C.
Tidak kompatibel : natrium karboksimetil selulosa tidak kompatibel dengan solusi sangat asam
dan garam larut dengan besi dan beberapa logam lain, seperti aluminium, merkuri,
dan seng. Pengendapan dapat terjadi pada pH < 2, dan juga bila dicampur dengan etanol(95%).
Karboksi metil selulosa natrium bentuk coacervates kompleks dengan gelatin dan pektin.
Hal ini juga membentuk kompleks dengan kolagen dan mampu presipitan protein bermuatan
positif tertentu
3. Gliserin
Glycerin
o Bentuk
|9
o Kelarutan
: dapat bercampur dengan air dan etanol 95%, praktis tidak larut dalam
: 20-30%
Sinonim
dan air. Larut dalam 6 bagian eter. Tidak dapat bercampur dengan eter minyak tanah
tertutup baik, terlindung dari cahaya di tempat yang dingin dan kering.
Inkompatibilitas: inkompatibel dengan senayawa pengoksidasi seperti kalium
permanganate
o
o
o
o
o
Bentuk
.
5. Pengawet ( Na. Benzoat )
| 10
Bentuk
o
o
berat
seperti perak dan merkuri, selain itu juga dapat direduksi dengan
wadah
o Bentuk
terdiri dari unsur dan klorin. tidak berbau, tidak berwarna, solusi tidak beracun,
Konsentrasi
: 5-10%
Kegunaan
: Pembentuk flok, pengawet.
8. Pewarna
Karotenoid
11
BAB III
METODELOGI
| 12
Bahan
Zat aktif
Suspending
Agent
Tambahan
Dapar
FI
Pyrantel Pamoat 5%
- Mg.Al.Silikat
- Polysorbate 80
F III
- Sod. Benzoat
Pembasah
- Glyserin
F IV
Pyrantel
Pamoat 5%
-Na. CMC
Na. CMC 1%
As. Sitrat
Monohydrat
As. Sitrat
Monohydrat
q.s
- Sod. Benzoat
-Metil Paraben
0,18%
-Propil Paraben
0,02%
Syr. Simplex
25%
- Potassium
Sorbate
- Sodium
Benzoate
- Sorbitol
- Essens Citrus
-Sucrose
-Vanilla
Domperidon
Formula
Pilihan
Pyrantel
Pamoat
Pirantel
Pamoat 7,25
%
As. Sitrat
Monohydrat
Pengawet
Antimikroba
Pengikat
F II
- Glyserin
- Lechitin
- Povidone
Corigensia
- Rasa
- Aroma
- Warna
Co-Solvent
Zat Tambahan
Lain
- antifoam
- Sorbitol
-Flavor
-karotenoid q.s
Glyserin 3%
Antifoam suspension
-anticaking
-antioksidan
-flock agent
4
-Sorbitol 20%
BTH
Pembawa
Water purified up to
100%
Aquadest ad
100%
Water up to
100%
CaCl2 10%
AlCl3 10%
Water purified
up to 100%
Metode
Pembuatan
Presipitasi
Presipitasi
Dispersi
Dispersi
CaCl2 10%
Presipitasi
Air ad 100%
Pengamatan
Hasil Evaluasi
FI
F II
F III
F IV
Evaluasi Invitro
| 13
Kimia
a. Identifikasi
Kromatografi
Kromatografi
Kromatografi
Kromatografi
Tiap blt/tablet
Tiap ml
Tiap Tiap ml
Tiap Tiap ml
mengandung
mengandung 72,5
mengandung 50
mengandung 30 mg
mg zat aktif
mg zat aktif
Albendazol
c. pH
Stabil
pH suspensi
diharuskan 4-5 .
dengan adanya flok
agent pH berada di
range dipersempit
4,3-5. Domstal
(pH=4)
Fisika
a. Mol. Partikel
Kecil, halus
Menyelupai krista
molekul formula
seperti jarum
tercampur
sempurna
b. Volume
5 ml/btl
100 ml
473,2 ml/btl
100 ml/btl
c. BJ
d. Viskositas
Tinggi, namun
Tinggi, namun
terjadi polimerisasi
penuangan dengan
uji sedimentasi
terjaga dalam
mendekati atau
keadaan terflokulasi
sama dengan 1
Biologi
a.Cemaran MO
Menunjukan
Dapat dihambat
Adanya pengawet
Kemungkinan untuk
mutagen bakteri
dengan adanya
tumbuh mikrona
salmonella negatif
penggunaan
bertindak sebagai
sangat besar
pengawet pada
antimikroba dalam
formula.
sediaan, dapat
melindungi sediaan
dari cemaran MO
2.
Evaluasi In Vivo
Organoleptis Sediaan
a. Homogen
Ya, terdispersi
Ya, terdispersi
Ya, terdispersi
Ya, terdispersi
kembali dengan
kembali dengan
pengocokan
mudah dituang
mudah dituang
pengocokan
b. Warna
c. Bau
orange
orange
kekuningan
Supernatan Jelas
d. Rasa
Jeruk
Jeruk
Vanila
(Putih)
Stabilitas
Manis, Jeruk
Stabil dalam
Manis, Jeruk
Stabilitas sediaan
Manis
Sudah teruji
Stabil, namun
| 14
kondisi normal,
hindari suhu > 25
Neogen
Corporation dba
dari 1 bulan
karena ukuran
Columbia
Laboratories
kecil dapat
menyebabkan
sediaan terjadi
foaming (partikel
mengambang)
Sudah teruji dalam
Efektifitas
Belum teruji
Sudah teruji
bentuk brand
Neogen
combantrin
Corporation dba
Belum teruji
Columbia
Aman
Belum teruji
Laboratories
Sudah teruji
memenuhi syarat
Neogen
standar
Corporation dba
internasional
Columbia
Belum teruji
Laboratories
3.
Evaluasi Kemasan
- Kemasan Primer
Kotak Kertas
- Kemasan Sekunder
Botol plastik 5 ml
Kotak Kertas
Botol 100 ml
Botol 100 ml
ml
- Label
Ada
Ada
- Brosur
Ada
Ada
Ada
Ada
BAB IV
PEMBAHASAN
Tabel pembanding keempat formula diatas, dapat menjadi acuan formula mana
yang tampilan dan kestabilan yang mendekati sempurna atau lebih baik dari formula
pembanding lainnya.
Formula 1, menunjukan suatu sediaan yang paling sempurna, Sifat kimia yang
dimilki sudah teruji, sifat fisika nya ukuran partikel yang kecil membuat sediaan
Obat Cacing (Pirantel Pamoate)
| 15
Pyrantel Pamoat
5%
(Anthelmintik)
Na. CMC
1%
(Pensuspensi)
Obat Cacing (Pirantel Pamoate)
| 16
Glycerin
20%
(Pembasah)
Na. Benzoat
0,2%
(Pengawet)
Sorbitol
20%
(Pemanis)
CaCl2
5%
(Flock Agent)
AlCl3
5%
(Flock Agent)
q.s
(Dapar)
Karotenoid
q.s
(pewarna)
Aquadest
ad 100%
(Pembawa)
Suspensi ini merupakan suspensi dengan bahan pembawa aqua destilasi. Penambahan
Na. CMC sebagai pensuspensi, karena Na. CMC mudah didapat dan harga nya terjangkau. Dan
lagi Na. CMC dan gliserin sebagai pembasah, pengikat, dan Co-solvent mendukung kestabilan
yang baik terhadap viskositas suspensi. Na.CMC dan juga gliserin dapat mendukung efek dari
terapi pirantel pamoat yang melumpuhkan cacing diusus, tapi absorbsinya rendah untuk
merangsang neuromuscular agar terjadi spasmus diusus. Adanya Na.CMC dan gliserin akan
membantu proses eksresi, mengeluarkan cacing melalui feses. Kami menggunakan flok agent
untuk mengatasi kemungkinan adanya caking pada sediaan. Na benzoat sebagai pengawet
didukung efek lain dari sorbitol sebagai antimikroba untuk menghambat pertumbuhan mikroba
pada sediaan. Dapar asam sitrat untuk menjaga pH agar stabil pada sediaan maupun ketika
masuk ketubuh. Asam sitrat juga memberikan rasa manis serta aroma jeruk karena dihasilkan
dari isolasi buah jeruk selain itu asam sitrat juga dapat memberikan manfaat lain sebagai
antioksidan yang mencegah sediaan teroksidasi sehingga tidak menimbulkan bau tengik dalam
waktu yang lama. Pemanis utama untuk menutupi rasa tidak enak adalah sorbitol. Dan pewarna
yang digunakan untuk menghasilkan warna jingga (orange) adalah pewarna alami karotenoid.
BAB V
KESIMPULAN
Zat aktif pyrantel pamoate dengan sifat kelarutan yang praktis tidak larut dalam air,
akan dibuat sediaan suspensi oral yang mempunyai karakteristik :
a.
Pengendapan partikel lambat sehingga takaran pemakaian yang serba sama dapat
b.
| 17
c.
Viskositas suspensi tidak boleh terlalu tinggi sehingga sediaan dapat dengan mudah
d.
e.
caking).
Memberikan warna, rasa, bau serta rupa yang menarik.
Dimana sediaan suspensi oral ini terdiri dari komponen penyusun berupa, Zat Aktif,
Zat Pensuspensi, Zat Tambahan dan Zat Pembawa. Prinsip pembuatan suspensi ini
menggunakan metode presipitasi dengan sistem terflokulasi.
Diharakan agar formula yang akan dibuat dapat menjadi suatu sediaan yang baik, stabil,
dan memenuhi persyaratan evaluasi sediaan suspensi yang berupa evaluasi fisika, kimia, dan
biologi. Serta sediaan ini memenuhi tujuan dari pembuatan atau rencana preformulasi, yaitu
untuk mendapatkan sediaan stabil dan juga yang menarik minat anak-anak dengan
keunggulannya mudah digunakan dan dituang, mengandung perisa, perasa dan pengaromadan
untuk menutupi bau yang tidak enak yang disukai oleh anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA
Anief. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Ansel. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : UI Press.
Bagus, Ade. 2014. Pengaruh Perbandingan Cmc-Na, Karbomer Dan Tragakan Sebagai
Suspending
Agent
Terhadap
Sifat
Fisik
Suspensi
Pirantel
Pamoat.
http://ejournal.poltektegal.ac.id/index.php/parapemikir/article/download/57/68.
(Diakses, 23 November 2014).
| 18
Chukka, Saritha, Shankaraiah Puligilla, and Madhusudan Rao Yamsani. 2013. "New
Formulation And Evaluation Of Domperidone Suspension.". Article World Journal Of
Pharmacy
And
Pharmaceutical
Sciences
Volume
3,
Issue
2,
1867-1884.
Pamoate
Suspension.
http://www.pfizer.com/
| 19
1) Apa alasan yang mendasari pemilihan jenis pengawet yang berbeda pada formula
pembanding & kenapa terdapat formula dengan mengguanakan dua jenis bahan
pengawet ? (Ahmad Yani Setiawan 10334012)
Jawab :
a) Metil dan propil paraben (pada formula 2)
Digunakan dalam kombinasi 2 : 1 3 : 1 (metil : propil). {Chichester dan Tanner,
1972}
Stabil di udara dan resistan terhadap panas dan dingin, termasuk sterilisasi serta
efektif pada pH 3-8. {Aalto et al., 1953}
Metil paraben
Serbuk hablur halus, berwarna putih, hampir tidak berbau dan tidak mempunyai
rasa kemudian agak membakar diikuti rasa tebal (Depkes, 1979; Rowe, dkk.,
2005) . Digunakan sebagai pengawet dan antimikroba. Metil paraben
meningkatkan aktivitas antimikroba dengan panjangnya rantai alkil, namun dapat
menurunkan kelarutan terhadap air, sehingga paraben sering dicampur dengan
bahan tambahan yang berfungsi meningkatkan kelarutan. (Rowe., dkk, 2005)
Propil paraben
Propil paraben merupakan serbuk kristalin putih, tidak berbau dan tidak berasa
serta berfungsi sebagai pengawet. Propil paraben sangat larut dalam aseton dan
etanol, larut dalam 250 bagian gliserin dan sukar larut di dalam air. Larutan
propil paraben dalam air dengan pH 3-6, stabil dalam penyimpanan selama 4
tahun pada suhu kamar, sedangkan pada pH lebih dari 8 akan cepat terhidrolisis.
Efektif sebagai pengawet pada rentang pH 4-8, peningkatan pH dapat
menyebabkan penurunan aktivitas antimikrobanya. (Rowe., dkk. 2005).
{http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33514/4/Chapter%20II.pdf}
b) Sodium Benzoat (pada formula 1 dan formula yang dirancang)
Bentuk natrium benzoat atau kalium benzoat karena lebih mudah larut. Natrium
benzoat berupa granul atau serbuk berwarna putih, tidak berbau dan stabil diudara,
mudah larut dalam air. Kelarutan dalam air pada suhu 25 0 sebesar 66 gr/L dengan
bentuk yang aktif sebagai pengawet sebesar 84,7% pada range pH 4,8. Dalam bahan
pangan garam benzoat terurai menjadi lebih efektif dalam bentuk asam benzoat yang
tak terdisosiasi. Memiliki fungsi sebagai anti mikroba yang optimum pada pH 2,5
4,0 untuk menghambat pertumbuhan kapang dan kamir. Syarat konsentrasi
penggunaannya
0,02%
0,5
%.
{http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17607/4/Chapter%20II.pdf}
c) Potasium sorbat dan sodium benzoat (pada formula 3)
Pertanyaan & Jawaban
|1
Potasium sorbat
Bentuk kristal putih atau berbentuk tepung, bau khas, larut dalam air. Kelaruran nya
dalam suhu ruang hanya 0,15 gram/100ml, bertambah dengan kenaikan temperatur
dan pH. Kalium sorbat kelarutan dalam air 1,2 % dan tidak larut dalam air membuat
nilai kelambatan pelepasan nya rendah. Efektif menghambat kamir dan jamur dan
beberapa bakteri. Hasil dari riset menunjukkan efektif untuk antimikroba pada
konsentrasi 0,02-0,3%. Aktivitas antimikroba sorbat dipengaruhi oleh komposisi,
proses, dan faktor lingkunagn seperti konsentrasi bahan tambahan, pH, suhu
pengemasan, mikroflora ukuran inokulum dan gas atmosfer. Faktor-faktor tersebut
bekerja secara sinergis atau antagonis dalam penghambatan mikroba. Penggunaan
potasium sorbat sebagai pengawet pada suspensi sangat cocok karena sediaan
tersebut sensitive panas, kelembapan dan cahaya.
Sodium benzoat
Bentuk natrium benzoat atau kalium benzoat karena lebih mudah larut. Natrium
benzoat berupa granul atau serbuk berwarna putih, tidak berbau dan stabil diudara,
mudah larut dalam air. Kelarutan dalam air pada suhu 25 0 sebesar 66 gr/L dengan
bentuk yang aktif sebagai pengawet sebesar 84,7% pada range pH 4,8. Dalam bahan
pangan garam benzoat terurai menjadi lebih efektif dalam bentuk asam benzoat yang
tak terdisosiasi. Memiliki fungsi sebagai anti mikroba yang optimum pada pH 2,5
4,0 untuk menghambat pertumbuhan kapang dan kamir. Syarat konsentrasi
penggunaannya 0,02% - 0,5 %.
{http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17607/4/Chapter%20II.pdf}
Kesimpulan : perbedaan penggunaan pengawet pada masing-masing formula
dipengaruhi oleh sifat kelarutan, konsentrasi yang digunakan, bahan pensuspensi
penunjan danpada kombinasi pengawet bertujuan untuk memperpanjang kestabilan
pada range pH yang luas, mendapatkan efek sinergis dari kedua bahan pengawet
dan mendapatkan efek lain selain sebagai pengawet dapat juga sebagai antimikroba
atau antifungi.kombinasi metil paraben dan propil paraben, karena metil paraben
stabil pada pH asam (dapat juga sebagai antimikroba) dan propil paraben stabil
pada pH basa, oleh karena itu biasanya digunakan dengan konsentrasi 2:1 atau 3:1
pada sediaan. Na. Benzoat adalh pengawet yang paling sering digunakan, sebagai
pengawet tunggal dengan konsentrasi yang maksimum sebagai antifungi. Dan
kombinasi dari potasium sorbat dan Na. Benzoat untuk mendapatkan efek sinerggis
additif sebagai pengawet dan anti jamur pada sediaan.
2) Kadar dari sediaan pirantel pamoat diperiksa dengan menggunakan kromatografi,
apakah jenis kromatografi nya ? (Nur Fitriana 13334743)
Jawab :
Pertanyaan & Jawaban
|2
|3
|4
- Dilatan
Dimiliki oleh suspensi yang berkonsentrasi tinggi (>50%) dari partikel yang
terdeflokulasi. Viskositas meningkat dengan bertambahnya rate of shear.
Mekanisme: Pada keadaan diam partikel-partikel tersusun rapat dengan
volume antar partikel kecil. Pada saat shearing stress meningkat bulk dari
sistem memuai meningkatkan volume kosong hambatan aliran
menigkat (tidak dibasahi)
terbentuk pasta kaku.
Dipengaruhi waktu
- Thiksotropik
Thiksotropi terjadi karena proses pemulihan yang lambat dari konsistensi
Gel Sol Gel (proses pertama berlangsung cepat sedangkan proses
kedua berlangsung lebih lambat).
- Antitiksotropik
Kurva menurun berada di kanan kurva menaik (konsistensi meningkat).
Contohnya : magma magnesia.
- Rheopeksi
Suatu gejala dimana suatu sol lebih cepat menjadi gel bila diaduk perlahanlahan daripada dibiarkan membentuk gel tanpa pengadukan.
{http://blogs.unpad.ac.id/arifbudiman/files/2011/05/Rheologi.pdf}
Kesimpulan : sediaa suspensi yang dirancang merupakan suspensi dengan sifat
rheologi plastis.
|5
dalam bentuk suspensi. Untuk mendapatkan suspenasi yang stabil maka energi bebas
perlu diturunkan. Hubungan energi bebas, tegangan permukaan dan luas permukann
dalam suatu suspensi dijelaskan dalam rumus sebagai berikut :
W = . A
W
Rumus diatas menunjukkan bahwa untuk menstabilkan suatu suspensi maka ukuran
partikel harus diperkecil sehingga energi bebasnya juga menjadi kecil. Selain itu
dilengkapi oleh pertimbangan Hukum Stokes :
V = d2 (1 2) g
18
V
d
1
2
g
: kecepatan sedimentasi
: jari-jari partikel
: masa jenis fase dalam
: masa jenis fase luar
: gravitasi
: viskositas fase luar
Selain itu, CaCl2 juga dapat sebagai koloid pelindung dengan memberikan lapisan
mekanik pada suatu zat terdispersi maka agregasi dari suatu partikel dapat dicegah.
Umumnya suspensi dibuat dengan sistem terflokulasi karena partikel terflokulasi terikat
lemah, mengendap denga cepat dan tidak membentuk caking serta dapat dengan mudah
terdispersi kembali.
{http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126128-FAR.053-08-Formulasi%20suspensiLiteratur.pdf}
Kesimpulan : CaCl2 untuk memperkecil tegangan antar permukaan dengan
menurunkan tegangan permukaan antara solute dan solvent. Kestabilan suspensi
dengan menggunakan flock agent ini untuk mendapatkan suspensi dengan sistem
flokulasi melalui mengurangi kestabilan koloid dengan proses koagulasi (proses
destabilisasi) melalui penambahan bahan kimia dengan muatan berlawanan.
Pertanyaan & Jawaban
|6
|7