Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul Perdarahan
Pasca Salin sebagai tugas kompetensi kelompok. Shalawat beriring salam selalu
tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga,
sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.
Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa
mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, kami banyak mendapat bantuan,
bimbingan, dan saran. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih kepada:

1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan,


2. dr. H. Amir Fauzi, SpOG(K)., selaku tutor kelompok 4,
3. teman-teman sejawat Fakultas Kedokteran Unsri,
4. semua pihak yang telah membantu kami.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan
kepada semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini
bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam
lindungan Allah SWT. Amin.

Palembang, 1 Februari 2017

Kelompok 4

Laporan Tutorial Skenario C Blok 24 Kelompok A4 Halaman


DAFTAR ISI

Kata pengantar....................................................................................................... 1
Daftar isi................................................................................................................. 2
Skenario................................................................................................................. 4
Klarifikasi istilah.................................................................................................... 5
Identifikasi masalah............................................................................................... 6
Analisis masalah.................................................................................................... 7
Hipotesis................................................................................................................. 23
Learning issue........................................................................................................ 23
Kerangka konsep.................................................................................................... 35
Kesimpulan............................................................................................................ 36
Daftar pustaka........................................................................................................ 37

KEGIATAN TUTORIAL

Tutor : dr. H. Amir Fauzi, SpOG(K)


Moderator :

Laporan Tutorial Skenario C Blok 24 Kelompok A4 Halaman


Sekretaris Meja 1 : M. Arif Naufal Ilham
Sekretaris Meja 2 : Ian Ervan Simanungkalit
Hari/Tanggal Pelaksanaan : Senin dan Rabu, 30 Januari 2017 dan 1 Februari 2017
Waktu Pelaksanaan : 10.00-12.30 WIB
Peraturan selama tutorial :
Diperbolehkan untuk minum
Alat komunikasi mode silent
Pada saat ingin berbicara terlebih dahulu
mengacungkan tangan, lalu setelah diberi izin
moderator baru bicara
Saling menghargai dan tidak saling menggurui

SKENARIO C

Mrs. Sukinem, 38 years old women in her fifth pregnancy delivered her son
spontaneously 4 hours ago. She was helped by birth attendant in her village, about 1,5

Laporan Tutorial Skenario C Blok 24 Kelompok A4 Halaman


hours away from refferal hospital. She lived with her husband who is a farmer and her
mother in law who is a birth attendant. She gave birth male baby, weight 4000 grams.
The placenta was delivered by birth attendant, she claimed it was deliver completely.
Suddenly after placenta was delivered, massive blood was came out from vagina. The
birth attendant called midwife and according to midwife uterine contraction was poor
and uterine fundal could not be palpated at that time. She gave the mother intramuscular
oxytocin injection 10 IU and reffered her to primary public health service (Puskesmas)
which already got PONED certification. Her antenatal care history is 2 times with
midwife in this public health and already diagnosed with mild anemia due to Fe serum
deficiency (her last month Hb count was 9 g/dL)
On arrival, as general practitioner public health service, you find the patient is
consciousness but drowsy and pale. You also find approximately 1000 mL of blood clot
in her pants.
In the examination findings:
Height 155 cm, weight 50 kg. Blood pressure 60/40 mmHg, heart rate
140x/minute, respiratory rate 36x/minute, temperature 35 oC. the peripheral extremities
are cold. The abdomen is otherwise soft and non tender. The uterus fundal can not be
palpated, no uterine contraction. On vaginal inspection there is blood clot in vagina and
no vaginal/perineal laceration are identified.
You do resuscitation on her, made her to become Trendelenburg position, gave
her oxygen 6-8 L/minute, insert 2 venous line and folley catheter, do blood examination
including routine blood analysis, hemostatic analysis, and serum blood analysis. You
gave 2000 ml crystalloid fluid and 300 cc pack red cells, also oxytocin 20 IU in 500 ml
crystalloid fluid.
After 30 minutes she become consciousness and not drowsy anymore. Blood
pressure become 100/70 mmHg, pulse 92x/minute, respiratory rate 22x/minute.
Temperature 35,8oC, urine output 100cc. you reexamine the patient again, uterine fundal
still can not be palpated, uterine contraction is poor, and vaginal bleeding is still coming
out. You do bimanual interna compression but still no uterine contraction. You gave her
misoprostol 600 mcg vaginally and do abdominal aorta compression, but uterine
contraction wont get better. You insert uterine tamponade using Sayeba condom

Laporan Tutorial Skenario C Blok 24 Kelompok A4 Halaman


method, and plan to reffer her to RSMH, hospital nearby. The laboratory result come
out:
Hemoglobin : 4,2 g/dL
White cell count : 3200/mm3
Platelet : 115000/m3
INR : 1,3
APTT : 39
You finally refer this patient after 1 hour treatment in your public health service
to RSMH.

A. KLARIFIKASI ISTILAH
1. Kelahiran spontan
Melahirkan tanpa bantuan apapun dari si penolong.
2. Dukun beranak (birth attendant)
Dukun yang membantu persalinan.
3. Plasenta
Organ yang menghubungkan ibu dan bayinya, mengadakan sekresi endokrin
dan pertukaran selektif substansi yang dapat larut serta terbawa darah melalui
lapisan rahim dan bagian trofoblas yang mengandung pembuluh-pembuluh
darah.
4. Kontraksi uterus
Serangkaian kontraksi lahir yang teratur dan bertahap yang akan mendorong
janin melalui serviks dan vagina sehingga janin keluar dari rahim ibu.
5. Fundus uteri
Bagian uterus di atas orifisium tuba uterine.
6. Injeksi oksitosin
Tindakan memasukkan cairan berupa hormon oksitosin untuk menginduksi
persalinan aktif, mengontraksikan otot uterus pasca persalinan plasenta dan
mengendalikan perdarahan pasca partum.
7. Sertifikasi PONED
(Pelayanan Obstetric Neonates Esensial Dasar) merupakan pelayanan yang
diberikan di puskesmas induk dengan pengawasan petugas kesehatan yaitu
dokter atau bidan atau perawat dan tim PONED puskesmas beserta penanggung
jawab yang terlatih.
8. Antenatal care
Pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu
hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian
ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.

Laporan Tutorial Skenario C Blok 24 Kelompok A4 Halaman


9. Laserasi porsio
Luka robek pada bagian serviks uteri yang menonjol ke dalam vagina.
10. Laserasi vaginal/perineal
Luka robek pada vaginal atau perineum.
11. Posisi tredelenburg
Posisi berbaring pada tempat yang datar yang dimiringkan 45 0 dimana kepala
berada lebih rendah daripada pelvis.
12. Kateter folley
Merupakan sebuah tabung plastik fleksibel atau kateter yang dimasukkan ke
dalam kandung kemih untuk menyediakan drainase kemih terus menerus.
13. Cairan kristaloid
Cairan yang mengandung air, elektrolit dan atau gula dengan berbagai
campuran dan bersifat isotonis.
14. Pendarahan vagina
Keluarnya darah dari pembuluh darah vagina yang cidera.
15. Kompresi bimanual internal
Uterus ditekan di antara telapak pada dinding abdomen dan tinju tangan dalam
vagina untuk menjepit pembuluh darah di dalam myometrium.
16. Misoprostol
Analog prostaglandin sintetik yang dipakai untuk mengobati iritasi lambung
akibat pengobatan NSAID dalam jangka panjang juga digunakan bersama
nifepristone untuk mengakhiri kehamilan sampai dengan minggu ke-12.
17. Kompresi aorta abdominal
Yaitu tindakan menekan aorta abdominalis dari ruang uterus.
18. Tampon uterin
Upaya mengontrol pendarahan post partum dengan prinsip kerjanya adalah
menekan kavum uteri dari sisi dalam kearah luar dengan kuat sehingga terjadi
penekanan pada arteri sistemik serta memberikan tekanan hidrostatik pada
arteri uteri.
19. Metode kondom Sayeba
Metode pemasangan kondom sebagai tampon untuk PPH (Post Partum
Hemorrhage) dengan penyebab atonia uteri, biasanya digunakan sebagai
alternatif penanganan PPH terutama sambil menunggu perbaikan keadaan
umum atau rujukkan.
20. INR (International Normalized Ratio)
Adalah tes darah yang mengukur drajat dari pengenceran darah biasanya
digunakan untuk pemantauan pemakaian antikoagulan oral.
21. APTT (Activated Partial Tromboplastin Time)
Mengukur kemampuan pembekuan darah di lihat dari jalur interna. Faktor yang
dianalisa 12, 11, 9, 8, 10, 5, 2.

Laporan Tutorial Skenario C Blok 24 Kelompok A4 Halaman


B. IDENTIFIKASI MASALAH

No
Masalah
.
1. Ny. Sukinem 38 tahun dibawa ke puskesmas dengan keluhan mengantuk dan
pucat setelah melahirkan anak ke-5 secara spontan 4 jam yang lalu dengan
perdarahan hebat dan ditemukan sekitar 1000 mL gumpalan darah di
celananya. (VVV)
2. Ny. Sukinem dibantu oleh ibu mertuanya yang merupakan dukun beranak di
desanya, dimana waktu yang dibutuhkan sekitar 1,5 jam untuk ke rumah
sakit rujukan. Dia melahirkan bayi laki-laki dengan berat 4000 gram.
Plasenta dilahirkan oleh dukun beranak, dia mengakui plasenta lahir
seluruhnya. Tiba-tiba setelah plasenta lahir perdarahan hebat yang keluar
dari vagina. (VV)
3. Dukun beranak meminta bantuan bidan dan berdasarkan keterangan bidan
kontraksi uterus buruk dan fundus uteri tidak teraba pada saat itu. Bidan
memberikan injeksi oksitosin IM 10 IU terhadap ibu dan merujuknya ke
puskesmas yang telah bersertifikat PONED. (VV)
4. Riwayat ANC 2 kali dengan bidan di puskesmas dan didiagnosis anemia
defisiensi besi ringan (Hb sebulan terakhir adalah 9 g/dL) (V)
5. Suaminya adalah seorang petani. (V)
6. Pemeriksaan fisik:
Tinggi 155 cm, BB 50kg. TD 60/40 mmHg, HR 140x/menit, RR 36x/menit,
temperature 35oC. Akral dingin.
Abdomen lembut dan tidak tegang. Palpasi fundus uteri (-), kontraksi uterus
(-).
Inspeksi vagina: Terdapat gumpalan darah di vagina, laserasi porsio (-),
laserasi vagina/perineal (-) (V)
7. Dilakukan resusitasi terhadap ibu, dengan posisi Tredelenburg, diberikan
oksigen 6-8 L/menit, dimasukkan 2 venous line dan kateter folley, dilakukan
pemeriksaan darah termasuk darah rutin, analisis hemostasis, analisis serum
darah. Diberikan 2000 mL cairan kristaloid dan 300 cc PRC, serta oksitosin
20 IU dalam 500 mL cairan kristaloid. (VV)
8. Setelah 30 menit, ibu sadar dan tidak mengantuk lagi. TD 100/70 mmHg,
nadi 92x/menit, RR 22x/menit, temperature 35,8oC, urin output 100 cc.

Laporan Tutorial Skenario C Blok 24 Kelompok A4 Halaman


Dilakukan pemeriksaan ulang palpasi fundus uteri (-), kontraksi uterus lemah
dan perdarah pervagina (+).
Dilakukan kompresi bimanual interna tetapi tetap tidak ada kontraksi uteri.
Diberikan misoprostol 600 mcg pervagina dan dilakukan kompresi aorta
abdominal tetapi kontraksi uteri (-). Dimasukkan tampon uteri dengan
metode kondom Sayeba dan dirujuk ke RSMH setelah 1 jam terapi. VV
9. Pemeriksaan lab: (V)
Hemoglobin : 4,2 g/dL
White cell count : 3200/mm3
Platelet : 115000/m3
INR : 1,3
APTT : 39

C. ANALISIS MASALAH
1. Bagaimana cara diagnosis dan pemeriksaan penunjang dari penyakit pada
kasus? 1,7
Cara Diagnosis:
Pemeriksaan penunjang:

2. Apa saja diagnosis banding pada kasus? 2,8

3. Ny. Sukinem 38 tahun dibawa ke puskesmas dengan keluhan mengantuk


dan pucat setelah melahirkan anak ke-5 secara spontan 4 jam yang lalu
dengan perdarahan hebat dan ditemukan sekitar 1000 mL gumpalan
darah di celananya.
a. Bagaimana hubungan usia ibu dengan kasus?3,9
b. Bagaimana hubungan riwayat partus 5 kali dengan kasus?4,10
c. Apa penyebab dan bagaimana mekanisme perdarahan pada kasus?5,1
Pada ibu dengan anemia, saat postpartum akan mengalami atonia uteri.
Hal ini disebabkan karena oksigen yang dikirim ke uterus kurang. Jumlah
oksigen dalam darah yang kurang menyebabkan otot-otot uterus tidak
berkontraksi dengan adekuat sehingga timbul atonia uteri yang
mengakibatkan perdarahan banyak. Kehilangan banyak darah tersebut
menimbulkan tanda-tanda syok yaitu penderita pucat, tekanan darah
rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstrimitas dingin, dan lain-lain.
d. Apa penyebab dan bagaimana mekanisme mengantuk?6,2
e. Apa penyebab dan bagaimana mekanisme pucat?7,3

Laporan Tutorial Skenario C Blok 24 Kelompok A4 Halaman


f. Apa makna ditemukan sekitar 1000 mL gumpalan darah di celana ibu?8,4

4. Ny. Sukinem ibantu oleh ibu mertuanya yang merupakan dukun beranak
di desanya, dimana waktu yang dibutuhkan sekitar 1,5 jam untuk ke
rumah sakit rujukan. Dia melahirkan bayi laki-laki dengan berat 4000
gram. Plasenta dilahirkan oleh dukun beranak, dia mengakui plasenta
lahir seluruhnya. Tiba-tiba setelah plasenta lahir perdarahan hebat yang
keluar dari vagina.
a. Apa makna bayi lahir dengan berat 4000 gram?9,5
Bayi dengan berat badan lebih dari 3500 gram atau disebut dengan
makrosomia merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan
pascapersalinan karena dapat menyebabkan distensi rahim berlebihan
sehingga terjadi hipotoni sampai atonia uteri
b. Mengapa perdarahan terjadi setelah plasenta lahir?10,6
c. Bagaimana proses persalinan normal?1,7
d. Apa saja risiko yang terjadi pada ibu apabila bersalin dengan dukun
beranak?2,8

5. Dukun beranak meminta bantuan bidan dan berdasarkan keterangan


bidan kontraksi uterus buruk dan fundus uteri tidak teraba pada saat itu.
Bidan memberikan injeksi oksitosin IM 10 IU terhadap ibu dan
merujuknya ke puskesmas yang telah bersertifikat PONED.
a. Apa makna kontraksi uterus buruk dan fundus uteri tidak teraba?3,9
b. Apa indikasi injeksi oksitosin?4,10

6. Riwayat ANC 2 kali dengan bidan di puskesmas dan didiagnosis anemia


defisiensi besi ringan (Hb sebulan terakhir adalah 9 g/dL)
a. Apa makna pemeriksaan ANC 2 kali?5,1
b. Apa hubungan ADB ringan yang dialami oleh ibu pada saat itu dengan
keluhannya yang sekarang?6,2

7. Suaminya adalah seorang petani.


a. Apa makna pekerjaan suami dengan kasus?7,3

8. Pemeriksaan fisik:
Tinggi 155 cm, BB 50kg. TD 60/40 mmHg, HR 140x/menit, RR 36x/menit,
temperature 35oC. Akral dingin.
Abdomen lembut dan tidak tegang. Palpasi fundus uteri (-), kontraksi
uterus (-).

Laporan Tutorial Skenario C Blok 24 Kelompok A4 Halaman


Inspeksi vagina: Terdapat gumpalan darah di vagina, laserasi porsio (-),
laserasi vagina/perineal (-).
a. Apa interpretasi dan mekanisme dari:
- IMT8,4
- TD9,5
Hasil: 60/40
Nilai normal: 110/70-120/80
Interpretasi: hipotensi
Mekanisme: Hipotensi : Multifaktorial (umur lebih dari 35 tahun,
kelahiran anak ke-5 (multipara), makrosomia yang menyebabkan
distensi rahim berlebihan, ADB memperparah hipotonia karena suplai
oksigen menurun) lemahnya tonus/kontraksi rahim tidak mampu
menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta
perdarahan masif pervaginam hipotensi.

- HR10,6
- RR1,7
- Temp2,8
- Akral dingin3,9
- Abdomen4,10
- Fundus uteri5,1
Hasil: Fundus uteri tidak teraba
Normal: Teraba paska persalinan
Interpretasi: abnormal, hipotonia-atonia uteri
Mekanisme: Tidak terabanya fundus uteri menandakan bahwa uterus
tidak berkontraksi dengan baik. Multifactorial (umur lebih dari 35
tahun, kelahiran anak ke-5 (multipara), makrosomia yang
menyebabkan distensi rahim berlebihan, ADB memperparah hipotonia
karena suplai oksigen menurun lemahnya tonus/kontraksi rahim
tidak mampu menutup perdarahan pascapersalinan perdarahan.
- Kontraksi uterus6,2
- Inspeksi vagina 7,3
b. Bagaimana klasifikasi syok pada kasus?8,4

9. Dilakukan resusitasi terhadap ibu, dengan posisi Tredelenburg, diberikan


oksigen 6-8 L/menit, dimasukkan 2 venous line dan kateter folley,
dilakukan pemeriksaan darah termasuk darah rutin, analisis hemostasis,
analisis serum darah. Diberikan 2000 mL cairan kristaloid dan 300 cc
PRC, serta oksitosin 20 IU dalam 500 mL cairan kristaloid.
a. Apa indikasi dilakukan resusitasi pada kasus ini?9,5

Laporan Tutorial Skenario C Blok 24 Kelompok A4 Halaman


Apabila terjadi perdarahan pospartum banyak, maka penanganan awal yaitu
resusitasi dengan oksigenasi dan pemberian cairan cepat, monitoring tanda-
tanda vital, monitoring jumlah urin, dan monitoring saturasi oksigen.
Pemeriksaan golongan darah dan crossmatch perlu dilakukan untuk
persiapan transfusi darah.
b. Bagaimana tatalaksana kegawatdaruratan pada kasus ini?10,6

10. Setelah 30 menit, ibu sadar dan tidak mengantuk lagi. TD 100/70 mmHg,
nadi 92x/menit, RR 22x/menit, temperature 35,8 oC, urin output 100 cc.
dilakukan pemeriksaan ulang palpasi fundus uteri (-), kontraksi uterus
lemah dan perdarahan pervagina (+).
Dilakukan kompresi bimanual interna tetapi tetap tidak ada kontraksi
uteri. Diberikan misoprostol 600 mcg pervagina dan dilakukan kompresi
aorta abdominal tetapi kontraksi uteri (-). Dimasukkan tampon uteri
dengan metode kondom Sayeba dan dirujuk ke RSMH setelah 1 jam
terapi.
a. Apa makna hasil monitoring setelah 30 menit?1,7
b. Mengapa pada palpasi tidak ditemukan fundus uteri, kontraksi uterus
lemah dan tetap ditemukan darah di vagina meskipun telah ditatalaksana?
2,8
c. Bagaimana cara melakukan dan indikasi:
- Kompresi bimanual3,9
- Kompresi aorta abdominal4,10
- Tampon uteri dengan metode kondom sayeba5,1
Indikasi penggunaan tamponade pada kasus ini adalah adanya
perdarahan yang tidak berhenti dan penggunaan tampon dapat
menghentikan perdarahan tersebut tanpa tindakan operatif. Atau dapat
pula karena uterus tak kunjung kontraksi setelah dilakukan berbagai
tindakan non-operatif sehingga diperlukan operasi, uterine tamponade
dilakukan untuk menurunkan perdarahan sementara sambil menunggu
tindakan operatif.
Cara pemasangan tampon kondom menurut Metode Sayeba adalah
secara aseptic kondom yang telah diikatkan pada kateter (difiksasi
dengan karet gelang) dimasukkan kedalam cavum uteri. Kondom diisi
dengan cairan garam fisiologis sebanyyak 250-500 cc.
Dilakukan observasi perdarahan dan pengisian kondom
dihentintikan ketika perdarahan sudah berkurang. Untuk menjaga

Laporan Tutorial Skenario C Blok 24 Kelompok A4 Halaman


kondom agar tetap di cavum uteri, dipasang tampon kasa gulung di
vagina. Bila perdarahan berlanjut tampon kassa akan basah dan darah
keluar.
d. Apa makna diberikan misoprostol?6,2
e. Bagaimana indikasi dan proses merujuk pada kasus?7,3

11. Pemeriksaan lab:


Hemoglobin : 4,2 g/dL
White cell count : 3200/mm3
Platelet : 115.000/m3
INR : 1,3
APTT : 39
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormalitas dari:
- Hb8,4
- WBC9,5
Hasil : 3200/mm3
Nilai normal : 5,900-16,900/mm3
Interpretasi : Leukopenia
Mekanisme: Karena terjadi perdarahan pasca persalinan dan banyak
darah yang keluar, maka akan terjadi penurunan volume darah dan
komponen darah, termasuk sel darah putih.
- Platelet10,6
- INR1,7
- APTT2,8

12. Aspek Klinis (TERLAMPIR DI LEARNING ISSUE)


a. Apa diagnosis pada kasus?3,9
b. Apa definisi dari penyakit pada kasus?4,10
c. Bagaimana epidemiologi dari penyakit pada kasus?5,1
Perdarahan post partum dini jarang disebabkan oleh retensi potongan
plasenta yang kecil, tetapi plasenta yang tersisa sering menyebabkan
perdarahan pada akhir masa nifas. Kadang-kadang plasenta tidak segera
terlepas. Bidang obstetri membuat batas-batas durasi kala tiga secara agak
ketat sebagai upaya untuk mendefenisikan retensio plasenta shingga
perdarahan akibat terlalu lambatnya pemisahan plasenta dapat dikurangi.
Combs dan Laros meneliti 12.275 persalinan pervaginam tunggal dan
melaporkan median durasi kala III adalah 6 menit dan 3,3% berlangsung
lebih dari 30 menit. Beberapa tindakan untuk mengatasi perdarahan,
termasuk kuretase atau transfusi, menigkat pada kala tiga yang mendekati
30 menit atau lebih. Efek perdarahan banyak bergantung pada volume
darah pada sebelum hamil dan derajat anemia saat kelahiran. Gambaran

Laporan Tutorial Skenario C Blok 24 Kelompok A4 Halaman


perdarahan post partum yang dapat mengecohkan adalah nadi dan tekanan
darah yang masih dalam batas normal sampai terjadi kehilangan darah
yang sangat banyak.
d. Bagaimana etiologi dari penyakit pada kasus?6,2
e. Bagaimana klasifikasi penyakit pada kasus?7,3
f. Bagaimana faktor risiko dari penyakit pada kasus?8,4
g. Bagaimana patogenesis dari penyakit pada kasus?9,5
Pada ibu dengan anemia, saat postpartum akan mengalami atonia uteri. Hal
ini disebabkan karena oksigen yang dikirim ke uterus kurang. Jumlah
oksigen dalam darah yang kurang menyebabkan otot-otot uterus tidak
berkontraksi dengan adekuat sehingga timbul atonia uteri yang
mengakibatkan perdarahan banyak. Kehilangan banyak darah tersebut
menimbulkan tanda-tanda syok yaitu penderita pucat, tekanan darah rendah,
denyut nadi cepat dan kecil, ekstrimitas dingin, dan lain-lain.
h. Bagaimana gejala klinis dari penyakit pada kasus?10,6
i. Bagaimana tatalaksana dari penyakit pada kasus? 1,7
j. Bagaimana pencegahan dari penyakit pada kasus?2,8
k. Bagaimana edukasi dari penyakit pada kasus?3,9
l. Bagaimana komplikasi dari penyakit pada kasus?4,10
m. Bagaimana prognosis dari penyakit pada kasus?5,1
Prognosis tergantung pada ketepatan dan kecepatan dalam mendiagnosis
penyebab PPH, durasi dan banyaknya darah yang hilang, kondisi
komorbid dan ketepatan tatalaksana. Pada wanita dengan usia reproduktif,
dengan penanganan yang tepat prognosis biasanya baik. Berdasarkan data
WHO pada tahun 2007, angka kematian karena PPH sekitar 25% dari
angka kematian maternal total, tetapi dapat mencapai 60% pada beberapa
negara. 12% dari ibu dengan PPH akan mengalami anemia sebagai
komplikasi jangka panjang
Quo ad vitam : bonam
Quo ad fungsionam : malam (untuk sistem reproduksitidak
bisa hamil lagi)
Quo ad sanafactionam : dubia ad malam
n. Bagaimana SKDI dari penyakit pada kasus?6,2

Laporan Tutorial Skenario C Blok 24 Kelompok A4 Halaman


D. HIPOTESIS
Ny. Sukinem 38 tahun diduga mengalami perdarahan post partum saat melahirkan
anak kelima.

E. LEARNING ISSUE
1. PPH (1,2,3,4,5)
WARNING!
Epidemiologi
Dicari yang benar ya guys,
Etiologi
pastikan tidak terlewat satu
Faktor Risiko nomor pun! Komitmen cari
Klasifikasi sampai dapet kalo ga dapet
usahakan 2nd opinion . Batas
Hemostasis Kehamilan waktu pengumpulan Rabu, 1
Patofisiologi dan Patogenesis Februari 2017 pukul 22.00
WIB.
Manifestasi Klinis
Komplikasi Learning issue tolong dicari,
sesuai dengan poin yang udah
Pencegahan aku warnain atau dilebihkan
Edukasi boleh sesuai apa yang
didapatkan.
Prognosis
SKDI Terima kasih <3 genk doa.

2. Tatalaksana PPH (6,7,8,9,10)


Obstetri social

1. Maryam
2. Korne
3. Karyna
4. Padek
5. Opal
6. Tumina
7. Thea
8. Ian
9. Pika
10. SWD

Laporan Tutorial Skenario C Blok 24 Kelompok A4 Halaman


F. KERANGKA KONSEP
Ny. N, 56 tahun
Minum obat tidak teratur

Hipertensi tidak terkontrol

Arteroskeloris

Embolus a. serebri media

Atropi lobus frontalis bilateral Stroke Iskemik

Infark ganglia basalis kiri

Gangguan emosi
Gangguan Memori Gangguan fungsi kognitif
Gangguan motorik ekstrapiramidal

MoCA INA 15

Lupa jalan pulang, lupa anak dan cucu


Parese N.VII & XII tipeHemiparese
sentral kanan
Refleks Fisiologis

DEMENSIA VASKULAR

Laporan Tutorial Skenario C Blok 24 Kelompok A4 Halaman


G. KESIMPULAN

Laporan Tutorial Skenario C Blok 24 Kelompok A4 Halaman


DAFTAR PUSTAKA

Laporan Tutorial Skenario C Blok 24 Kelompok A4 Halaman

Anda mungkin juga menyukai