Panduan Praktik CP
Panduan Praktik CP
Panduan Praktik CP
DITETAPKAN
PANDUAN PRAKTIK KLINIK Direktur Rumah Sakit Balung
Kabupaten Jember
Tentang
RSD BALUNG
Jl. Rambipuji No. 19 PRE EKLAMSIA BERAT DAN
Balung - Jember EKLAMSIA Dr. Hj. Lilik Laksmiati Susilo Parti
68161 NIP. 19580520 18710 2 002
NOMOR DOKUMEN : TANGGAL : 21 Juli 2012
REVISI KE : 3 NOMOR REVISI : TANGGAL :
A. Pengertian 1. Pre-Eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria, setelah umur
(Definisi)
kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat
timbul sebelum 20 minggu pada penyakit trofoblastik.
2. Eklamsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau
nifas, yang ditandai dengan timbulnya kejang dan atau koma,
sebelumnya wanita tadi seringkali menunjukkan gejala pre-eklamsia
(kejang-kejang bukan timbul akibat kelainan neurologik)
B. Anamnesis 1. Kehamilan umumnya pada kehamilan pertama atau kehamilan berikutnya
dengan suami baru
2. Keluhan nyeri kepala
3. Gangguan pandangan
4. Nyeri ulu hati
5. Kehamilan di atas 20 minggu
C. Pemeriksaan 1. Hipertensi :
Fisik a. TD 140/90 atau TD diastolik 90 mmHg
b. Kehamilan > 20 mgg
2. Pre-eklamsia berat :
a. Tekanan sistolik 160 mmHg atau tekanan diastolik 110 mmHg
b. Protein (+) 2
c. Oligouria
d. Hiperefleksi
e. Gangguan penglihatan
f. Nyeri epigastrium
3. Eklamsi
a. Hipertensi
b. Proteinuria dan / atau edema patologis disertai kejang / penurunan
kesadaran
D. Kriteria Diagnosis1. Hipertensi dalam Kehamilan
2. PEB
3. Eklamsi
4. Usia gestasi 20 mgg
PEB / Hipertensi :
1. TD sistolik 160 mmHg atau lebih
TD diastolic 110 mmHg atau lebih
TD ini tidak turun meskipun ibu hamil sudah dirawat di RS dan atau
sudah mengalami tirah baring selama 30 menit
2. Proteinuria 5g/24 jam atau 2+
3. Oliguria, dieresis kurang dari 400 cc/ 24 jam disertai peningkatan kadar
creatinin plasma.
4. Gangguan visus dan serebral
5. Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen
6. Edema paru-paru (sianosis)
7. IUGR
8. Hiperrefleksia
9. Edema serebri
10. Adanya HELP Syndrome (H-emolysis, EL-evated liver enzyme,
Eklamsi :
1. Hipertensi
2. Proteinuria dan/atau edema patologis disertai kejang
1.1.2 Janin
1.1.2.1. Fetal distress
1.1.2.2. IUGR
1.1.3 Laboratorium : HELLP Syndrome
.
NIP. NIP.
DITETAPKAN
PANDUAN PRAKTIK KLINIK Direktur Rumah Sakit Balung
Kabupaten Jember
Tentang
RSD BALUNG
Jl. Rambipuji No. 19 Balung - DEMAM TIFOID
Jember 68161 Dr. Hj. Lilik Laksmiati Susilo
Parti
NIP. 19580520 18710 2 002
NOMOR DOKUMEN : TANGGAL : 21 Juli 2012
REVISI KE : 3 NOMOR REVISI : TANGGAL :
A. Pengertian Demam Tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh
(Definisi)
infeksi kuman Salmonella thypi atau Salmonella paratyphi
B. Anamnesis Demam naik secara bertahap pada minggu lalu demam menetap (kontinyu)
atau remiten pada minggu kedua. Demam terutama sore/malam hari, sakit
kepala, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare.
Diagnosis
Klasifikasi berdasarkan hasil rata-rata pengukuran tekanan darah yang
dilakuakn minimal 2 kali tiap kunjungan pada 2 kali kunjungan atau lebih
dengan menggunakan cuff yang meliputi minimal 80% lengan atas pada
pasien dengan posisi duduk dan telah beristirahat 5 menit.
Tekanan sistolik = suara fase 1 dan tekanan diastolic = suara fase 5
Pengukuran pertama harus pada kedua sisi lengan untuk menghindarkan
kelainan pembuluh darah perifer
Pengukuran tekanan darah pada waktu berdiri diindikasikan pada pasien
dengan risiko hipotensi postural (lanjut usia, pasien DM, dll)
Faktor risiko kardiovaskuler:
Hipertensi
Merokok
Obesitas (IMT>30)
Inaktivitas fisik
Dislipidema
Diabetes mellitus
Mikroalbuminuria atau LFG <60 ml/menit
Usia (laki-laki > 55 tahun, perempuan >65 tahun)
Riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular dini (laki-laki < 55 tahun
atau perempuan < 65 tahun)
Kerusakan organ sasaran:
Jantung : hipertrofi ventrikel kiri, angina atau riwayat infark miokard, riwayat
revaskularisasi koroner, gagal jantung
Otak : strok atau transient ischemic attack (TIA)
Penyakit ginjal kronik
Penyakit arteri perifer
Retinopati
Penyebab hipertensi yang telah diidentifikasi: sleep apne, akibatobat atau
berkaitan denga obat, penyakit ginjal kronik, aldosteronisme primer, penyakit
renovaskuler, terapi steroid kronik dan sindrom Cushing, feokromositoma,
koarktasi aorta, penyakit tiroid atau paratiroid
B. Diagnosis Peningkatan tekanan darah akibat white coat hypertension, rasa nyeri,
Banding peningkatan tekanan intraserebral, ensefalitis, akibat obat, dll.
C. Pemeriksaa Urinalisis, tes fungsi ginjal, gula darah, elektrolit, profil lipid, foto toraks, EKG:
n Penunjang sesuai penyakit penyerta: asam urat, aktivitas rennin plasma, aldosteron,
katekolamin urin, USG pembuluh darah besar, USG ginjal, ekokardiografi
D. Terapi Modifikasi gaya hidup dengan target tekanan darah <140/90 mmHg atau
DITETAPKAN
PANDUAN PRAKTIK KLINIK Direktur Rumah Sakit Balung
Kabupaten Jember
Tentang
RSD BALUNG
Jl. Rambipuji No. 19 PENYAKIT GINJAL KRONIK
Balung - Jember Dr. Hj. Lilik Laksmiati Susilo Parti
68161 NIP. 19580520 18710 2 002
NOMOR DOKUMEN : TANGGAL : 21 Juli 2012
REVISI KE : NOMOR REVISI : TANGGAL :
D. Pemeriksaan DPL, ureum, kreatinin, UL, tes klirens kreatinin (TTK) ukur, elektrolit (Na, K, Cl,
Penunjang Ca,,P, Mg), profil lipid, asam urat serum, gula darah, AGD, SI, TIBC, feritin
serum, hormone PTH, albumin, globulin, USG ginjal, pemeriksaan imunologi,
hemostasis lengkap, foto polos abdomen, renogram, foto toraks, EKG,
ekokardiografi, biopsy ginjal, HBsAg, Anti HVC, Anti HIV.
E. Terapi Nonfarmakologis :
Pengaturan asupan protein:
Pasien non dialysis 0,6-0,75 gram/kgBB ideal/hari sesuai dengan CCT dan
toleransi pasien
Pasien hemodialisis 1-1,2 gram/kgBB ideal/hari
Pasien peritoneal dialysis 1,3 gram/kgBB/hari
Pengaturan asupan kalori: 35 Kal/kgBB ideal/hari
Pengaturan asupan lemak: 30-40% dari kalori total
Garam (NaCl): 2-3 gram/hari
Kalium: 40-70 mEq/kgBB/hari
Fosfor: 5-10 mg/kgBB/hari. Pasien HD: 17 mg/hari
Kalsium: 1400-1600 mg/hari
Besi: 10-18 mg/hari
Magnesium: 200-300 mg/hari
Asam folat pasien HD: 5 mg
Air: jumlah urin 24 jam + 500 ml (insensible water loss).
Pada CAPD air disesuaikan dnegan jumlah dialisat yang keluar. Kenaikan
berat badan di antara waktu HD < 5% BB kering.
Farmakologis :
Kontrol tekanan darah :
Penghambat ACE atau antagonis reseptor Angiotensin II evaluasi
kreatinin dan kalium serum, bila terdapat peningkatan kreatinin >35% atau
timbul hiperkalemi harus dihentikan
Penghambat kalsium
Diuretik
Pada pasien DM, control gula darah hindari pemakaian metformin dan
DITETAPKAN
PANDUAN PRAKTIK KLINIK Direktur Rumah Sakit Balung
Kabupaten Jember
Tentang
RSD BALUNG
Jl. Rambipuji No. 19 TETANUS
Balung - Jember Dr. Hj. Lilik Laksmiati Susilo Parti
68161 NIP. 19580520 18710 2 002
NOMOR DOKUMEN : TANGGAL : 21 Juli 2012
REVISI KE : NOMOR REVISI : TANGGAL :
A. Pengertian Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul, terutama dari jaringan
otonomik yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh
berbagai keadaan atau penyakit.
Klasifikasi :
Vestibulogenik:
a. Primer: motion sickness, benign paroxysmal positional vertigo, Meniere
disease, neuronitis vestibuler, drug-induced
b. Sekunder: migren vertebrobasiler, insufisiensi vertebrobasiler, neuroma
akustik.
Nonvestibuler: gangguan serebellar, hiperventilasi, psikogenik, dll.
B. Kriteria Vertigo merupakan suatu sindroma atau kumpulan gejala subjektif (symptoms)
Diagnosis dan objektif (sign) dari gangguan alat keseimbangan tubuh.
Gejala subjektif
Pusing, rasa kepala ringan
Rasa terapung, terayun
Mual
Gejala objektif
Keringat dingin
Pucat
Muntah
Sempoyongan waktu berdiri atau berjalan
Nistagmus
Gejala tersebut di atas dapat diperhebat/diprovokasi perubahan posisi
kepala.
Dapat disertai gejala berikut:
Kelainan THT
Kelainan Mata
Kelainan Saraf
Kelainan Kardiovaskuler
Kelainan Penyakit Dalam lainnya
Kelainan Psikis
Konsumsi obat-obat ototoksik
C. Anamnesis Bentuk vertigo: melayang, goyang berputar, dsb.
Keadaan yang memprovokasi: perubahan posisi kepala dan tubuh, keletihan,
ketegangan.
Profil waktu: akut, paroksismal, kronik
Adanya gangguan pendengaran yang menyertai
Penggunaan obat-obatan misalnya streptomisin, kanamisin, salisilat
Adanya penyakit sistemik seperti anemia, penyakit jantung, hipertensi,
hipotensi, penyakit paru
Adanya nyeri kepala
Adanya kelemahan anggota gerak
D. Pemeriksaan Umum: keadaan umum, anemia, tekanan darah berbaring dan tegak, nadi,
Fisik jantung, paru, abdomen.
Pemeriksaan neurologis umum:
Kesadaran
Saraf-saraf otak: visus, kampus, okulomotor, sensori di muka, otot wajah,
pendengaran, dan menelan
E. Fungsi (Kumpulan ekstremitas) dan fungsi sensorik (hipestesi, parestesi).
Motorik Pemeriksaan khusus Oto-neurologis untuk menentukan lesi sentral dan perifer.
Fungsi vestibuler/serebelar
1. Tes Nylen Barany atau Dix Hallpike
2. Tes kalori
3. Tes Romberg, tandem gait, past pointing test, tes Fukuda dll.
Fungsi pendengaran
1. Tes Garputala
2. Audiometri
F. Pemeriksaan Pemeriksaan laboratorium: darah rutin, kimia darah, urin, dan pemeriksaan