Anda di halaman 1dari 2

CASE REPORT

Seorang pasien wanita berusia 26 tahun bersuku Jawa datang ke poli mata RSB
dengan keluhan memiliki minus mata kanan dan kiri yang sangat tinggi, yaitu OD -30 dan OS
-30. Menurut pengakuan pasien minus mata yang ia alami sudah sejak pasien duduk di
bangku TK, dimulai dengan minus OD -2 dan OS -3. Semenjak TK hingga sekarang,
kenaikan mata minus pasien sangatlah drastis, yaitu kenaikan sekitar >2 poin dari minus
sebelumnya. Pasien juga mengatakan sudah sekitar 10 kali mengganti kaca mata minusnya
akibat kenaikan minus mata. Pasien juga mengeluhkan kadang dalam setahun bisa terjadi
peningkatan minus sebanyak 2 kali, sebagai contoh pada Januari 2016, minus mata pasien
OD -27 dan OS -27, sedangkan pada Oktober 2016 minus pasien bertambah menjadi OD -30
dan OS -30. Selain itu, pasien juga mengeluhkan melihat adanya bayangan berupa bulatan
hitam pada mata kanan dan kiri. Keluhan ini sudah terjadi sejak duduk di bangku SLTP dan
menetap walaupun sudah sering ganti kaca mata.

Setiap pagi pasien juga mengeluhkan sering mengeluarkan air mata, mata terasa berat,
pusing. Untuk keluhan pandangan dobel disangkal oleh pasien. Sebelumnya pasien sudah
pernah periksa ke RSY dan direkomendasikan untuk dilakukan tanam lensa dengan alasan
lensa mata sudah berkerut. Riwayat keluarga menurut keterangan pasien ada yang mengalami
mata minus, yaitu ibu dengan minus OS -5 dan OD -8. Sebelum periksa ke RSB, pasien
sudah menggunakan tetes mata dari RSY, namun pasien lupa nama obat tetes matanya. Saat
ini pasien menggunakan kacamata minus 24. Pasien juga merasakan keluhan lain, seperti
susah tidur, adanya penurunan napsu makan dan berat badan (dari 50 kg menjadi 42 kg),
telapak tangan sering basah, sering merasa lelah ketika jalan/aktivitas sebentar, dada berdebar
(-), sesak napas (-).

Pasien juga mengatakan belum pernah melakukan pemeriksaan seperti CT scan,


pemeriksaan darah, dan pemerikaan penunjang lainnya. Pasien juga memiliki kebiasaan
membaca sambil tiduran dan menonton televisi dengan jarak yang dekat. Pada waktu kecil,
pasien memiliki riwayat pernah jatuh dari ayunan dan sepeda saat usia 3 bulan. Kemudian
sejak pasien duduk di kelas 1 SD hingga SMA, pasien sering mengeluhkan nyeri kepala yang
hilang timbul dan kambuh setiap hari. Pasien mengeluhkan sering mengonsumsi obat sakit
kepala dan jamu (kunir asam dan beras kencur) keliling.
Pada pasien ini ditemukan tanda-tanda :

Eksophtalmos
TIO sedikit meningkat
Refleks pupil ?
Pergerakan bola mata baik
Visus ??

PENDAHULUAN

Miopia definisi . Klasifikasinya.Tidak semua mata yang memiliki myopia >-6D , juga
tidak setiap mata memiliki miopia progresif yang dapat mengalami komplikasi degeneratif.
Distribusi di seluruh dunia , orang-orang yang telah benar-benar menderita miopia
degeneratif belum diketahui, tetapi prevalensi dari miopia patological yang progresif telah
dibuktikan oleh Puchs yaitu > 50 tahun yang lalu. Pada penelitian didapatkan sejumlah 15
negara yang penduduknya menderita myopia progresif, telah ditemukan kurang lebih 0,3%
(Egypt) - 9,6% (Spanyol) dari jumlah populasi. Pada penelitian tersebut juga disimpulkan
bahwa faktor genetik mempengaruhi kejadian myopia degeneratif. Pada penelitian kesehatan
masyarakat di US, prevalensinya diperkirakan 2,1% . Wanita memiliki rentan kejadian
miopia degeneratif 2 kali lebih besar dibandingkan pria. Hal ini diperkirkan sebagai
penyebab utama kebutaan di US.

Anda mungkin juga menyukai