Anda di halaman 1dari 3

Latar belakang

Salah satu ciri makhluk hidup adalah bereproduksi (berkembang biak). Reproduksi
bertujuan untuk melestarikan atau mempertahankan keberadaan atau eksistensi suatu spesies
ersebut. Ada dua cara perkembangbiakan secara umum yaitu vegetatif dan generatif. Seperti
orgenisme lainnya, manusia berkembangbiak secara seksual dan pada saat tertentu akan
membentuk sel-sel kelamin (gamet).

Setelah sel telur di dalam ovarium masak, dinding rahim menebal dan banyak
mengandung pembuluh darah. Pembuahan didahului oleh peristiwa ovulasi, yaitu lepasnya
sel telur yang masak dari ovarium. Jika sperma bertemu dengan ovum akan terjadi
pembuahan. Pembuahan terjadi di oviduk. Sel telur yang telah dibuahi akan membentuk
zygot. Zigot yang terbentuk segera diselubungi oleh selaput, kemudian menuju ke rahim. Di
dalam rahim zigot menanamkan diri pada dinding rahim yang telah menebal.

Selaput ini dikenal dengan nama selaput embrionik. Selaput terbentuk selama
perkembangan embrio dan bukan merupakan bagian dari tubuh embrio. Memiliki fungsi
sebagai media perantara pertukaran zat serta perlindungan bagi embrio, pemberian nutrisi,
proteksi dan sekresi. Pada selaput ekstra embrionik, memiliki dua macam lapisan yaitu,
seluler (lapisan lembaga) dan non seluler (selaput telur). Terdapat beberapa macam selaput
ekstra embrio, kantung yolk (splanknopleura), amnion (somatopleura), alantois
(splanknopleura), korion (somatopleura). Embrio dapat bertahan hidup sendiri selama
beberapa waktu dengan menyerap makanan dari kantung kuning telur dan dan susu uterus,
tetapi tidak lama kantung kuning telur tersebut dapat menyuplai makanan kepada embrio
tersebut. Sehingga embrio membutuhkan makanan yang lebih baik untuk kelangsungan
hidupnya (Yatim, W., 1984). Masing-masing dari empat membran utama yang menyokong
embrio merupakan lembaran sel-sel yang berkembang dari lembaran epitelium yang berada
di sisi luar proper embrio. Kantung kuning telur meluas di tasa massa kuning telur (Campbell,
2004).

Membran ekstrak embrionik merupakan perluasan-perluasan berlapis membran dari


jaringan-jaringan embrio. Pada dasarnya membran-membran tersebut adalah lipatan-lipatan
yang pada akhirnya tumbuh mengelilingi embrio dan menghasilkan empat kantung pada
embrio yang sedang tumbuh. Masing-masing membran terbentuk dari sel-sel yang berasal
dari dua lapisan nutfah berbeda (Kosasih, G., 1975).
Alantois

Alantois dibentuk sebagai suatu divertikulum dari usus belakang, jadi dindingnya
adalah suatu splanknopleura. Bagian proksimalnya tetap berada di dalam tubuh embrio
selama masa perkembangannya, sedang bagian distalnya masuk ke dalam coelom ekstra-
embrio, tumbuh hingga mengisi rongga coelom ekstra-embrio (Sutasurya, 1990).

Bagian proksimal dari alantois disebut kantung alantois sedang bagian distal yang melebar
disebut kantung alantois yang diisi oleh cairan sehingga berbentuk sebagai balon (Sutasurya,
1990).

Dengan membesarnya alantois, alantois bertemu dengan korion, kedua lapisan ini
disebut selaput korio-alantois. Mesoderm alantois melebur dengan mesoderm korion
sehingga terbentuk dua lapisan rangkap mesoderm, mesoderm somatik dari korion dan
mesoderm splanknik dari alantois. Pada lapisan mesoderm ini terbentuk pembuluh darah
yang dihubungkan dengan sistem peredaran darah intra-embrio melalui vena dan arteri
alantois. Melalui pembuluh darah ini alantois melakukan fungsinya sebagai organ respirasi
dan juga karena alantois terletak dekat sekali dengan cangkang telur. Pada waktu menetas,
tangkai alantois dan kantung alantois dengan isinya tetap melekat pada cangkang telur
(Sutasurya, 1990).

Anda mungkin juga menyukai