Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN DIAGNOSA MEDIS BRONCHOPNEUMONIA


DI RUANGAN 7 HCU RSU. DR. SAIFUL ANWAR MALANG

Oleh :
YUDI
NIM : 2008610131

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2013
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN DIAGNOSA MEDIS BRONCHOPNEUMONIA
DI RUANGAN 7 HCU RSU. DR. SAIFUL ANWAR MALANG

Telah diperiksa dan disahkan pada


Hari :
Tanggal :

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Mengetahui
Kepala Ruangan
PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
~ Bronchopneumonia adalah peradangan yang terjadi
pada bronchusdan parencym paru.
~ Bronchopneumonia adalah keradangan pada paru-
paru dimana peradangan tidak saja terjadi pada
jaringan paru-paru tetapi juga pada bronchioli,
biasanya hal ini didahului infeksi traktus
respiratus bagian atas selama beberapa hari.
2. Etiologi
Pada umumnya bronchopneumoni ini disebabkan oleh
bebeapa kuman seperti
a. Bakteri : Pneumokokus, streptokokus,
staflokokus, H. influenza, klebsiela, M.
tubercolosis, mycoplasma pneumonia.
b. Virus : Virus respiratoris, sinsisial, virus
adeno,virus para influenza, virus influenza.
c. Jamur : Kandida, histoplasma,koksidiodes.
d. Protozoa : Pneumolistis karini
e. Bahan kimia : ~ aspirsi makanan / susu / isi
lambung
~ keracunan hidrokarbon (minyak
tanah, bensin dsb)
3. Patofisiologi
Kuman masuk ke alveoli (paru)
(bakteri, virus, jamur, protozoa)

Terjadi reaksi radang pada paru

Aspirasi Infeksi paru Mekanisme pertahanan terganggu

Imure respon terganggu Aktivitas silia meningkat Sikresi meningkat

Konsolidasi jaringan paru

Kapasitas vital paru menurun

Daya kerja jantung meningkat Hepoxia

Hiperapnea Gagal nafas

Gagal nafas

4. Gejala Klinis
Bronchopneumonia biasanyadidahului oleh infeksi
teraktus respiratorius bagian atas selama beberapa
hari. Suhu badan naik mendadak sampai 40 derajat
celsius dan mungkin disertai kejang demam yang
tinggi. Anak sangat gelisah, sesak dan
sianosissekundder hidung dan mulut, pernafasan
cuping hidung merupakan trias gejalayang
patogmonile, kadang-kadang disertai muntah dan
diare, batuk mula-mula kering kemudian menjadi
produktif.
5. Pemeriksaan fisik
Dada bagian yang sakit tertinggal
Retraksi intercostal
Perkusi mungkin redup
Suara nafas menurun atau bronchial
Rales halus nyaring (khas) pada pemulaan dan
kemudian menjadi kasar stadium resolusi
6. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
Leeukositosis ( 18 40.000 / mm )dengan
geseran kekiri pada hitungan jenis
LED meningkat
b. X foto thorax : Bercak-bercak infiltrat
tersebar atau meliputi satu atau seba
gian lobus
7. Diagnosis banding
Bronchiolitis
Eksaserbasi bronchioktasis
Payah jantung
Aspirasi benda asing
Abses paru khusus pada bayi : meningitis dan
illeus
8. Penatalaksanaan
Anti biotik :
a. Pada penyakit yang ringan mungkin virus tidak
perlu anti biotika
b. Pada klien yang dirawat inap harus segera
diberi antibiotika
c. Pemilihan jenis antibiotika didasarkan atas
umur, keadaan klien dan dugaan kuman penyebab
yaitu :
Umur 3 bulan 5 tahun bila toksis mungkin
disebabkan oleh streptokokus pneumonia,
ineofilus influenza, atau stafilokokus. Pada
umumnya tidak dapat diketahui kiman penyebab
maka secara praktis dipakai :
Kombinasi : Penicilin Prokain 50.000
100.000 KL/ Kg /24 jam IM 1 2 kali sehari
dan Kloramfenikol 50 100 mg / kg / 24 jam IV
atau oral 4 kali sehari
Atau kombinasi : Amphisilin 50 100 mg / kg /
24 jam IM atau IV 4 kali sehari dan
Kloksasilin 50 / mg / kg / 24 jam IM atau IV
4 kali sehari
Atau kombinasi : Eritromisin 50 mg / kg /24
jam oral 4 kali sehari dan Kloramfenikol
(dosis sda) bila ada alergi terhadap
penisilin
Umur lebih dari 3 bulan biasanya disebabkan
oleh sreptokokus pneumonia, stafilokokus atau
antero bakteriase
Kombinasi : Penisilin Prokain (dosis sda )
dan Gentamisin 5 7 mg/kg/24 jam IV 2 3
kali sehari
Atau kombinasi : Kloksasilin (dosis sda) dan
Gentamisin (dosis sda). Kombinasi ini juga
diberikan kepada anak anak lebih dari 3 bulan
dengan mal nutrisi berat atau pasien dengan
immuno compomized.
Anak-anak yang lebih dari 5 tahun yang non
teknis biasanya disebabkan oleh :
a. Streptokokus pneumonia
o Penisilin Prokain IM
o Fenoksimetil Pinisilin25.000 50.000
ki/kg/24 jam oral 4 kali sehari
o Eritromsin (dosis sda)
o Kotrimoksasol 6 30 mg/kg/24 jam oral 2
kali sehari
b. Mycoplasm pneumonia
Diberikan Eritromisin (dosis sda)
Apabila kuman penyebab dapat diisolasi
atau terjadi efek samping obat misalnya
alergi atau hasil pengobatan tidak
memuaskan perlu dilakukan reevaluasi
apakah perlu dipilih antibiotika
lain.Lamanya pemberian antibiotika
begantung pada : kemajuan klinis penderita
yang jenis kuman penyebabnya yaitu
:Stafilokokus mungkin perlu 6 minggu
parenteral dan jika penyebabanya
Hemophilus Influenza atau Streptokokus
pneumonia cukup 10 14 hari.
9. Komplikasi
a. Abses paru
b. Empiema
c. Perdarahan paru
d. Bronchiektasis
e. Pneumatosel
f. Afelektasis
g. Piopneuma thorax
h. Sepsis (renjatan)
i. Gagal nafas
j. Meningitis
k. Artritis
10. Konsep imunisasi
Umur Jenis imunisasi
0 1 bulan BCG, Polio I, Hepatitis A
2 bulan DPT I, Polio II, Hepatitis II
3 bulan DPT II, Polio III
4 bulan DPT III
5 bulan -
6 bulan Hepatitis III
9 bulan Campak
11. Konsep tumbuh kembang anak
Pertumbuhan
Berat badan
Lahir : Kurang lebih 3,25 kg
3 12 bulan : Umur (bulan ) + 9 tahun
2
1 6 tahun : Umur (tahun) x 2 + 8
0 12 tahun : Umur (tahun) x 7 + 5
2
Tinggi badan
Lahir : 50 cm
Umur 1 tahun : 75 cm
2 12 tahun : Umur ( tahun) x6 + 77 atau
1 tahun : 1,5 x TB lahir
4 tahun : 2 x TB lahir
6 tahun : 1,5 x TB setahun
13 tahun : 3 x TB kahir
dewasa : 3,5 x TB lahir (2 x TB 2
tahun)
Perkembangan
Menurut Erik Erikson (perkembangan psikososial)
a. Tahap trust versus miss trust (0 1 tahun)
o Percaya versus tidak percaya
o Dasar kepribadian ibu untuk percaya atau
tidak percaya
o Jasa kebutuhan dasarnya terpenuhi akan
percaya atau sebaliknya
b. Tahap autonomi versus shame and doubt (1 3
tahun)
Tahap otonomi versus ragu dan malu
c. Tahap initiative versus built (4- 8 tahun)
Tahap inisiatif versus rasa bersalah
Anak selalu ingin tahu
d. Tahap industry versus inferiority (8 12
tahun)
Tahap kerajinan atau berkarya versus rendah
diri
e. Tahap indentity versus role confusion (13
20 tahun)
Tahap indentitas diri versuss kebingungan
peran
Merupakan akhir masa kanak-kanak menuju
remaja

B. KONSEP ASUHAN KEPERWATAN


1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1. Indentitas
Meliputi indentitas klien, indentitas orang
tua (ayah dan ibu) serta indentitas
penanggung biaya.
2. Keluhan utama
Pada umumnya suhu badan klien tinggi (39
40), adanya pernafasan yang cepat atau sesak
dan kadang disertai kejang.
3. Riwayat kehamilan dan kelahiran
Perlu dikaji keadaan pada masa prenatal,
natal dan natal.
4. Riwayat kesehatan
1. Riwayat penyakit sekarang
Mula mula batuk kering kemudian menjadi
produktif, timbul panas yang mendadak
tinggi kadang-kadang disertai nyeri dada,
kejang, muntah dan diare. Pada kondisi
yang berlanjut klien akan gelisah,
takipnea bahkan dyspnea dan terjadi
penurunan kesadaran.
2. Riwayat penyakit dahulu
Penurunan daya tahan tubuh atau malnutrisi
energi proteinatau penyakit yang pernah
diderita terutam penyakit menahun, adanya
faktor latrogenik (trauma paru, anasthesi,
aspirasi), riwayat prenatal dan post natal
serta imunisasi yang kurang baikdapat
menjadi faktor resiko terjadinya penyakit
ini.
3. Riwayat imunisasi
Yang sering berkaiatn adalah imunisasi
BCG, DPT dan campak
4. Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit yang sama dalam keluarga,
kebiasaan hidup yang kurang sehat serta
pola makan yang tidak pasti dapat
berakibat mal nutrisi energi protein
5. Riwayat tumbuh kembang anak
Dalam hal ini pengkajiannya meliputi
bagaimana adaptasi sosial klien, bahasa,
motorik halus dan motorik kasarnya
disesuaikan dengan usia klien.

6. Pola fungsi kesehatan


1. Pola persepsi dan
tata laksana hidup sehat
Perlu dikaji pada keluarga apakah keluarga
mengerti tentang penyakit anaknya dan
dibawah kemana bila sakit
2. Pola nutrisi dan
metabolisme
Pada kasus ini pula makan dan minum klien
cenderung menurun, karena adanya sesak,
batuk dan tidak jarang karena klien
mengalami muntah dan diare
3. Pola eliminasi
Pada umumnya klien diare
4. Pola istirahat dan
tidur
Biasanya klien terganggu karena sesak dan
batuk
5. Pola aktivitas dan
latihan
Pada umumnya klien tidak bisa beraktivitas
(bermain) dengan baik
6. Pola peersepsi dan
konsep diri
Keluarga akan khawatir dengan anak karena
mereka tidak mengetahui apa yang terjadi
dan apa yang harus dilakukan pada anak
yang sakit dan dampak dirawat di rumah
sakit
7. Pola sensasi dan
kognitif
Disesuaikan dengan tahap tumbuh kembang
anak
8. Pola reproduksi
sosial
Perlu ditanyakan jenis kelamin pada
klien,apakah ada kelainan dalam sistem
reproduksinya
9. Pola hubungan
peran
Perlu dikaji bagaimana sianak beradaptasi
dengan lingkungan baru dan keluarganya
10. Pola penaggulangan
stess
Perlu dikaji bagaimana sianak pola tingkah
lakunya dalam mengatasi penyakitnya
11. Pola tata nilai
dan kepercayaan
7. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Pada kasus ini klien lemah, suhu tinggi
(390 400). Pernafasan cepat dan dangkal
(sesak nafas), batuk, adanya sianosis.
Dapat juga terjadi kejang, gelisah sampai
penurunan tingkat kesadaran
2. Kulit, rambut, kuku
Pada umumnya klien lemah ini turgor
kulitnya menurun, rembut normal, kuku bisa
cyanosis atau pucat
3. Kepala dan leher
Ubun-ubun cekung, mata tampak cowong
karena kurang cairan akibat takipne,
diaphoresis. Intake peroral inadekuat.
Leher terdapat kaku kuduk jika terjadi
infeksi lebih lanjut pada meningeal dan
adanya pembesaran kelenjar lymfhe sebagai
kompensasi infeksi
4. Mata
Pada kasus ini mata klien tampak cowong
karena kurang cairan akibat takipnea,
diaphoresis, intake peroral inadekuat
5. Telinga, hidung, mulut, dan tenggorokan
Pada umumnya telinga normal, hidung
terdapat sekret yang kental, pernafasan
cuping hidung, adanya cyanosis, mukosa
mulut kering, dan sulit menelan.
6. Dada dan thorak
Terjadi retraksi supra sternal atau
intercostal hampir selalu ditemukan,
inspeksi seakan tertinggalpada sisi yang
sakit, persensi akan redupdan vokal
fremitus akan meningkat atau melemah jika
terjadi efusi pleura, adanya ronchi pada
sisi yang sakit dan weezing.
7. Abdomen
Terjadi keluhan dinding abdomen dan adanya
pembesaran hepar dan nyeri tekan bila
terjadi dekompensisasi cordis
8. Ektremitas
Kekuatan otot cenderung melemah, akral
dingin, pucat capillary refill time
terganggu.
9. Integumen
Kulit kerinf, turgor menurun dan akral
dingin.
8. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
LED meningkat
HB cenderung tetap atau sedang menurun
Analisa Gas Darah : asidosis metabolik
dengan atau tanpa retensi CO2
b. Radiologi
Tampak gambaran konsolidasi radang yang
bersifat difus atau berupa bercak yang
mengikut sertakan alveoli secara tersebar.
b. Analisa data
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa
untuk menentukan masalh penderita, Analisa
merupakan proses intelektual yang meliputi
kegiatan menyeleksi data, mengklarifikasikan
dan mengumpulkan data, mengaitkan dan
menentukan kesenjangan informasi, membandingkan
dengan standart, menginterprestasikan serta
akhirnya membuat diagnosa keperwatan (Lismidar
1990)
c. Diagnosa keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul baik
aktual maupun potensial adalah sebagai
berikut :
1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas
sehubungan denga penumpukan sekret
2. Defisit volume cairan sehubungan dengan
penurunan intake cairan.
3. Kecemasan sehubungan dengan adanya tindakan
infasiv
4. Kurangnya pengetahuan keluarga sehubunga
dengan kurangnya informasi
2. Perencanaan
Setelah diagnosa keperwatan di prioritaskan sesuai
dengan masalah yang paling dirasakan oleh klien
yang mengancam jiwa klien dan yang memerlukan
tindakan keperawatan terlebih dahulu dalam rangka
mengurangi masalah klien selanjutnya dibuat
rencana tindakan masing- masing diagnosa
keperwatan. (Lismidar 1990)
a) Diagnosa keperawatan I
Ketidak efektifan bersihan jalan nafas
sehubungan denga penumpukan sekret
Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif dalam
waktu 1 x 24 jam
KH : RR dalam batas normal
Suara nafas bersih dan sama secara
bilateral
Sputum dapat dikeluarkan
Tidak ditemukan batuk, pernafasan cuping
hidung,
Cyanosis (-) retraksi (-)
Rontgen dada bersih
Rencana tindakan :
a. Kaji frekuensi dan irama pernafasan,
pengembangan dinding dada
R : Mengetahui pola nafas, irama serta
kedalaman nafas klien
b. Auskultasi area paru dan catat area penurunan
atau aliran udara
R : Penurunan aliran udara terjadi pada area
konsolidsi dengan cairan
c. Bantu klien untuk melakukan fisioterapi nafas
R : Memudahkan expansi maksimum paru-paru
atau jalan nafas lebih kecil
d. Berikan nebulizer 10 15 menit
R : Merangsang batuk atau pembersihan jalan
nafas secara mekanik
e. Lakukan sucsion bila perlu
R : Mengeluarkan sekret yang ada didalam
hidung
f. Kolaburasi dengan tim medis
R : Tepat dalam pemberian terapi dan oksigen
b) Diagnosa keperawatan II
Defisit volume cairan sehubungan dengan
disstres penafasan, penurunan intake cairan,
peningkatan IWR dan demaa (Insesible Water
Loss)
Tujuan : anak akan menunjukkan volume cairan
yang adekuat
KH : Intake caran adekut
Tidak adanya letargi, muntah dan diare
Suhu tubuh 36,5 37,2 C
Membran mukosa lembab
Turgor kembali cepat
Rencana tindakan :
a. Pertahankan secara akurat intake dan output
R : Mengetahui apakah intake dan output klien
seimbang atau tiadak
b. Observasi TTV tiap 4 jam sekali
R : Mengetahui perkembangan klien
c. Ajarkan pad keluarga klien pengetahuan
tentang cairan
R : Menetahui dan berpartisipasi dalam
mempertahankan dalam keseimbangan cairan
d. Berikan dan ciptakan situasi yang nyaman pada
klien
R : Agar klien merasa lebih tenana dan rileks
e. Kolaburasi dengan tim medis
R : Tepat dalam pemberian terapi

3. Pelaksanaan
Merupakan realiasasi dari rencana tindakan
keperawatan. Dalam fase pelaksanaan terdiri dari
beberapa kegiatan validasi (penyerahan) rencana
keperawatan, menulis dan mendokumentasikan rencana
keperawatan, memberikan asuhan keperawwtan dan
pengumpulan data. (Lismidar 1990)

4. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses
keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan yang
disengaja dan terus menerus dengan melibatkan
klien, perawat dan anggota kesehatan lainnya.
Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan
dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak
untuk melakukan pengkajian ulng. (Lismidar 1990)
DAFTAR PUSTAKA

1. Arief Manyoer dkk.


Kapita Selekta Kedokeran Jilid II Penerbit
Medis Aesculapius FK UI Jakarta : 2001
2. H . M Syaifullah
Noer dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Balai
penerbit FK UI Jakarta 1996
3. Marlyn E. Donges.
Rencana Asuhan Keperwatan Edisi III buku
Kedokteran EGC Jakarta 2000
4. Ilmu kesehatan anak
info medika Jakarta 1997
5. Ngastiyah.
Perawatan Anak Sakit. Penerbit buku kedokteran
EGC Jakarta 1997
6. Standart Asuhan
Keperawatan Anak Rumah Sakit Siti Kodijah
Sepanjang
7. Suryadi Skp. Asuhan
keperawatan pada anak. CV Jagung Seto Jakarta
2001

Anda mungkin juga menyukai