Oleh :
YUDI
NIM : 2008610131
Mengetahui
Kepala Ruangan
PENDAHULUAN
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
~ Bronchopneumonia adalah peradangan yang terjadi
pada bronchusdan parencym paru.
~ Bronchopneumonia adalah keradangan pada paru-
paru dimana peradangan tidak saja terjadi pada
jaringan paru-paru tetapi juga pada bronchioli,
biasanya hal ini didahului infeksi traktus
respiratus bagian atas selama beberapa hari.
2. Etiologi
Pada umumnya bronchopneumoni ini disebabkan oleh
bebeapa kuman seperti
a. Bakteri : Pneumokokus, streptokokus,
staflokokus, H. influenza, klebsiela, M.
tubercolosis, mycoplasma pneumonia.
b. Virus : Virus respiratoris, sinsisial, virus
adeno,virus para influenza, virus influenza.
c. Jamur : Kandida, histoplasma,koksidiodes.
d. Protozoa : Pneumolistis karini
e. Bahan kimia : ~ aspirsi makanan / susu / isi
lambung
~ keracunan hidrokarbon (minyak
tanah, bensin dsb)
3. Patofisiologi
Kuman masuk ke alveoli (paru)
(bakteri, virus, jamur, protozoa)
Gagal nafas
4. Gejala Klinis
Bronchopneumonia biasanyadidahului oleh infeksi
teraktus respiratorius bagian atas selama beberapa
hari. Suhu badan naik mendadak sampai 40 derajat
celsius dan mungkin disertai kejang demam yang
tinggi. Anak sangat gelisah, sesak dan
sianosissekundder hidung dan mulut, pernafasan
cuping hidung merupakan trias gejalayang
patogmonile, kadang-kadang disertai muntah dan
diare, batuk mula-mula kering kemudian menjadi
produktif.
5. Pemeriksaan fisik
Dada bagian yang sakit tertinggal
Retraksi intercostal
Perkusi mungkin redup
Suara nafas menurun atau bronchial
Rales halus nyaring (khas) pada pemulaan dan
kemudian menjadi kasar stadium resolusi
6. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
Leeukositosis ( 18 40.000 / mm )dengan
geseran kekiri pada hitungan jenis
LED meningkat
b. X foto thorax : Bercak-bercak infiltrat
tersebar atau meliputi satu atau seba
gian lobus
7. Diagnosis banding
Bronchiolitis
Eksaserbasi bronchioktasis
Payah jantung
Aspirasi benda asing
Abses paru khusus pada bayi : meningitis dan
illeus
8. Penatalaksanaan
Anti biotik :
a. Pada penyakit yang ringan mungkin virus tidak
perlu anti biotika
b. Pada klien yang dirawat inap harus segera
diberi antibiotika
c. Pemilihan jenis antibiotika didasarkan atas
umur, keadaan klien dan dugaan kuman penyebab
yaitu :
Umur 3 bulan 5 tahun bila toksis mungkin
disebabkan oleh streptokokus pneumonia,
ineofilus influenza, atau stafilokokus. Pada
umumnya tidak dapat diketahui kiman penyebab
maka secara praktis dipakai :
Kombinasi : Penicilin Prokain 50.000
100.000 KL/ Kg /24 jam IM 1 2 kali sehari
dan Kloramfenikol 50 100 mg / kg / 24 jam IV
atau oral 4 kali sehari
Atau kombinasi : Amphisilin 50 100 mg / kg /
24 jam IM atau IV 4 kali sehari dan
Kloksasilin 50 / mg / kg / 24 jam IM atau IV
4 kali sehari
Atau kombinasi : Eritromisin 50 mg / kg /24
jam oral 4 kali sehari dan Kloramfenikol
(dosis sda) bila ada alergi terhadap
penisilin
Umur lebih dari 3 bulan biasanya disebabkan
oleh sreptokokus pneumonia, stafilokokus atau
antero bakteriase
Kombinasi : Penisilin Prokain (dosis sda )
dan Gentamisin 5 7 mg/kg/24 jam IV 2 3
kali sehari
Atau kombinasi : Kloksasilin (dosis sda) dan
Gentamisin (dosis sda). Kombinasi ini juga
diberikan kepada anak anak lebih dari 3 bulan
dengan mal nutrisi berat atau pasien dengan
immuno compomized.
Anak-anak yang lebih dari 5 tahun yang non
teknis biasanya disebabkan oleh :
a. Streptokokus pneumonia
o Penisilin Prokain IM
o Fenoksimetil Pinisilin25.000 50.000
ki/kg/24 jam oral 4 kali sehari
o Eritromsin (dosis sda)
o Kotrimoksasol 6 30 mg/kg/24 jam oral 2
kali sehari
b. Mycoplasm pneumonia
Diberikan Eritromisin (dosis sda)
Apabila kuman penyebab dapat diisolasi
atau terjadi efek samping obat misalnya
alergi atau hasil pengobatan tidak
memuaskan perlu dilakukan reevaluasi
apakah perlu dipilih antibiotika
lain.Lamanya pemberian antibiotika
begantung pada : kemajuan klinis penderita
yang jenis kuman penyebabnya yaitu
:Stafilokokus mungkin perlu 6 minggu
parenteral dan jika penyebabanya
Hemophilus Influenza atau Streptokokus
pneumonia cukup 10 14 hari.
9. Komplikasi
a. Abses paru
b. Empiema
c. Perdarahan paru
d. Bronchiektasis
e. Pneumatosel
f. Afelektasis
g. Piopneuma thorax
h. Sepsis (renjatan)
i. Gagal nafas
j. Meningitis
k. Artritis
10. Konsep imunisasi
Umur Jenis imunisasi
0 1 bulan BCG, Polio I, Hepatitis A
2 bulan DPT I, Polio II, Hepatitis II
3 bulan DPT II, Polio III
4 bulan DPT III
5 bulan -
6 bulan Hepatitis III
9 bulan Campak
11. Konsep tumbuh kembang anak
Pertumbuhan
Berat badan
Lahir : Kurang lebih 3,25 kg
3 12 bulan : Umur (bulan ) + 9 tahun
2
1 6 tahun : Umur (tahun) x 2 + 8
0 12 tahun : Umur (tahun) x 7 + 5
2
Tinggi badan
Lahir : 50 cm
Umur 1 tahun : 75 cm
2 12 tahun : Umur ( tahun) x6 + 77 atau
1 tahun : 1,5 x TB lahir
4 tahun : 2 x TB lahir
6 tahun : 1,5 x TB setahun
13 tahun : 3 x TB kahir
dewasa : 3,5 x TB lahir (2 x TB 2
tahun)
Perkembangan
Menurut Erik Erikson (perkembangan psikososial)
a. Tahap trust versus miss trust (0 1 tahun)
o Percaya versus tidak percaya
o Dasar kepribadian ibu untuk percaya atau
tidak percaya
o Jasa kebutuhan dasarnya terpenuhi akan
percaya atau sebaliknya
b. Tahap autonomi versus shame and doubt (1 3
tahun)
Tahap otonomi versus ragu dan malu
c. Tahap initiative versus built (4- 8 tahun)
Tahap inisiatif versus rasa bersalah
Anak selalu ingin tahu
d. Tahap industry versus inferiority (8 12
tahun)
Tahap kerajinan atau berkarya versus rendah
diri
e. Tahap indentity versus role confusion (13
20 tahun)
Tahap indentitas diri versuss kebingungan
peran
Merupakan akhir masa kanak-kanak menuju
remaja
3. Pelaksanaan
Merupakan realiasasi dari rencana tindakan
keperawatan. Dalam fase pelaksanaan terdiri dari
beberapa kegiatan validasi (penyerahan) rencana
keperawatan, menulis dan mendokumentasikan rencana
keperawatan, memberikan asuhan keperawwtan dan
pengumpulan data. (Lismidar 1990)
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses
keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan yang
disengaja dan terus menerus dengan melibatkan
klien, perawat dan anggota kesehatan lainnya.
Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan
dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak
untuk melakukan pengkajian ulng. (Lismidar 1990)
DAFTAR PUSTAKA