Anda di halaman 1dari 2

Pendahuluan

I. Latar Belakang
Daging sapi merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki nilai gizi tinggi,
terutama protein. Nilai gizi yang tinggi mengakibatkan bahan pangan ini disukai
konsumen untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari, sehingga setiap harinya
daging sapi diproduksi dalam jumlah yang banyak.Daging sapi termasuk salah satu
bahan pangan yang sangat rentan terhadap kontaminasi mikroorganisme, karena
kandungan gizinya yang cukup tinggi merupakan sumber makanan bagi
mikroorganisme.Selain itu, tingginya kandungan air yang terdapat dalam daging sapi,
juga menjadikan bahan pangan ini selama penyimpanan menjadi salah satu media
yang sangat ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme. Daging sapi
yang sudah terkontaminasi oleh mikroorganisme akan mengalami kerusakan dan
penurunan daya simpan, sehingga menurunkan kualitas dari pada bahan pangan
tersebut.
Daging juga dapat dimanfaatkan dalam pembuatan tepung dengan melakukan
proses pengeringan contohnya meat meal didefenisikan sebagai bahan pakan kering
dari semua produk yang didapat dari jaringan Mamalia, kecuali bulu, rambut, tanduk,
kuku, darah dan isi perut. Tepung daging biasanya didapat umpamanya dari tulang
dan jaringan, seperti tendon, sisa daging yang melekat pada saluran pencernaan mulai
dari rumen sampai sekum (usus buntu), paru dan hati. Karena bahan bakunya terdapat
dari berbagai macam bagian, maka terdapat variasi dari tepung daging. Disebut
Tepung daging apabila kandungan tulangnya 20-60% atau PK >55%, Phospor <4.4%
dan disebut Tepung Daging Tulang apabila PK >55%, Phospor >4.4%. Protein
mewakili daging dan phospor mewakili tulang. Walaupun proteinnya tinggi namun
tidak bisa digunakan satu-satunya, karena protein yang didapat sebagiannya dari
tulang, jaringan, katilando dan tendon yang biasanya tidak mengandung asam amio
Triptopan, sehingga penggunaannya perllu dicampur dengan pakan sumber protein
lainnya. Di Indonesia penggunaan Tepung Ikan, Tepung Daging dan Tepung Daging
Tulang sangat jarang ditemukan produsennya, mengingat efesiensi penggunaan bahan
tersebut lebih sering di konsumsi masyarakat Indonesia. Negara penghasil tepung ikan
terbesar diantaranya adalah Amerika, Peru, Argentina dan lain sebagainya.

II. Rumusan Masalah


Bagaimana metode pengeringan dari tepung daging
Bagaimana prosedur/langkah-langkah pembuatannya
Alat apa yang digunakan dalam pembuatan tepung daging
Kerusakan apa yang mungkin terjadi dalam pembuatan tepung daging
Bagaimana cara pengemasan produknya

III. Tujuan
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui metode pengeringan yang cocok dalam
pembuatan tepung daging, prosedur, alat, cara pengemasan serta kerusakan yang
mungkin terjadi selama pembuatan tepung daging.
IV. Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan pengetahuan baik bagi
penulis,akademika serta masyarakat termasuk produsen mengenai proses pembuatan
tepung daging.

Anda mungkin juga menyukai