Anda di halaman 1dari 10

Laporan Pendahuluan

Sistem Perkemihan
CKD
CI:
Ns. Rahmawati, S.Kep.

Disusun Oleh:

Yossy Rezky Ramadhana


PO.71.20.0.15.3846
D-III Keperawatan

Program Studi D-III Keperawatan


Politeknik Kemenkes Jambi
TA. 2016/2017

A. Definisi
CKD atau gagal ginjal kronis (GGK) didefinisikan sebagai kondisi dimana ginjal
mengalami penurunan fungsi secara lambat dimana kemampuan tubuh gagal dalam
mempertahankan metabolisme, cairan, dan keseimbangan elektrolit, sehingga terjadi
uremia.

B. Klasifikasi
Klasifikasi gagal ginjal kronis berdasarkan derajat (stage) LFG (Laju Filtration
Glomerulus) dimana nilai normalnya adalah 125 ml/min/1,73m 2 dengan rumus Kockroft
Gault sebagai berikut :

Derajat Penjelasan LFG (ml/mn/1.73m2)


1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau 90
2 Kerusakan ginjal dengan LFG atau ringan 60-89
3 Kerusakan ginjal dengan LFG atau sedang 30-59
4 Kerusakan ginjal dengan LFG atau berat 15-29
5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis

C. Etiologi
Penyebab gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di Indonesia tahun 2000
menunjukkan glomerulonefritis menjadi etiologi dengan prosentase tertinggi dengan
46,39%, disusul dengan diabetes melitus dengan 18,65%, obstruksi dan infeksi dengan
12,85%, hipertensi dengan 8,46%, dan sebab lain dengan 13,65%.

D. Patofisiologi

Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus)
diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh
hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun
dalam keadaan penurunan daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk
berfungsi sampai dari nefronnefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi
lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri
dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul
disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi
lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal
telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin
clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. Fungsi renal menurun, produk
akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun
dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak
timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat.

E. Manifestasi Klinis
Keparahan tanda dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan ginjal, usia
pasien dan kondisi yang mendasari. Tanda dan gejala pasien gagal ginjal kronis adalah
sebagai berikut :
a. Manifestasi kardiovaskuler
Mencakup hipertensi, pitting edema (kaki,tangan,sakrum), edema periorbital,
pembesaran vena leher.
b. Manifestasi dermatologi
Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik, kuku tipis dan rapuh, rambut
tipis dan kasar.
c. Manifestasi Pulmoner
Krekels, sputum kental dan liat, napas dangkal.
d. Manifestasi Gastrointestinal
Napas berbau amonia, pendarahan pada mulut, anoreksia, mual, muntah, diare,
pendarahan saluran gastrointestinal
e. Manifestasi Neurologi
Kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan tungkai, panas
pada telapak kaki, perubahan perilaku.
f. Manifestasi Muskuloskeletal
Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop.

F. Komplikasi
Seperti penyakit kronis dan lama lainnya, penderita CKD akan mengalami beberapa
komplikasi. Komplikasi dari CKD antara lain adalah :
1. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin angiotensin
aldosteron.
2. Anemia akibat penurunan eritropoitin.
3. Penyakit tulang serta klasifikasi metabolik akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum
yang rendah, metabolisme vitamin D yang abnormal dan peningkatan kadar
alumunium.
4. Uremia akibat peningkatan kadar uream dalam tubuh.
5. Gagal jantung akibat peningkatan kerja jantung yang berlebihan.
6. Malnutrisi karena anoreksia, mual, dan muntah.

G. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
Ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan derajat komplikasi ginjal.
1. Ultrasonografi ginjal digunakan untuk menentukan ukuran ginjal dan adanya
massa kista, obtruksi pada saluran perkemihan bagian atas.
2. Biopsi Ginjal untuk menentukan sel jaringan untuk diagnosis histologis.
3. Endoskopi ginjal dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal.
4. EKG mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam
basa.
b. Foto Polos Abdomen
Menilai besar dan bentuk ginjal serta adakah batu atau obstruksi lain.
c. USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkin ginjal, ureter proksimal, kandung
kemih dan prostat.
d. Renogram
Menilai fungsi ginjal kanan dan kiri , lokasi gangguan, serta sisa fungsi ginjal
e. Pemeriksaan Radiologi Jantung
Mencari adanya kardiomegali, efusi perikarditis
f. Pemeriksaan radiologi Tulang
Mencari osteodistrofi (terutama pada falangks /jari) kalsifikasi metatastik
g. Pemeriksaan laboratorium menunjang untuk diagnosis gagal ginjal
1) Laju endap darah
2) Urin
Volume : Biasanya kurang dari 400 ml/jam (oliguria atau urine tidak ada (anuria).
3) Ureum dan Kreatinin
Ureum:
Kreatinin: Biasanya meningkat dalam proporsi. Kadar kreatinin 10 mg/dL, diduga
tahap akhir (mungkin rendah yaitu 5).
4) Hipoalbuminemia dan hipokolesterolemia
5) Gula darah tinggi
6) Asidosis metabolik

H. Penatalaksanaan Medis
Tujuan utama penatalaksanaan pasien GGK adalah untuk mempertahankan fungsi ginjal
yang tersisa dan homeostasis tubuh selama mungkin serta mencegah atau mengobati
komplikasi. Lima sasaran dalam manajemen medis GGK meliputi :
1. Untuk memelihara fungsi renal dan menunda dialisis dengan cara mengontrol proses
penyakit melalui kontrol tekanan darah (diet, kontrol berat badan dan obat-obatan)
dan mengurangi intake protein (pembatasan protein, menjaga intake protein sehari-
hari), dan katabolisme (menyediakan kalori nonprotein yang adekuat untuk mencegah
atau mengurangi katabolisme)
2. Meningkatkan kimiawi tubuh melalui dialisis, obat-obatan dan diet;
3. Mempromosikan kualitas hidup pasien dan anggota keluarga

Asuhan Keperawatan

I. Pengkajian Fokus Keperawatan

Pengkajian fokus yang disusun sebagai berikut :


1. Demografi.
Penderita CKD kebanyakan berusia diantara 30 tahun, namun ada juga yang mengalami
CKD dibawah umur tersebut yang diakibatkan oleh berbagai hal seperti proses
pengobatan, penggunaan obat-obatan dan sebagainya. CKD dapat terjadi pada
siapapun, pekerjaan dan lingkungan juga mempunyai peranan penting sebagai pemicu
kejadian CKD. Karena kebiasaan kerja dengan duduk / berdiri yang terlalu lama dan
lingkungan yang tidak menyediakan cukup air minum / mengandung banyak senyawa/
zat logam dan pola makan yang tidak sehat.
2. Riwayat penyakit yang diderita pasien sebelum CKD seperti DM, glomerulo nefritis,
hipertensi, rematik, hiperparatiroidisme, obstruksi saluran kemih, dan traktus urinarius
bagian bawah juga dapat memicu kemungkinan terjadinya CKD.
3. Pola nutrisi dan metabolik.
Gejalanya adalah pasien tampak lemah, terdapat penurunan BB dalam kurun waktu 6
bulan. Tandanya adalah anoreksia, mual, muntah, asupan nutrisi dan air naik atau turun.
4. Pola eliminasi
Gejalanya adalah terjadi ketidak seimbangan antara output dan input. Tandanya adalah
penurunan BAK, pasien terjadi konstipasi, terjadi peningkatan suhu dan tekanan darah
atau tidak singkronnya antara tekanan darah dan suhu.
5. Pengkajian fisik
a. Penampilan / keadaan umum.
Lemah, aktifitas dibantu, terjadi penurunan sensifitas nyeri. Kesadaran pasien dari
compos mentis sampai coma.
b. Tanda-tanda vital.
Tekanan darah naik, terjadi dispnea, nadi meningkat dan reguler.
c. Antropometri.
Penurunan berat badan selama 6 bulan terahir karena kekurangan nutrisi, atau
terjadi peningkatan berat badan karena kelebihan cairan.
d. Kepala.
Rambut kotor, mata kuning/kotor, telinga kotor dan terdapat kotoran telinga,
hidung kotor dan terdapat kotoran hidung, mulut bau ureum, bibir kering dan
pecah-pecah, mukosa mulut pucat dan lidah kotor.
e. Leher dan tenggorok.
Peningkatan kelenjar tiroid, terdapat pembesaran tiroid pada leher.
f. Dada
Dispnea sampai pada edema pulmonal, dada berdebar-debar. Terdapat otot bantu
napas, pergerakan dada tidak simetris, terdengar suara tambahan pada paru
(rongkhi basah), terdapat pembesaran jantung, terdapat suara tambahan pada
jantung.
g. Abdomen.
Terjadi peningkatan nyeri, penurunan pristaltik, turgor jelek, perut buncit.
h. Genital.
Kelemahan dalam libido, genetalia kotor, ejakulasi dini, impotensi, terdapat ulkus
i. Ekstremitas.
Kelemahan fisik, aktifitas pasien dibantu, terjadi edema, pengeroposan tulang, dan
capillary refill lebih dari 1 detik.
j. Kulit.
Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan mengkilat/uremia,
dan terjadi perikarditis.
II. Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan b.d. penurunan haluaran urin, retensi cairan dan
natrium sekunder terhadap penurunan fungsi ginjal
2. Resiko tinggi perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d katabolisme
protein, pembatasan diet, peningkatan metabolisme, anoreksi, mual, muntah
3. Resiko tinggi terjadi kekurangan volume cairan b.d. kehilangan cairan
berlebihan (fase diuretik)
4. Resiko tinggi penurunan curah jantung b.d. ketidakseimbangan volume
sirkulasi, ketidakseimbangan elektrolit
5. Intoleransi aktivitas b.d. penurunan produksi energi metabolic, anemia, retensi
produk sampah dan prosedur dialisa
6. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d gangguan status metabolic, edema,
kulit kering, pruritus
7. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d
keterbatasan kognitif, kurang terpajan, misintepretasi informasi

III. Intervensi Keperawatan


1. Kelebihan volume cairan b.d. penurunan haluaran urin, retensi cairan dan natrium
sekunder terhadap penurunan fungsi ginjal
Tujuan : Pasien menunjukkan pengeluaran urin tepat seimbang dengan
pemasukan.
Kriteria Hasil :
a. Hasil laboratorium mendekati normal
b. BB stabil
c. Tanda vital dalam batas normal
d. Tidak ada edema
Intervensi :
a. Monitor denyut jantung, tekanan darah, CVP
b. Catat intake & output cairan, termasuk cairan tersembunyi seperti aditif
antibiotic, ukur IWL
c. Awasi BJ urin
d. Batasi masukan cairan
e. Monitor rehidasi cairan dan berikan minuman bervariasi
f. Timbang BB tiap hari dengan alat dan pakaian yang sama
g. Kaji kulit,wajah, area tergantung untuk edema. Evaluasi derajat edema
(skala +1 sampai +4)
h. Auskultasi paru dan bunyi jantung
i. Kaji tingkat kesadaran : selidiki perubahan mental, adanya gelisah
Kolaborasi :
a. Perbaiki penyebab, misalnya perbaiki perfusi ginjal, me COP
b. Awasi Na dan Kreatinin Urine Na serum, Kalium serumHb/ Ht
c. Rongent Dada
d. Berikan Obat sesuai indikasi : Diuretik : Furosemid, Manitol;
Antihipertensi : Klonidin, Metildopa
e. Masukkan/pertahankan kateter tak menetap sesuai indikasi
f. Siapkan untuk dialisa sesuai indikasi

2. Resiko tinggi perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d katabolisme
protein, pembatasan diet, peningkatan metabolisme, anoreksi, mual, muntah
Tujuan : mempertahankan status nutrisi adekuat
Kriteria hasil : berat badan stabil, tidak ditemukan edema, albumin dalam batas
normal.
Intervensi :
a. Kaji status nutrisi
b. Kaji/catat pola dan pemasukan diet
c. Kaji faktor yang berperan merubah masukan nutrisi : mual, anoreksia
d. Berikan makanan sedikit tapi sering, sajikan makanan kesukaan kecuali
kontra indikasi
e. Lakukan perawatan mulut, berikan penyegar mulut
f. Timbang BB tiap hari

Kolaborasi :
a. Awasi hasil laboratorium : BUN, Albumin serum, transferin, Na, K
b. Konsul ahli gizi untuk mengatur diet
c. Berikan diet kalori, protein, hindari sumber gula pekat
d. Batasi K, Na, dan Phospat
e. Berikan obat sesuai indikasi : sediaan besi; Kalsium; Vitamin D dan B
kompleks; Antiemetik

3. Resiko tinggi terjadi kekurangan volume cairan b.d. kehilangan cairan berlebihan
(fase diuretik)
Hasil yang diharapkan : klien menunjukkan keseimbangan intake & output,
turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, nadi perifer teraba, BB dan TTV
dalam batas normal, elektrolit dalam batas normal
Intervensi :
a. Ukur intake & output cairan , hitung IWL yang akurat
b. Berikan cairan sesuai indikasi
c. Awasi tekanan darah, perubahan frekuansi jantung, perhatikan tanda-tanda
dehidrasi
d. Kontrol suhu lingkungan
e. Awasi hasil Lab : elektrolit Na

4. Resiko tinggi penurunan curah jantung b.d. ketidakseimbangan volume sirkulasi,


ketidakseimbangan elektrolit
Tujuan : klien dapat mempertahankan curah jantung yang adekuat
Kriteria Hasil :
a. TD dan HR dalam batas normal
b. Nadi perifer kuat dan sama dengan waktu pengisian kapiler
Intervensi :
a. Auskultasi bunyi jantung, evaluasi adanya, dispnea, edema
perifer/kongesti vaskuler
b. Kaji adanya hipertensi, awasi TD, perhatikan perubahan postural saat
berbaring, duduk dan berdiri
c. Observasi EKG, frekuensi jantung
d. Kaji adanya nyeri dada, lokasi, radiasi, beratnya, apakah berkurang
dengan inspirasi dalam dan posisi telentang
e. Evaluasi nadi perifer, pengisian kapiler, suhu, sensori dan mental
f. Observasi warna kulit, membrane mukosa dan dasar kuku
g. Kaji tingkat dan respon thdp aktivitas
h. Pertahankan tirah baring
Kolaborasi:
a. Awasi hasil laboratorium : Elektrolit (Na, K, Ca, Mg), BUN, creatinin
b. Berikan oksigen dan obat-obatan sesuai indikasi
c. Siapkan dialysis

5. Intoleransi aktivitas b.d. penurunan produksi energi metabolik, anemia, retensi


produk sampah dan prosedur dialisa
Tujuan : klien mampu berpartisipasi dalam aktifitas yang dapat ditoleransi
Intervensi ;
a. Kaji tingkat kelelahan, tidur , istirahat
b. Kaji kemampuan toleransi aktivitas
c. Identifikasi faktor yang menimbulkan keletihan
d. Rencanakan periode istirahat adekuat
e. Berikan bantuan ADL dan ambulasi
f. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, anjurkan aktifitas alternative sambil
istirahat

6. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d gangguan status metabolik, edema,
kulit kering, pruritus
Hasil yang diharapkan : kulit hangat, utuh, turgor baik, tidak ada lesi
Intervensi :
1. Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskuler, ekimosis,
kerusakan, suhu
2. Pantau intake & output cairan, hidrasi kulit dan membrane mukosa
3. Jaga kulit tetep kering dan bersih
4. Ubah posisi tidur dengan sering, beri bantalan pada penonjolan tulang
5. Beri perawatan kulit, batasi sabun, olesi lotion, salep, krim; tangani area
edema dengan hati-hati
6. Pertahankan linen kering dan kencang
7. Anjurkan menggunakan kompres lembab dan dingin pada area pruritus
8. Anjurkan menggunakan bahan katun, Berikan kasur dekubitus
7. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d
keterbatasan kognitif, kurang terpajan, misintepretasi informasi
Tujuan : klien menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan,
melakukan dengan benar prosedur yang perlu, perubahan perilaku hidup
Intervensi :
a. Kaji ulang pengetahuan klien tentang proses penyakit/prognosa
b. Kaji ulang pembatasan diet ; fosfat dan Mg
c. Diskusi masalah nutrisi/diet tinggi karbohidrat, rendah protein, rendah
natrium sesuai indikasi
d. Diskusikan terapi obat, nama obat, dosis, jadwal, manfat dan efek
samping
e. Diskusikan tentang pembatasan cairan
f. Kaji ulang tindakan mencegah perdarahan : sikat gigi halus
g. Buat program latihan rutin, kemampuan dalam toleransi aktivitas
h. Identifikasi tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi medik segera :
Demam, menggigil, perubahan urin/ sputum, edema,ulkus,kebas,spasme
pembengkakan sendi, pe ROM, sakit kepala, penglihatan kabur, edema
periorbital/sacral, mata merah
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Brunner and Suddarth. 2005. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Smeltzer Suzzanne C. 2005. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monika Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan Pendahuluan CKD
    Laporan Pendahuluan CKD
    Dokumen7 halaman
    Laporan Pendahuluan CKD
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • TIFOID
    TIFOID
    Dokumen11 halaman
    TIFOID
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • Askep Sirosis Hepatis
    Askep Sirosis Hepatis
    Dokumen16 halaman
    Askep Sirosis Hepatis
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan LBP
    Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan LBP
    Dokumen12 halaman
    Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan LBP
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Vertigo
    Laporan Pendahuluan Vertigo
    Dokumen23 halaman
    Laporan Pendahuluan Vertigo
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • HIPOSPADIA
    HIPOSPADIA
    Dokumen9 halaman
    HIPOSPADIA
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • TIFOID
    TIFOID
    Dokumen11 halaman
    TIFOID
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • Kaju
    Kaju
    Dokumen5 halaman
    Kaju
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • Kasus Anak Bu Mona
    Kasus Anak Bu Mona
    Dokumen2 halaman
    Kasus Anak Bu Mona
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • Sandy
    Sandy
    Dokumen6 halaman
    Sandy
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Vertigo
    Laporan Pendahuluan Vertigo
    Dokumen23 halaman
    Laporan Pendahuluan Vertigo
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • No DX
    No DX
    Dokumen1 halaman
    No DX
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • YOSSY
    YOSSY
    Dokumen11 halaman
    YOSSY
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • YULINA
    YULINA
    Dokumen8 halaman
    YULINA
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • Edit Ulkus
    Edit Ulkus
    Dokumen12 halaman
    Edit Ulkus
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • NWWWWW
    NWWWWW
    Dokumen15 halaman
    NWWWWW
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • Bu VIVI Fix
    Bu VIVI Fix
    Dokumen15 halaman
    Bu VIVI Fix
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • KBM I Flu Burung
    KBM I Flu Burung
    Dokumen16 halaman
    KBM I Flu Burung
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • Contoh Kerjasama
    Contoh Kerjasama
    Dokumen4 halaman
    Contoh Kerjasama
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • NWWWWW
    NWWWWW
    Dokumen15 halaman
    NWWWWW
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • Intervensi Ulkus
    Intervensi Ulkus
    Dokumen4 halaman
    Intervensi Ulkus
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • HEEPATITIS
    HEEPATITIS
    Dokumen25 halaman
    HEEPATITIS
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • Aspek Hukum Terhadap (Patient)
    Aspek Hukum Terhadap (Patient)
    Dokumen7 halaman
    Aspek Hukum Terhadap (Patient)
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • Anak
    Anak
    Dokumen2 halaman
    Anak
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • Judul Tugas Novel Amel
    Judul Tugas Novel Amel
    Dokumen7 halaman
    Judul Tugas Novel Amel
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • AMEL
    AMEL
    Dokumen6 halaman
    AMEL
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • Contoh Etika Dalam Bekerja
    Contoh Etika Dalam Bekerja
    Dokumen5 halaman
    Contoh Etika Dalam Bekerja
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • Bu VIVI Fix
    Bu VIVI Fix
    Dokumen15 halaman
    Bu VIVI Fix
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat
  • Askep Teoritis (CLEAR)
    Askep Teoritis (CLEAR)
    Dokumen28 halaman
    Askep Teoritis (CLEAR)
    yossy rezky ramadhana
    Belum ada peringkat