Pembimbing:
dr. Saskia Sp.M
Oleh:
Kelompok B5
Muhammad Andian Ikbar/1102016131
KATA-KATA SULIT
1. Psikiater : dokter yang ahli dalam penyakit jiwa [KBBI]
2. Gangguan : merintangi; menyebabkan tidak berjalan sebagaimana
mestinya (tentang keadaan umum, kesehatan badan, dan
sebagainya) [KBBI]
3. Rekam Medis : termasuk atau berhubungan dengan bidang kedokteran,
rekaman mengenai hasil pengobatan terhadap pasien
[KBBI]
Berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas
pasien,pemeriksaan, pengobatan, serta tindakan pelayanan
[UU 29 Tahun 2004]
4. Kuasa Hukum :pengacara yang diberikan kuasa oleh klien untuk
melakukan
tindakan hukum atas nama klien.[KBBI]
5. Sejawat :sepekerjaan; sejabatan: teman: sahabat. [KBBI]
6. Pidana :kejahatan (tentang pembunuhan, perampokan, korupsi, dan
sebagainya); kriminal: perkara -- , [KBBI]
7. Klien :orang yang memperoleh bantuan hukum dari seorang
pengacara dalam pembelaan perkara di pengadilan [KBBI]
8. Perdata :ketentuan yang mengatur hak harta benda dan
hubungan
orang dengan orang lain dalam satu negara. [KBBI]
9. RS Jiwa :rumah sakit khusus perawatan gangguan mental serius.
[KBBI]
10. Pengadilan Agama :Pengadilan di tingkat satu yang mengurusi utusan
agama.[KBBI]
11. Menggugat :Mendakwa: Mengadukan perkara [KBBI].
BRAINSTORMING/PERTANYAAN
1. Apakah yang dimaksud dengan rekam medis?
2. Apa kegunaan rekam medis?
3. Mengapa rekam medis bersifat rahasia
4. Apakah teman sejawat diperbolehkan memberi tahu rahasia medis? Jika tidak apa
sanksi dan konsekuensinya?
5. Apa saja hukum yang mengatur rahasia rekam medis?
6. Bagaimana pandangan islam jika membuka rahasia medis tanpa izin pasien?
7. Apakah hak dan kewajiban seorang dokter dan pasien?
8. Jika seorang dokter melanggar KODEKI, apakah dokter itu tidak bermoral?
9. Siapa saja yang berhak mengetahui rekam medis?
10. Jika seorang dokter bersalah, kemana dokter meminta pembelaan atau pengaduan?
11. Kapan dokter harus membuka rahasia pasien?
JAWABAN
1. Kumpulan keterangan tentang identitas hasil anamnesis pemeriksaan, tindakan,
pengobatan dan pelayanan yang diberikan pada pasien oleh sarana pelayanan
kesehatan.
2. Mencatat semua informasi medis berkaitan dengan pasien juga berfungsi sebagai
alat komunikasi antara dokter dan tenaga kerja kesehatan.
3. Karena rekam medis bersifat mutlak, dan dicantumkan dalam KODEKI pasal 12
yang berisi seorang dokter harus menjaga rahasia pasien sampai meninggal dunia.
4. Boleh apabila pasien menyetujui dan dokter serta teman sejawatnya bekerjasama
untuk menyembuhkan pasien. Apabila melanggar akan mendapatkan sanksi hukum
berupa teguran dari IDI atau pengadilan jika diajukan gugatan.
5. KODEKI pasal 12, pasal 7c,pasal 7d, UU No.29 tahun 2004,Permenkes No.36
Tahun 2012 Bab 3 pasal 4, dan Permenkes No. 269 Tahun 2008.
6. Dalam pandangan islam dinyatakan pada surah Al-Hujurat ayat 12 dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya sendiri?....
7. Tercantum pada UU No.29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan pasal 51
tentang kewajiban dokter
8. Iya, karena etik merupakan cabang dari ilmu moralitas, jadi jika seorang dokter
melanggar etika maka dokter tersebut sudah pasti tidak memiliki moral.
9. Pasien yang terkait dan dokter yang menangani, pasal 10 ayat 2 Permenkes No 269
Tahun 2008 rahasia medis dapat dibuka kepada penegak hukum, keluarga yang
diberi izin, institusi lembaga berdasarkan UU.
10. Dalam pasal 50 dokter memiliki hak-hak perlindungan hukum dalam menjalankan
tugas, memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan
memperoleh informasi pasien. Dokter dapat membela diri dalam lembaga tempat
Ia bekerja (misal RS) dan (IDI), atau pengadilan jika telah diajukan gugatan.
11. Jika pasien ingin mengetahui RM,namun diberi ringkasan saja. Atau pada saat
dokter menjadi saksi ahli di pengadilan dan diminta oleh hakim majelis dan
kepolisian.
HIPOTESIS
Seorang dokter yang bermoral dan beretika harus memahami hak dan kewajiban dokter
dan pasien serta memahami hukum yang berkaitan dengan profesinya. Salah satunya
menjaga kerahasiaan/rekam medis pasien.
SASARAN BELAJAR
b. Hak Dokter
1) Melakukan praktik dokter setelah memperoleh Surat Tanda Registrasi (STR)
dan Surat Izin Praktik (SIP)
2) Memperoleh informasi yang benar dan lengkap dari pasien/keluarga tentang
penyakitnya
3) Bekerja sama sesuai standar profesi
4) Menolak melakukan tindakan medis yang bertentangan dengan etika, hukum,
agama, dan hati nuraninya
5) Mengakhiri hubungan dengan seorang pasien jika menurut penilaiannya kerja
sama pasien dengannya tidak berguna lagi, kecuali dalam gawat darurat
6) Menolak pasien yang bukan bidang spesialisnya, kecuali dalam keaadan
darurat atau tidak ada dokter lain yang mampu menanganinya
7) Hak atas keleluasaan pribadi dokter
8) Ketentraman bekerja
9) Mengeluarkan surat-surat dokter
10) Menerima imbalan jasa yang disesuaikan dengan kemampuan pasien
11) Menjadi anggota perhimpunann profesi
12) Hak membela diri
(sumber: Buku Etik Kedokteran dan Hukum Kesehatan edisi 5)
c. Prosedur Penanganan Pelanggaran Kode Etik Kedokteran
Prosedur ini diatur dalam Pedoman Organisasi dan Tata Laksana Kerja Majelis
Kehormatan Etik Kedokteran Bab IV tentang Tata Laksana Penanganan
Pelanggaran Etik Kedokteran Pasal 1932
1) Pengaduan dapat berasal dari pasien, teman sejawat, tenaga kesehatan lain,
institusi kesehatan, dan organisasi profesi yang disampaikan melalui IDI
atau MKEK
2) Penelaahan dilakukan dengan mempelajari keabsahan surat pengaduan,
klarifiskasi awal oleh pengadu dan teradu, serta melakukan kunjungan
tempat kejadian
3) Persidangan MKEK (dipimpin oleh ketuan MKEK/ketua Divisi
Kemahkamahan)
Barang bukti: surat-surat rekam medis, obat-obatan, alat kesehatan,
dokumen, kesaksian, atau petunjuk lain yang berkaitan dengan
kejadian
Pembelaan dilaksanakan oleh Biro Hukum Pembelaan/Pembinaan
Anggota (BHP2A), perangkat dan jajarannya, atau anggota IDI yang
berpengalaman dalam etika profesi yang ditunjuk resmi
Saksi adalah tenaga medis, tenaga kesehatan, pimpinan sarana
kesehatan, komite medik, perorangan atau praktisi kesehatan lain yang
ada kaitan langsung dengan kejadian/perkara atau dokter yang
diadukan
Saksi ahli adalah dokter yang memiliki keahlian dan kelimuan yang
tidak terkait langsung dengan kejadian/perkara dan tidak memiliki
hubungan keluarga atau kedinasan dengan dokter teradu atau dengan
pasien teradu
Putusan majelis pemeriksa adalah ketentuan akhir berupa ketetapan
bersalah atau tidak bersalah dokter teradu
4) Sanksi
Penasehatan
Peringatan lisan
Peringatan tertulis
Pembinaan perilaku
Reschooling
Pemecatan sementara anggota IDI (diikuti dengan pencabutan SIP)
Pencabutan keanggotaan
5) Banding (dilakukan setelah sidangan pembuaatan keputusan maksimal 14
hari
kerja)
urutan banding:
MKEK Cabang MKEK Wilayah MKEK Pusat
6) Pemulihan hak-hak profesi
(sumber: Buku Pedoman Organisasi dan Tata Laksana Kerja Majelis Kehormatan Etik
Kedokteran)
Pasal 53
Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai kewajiban:
a. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya;
b. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi;
c. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan; dan
d. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
LO.2.1 Definisi
Definisi Rekam medis menurut No 269/Menkes/Per/III/2008 pasal 3 adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pesien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.(Sumber : Buku Etika
Kedokteran dan Hukum Kesehatan Edisi 5, 2016, EGC)
(1) Isi Rekam Medis untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan kesehatan
sekurang-kurangnya memuat :
a. Identitas pasien
b. Tanggal dan waktu
c. Anamnesis, mencakup sekurang-kurang keluhan dan riwayat penyakit
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis
e. Diagnosis
f. Rencana penatalaksaan
g. Pengobatan dan/atau tindakan
h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
i. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik; dan
j. Persetujuan tindakan jika diperlukan
(2) Isi Rekam Medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari sekurang-
kurangnya memuat :
a. Sampai dengan f sama dengan rawat jalan dan selanjutnya
b. Pengobatan dan/atau tindakan;
c. Persetujuan tindakan jika diperlukan
d. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan
e. Ringkasan pulang
f. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu
yang memberikan pelayanan
g. Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu
h. Untuk pasien gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
(3) Isi Rekam Medis untuk pasien gawat darurat sekurang-kurangnya memuat :
a. Identitas pasien
b. Kondisi saat pasien tiba disarana pelayanan kesehatan
c. Identitas pengantar pasien
d. Tanggal dan waktu
e. Hasil anamnesis mencakup sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit
f. Hasil pemeriksaan penunjang fisik dan penunjang medis
g. Diagnosis
h. Pengobatan dan/atau tindakan
i. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat
darurat dan rencana tindak lanjut
j. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu
yang memberikan pelayanan kesehatan
k. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke
sarana pelayanan kesehatan lain dan
l. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
(4) Isi Rekam Medis untuk pasien dalam keadaan bencana, selain memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditambah dengan :
a. Jenis bencana dan lokasi di mana pasien ditemukan
b. Kategori kegawatan dan nomor pasien bencana masal dan
c. Identitas orang yang menemukan pasien
(5) Isi Rekam Medis untuk pelayanan dokter spesialis atau dokter spesialis gigi
dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Rekam Medis untuk pelayanan
akupuntur dan herbal tentu berbeda dengan Rekam Medis konvensional.
(6) Pelayanan yang diberikan dalam ambulans atau pengobatan masal dicatat
dalam Rekam Medis sesuai ketentuan sebagaimana diatur pada ayat (3) dan
disimpan pada sarana pelayanan kesehatan yang merawatnya.
DasarhukummengenairekammedisdalamUndang-UndangRepublik
Indonesia (UU)
Menurut UU No. 29 tahun 2004 tentangPraktikKedokteran
Pasal 46
1 Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat rekam medis.
2 Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera dilengkapi
setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan.
3 Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama,waktu,dan tanda tangan
petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan.
Pasal 47
Pasal 51
Pasal 16
Pasal 18
c Q.S. Al-Anfal/8:27
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati
Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.
d Q.S. Al Hujurat/49:
.
Artinya : Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan
menutupi aibnya. (HR. Al-Bukhary no. 2442 dan Muslim no. 2580 dari hadits
Ibnu Umar radhiyallahuanhuma, serta Muslim no. 2699 dari hadits Abu
Hurairahradhiyallahu )
Artinya :"Barangsiapa melihat aurat (aib) lalu ia menutupinya maka seolah-
olah ia telah menghidupkan kembali Mau`udah dari kuburnya." (HR. Ahmad)