Anda di halaman 1dari 4

Kasus Pencemaran Limbah Dilaporkan ke Polda Jatim

Jumat, 21 Agustus 2009 | 16:58 WIB


TERKAIT:
Pemkab Jombang Terkesan Angkat Tangan Soal Industri Pencemar

JOMBANG, KOMPAS.com - Kasus pencemaran puluhan sumur air tanah milik


warga di Dusun Banggle, Desa Genukwatu, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang
yang teracuni limbah industri pencucian tekstil dilaporkan ke Polda Jatim.
Koordinator Forum Rembuk Masyarakat Jombang Joko Fattah Rachim, Jumat (21/8)
mengatakan laporan itu terpaksa dilakukan karena pihaknya menilai tidak ada upaya
tegas dari Polsek Ngoro dan Polres Jombang untuk menuntaskan kasus tersebut.

"Kita laporkan dan akan ditindaklanjuti oleh (satuan) tindak pidana tertentu Polda
Jatim. Nanti mereka akan turun ke Jombang," kata Fattah. Warga di dusun itu relatif
merasa putus harapan karena kasusu pencemaran yang dimulai sejak tahun 2007 itu
tak kun jung beroleh penyelesaian.

Kasatreskrim Polres Jombang AKP Boby P. Tambunan yang dikonfirmasi soal itu
menyatakan ia belum mengetahui perihal laporan ke Polda Jatim itu. Boby
mengatakan, kasus itu menjadi berlarut-larut karena ada dua hasil uji laboratorium
yang berbeda.

Boby yang didampingi Kapolsek Ngoro, AKP Kasyanto BS menyebutkan, pada tahun
2007 Polsek Ngoro pernah melakukan uji laboratorium terhadap kandungan air tanah
di dusun itu. "Hasilnya (kadar pencemaran) masih di bawah ambang batas (layak
konsumsi). Sedangkan uji laboratorium yang dilakukan (Badan) Lingkungan Hidup
(dahulu Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup) dan LSM menyatakan sudah di
atas ambang batas," kata Boby.

Sementara itu, mantan Ketua DPRD Jombang Halim Iskandar menyatakan memang
sudah sepantasnya industri yang mencemari sumur air tanah milik warga itu ditutup.
Namun ia menambahkan, jika persoalan itu sudah dibawa ke Polda Jatim, maka ranah
hukum sudah bukan lagi menjadi urusan legislatif.

Sony BRAVIA TV
Superior entertainment experience. Get BRAVIA TV now. Find out more.
www.sony.co.id/bravia
Sony Make Believe - Short Film Contest
Great prizes to be won when you join our contest. Visit here now.
www.SonyMakeBelieve.com
Cord Blood Banking with Cordlife
Store your baby's cord blood with Singapore's leading cord blood bank.
www.cordlife.com
Ribuan Pabrik Tanpa Instalasi
Pengolahan Limbah
Puti Ambang Gemilang

Liputan6.com, Bekasi: Ribuan pabrik di tujuh kawasan industri Kabupaten Bekasi,


Jawa Barat, belum dilengkapi fasilitas Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL). Patut
diduga limbah cair langsung dibuang ke sungai, padahal masih banyak warga sekitar
yang mengonsumsi air sungai untuk keperluan rumah tangga.

Kepala Sub Bidang (Kasubid) Penataan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (LH)
Kabupaten Bekasi, Nanang S. Hadi, di Cikarang, Rabu (24/2) menjelaskan, saat ini
ada sedikitnya 5.000 pabrik yang beroperasi di kawasan industri Jababeka I dan II,
EJIP, Hyundai, MM2100, Delta Silikon dan Delta Mas.

"Dinas LH hingga kini baru memberikan 30 izin pengolahan limbah cair yang
dikelola 10 hingga 15 pabrik di setiap kawasan industri. Idealnya, dengan 5.000
pabrik, kita mempunyai 150 izin pengelolaan limbah cair," ungkapnjar Nanang.

Secara spesifik ia menyebutkan, kawasan Industri Jababeka hanya memiliki dua


IPAL, padahal di wilayah tersebut terdapat 3.000 lebih perusahaan. Limbah cair dari
kawasan itu dibuang kedalam Sungai Cilemah Abang. "Sungai yang belakangan ini
diketahui tercemar seperti Sungai Cilemah Abang, Sungai Cikarang, Sungai
Cikedokan, Cikarang Bekasi Laut (CBL)," katanya.

Pengolahan limbah melalui IPAL, agar zat kimia buangan tidak merusak biota air dan
air tanah untuk konsumsi warga. "Bila limbah cair dibuang sembarangan
dikhawatirkan berdampak negatif pada lingkungan, sebab masih banyak warga yang
mengkonsumsi air sungai untuk keperluan rumah tangga dan pertanian," ujarnya.

Pada 2009, kata dia, warga yang tinggal di bantaran Sungai Cikarang memprotes
maraknya pencemaran limbah cair hingga menyebabkan ikan mati mengambang di
sungai dan rusaknya hasil pertanian. Tidak hanya itu, limbah cair dapat menimbulkan
beragam penyakit, terutama bagi warga yang tinggal di bantaran sungai.(ANT/YUS)
mbah Kimia Cemari Dua Situ Depok
M.I. Stephen V.

Artikel Terkait

Pembersihan Minyak di Teluk Meksiko Terus Dilakukan


Taman dan Ruang Terbuka untuk Paru-paru Kota
Persoalan Jakarta, Macet dan Sampah
27/04/2010 18:41

Liputan6.com, Depok: Berdasarkan hasil uji laboratorium, kandungan Biologycal


Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) di dua situ di Depok,
Jawa Barat, melampaui ambang batas. Menurut Kepala Badan Lingkungan Hidup
Depok Rahmat Subagyo di Depok, Selasa (27/4), Situ Gadog dan Situ Pladen yang
ada di Kota Depok, tercemar bahan-bahan kimia berbahaya.

Berdasarkan hasil laboratorium tadi, nilai BOD standar adalah 6 mg/liter sedangkan
COD standar adalah 50 mg/liter. BOD di Situ Gadog mencapai 40,24 miligram/liter
dan kadar COD mencapai 149,22. Sementara Situ Pladen, kadar BOD mencapai 87,58
mg/l dan kadar COD mencapai 110,16 mg/l.

Akibatnya sudah pasti, air di kedua situ tersebut tidak bisa lagi dimanfaatkan untuk
mandi maupun mencuci pakaian. Air yang sudah tercemar dalam dua situ itu juga tak
layak dikonsumsi karena bisa menjadi penyakit. "Kalau dikonsumsi kulit bisa gatal-
gatal. Bahkan jika dikonsumsi terus menerus, bisa menyebabkan kelainan pada
keturunan," ujar Rahmat.

Kadar BOD dan COD adalah kajian parameter suatu kualitas air. Kadar BOD dan
COD yang tinggi pada kedua situ membuktikan tingginya pencemaran yang terjadi.

Menurut Rahmat, BOD menjadi tinggi karena banyaknya limbah berupa feses atau
kotoran manusia. Sedangkan COD adalah kondisi oksigen yang terhambat karena zat
kimia. COD menjadi tinggi karena banyaknya limbah kimia, seperti larutan sabun dan
detergen.(ANT/EPN)

Anda mungkin juga menyukai