Anda di halaman 1dari 7

15

BAB III
HASIL

A. Pelaksanaan
Kegiatan kunjungan dilakukan oleh mahasiswa semester 3 Diploma IV
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS dilaksanakan
pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 29 Oktober 2015
Waktu : 09.00 – 13.00
Lokasi : PDAM Surakarta, IPAL Semanggi, dan IPAL Mojosongo

B. Gambaran Umum IPAL di kota Surakarta


Pada awalnya, pengelolaan limbah di kota Surakarta bermula
dengan adanya sistem Jebres, Mangkunegaran, dan Kasunanan pada tahun
1940. Sistem ini menyerupai IPAL seperti sekarang, namun masih sangat
sederhana. Kemudian, pada tahun 1983 dibangun sebuah sistem perumnas
Mojosongo. Selanjutnya, pada tahun 1993 dilakukan pembangunan instalasi
pengolahan lumpur tinja (IPLT) Putri Cempo yang hingga sekarang masih
difungsikan yang berada di Mojosongo. Pada tahun 1997, IPAL di kota
Surakarta berkembang dengan adanya interceptor, sekunder, lateral dengan
4000 sambungan rumah, dan IPAL Mojosongo. Satu tahun kemudian, tahun
1998 dikeluarkan surat perintah pengelolaan walikota nomor 800/646 tanggal
10 Juni 1998 tentang Pengelolaan Air Limbah yang membuat PDAM kota
Surakarta semakin menggencarkan pengelolaan air limbah domestik dan
memperbanyak sambungan rumah yang menggunakan jasa pengangkutan
limbah domestik di kota Surakarta.
Pada tahun 1999 dengan dikeluarkannya Perda No.3 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Limbah Cair, membuat PDAM kota Surakarta
membentuk Unit Air Kotor PDAM kota Surakarta dibawah direktur utama.
Semakin berkembang, pada tahun 2001 PDAM kota Surakarta melakukan
pendataan sambungan rumah air limbah di kota Surakarta dan melakukan
16

pembangunan IPAL Semanggi. Selanjutnya, dengan dikeluarkannya Surat


Keputusan Walikota Nomor 15 Tahun 2002 tentang Penerapan Tarif
Pengelolaan Limbah dan Golongan Pelanggan maka untuk setiap pelanggan
PDAM kota Surakarta diterapkan tarif dalam pengelolaan limbah sesuai
golongan pelanggan yang dibayar setiap satu bulan sekali. Dengan semakin
banyaknya pelanggan di kota Surakarta, pemerintah mengeluarkan surat
keputusan direksi tentang Tarif Sedot Lumpur Tinja dimana hal ini mengatur
tariff yang harus dibayar oleh pelanggan sesuai golongan pelanggan setiap
satu bulan sekali untuk sedot lumpur tinja. Setelah berjalan hingga tahun
2012 dibangun kembali instalasi pengolahan air limbah Pucang Sawit,
sehingga PDAM kota Surakarta memiliki tiga wilayah IPAL. Hingga tahun
2014, telah dikembangkan layanan lumpur tinja terjadwal (L2-T2) sampai
dengan saat ini masih dalam proses pengembangan.
PDAM kota Surakarta mempunyai visi yaitu menjadi salah satu
PDAM yang terbaik di bidang pelayanan air minum dan air limbah melalui
pengelolaan yang berwawasan lingkungan. Sedangkan misi dari PDAM kota
Surakarta yaitu memberikan layanan air minum dan air limbah kepada
masyarakat secara berkesinambungan dengan mengutamakan kepuasan
pelanggan, meningkatkan kontribusi perusahaan pada Pendapatan Asli
Daerah (PAD), meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia, dan
melestarikan sumber air.

C. Observasi
PDAM Surakarta dibagi menjadi dua bagian untuk pengolahan air
yaitu air limbah dan air bersih. Untuk air limbah di bagi menjadi dua wilayah
yaitu wilayah selatan di Semanggi dan wilayah utara di Mojosongo. Yang
membedakan dua tempat pengolahan ini adalah di Semanggi pengolahan
dengan ruang tertutup sedangkan di Mojosongo pengolahan dengan ruang
terbuka.
1. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo yang
berlokasi di Kampung Sabrang Lor, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan
17

Jebres, Surakarta. Mulai beroperasi pada tahun 1997. IPAL Mojosongo


mempunyai kapasitas 50 Liter/Detik serta melayani dan mengolah air
rumah tangga pada kawasan utara Surakarta meliputi dari Perumnas
Mojosongo, Kelurahan non perumnas Mojosongo, Kelurahan Kadipiro,
Kelurahan Mojosongo dan Kelurahan Nusukan serta melayani pelanggan
sekitar 4.557 SR.

Gambar 1.0. Peta Persebaran IPAL di Surakarta


Dibangun pada area seluas 1,2 Ha, yang meliputi bangunan
instalasi dan kolam aerasi. Jaringan air limbah sistem Perumnas
Mojosongo dibangun pada tahun 1980 panjang pipa 20,5 km, diameter
200-500. Karena kondisi lahan pada lokasi IPAL Mojosongo mengalami
kontur tanah yang tidak seimbang maka tidak memungkinkan untuk
dapat mengalirkan air limbah rumah tangga secara gravitasi, sehingga di
bangun 3 stasiun pompa, yaitu :
a. Stasiun pompa Sibela (2 unit);
b. Stasiun pompa Dempo; dan
c. Stasiun pompa Malabar.
Kapasitas pompa masing-masing 7 lt/dt. Ketiga stasiun pompa
yang terletak di Sibela, Dempo dan Malabar akan dialirkan dan
ditampung pada sump pump yang berlokasi dekat dengan Sungai
Kalianyar.
18

Gambar 1.1. Instalasi Pengolahan Air Limbah Mojosongo


Untuk masyarakat yang ingin menjadi pelanggan IPAL akan
dikenakan setiap bulannya retribusi, dan pihak IPAL sendiri akan
memasang fasilitas IPAL secara gratis. Golongan Pelanggan Sambungan
Rumah Air Limbah ada 3 golongan yaitu : 1) Rumah Tangga; 2)
Komersial; 3) Niaga. Karena pelanggan IPAL merupakan golongan
Rumah Tangga yaitu Rumah Tangga II yang terdiri dari : 1) Rumah
Tangga dengan luas bangunan > 100 m2; 2) MCK; dan 3) Puskesmas.
Diagram Alir
Sistem pengaliran limbah di IPAL Mojosongo berasal dari
limbah rumah tangga lalu disalurkan ke pipa lateral dan pipa sekunder
setelah dari pipa lateral dan pipa sekunder masuk ke pompa, setelah itu
masuk ke bak pengendap awal kemudian diolah, masuk ke bak aerasi I
kemudian ke bak aerasi II dan bak aerasi III, setelah diolah di bak aerasi
I,II dan III kemudian masuk ke bak sedimentasi. Pemompaan dilakukan
karena kontur tanah menuju ke lokasi IPAL lebih tinggi dari daerah
pelayanan. Hasil pengolahan dari IPAL Mojosonggo dialirkan ke kali
Anyar dan Bermuara ke Sungai Bengawan Solo dengan pengaliran
secara gravitasi. Proses akhir ini membuktikan bahwa proses pengolahan
akhir sudah dinyatakan baku mutu air bagus. Sistem IPAL Mojosongo
digunakan sistem kombinasi aerasi dan facultative untuk mengolah air
19

limbah rumah tangga, dengan BOD 200-400 mg/lt menjadi air olahan
dengan BOD (Biological Oxygen Demand) 20 mg/lt.

Gambar 1.2. Diagram Alir IPAL Mojosongo

2. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Semanggi


Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Semanggi terletak di
kampung Kenteng kelurahan Semanggi, Surakarta. IPAL Semanggi
merupakan bagian dari Perusahaan Air Minum (PDAM) Kota Surakarta
“Tirta Dharma”. IPAL Semanggi ini bekerja sama dengan Selfila dari
Spanyol dan Bank Dunia yang dimana selalu diadakan peninjauan
selfila dan Bank dunia untuk perbaikan kinerja IPAL yang ada di
Semanggi ini.
Awalnya IPAL Semanggi berkapasitas 30 lt / dt, melayani
kawasan selatan ada 26 Kelurahan dengan sejumlah sambungan rumah
(SR) hingga saat ini jumlah pelanggan sekitar 6.297 SR. Pada saat ini
IPAL Semanggi mengalami peningaktan kapasitas dari 30 lt / dt menjadi
60 lt / dt, pada tahun 2008 juga mengalami perubahan peningkatan
cakupan pelayanan dari 6000 menjadi 12000 SR. IPAL semanggi ini
membantu pengolah limbah domestik rumah tangga yang akan
diteruskan di sungai Bengawan Solo. Karena pemerintah kota Surakarta
menggunakan air sungai bengawan solo untuk dikonsumsi masyarakat
20

kota Surakarta, sehingga dapat memenuhi standar air bersih dan turut
memudahkan PDAM untuk mengolah air dari sungai bengawan solo,
sehingga aman untuk di konsumsi masyarakat kota Surakarta.
Dengan kemampuan 30 liter/detik menjadi 60 liter/detik
diharapkan mendongkrak jumlah pelanggan IPAL Semanggi dari 6.285
sambungan rumah menjadi 13.000 pada tahun 2015 nanti. Sejak
dibangun pada 2001 hingga 2008, jumlah pelanggan air kotor Surakarta
meningkat lebih dari 60 persen dari semula 6.600 sambungan rumah
(SR) menjadi 10.839 SR. IPAL Semanggi melayani wilayah selatan
surakarta, sementara untuk wilayah utara dilayani oleh IPAL Mojosongo
dengan kapasitas 24 liter per detik. Pelanggan IPAL Semanggi sendiri
berjumlah 6.285 sambungan rumah yang sebagian besar merupakan
rumah tangga dan sisanya merupakan limbah industri dan rumah sakit.
Diagram Alir
Limbah yang diolah pada IPAL Semanggi yaitu berasal dari :
1) Sistem Mangkunegaran (Kel. Mangkubumen, Timuran, Ketelan,
Punggawan, Kampung Baru, dll)
2) Sistem Kasunanan (Kel.Pajang, Tipes, Sondakan, Panularan,
Sriwedari, Baluwarti, Kauman,dll)
3) Tambahan baru (Kelurahan Joyosuran, Semanggi)
Sistem pengaliran limbah di IPAL Semanggi berasal dari limbah
rumah tangga yang disalurkan ke pipa-pipa, setelah melewati pipa-pipa
air limbah sampai ke IPAL Semanggi dan melewati screen supaya
kotoran berupa plastik, kayu, dan lainnya dapat ditahan oleh screen dan
diambil dengan alat oleh petugas. Kemudian, melewati grit chamber
lalu dipompa dan diequalisasi. Setelah itu, air limbah masuk ke kolam
aerasi. Lalu masuk ke proses sedimentasi kemudian hasil berupa
lumpur masuk ke drying bed sedangkan air buangan akan dibuang ke
sungai premulung.
21

Gambar 1.8 Diagram Alir IPAL Semanggi

Anda mungkin juga menyukai