Anda di halaman 1dari 18

ANALISA PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN

PADA PERUSAHAAN PDAM KOTA MAKASAR

Disusun oleh:
ZULIADI
190203020
Akuntansi Lingkungan

PROGRAM STUDI AKUNTASI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SAMUDRA
2023/2024
ANALISA PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN PADA
PERUSAHAAN PDAM KOTA MAKASAR

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar dalam keberadaannya
melalui tahap-tahap perkembangan melalui lintas sejarah yang panjang.
Perkembangan PDAM Kota Makassar bergulir melalui lintas tahun-tahun penting
yang sangat bersejarah. Tahun 1924, 1975, 1976, 1977, 1985, 1993, dan 1998
merupakan tahun-tahun penting dalam lintas sejarah perkembangan PDAM Kota
Makassar.

2. Sejarah Dan Perkembangan Perusahaan


a. Tahun 1924
Untuk pertama kalinya di Kota Makasar dibangun instalasi I Ratulangi.
Pembangunan instalasi tersebut awalnya dimaksudkan untuk memnuhi
kebutuhan air bersih khusus untuk penduduk perkotaan.
b. Tahun 1975
Pada tahun 1975, pemerintah membentuk Dinas Air Minum Kota madya Ujung
Pandang.
c. Tahun 1976
Berdasarkan surat keputusan Walikota madya Ujung Pandang diubah statusnya
menjadi Perusahaan Daerah Air Minum Kota madya Ujung Pandang.
d. Tahun 1977
PDAM Kota madya Ujung Pandang membangun instalasi II Panaikan dengan
kapasitas 500 L/detik termasuk perluasan jaringan.

e. Tahun 1985
Pada Tahun 1998 melalui paket pembangunan Perumnas Antang dibangun lagi
satu instalasi dengan kapasitas 20 L/detik yaitu instalasi III Antang.
f. Tahun 1993
Pada Tahun 1993 melalui bantuan proyek PSPAB Sulawesi Selatan, Kota
Makassar mendapat tambahan IPA yaitu instalasi IV Maccini Sombala, dengan
kapasitas 200L/detik.
g. Tahun 1998
Pada Tahun 1998 dibangun IPA V Somba Opu dengan kapasitas produksi
tahap awal 1.000L/detik yang terletak di Kab. Gowa yang memanfaatkan
sumber air bendungan dan dioperasikan awal tahun 2001.

3. Visi Misi PDAM Kota Makassar


Adapun Visi dan Misi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar:
a. Visi
Mewujudkan menjadi salah satu Perusahaan Daerah Air Minum terbaik,
mandiri dan profesional berwawasan global.
a. Misi
1. Memberikan pelayanan air minum sesuai standard kesehatan
2. Menyediakan air minum yang berualitas, kuantitas, dan kontinuitas
3. Memenuhi cakupan layanan air minum yang maksimal kepada
masyarakat
4. Menjadikan perusahaan yang profesional dan sumber daya yang
berkompetensi dan berdaya saing global
5. Memenuhi kinerja keuangan yang mandiri dan produktifitas yang
efisien serta berdaya saing global

4. Struktur Organisasi Perusahaan.


Struktur Organisasi PDAM Kota Makasar
Struktur organisasi Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar sesuai
Peraturan Walikota Makassar Nomor 18 Tahun 2012 sebagai berikut :
1. Walikota
a. Dewan Pengawas.
b. Direksi,
Terdiri atas:
1) Direktur Utama;
2) Direktur Umum;
3) Direktur Keuangan;
4) Direktur Teknik.
c. Direktur Umum,
Terdiri atas:
1) Bagian Umum dan Kepegawaian,
Terdiri atas;
 Seksi Tata Usaha dan Pengolahan Data Elektronik;
 Seksi Pendayagunaan Pegawai;
 Seksi Humas dan Hukum;
 Seksi Rumah Tangga.

2) Bagian Perlengkapan,
Terdiri atas:
 Seksi Analisa Kebutuhan dan Pengadaan;
 Seksi Inventarisasi Asset dan Pergudangan.

d. Direktur Keuangan
Terdiri atas:
1) Bagian Anggaran dan Perbendaharaan
Terdiri atas:
a. Seksi Anggaran;
b. Seksi Perbendaharaan;
2) Bagian Verifikasi dan Akuntansi,
Terdiri atas:
a. Seksi Verifikasi;
b. Seksi Akuntansi dan Pelaporan;

e. Direktur Teknik,
Terdiri atas:
1) Bagian Perencanaan Teknik,
Terdiri atas:
a. Seksi Perencanaan dan Pemetaan;
b. Seksi Pengawasan Teknik;

2) Bagian Produksi dan Instalasi


Terdiri atas:
a. Seksi Instalasi Pengolahan Air (IPA) I dan II;
b. Seksi Instalasi Pengolahan Air (IPA) III;
c. Seksi Instalasi Pengolahan Air (IPA) IV;
d. Seksi Instalasi Pengolahan Air (IPA) V;
e. Seksi Laboratorium.

3) Bagian Distribusi dan Kehilangan Air


Terdiri atas;
a. Seksi Pengawasan Teknik dan Operasional;
b. Seksi Pengawasan Keuangan / Asset dan Kepegawaian.

4) Wilayah Pelayanan I , II , III , dan IV


Masing-masing terdiri atas;
a. Sekretaris;
b. Urusan Pelayanan Pelanggan;
c. Urusan Distribusi dan Kehilangan Air;
d. Urusan Baca Meter dan Penagihan

Gambar 1.1 Struktur Organisasi PDAM Kota Makasar

5. Jenis Produk Yang Dihasilkan


Jenis produk yang dihasilkan pada Perusahaan PDAM adalah air bersih.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kota Makassar adalah suatu perusahaan
yang dibentuk oleh pemerintah kota Makassar untuk mengelola penyediaan sarana
air bersih untuk kebutuhan masyarakat. PDAM memegang peranan penting dalam
penyediaan air bersih.

6. Bahan Baku dan Bahan Pembantu


PDAM Kota Makassar menggunakan dua jenis bahan yaitu bahan baku dan
bahan pembantu. Sekitar 95% bahan baku yang diolah Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kota Makassar berasal dari beberapa sungai dan bendungan yang
ada di Kota Makassar. Adapun bahan pembantu atau bahan penolong yang
digunakan dalam pengolahan air bersih PDAM Kota Makassar yaitu Aluminium
Sulfat dan Polyaluminium Chloride (PAC).

7. Proses Produksi
Proses Produksi merupakan proses pengolahana air baku sampai menjadi air
bersih. Proses produksi yang dijalankan adalah proses secara terus menerus yang
berarti pembuatannya berurutan, dimana aliran bahan baku selalu tetap atau
mempunyai pola yang selalu sama sampai menjadi produk akhir.
PDAM biasanya melakukan pengolahan secara fisika dan kimiawi dalam
proses penyediaan air bersih. Adapun proses pengolahan air bersih pada
perusahaan daerah (PDAM) kota Makassar yaitu:
1) Pengolahan Air Baku
Bangunan intake berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air
dari sumber air baku. Pada umumnya, pengolahan air bersih Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Kota Makassar diambil dari sungai Jeneberang dan pada
bangunan intake terdapat bar screen yang berfungsi untuk menyaring benda
atau sampah-sampah yang tergenang dalam air. Selanjutnya air akan masuk ke
bak yang akan dipompa ke bangunan selanjutnya yaitu Water Treatment Plant
(WTP).

2) Penambahan Bahan Kimia


Penambahan bahan kimia yaitu proses pencampuran bahan kimia dengan air
baku sehingga membentuk campuran yang homogen dengan disertai
pengadukan cepat.

3) Proses Pengadukan
Pengadukan atau flokulasi yaitu proses pembentukan partikel yang besar dan
padat dengan cara pengadukan lambat agar dapat diendapkan.Tipe flokulator
terdiri dari hidrolis, mekamis, dan clarifier.

4) Proses Pemisahan
Proses pemisahan atau sedimentasi yaitu proses pemisahan padatan dan air
berdasarkan perbedaan berat jenis, dengan cara pengendapan.Tipe bak
sedimentasi terdiri dari bak persegi (aliran horizontal), bak persegi aliran
vertical (menggunakan plat/tabung pengendap), bak bundar (aliran vertical-
radial dan kontak padatan), serta tipe cralifier. Keadaan bak berkisar antara 3-6
meter (bak persegi dan bak bundar) serta 0,5-1 meter (cralifier). Waktu retensi
1-3 jam (untuk tipe bak persegi horizontal dan bak bundar), 0.07 jam (waktu
retensi pada plat/tabung pengendap), 2-2,5 jam (cralifier).

5) Proses Penyaringan
Penyaringan atau filtrasi yaitu proses pemisahan padatan dari air melalui
media penyaring seperti pasir dan antrasit. Jenis saringan terdiri dari saringan
biasa (gravitasi), saringan dengan pencucian antar saringan, dan saringan
bertekanan. Kecepatan penyaringan 6-11m/jam (saringan biasa dan saringan
dengan pencucian santar saringan) dan 12-33m/jam (saringan bertekanan).

6) Proses Desinfeksi
Desinfeksi yaitu proses pembubuhan bahan kimia untuk mengurangi
zatorganik pada air baku dan mematikan kuman/organisme. Desinfeksi yang
digunakan antara lain gaskhlor dan kaporit.

8. Limbah Produksi dan Pengolahannya


Dalam proses produksi air bersih tersebut menghasilkan limbah lumpur.
Kandungan dalam lumpur tersebut terdeteksi mengandung aluminium akibat dari
penggunaan aluminium sulfat/tawas pada proses pengolahan air bersih. Adanya
kandungan logam aluminium di dalam lumpur ini tergolong sebagai limbah bahan
berbahaya beracun sehingga diperkirakan dapat menimbulkan dampak terhadap
lingkungan.
Dalam proses pengolahan limbah tersebut PDAM Kota Makassar membentuk
bagian pengolahan lumpur sebagai bagian dari stuktur organisasi di lingkungan
PDAM yang bertugas mengolah pembuangan lumpur, menjadwalkan pembuangan
lumpur dengan mempertimbangkan kondisi pasang dan surut, serta memanfaatkan
lumpur PDAM sebagai tawas cair dan bahan campuran pembuatan batako,
sehingga tidak ada limbah yang berpotensi mencemari lingkungan sekitar tempat
produksi. Fungsi tawas dalam pengelolaan air baku yaitu untuk mengumpulkan
kotorankotoran pada proses penjernihan air. Tawas sebagai koagulan di dalam
pengolahan air maupun limbah. Sebagai koagulan alum sulfat sangat efektif untuk
mengendapkan partikel yang melayang baik dalam bentuk koloid maupun suspensi.

9. Hasil Produksi dan Pemasaran


Hasil produk yang dibuat itulah air bersih yang di salurkan untuk seluruh
pengguna PDAM kota Makassar. Adapun kendala-kendala yang dihadapi
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar, yaitu dengan adanya
keluhan-keluhan pelanggan tentang pelayanan perusahaan dan apabila musim
kemarau tentunya debit air akan berkurang dan akan berdampak pada salah satu
daerah yang pasti akan mengalami kekeringan.
Adapun jumlah air yang dihasilkan akibat dari masalah masalah tersebut diatas
yaitu hanya sekitar 450 liter/second yang seharusnya atau yang normalnya yaitu
1400 liter/second sehingga penyuplaian ke pelanggan lambat dan pasti akan
berdampak pada salah satu daerah yang akan mengalami kekurangan air atau
kekeringan.
Untuk menangani kendala-kendala tersebut perusahaan berusaha semaksimal
mungkin untuk segera melakukan tindakan terkait dengan masalah-masalah yang
dihadapi ketika telah mendapat laporan dari para konsumen maka melakukan
aktivitas yang dapat dilakukan sehubungan dengan konservasi lingkungan
diantaranya adalah konservasi terhadap sumber daya, konservasi ini dapat
dilakukan dengan cara mengurangi penggunaan bahan kimia yang dapat
mencemari lingkungan, mengendalikan sampah dari kegiatan produksi perusahaan,
penggunaan material dari hasil daur ulang, dan lain sebagainya.
10. Penerapam Akuntasi Biaya Lingkungan Pengukuran.
a. Penerapan
 Dalam meningkatkan kinerja, Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM)Kota Makassar merujuk pada tingkat kerusakan lingkungan
hidup yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan. Tingkat kerusakan lingkungan yang lebih rendah
menunjukkan kinerja lingkungan perusahaan yang lebih baik. Begitu
pula sebaliknya, semakin tinggi tingkat kerusakan lingkungannya maka
semakin buruk kinerja lingkungan perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar yang
melakukan penanaman pohon diarea sumber air baku.
 Aktivitas pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar dapat dijelaskan bahwa
aktivitas tersebut bukan tanpa mengeluarkan biaya. Aktivitas tersebut
adalah beban yang harus dibiayai oleh perusahaan , dimana beban
tersebut harus dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan.
 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar sudah
mengeluarkan biaya-biaya lingkungan dalam pencatatan akuntansinya.
Biaya pengelolaan lingkungan yang dikeluarkan oleh Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar dicatat dalam laporan
keuangan perusahaan sebagai beban langsung usaha.
 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar telah
menerapkan akuntansi lingkungan dan berperan dalam peningkatan
kinerja lingkungan perusahaan.

b. Pengakuan
Pengakuan berhubungan dengan masalah transaksi akan dicatat atau
tidak kedalam sistem pencatatan, sehingga pada akhirnya transaksi tersebut
akan berpengaruh pada laporan keuangan perusahaan. PDAM Kota Makassar
mengakui elemen tersebut apabila biaya tersebut sudah digunakan dalam
operasional perusahaan dalam mengelola lingkungan. Pengakuan atas biaya
pengelolaan lingkungan pada PDAM Kota Makassar dialokasikan pada awal
periode akuntansi yang telah di anggarkan pada periode sebelumnya dan baru
diakui pada saat menerima sejumlah nilai yang telah dikeluarkan.
11. Identifikasi Biaya Lingkungan dan Komponen.
1. Identifikasi biaya lingkungan
Untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan jaringan transmisi dan distribusi,
pada tangal 1 Maret 2016 PDAM melakukan kontrak pembelian pipa galvanis
12’’ sebanyak 600 meter senilai Rp.30.000.000
Asumsi: Stok awal persediaan pipa galvanis 12” pada tanggal 1 januari 2016
sebanyak 300 meter senilai Rp.13.750.000.
Tabel 1.1. Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian pipa
Perkiraan Debet Kredit

Persediaan Bahan Instalasi- Rp.30.000.000

Pipa
Utang usaha/Bank Rp.30.000.000

Pada tanggal 30 juni 2016, perusahaan mengganti jaringan pipa dibeberapa titik
yang membutuhkan 330 meter pipa galvanis 12”
Tabel 1.2 Jurnal untuk mencatat transaksi pemakaian pipa
Kaporit Kuantitas Nilai

Saldo Awal 300 13.750.000

Pembelian 1 600 30.000.000

Pemakaian 330

Terdiri dari:

Saldo Awal 300 13.750.000

Pembelian 1 30 1.500.000

Nilai Pemakaian 330 15.250.000

Tabel 1.3 Jurnal untuk transaksi pemeliharaan pipa


Perkiraan Debet Kredit

Beban pemeliharaan pipa Rp.15.250.000


Persediaan bahan instalasi- Rp.15.250.000

pipa

2. Komponen Biaya Lingkungan Produksi Air (PDAM)


Komponen Biaya dalam pengolahan air baku menjadi air bersih adalah dengan
pemeliharaan peralatan produksi dan penggunaan bahan kimia.
Tabel 1.4Komponen Biaya Pemeliharaan Lingkungan.
No Komponen Biaya Biaya

1 Reposisi Level Pompa Intake 300.255.000

2 Pencucian Pasir di WTP 504.741.000

3 Pengangkutan Kapasitor Instalasi 914.939.000


Pengelolaan air Bersih (IPA) PDAM

4 Pengawan Proyek Pengangkutan 259.071.000


Instalasi Pengelolaan Air Bersih
(IPA) PDAM

5 Evaluasi Up-Rating WTP 450.000.000

6 Penggunaan Bahan Kimia 90.250.000

7 Biaya Pelatihan Setiap Unit Kerja 50.200.000

8 Biaya Pemeriksaan Limbah 35.000.000

9 Biaya Penanaman Pohon 35.500.000

10 Biaya Mengukur Tingkat Pencemaran 56.200000


Lingkungan
Jumlah 2.246.656.000

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar sudah


mengeluarkan biaya-biaya lingkungan dalam pencatatan akuntansinya. Biaya
pengelolaan lingkungan yang dikeluarkan oleh Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kota Makassar dicatat dalam laporan keuangan perusahaan
sebagai beban langsung usaha.

12. Pengukuran Biaya Lingkungan


Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar dalam dalam
mengukur biaya-biaya lingkungan (biaya-biaya atas aktivitas perusahaan yang
berkaitan dengan lingkungan) menggunakan satuan moneter rupiah berdasarkan
kos yang dikeluarkan dan diambil dari realisasi anggaran periode sebelumnya.
Walaupun masih belum adanya standar pengukuran mengenai biaya
lingkungan, maka pengukuran biaya lingkungan ini berdasarkan kebijakan yang
di terapkan oleh perusahaan.

13. Penyajian Dan Pengungkapan Biaya PDAM Kota Makasar.


Penyajian berkaitan dengan masalah bagaimana suatu informasi keuangan
akan disajikan dalam laporan keuangan. Biaya yang timbul dalam hal
pengelolaan lingkungan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota
Makassar ini disajikan bersama dengan biaya-biaya lain yang sejenis ke dalam
laporan keuangan umum perusahaan.
Pengungkapan berkaitan dengan masalah bahwa suatu informasi keuangan
atau kebijakan akuntansi perusahaan tersebut diungkapkan atau tidak.
Berdasarkan hasil dokumentasi yang dilakukan selama penelitian berlangsung,
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar mengungkapkan
kebijakan akuntansi sehubungan dengan masalah pengelolaan lingkungan hidup
dalam Catatan Atas Laporan Keuangan
Pelaporan keuangan di neraca dan laba rugi bertujuan untuk memberikan
informasi mengenai sumber daya ekonomi (aktiva), kewajiban dan modal dari
suatu entitas perusahaan. Dengan demikian meringkas kanposisi keuangan
perusahaan pada tanggal tertentu dengan menampilkan aktiva, utang dan modal.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA MAKASSAR


NERACA
PER 31 DESEMBER 2018
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 104.877.160.927
Piutang usaha 56.965.480.027

Penyisihan piutang usaha (27.204.415.976)


Piutang lain-lain 4.471.637.138
Persediaan 26.467.295.051

Biaya dibayar dimuka 229.897.954


Uang muka pajak 23.963.583
Jumlah Aset Lancar 165.831.018.704

ASET TIDAK LANCAR


Aset tetap-bersih 202.660.441.997

ASET LAIN-LAIN
Perhitungan dengan Pemkot 923.752.698
Asset lain-lain 48.111.328.281
Jumlah Aset Tidak Lancar 251.695.522.977
JUMLAH ASET 417.526.541.681

KEWAJIBAN DAN EKUITAS


KEWAJIBAN JANGKA
PENDEK
Utang usaha 49.689.908.294
Biaya yang masih harus dibayar 3.536.144.811
Pendapatan diterima dimuka
Utang pajak 10.600.039.554
Jumlah kewajiban jangka pendek 63.826.092.659
EKUITAS
Modal 425.726.612.630
Saldo laba (72.026.163.609)
Jumlah Ekuitas 353.700.449.021
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 417.526.541.681

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA


MAKASSAR LAPORAN LABA RUGI

PER 31 DESESEMBER 2018


Pendapatan Usaha 313.353.675.050
Beban Langsung Usaha (198.600.604.312)
LABA (RUGI) KOTOR 114.763.070.738

Beban Usaha
Beban administrasi dan Umum (70.693.624.965)
Beban bunga dan denda pinjaman -
Jumlah Beban Usaha (70.693.624.965)

LABA (RUGI) USAHA 44.059.445.773

Pendapatan (beban) lain-lain


Pendapatan lain-lain 10.225.415.361
Beban non operasional (439.255.686)
Jumlah pendapatan (beban) lain-lain 9.816.159.675

LABA BERSIH SEBELUM PAJAK 53.875.605.448

Estimasi pph badan (13.384.871.664)

LABA BERSIH SETELAH PAJAK 40.490.733.785

Berdasarkan analisis neraca dan laba rugi pada laporan keuangan Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar dapat diketahui bahwa biaya-biaya
lingkungan tersebut belum dikelompokkan berdasarkan kategorinya atau elemen
yang berkaitan dengan pengolahan lingkungan belum tersaji secara efektif didalam
laporan keuangan.
Pelaporan keuangan laba rugi merupakan laporan ringkasan dari hasil kegiatan
perusahaan selama satu periode akuntansi sehingga dipandang sebagai laporan
yang paling penting dalam laporan keuangan dalam laporan tahunan. Laporan laba
rugi Perusahaan Daerah Air Minumv(PDAM) Kota Makassar terdiri atas
pendapatan usaha, beban usaha, dan bebannon operasional.
Perusahaa Daerah Air Minum (PDAM) sebagai entitas yang tidak terdaftar di
pasar modal, ekuitasnya hanya berupa penyertaan pemerintah, saldo laba
ditahan/akumukasi kerugian. PDAM menerbitkan laporan keuangan hanya untuk
tujuan umum bagi pengguna eksternal seperti pemilik dan kreditur dalam hal ini
kementrian keuangan. Oleh karna itu, PDAM mengantut Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP).
Laporan Keuangan disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi
yang berlakuumum. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam pembukuan dan
penyusunan laporan keuangan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota
Makassar berpedoman pada keputusan Mentri Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun
2000 tanggal 10 Agustus tentang pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM).
Perusahaan telah menetapkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada tanggal1 Januari 2010.
Tabel 4.5
Beban Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar Tahun2018
Uraian 31Desember2018

Beban Langsung Usaha Rp.198.600.604.312

Beban Administrasi dan Umum Rp.70.693.624.965

Beban Bunga dan denda pinjaman -

Beban Non Operasional Rp.439.255.686

Jumlah Beban Usaha Rp.269.733.484.963

Dari komponen beban usaha diatas, terdapat biaya lingkungan yang tidak diakui
secara khusus oleh Perusahaan Daerah AirMinum(PDAM) Kota Makassar. Adapun
pencatatan beban atau biaya-biaya yang terkait lingkungan dalam laporan aktivitas
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Beban Langsung Usaha, merupakan biaya yang di keluarkan oleh pihak
perusahaan dalam hal mengolah sumber air, biaya tunjangan-tunjangan
sumber air, kesejahteraan karyawan sumber air dan pembinaan pegawai
sumber air.
b. Beban Administrasi dan Umum, merupakan biaya yang dikeluarkan oleh
pihak perusahaan dalam hal gaji dan honor dan administrasi, tunjangan-
tunjangan umum dan administrasi, lembar umum dan administrasi, insentif
serta pakaian dinas pegawai umum dan administrasi.
c. Beban Non Operasional, merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
dalam hal beban kerugian penyisihan piutang usaha, beban kerugian
penyisihan piutang non usaha, beban kerugian penurunan nilai persediaan.

Pendapatan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar terdiri dari
pendapatan usaha dan non usaha.
Tabel 1.6 Pendapatan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota
Makassar Tahun 2018
Uraian 31 Desember 2018

Pendapatan Usaha Rp.313.353.675.050


Pendapatan Lain-Lain Rp.10.255.415.361

Berdasarkan tabel diatas terdapat pencatatan pendapatan terkait lingkungan


dalam laporan aktivitas tersebut sebagai berikut:
a. Pendapatan Usaha, merupakan pendapatan yang berasal dari penjualan
air yang diakui dengan terbitnya daftar rekening ditagih (DRD) Air.
Pendapatan penjualan air diukur berdasarkan nilai tagihan pemakaian air
yang diterbitkan dalam DRD Air setia pbulannya atau nilai pembayaran
uang untuk transaksi penjualan airsecaratunai. Pendapatan penjualan non
air, merupakan pendapatan sambungan baru, pendapatan jasa
laboratorium dan pendapatan non air lainnya yang diukur berdasarkan
besarnya nilai hak yang ditagihkan.
b. Pendapatan Non Usaha/Pendapatan lain-lain merupakan pendapatan
yang muncul dari pengguna aset oleh pihak lain yang menghasilkan
sewa, bunga, royalty/kemitraan dan deviden.

Anda mungkin juga menyukai