Disusun oleh:
ZULIADI
190203020
Akuntansi Lingkungan
e. Tahun 1985
Pada Tahun 1998 melalui paket pembangunan Perumnas Antang dibangun lagi
satu instalasi dengan kapasitas 20 L/detik yaitu instalasi III Antang.
f. Tahun 1993
Pada Tahun 1993 melalui bantuan proyek PSPAB Sulawesi Selatan, Kota
Makassar mendapat tambahan IPA yaitu instalasi IV Maccini Sombala, dengan
kapasitas 200L/detik.
g. Tahun 1998
Pada Tahun 1998 dibangun IPA V Somba Opu dengan kapasitas produksi
tahap awal 1.000L/detik yang terletak di Kab. Gowa yang memanfaatkan
sumber air bendungan dan dioperasikan awal tahun 2001.
2) Bagian Perlengkapan,
Terdiri atas:
Seksi Analisa Kebutuhan dan Pengadaan;
Seksi Inventarisasi Asset dan Pergudangan.
d. Direktur Keuangan
Terdiri atas:
1) Bagian Anggaran dan Perbendaharaan
Terdiri atas:
a. Seksi Anggaran;
b. Seksi Perbendaharaan;
2) Bagian Verifikasi dan Akuntansi,
Terdiri atas:
a. Seksi Verifikasi;
b. Seksi Akuntansi dan Pelaporan;
e. Direktur Teknik,
Terdiri atas:
1) Bagian Perencanaan Teknik,
Terdiri atas:
a. Seksi Perencanaan dan Pemetaan;
b. Seksi Pengawasan Teknik;
7. Proses Produksi
Proses Produksi merupakan proses pengolahana air baku sampai menjadi air
bersih. Proses produksi yang dijalankan adalah proses secara terus menerus yang
berarti pembuatannya berurutan, dimana aliran bahan baku selalu tetap atau
mempunyai pola yang selalu sama sampai menjadi produk akhir.
PDAM biasanya melakukan pengolahan secara fisika dan kimiawi dalam
proses penyediaan air bersih. Adapun proses pengolahan air bersih pada
perusahaan daerah (PDAM) kota Makassar yaitu:
1) Pengolahan Air Baku
Bangunan intake berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air
dari sumber air baku. Pada umumnya, pengolahan air bersih Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Kota Makassar diambil dari sungai Jeneberang dan pada
bangunan intake terdapat bar screen yang berfungsi untuk menyaring benda
atau sampah-sampah yang tergenang dalam air. Selanjutnya air akan masuk ke
bak yang akan dipompa ke bangunan selanjutnya yaitu Water Treatment Plant
(WTP).
3) Proses Pengadukan
Pengadukan atau flokulasi yaitu proses pembentukan partikel yang besar dan
padat dengan cara pengadukan lambat agar dapat diendapkan.Tipe flokulator
terdiri dari hidrolis, mekamis, dan clarifier.
4) Proses Pemisahan
Proses pemisahan atau sedimentasi yaitu proses pemisahan padatan dan air
berdasarkan perbedaan berat jenis, dengan cara pengendapan.Tipe bak
sedimentasi terdiri dari bak persegi (aliran horizontal), bak persegi aliran
vertical (menggunakan plat/tabung pengendap), bak bundar (aliran vertical-
radial dan kontak padatan), serta tipe cralifier. Keadaan bak berkisar antara 3-6
meter (bak persegi dan bak bundar) serta 0,5-1 meter (cralifier). Waktu retensi
1-3 jam (untuk tipe bak persegi horizontal dan bak bundar), 0.07 jam (waktu
retensi pada plat/tabung pengendap), 2-2,5 jam (cralifier).
5) Proses Penyaringan
Penyaringan atau filtrasi yaitu proses pemisahan padatan dari air melalui
media penyaring seperti pasir dan antrasit. Jenis saringan terdiri dari saringan
biasa (gravitasi), saringan dengan pencucian antar saringan, dan saringan
bertekanan. Kecepatan penyaringan 6-11m/jam (saringan biasa dan saringan
dengan pencucian santar saringan) dan 12-33m/jam (saringan bertekanan).
6) Proses Desinfeksi
Desinfeksi yaitu proses pembubuhan bahan kimia untuk mengurangi
zatorganik pada air baku dan mematikan kuman/organisme. Desinfeksi yang
digunakan antara lain gaskhlor dan kaporit.
b. Pengakuan
Pengakuan berhubungan dengan masalah transaksi akan dicatat atau
tidak kedalam sistem pencatatan, sehingga pada akhirnya transaksi tersebut
akan berpengaruh pada laporan keuangan perusahaan. PDAM Kota Makassar
mengakui elemen tersebut apabila biaya tersebut sudah digunakan dalam
operasional perusahaan dalam mengelola lingkungan. Pengakuan atas biaya
pengelolaan lingkungan pada PDAM Kota Makassar dialokasikan pada awal
periode akuntansi yang telah di anggarkan pada periode sebelumnya dan baru
diakui pada saat menerima sejumlah nilai yang telah dikeluarkan.
11. Identifikasi Biaya Lingkungan dan Komponen.
1. Identifikasi biaya lingkungan
Untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan jaringan transmisi dan distribusi,
pada tangal 1 Maret 2016 PDAM melakukan kontrak pembelian pipa galvanis
12’’ sebanyak 600 meter senilai Rp.30.000.000
Asumsi: Stok awal persediaan pipa galvanis 12” pada tanggal 1 januari 2016
sebanyak 300 meter senilai Rp.13.750.000.
Tabel 1.1. Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian pipa
Perkiraan Debet Kredit
Pipa
Utang usaha/Bank Rp.30.000.000
Pada tanggal 30 juni 2016, perusahaan mengganti jaringan pipa dibeberapa titik
yang membutuhkan 330 meter pipa galvanis 12”
Tabel 1.2 Jurnal untuk mencatat transaksi pemakaian pipa
Kaporit Kuantitas Nilai
Pemakaian 330
Terdiri dari:
Pembelian 1 30 1.500.000
pipa
ASET LAIN-LAIN
Perhitungan dengan Pemkot 923.752.698
Asset lain-lain 48.111.328.281
Jumlah Aset Tidak Lancar 251.695.522.977
JUMLAH ASET 417.526.541.681
Beban Usaha
Beban administrasi dan Umum (70.693.624.965)
Beban bunga dan denda pinjaman -
Jumlah Beban Usaha (70.693.624.965)
Berdasarkan analisis neraca dan laba rugi pada laporan keuangan Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar dapat diketahui bahwa biaya-biaya
lingkungan tersebut belum dikelompokkan berdasarkan kategorinya atau elemen
yang berkaitan dengan pengolahan lingkungan belum tersaji secara efektif didalam
laporan keuangan.
Pelaporan keuangan laba rugi merupakan laporan ringkasan dari hasil kegiatan
perusahaan selama satu periode akuntansi sehingga dipandang sebagai laporan
yang paling penting dalam laporan keuangan dalam laporan tahunan. Laporan laba
rugi Perusahaan Daerah Air Minumv(PDAM) Kota Makassar terdiri atas
pendapatan usaha, beban usaha, dan bebannon operasional.
Perusahaa Daerah Air Minum (PDAM) sebagai entitas yang tidak terdaftar di
pasar modal, ekuitasnya hanya berupa penyertaan pemerintah, saldo laba
ditahan/akumukasi kerugian. PDAM menerbitkan laporan keuangan hanya untuk
tujuan umum bagi pengguna eksternal seperti pemilik dan kreditur dalam hal ini
kementrian keuangan. Oleh karna itu, PDAM mengantut Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP).
Laporan Keuangan disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi
yang berlakuumum. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam pembukuan dan
penyusunan laporan keuangan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota
Makassar berpedoman pada keputusan Mentri Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun
2000 tanggal 10 Agustus tentang pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM).
Perusahaan telah menetapkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada tanggal1 Januari 2010.
Tabel 4.5
Beban Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar Tahun2018
Uraian 31Desember2018
Dari komponen beban usaha diatas, terdapat biaya lingkungan yang tidak diakui
secara khusus oleh Perusahaan Daerah AirMinum(PDAM) Kota Makassar. Adapun
pencatatan beban atau biaya-biaya yang terkait lingkungan dalam laporan aktivitas
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Beban Langsung Usaha, merupakan biaya yang di keluarkan oleh pihak
perusahaan dalam hal mengolah sumber air, biaya tunjangan-tunjangan
sumber air, kesejahteraan karyawan sumber air dan pembinaan pegawai
sumber air.
b. Beban Administrasi dan Umum, merupakan biaya yang dikeluarkan oleh
pihak perusahaan dalam hal gaji dan honor dan administrasi, tunjangan-
tunjangan umum dan administrasi, lembar umum dan administrasi, insentif
serta pakaian dinas pegawai umum dan administrasi.
c. Beban Non Operasional, merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
dalam hal beban kerugian penyisihan piutang usaha, beban kerugian
penyisihan piutang non usaha, beban kerugian penurunan nilai persediaan.
Pendapatan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar terdiri dari
pendapatan usaha dan non usaha.
Tabel 1.6 Pendapatan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota
Makassar Tahun 2018
Uraian 31 Desember 2018