Anda di halaman 1dari 3

L.O 1.

2 MM keseimbangan Asam Basa

1. Sistem Buffer karbonat bikarbonat

Sistem buffer ini merupakan suatu komponen yang paling penting pada pengaturan
pH cairan ekstraseluler. Sistem buffer bikarbonat merupakan sistem buffer istimewa,
sistem buffer tetap merupakan sistem buffer terbaik pada pH 7.4 walaupun Pka nya
6.1, karena dapat mengeluarkan CO2 melalui paru dan jumlahnya banyak. Tubuh
mempertahankan sistem buffer bikarbonat ini dengan pengaturan kadar
karbondioksida di paru dan bikarbonat di ginjal.

H2O + CO2 H2CO3 H+ + HCO3-

CO2 bereaksi dengan H2O membentuk H2 CO3 yang kemudian berdisosiasi menjadi
ion hidrogen dan ion bikarbonat melalui reaksi reversibel. Bila terjadi peningkatan ion
hidrogen, terjadi interaksi dengan ion bikarbonat sehingga terbentuk asam karbonat.
Berarti dalam hal ini ion bikarbonat bertindak sebagai basa lemah yang menerima
kelebihan ion hidrogen. Asam karbonat yang terbentuk akan mengalami disosiasi
menjadi CO2 dan air, dan CO2 yang dihasilkan akan dikeluarkan melalui paru.

2. Sistem Buffer Fosfat


Sistem dapar ini berperan penting dalam pendaparan cairan tubulus ginjal dan cairan
intrasel.Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam
mengatur pH darah. Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H2PO4-)
dengan monohidrogen fosfat (HPO32-). Sistem penyangga fosfat bekerja dalam cara
yang serupa untuk mengubah asam kuat menjadi asam lemah dan basa kuat menjadi
basa lemah. Natrium hidrogen fosfat ( Na2 PO4 ) adalah basa lemah dan natrium
dihidrogen fosfat ( Na H2 PO4 ) adalah asam lemah

HCl + Na2HPO4 NaH2PO4 + NaCl


NaOH + NaH2PO4 Na2HPO4 + H2O
H2PO4-(aq) + H +(aq) H 2 PO 4(aq)
H2PO4 - (aq) + OH -(aq) --> HPO42-(aq)) + H2O (aq)

Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di luar sel hanya
sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan penyangga urin.

L.O 2.2 Tata Cara AGD

Tata cara :

1. Langkah satu, tentukan apakah pH normal. Bila pH menyimpang dari 7,40 perhatikan
seberapa besar pH menyimpang dan kemana arahnya. Jika pH >7,45 adalah Alkalosis
,dan jika pH <7,35 adalah Asidosis. Apakah pH dalam keadaan kritis yaitu >7,55 atau
<7,20.
2. Langkah dua, periksa PaCO2, bila menyimpang dari 40 mmHg, PaCO2 dan pH
arahnya adalah berlawanan, jika PaCO2 meningkat maka pH menurun (Asidosis), dan
sebaliknya.
3. Langkah tiga, tentukan nilai HCO3. Bila HCO3 menyimpang dari 24 mEq/L
perhatikan derajat dan arah penyimpangan. HCO3 dan pH bergerak dalam arah yang
sama.
4. Langkah empat, bila PaCO2 dan HCO3 Abnormal, tetapkan nilai mana yang
berhubungan lebih erat dengan nilai pH.
5. Langkah lima, periksa PaCO2 dan saturasi oksigen untuk menentukan apakah PaCO2
menurun, normal, atau meningkat. Penurunan PaCO2 dan Saturasi O2 dapat
menimbulkan Asidosis Laktat dan dapat menandakan perlunya peningkatan
konsentrasi oksigen. Sebaliknya konsentrasi PaO2 tinggi dapat menandakan
kebutuhan untuk menurunkan konsentrasi oksigen yang diberikan.
(Horne, Swearingen.2001)

L.O 3.3 MM Asam Lemah dan Basa Lemah

ASAM LEMAH

Asam lemah jika perpindahan ion hidrogen ke air tidak berlangsung sampai selesai
(mencapai kesetimbangan)
Asam lemah merupakan elektrolit lemah
Asam lemah menghasilkan sifat koligatif yang lebih kecil daripada asam kuat
Reaksi kesetimbangan asam lemah
+ -
HA(aq) + H2O(l)H3O (aq) + A (aq)
Rumus kesetimbangan
+ -
[H3O ] [A ]= Ka[HA]
Ka adalah tetapan kesetimbangan asam pada suhu tertentu

BASA LEMAH

Penjelasan asam lemah mirip dengan basa lemah


K = ketetapan kesetimbangan basa
b
-
Basa lemah bereaksi dengan air untuk menghasilkan OH
-
Jumlah ion yang dihitung [OH ]
K dari basa lemah lebih kecil dari 1 dan semakin lemah suatu basa, semakin kecil
b
nilai K -nya
b

Berdasarkan bentuk ion


Asam anion (-), contohnya: H2SO4, SO3

Asam Kation (+), contohnya: NH4, H3O


Basa anion (-), contohnya : Cl, CN

Basa kation (+), contohnya: Na+

Asam yang berasal dari proses metabolisme


1. Asam volatil : Asam yang mudah menguap, dapat berubah bentuk menjadi cair
maupun gas

Contoh : CO2

2. Asam non-volatil : Asam yang tidak mudah menguap, tidak dapat berubah bentuk
menjadi gas untuk diekskresikan oleh paru-paru, tetapi harus diekskresikan oleh ginjal.

Dapat berupa : - Asam organik

- Asam anorganik

Berdasarkan kemampuan ionisasinya asam dan basa


1. Asam dan basa monoprotik

Dapat melepaskan suatu ion H+/OH- (ionisasi primer)

2. Asam dan basa protipotik

Dapat melepaskan 3/lebih ion H+/OH- (ionisasi tersier)

3. Asam basa diprotik

Dapat melepaskan ion H+/OH- (ionisasi sekunder)

(Gangguan Kesimbangan air-elektrolit dan asam-basa edisi II. Jakarta, FKUI)

Anda mungkin juga menyukai