Anda di halaman 1dari 15

PERANAN SISTEM AKUNTANSI BAGI DUNIA BISNIS

Diposkan oleh arum arum di 06.57 /

Sabtu, 24 Januari 2015


Akuntansi adalah suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan
suatu organisasi (Jusup, 2001). Akuntansi berperan sebagai informasi keuangan
suatu organisasi. Informasi keuangan tersebut berguna untuk menyusun laporan
keuangan. Laporan keuangan yang di hasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna
dalam penilaian dan pengambilan keputusan bagi pihak yang berkepentingan. Dari
laporan akuntansi kita dapat melihat posisi keuangan suatu organisasi beserta
perubahan yang terjadi di dalamnya.

Peranan akuntansi dalam bidang bisnis terdiri dari, pengendalian keuangan,


operasi perusahaan, pelaporan dan perencanaan (Ong, 2002). Salah satu peran
utama dari akuntansi adalah dalam hal pengendalian keuangan. Pengendalian
biaya adalah salah satu faktor utama untuk keberhasilan usaha. Pengelolaan
biaya overhead dan biaya produksi akan menentukan perbedaan antara rugi dan
laba. Peran kedua adalah operasi perusahaan, seperti penagihan terhadap
pelanggan, pembayaran gaji karyawan, pembayaran tagihan pemasok,
pemeliharaan persediaan, dan masing-masing tugas mempunyai peran dari proses
akuntansi.

Peranan ketiga adalah pelaporan. Pelaporan akuntansi termasuk Neraca


dan Laporan Laba Rugi menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk menilai
kinerja perusahaan. Dengan laporan yang akurat, kita dapat mengantisipasi
keadaan perusahaan dan dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi
perusahaan tersebut. Selanjutnya peranan keempat adalah
perencanaan. Perencanaan adalah penetapan tujuan dan langkah-langkah
pendekatan terintegrasi yang diambil untuk mencapai tujuan organisasi bisnis. Jika
perusahaan mempunyai sistem akuntansi yang baik, kita akan memperoleh
informasi yang dibutuhkan untuk menetapkan tujuan. Kita juga harus mendefinisikan
cara mencapai tujuan tersebut.

Jelaslah bahwa sebuah sistem akuntansi yang baik adalah kebutuhan


mendasar untuk beerhasilnya praktik bisnis.
9 langkah ini harus dilalui didalam satu Siklus Akuntansi

Langkah 1

Mengumpulkan serta Menganalisis Data Transaksi

Siklus akuntansi awalnya dimulai dari proses pengumpulan data-data transaksi keuangan yang
berbentuk bukti transaksi, umumnya kebanyakan orang awam menyebut dengan istilah nota
walaupun sebenarnya bukti transaksi tak selalu berbentuk nota, bisa juga dalam bentuk yang lainnya
semisal kuitansi, surat perjanjian, akte, surat pengakuan piutang atau utang dan yang lainnya

Berdasarkan bukti transaksi inilah data transaksi keuangan bisa diidentifikasi. Setelah terkumpulnya
bukti transaksi, kemudian dianalisis apakah transaksi yang terjadi tersebut sah atau sesuai untuk
diakui atau tidak diakui dan berapa jumlah yang harus diakui.

Contohnya: Pada hari ini PT. Krasak membeli peralatan kantor, dari pembelian peralatan tersebut PT
Krasak memperoleh bukti transaksi yaitu berupa nota. Selain itu hari ini juga membayar upah tenaga
kerja (buruh) dan atas transaksi pembayaran upah itu, para buruh menandatangani kuitansi, dan
seterusnya

Seluruh bukti transaksi itu tadi oleh pegawai akuntan dikumpulkan kemudian dinilai apakah bukti
transaksi yang terjadi tersebut sah atau tidak serta menentukan besaran nilai transaksi yang
harusnya di akui.

Langkah 2

Mencatat Transaksi | Menjurnal

Setelah tahap pengumpulan bukti transaksi selesai dan dinilai, langkah berikutnya adalah mencatat
atau menjurnal nilai transaksi yang ada pada bukti transaksi dimasukkan ke buku catatan transaksi.
Proses ini seringkali disebut dengan kegiatan menjurnal oleh para akuntan.

Proses menjurnal ini bisa jadi dilakukan tiap kali ada transaksi atau direkap saat sore atau malam
hari. Catatan atas transaksi dalam langkah ini dinamakan Jurnal Umum (General Journal). Buku yang
menampung catatan atas transaksi ini acapkali disebut buku jurnal umum.

Langkah 3

Memindahkan Catatan atas Transaksi ke Buku Besar

Pada langkah yang sebelumnya. dalam jurnal umum, catatan atas transaksi masih dalam kondisi
yang tercampur, berbagai jenis transaksi ditampung kedalam satu catatan. Pada langkah ke-3 ini,
catatan atas transaksi tersebut kemudian dipindah ke dalam kelompok akun menyesuaikan dengan
jenis transaksi.

Contohnya: Jenis transaksi penjualan dipindah ke akun penjualan, transaksi pembelian raw material
(bahan baku) dimasukkan pada akun persediaan dan utang, transaski pembelian aset dikelompokkan
kedalam akun aset tetap, dan seterusnya.

Kelompok kelompok akun (account) ini disebut dengan Buku Besar atau General Ledger. Pada akun
buku besar, satu jenis transaksi dikumpulkan menjadi satu kelompok, semisal akun buku besar
penjualan terdiri atas semua transaksi penjualan saja, akun kas terdiri atas transaksi yang hanya
berupa kas saja, akun aset tetap terdiri transaksi yang melibatkan aktiva tetap saja.

dan pada akhir proses ini, kumpulan dari nilai transaksi nantinya akan membentuk nilai akhir yang
biasa disebut dengan saldo akhir. Saldo akhir ini bisa berupa saldo debet atau saldo kredit,
menyesuaikan dengan jenis akunnya

Akun kelompok aktiva bersaldo debit.


Akun kelompok kewajiban bersaldo kredit
Akun kelompok ekuitas bersaldo kredit
Akun pendapatan bersaldo kredit
Akun beban bersaldo debit

Notes:

Didalam akuntansi secara manual proses pemindahan ke buku besar (mungkin) dilakukan tiap ketika
menjelang penutupan buku, sehingga saldo akhir buku besar juga baru dapat dilihat. Sedangkan
didalam pencatatan akuntansi yang sudah terkomputerisasi proses pemindahannya terjadi tiap kali
transaksi dimasukan ke dalam software akuntansi dan saldo akhir bisa secara langsung dilihat sesaat
setelah posting dilaksanakan.

Dan mungkin tulisan ini bisa membantu memudahkan pemahaman: Persamaan Dasar Akuntansi

Langkah 4

Membuat Neraca Percobaan | Trial Balance

Menyusun neraca percobaan umumnya dilakukan tiap menjelang penutupan buku. Apa yang
dimaksud neraca percobaan? Dan bagaimana cara membuat neraca percobaan?

Dijaman sekarang, seluruh perusahaan telah menggunakan sistem double entry yang syaratnya
kondisi yang balance (seimbang). setiap ada penambahan pada suatu akun akan selalu disertai
pengurangan oleh akun yang lainnya, pun sebaliknya. sebagai implementasii, tiap transaksi dicatat
pada dua atau lebih jenis akun sekaligus
Contohnya PT krasak membeli peralatan kantor seharga Rp 1.000.000. dari transaksi tersebut dicatat
menggunakan sistem double entry, dan jurnalnya jadi seperti ini:

Debit | Aset - Peralatan Kantor Rp1.000.000

Kredit | Kas Rp1.000.000

Notes:

Atas transaksi pembelian tersebut, membuat nilai aset peralatan kantor bertambah senilai Rp
1.000.000, dan di sisi yang lain akun kas berkurang dengan nominal yang sama, sehingga terjadi
kondisi yang seimbang (balance). Jadi, setelah seluruh transaksi terkumpul serta terakumulasi dalam
buku besar, penggunaan sistem double entry membuat nilai atau nominal jenis akun yang bersaldi di
debit akan slalu sama dengan jenis akun yang bersaldo kredit

Proses dalam pembuatan neraca percobaan dalam langkah ini dimaksudkan guna melaksanakan
percobaan, memastikan nilai jenis akun yang bersaldo debit sama dengan akun yang bersaldi di
kredit (seimbang). konkretnya, saldo saldo pada akhir akun bersaldi di debit dijumlahkan dan saldo
akun yang negatif juga dijumlahkan kemudian diperbandingkan, apabila jumlahnya sama berarti
seimbang atau balance (sudah benar)

Lalu bagaimana bila jumlahnya tidak sama ? yang harus dilakukan adalah "Disilidiki", cari tahu
mengapa jumlahnya tidak sama. Yang jelas, jika tidak sama pastilah ada ketidaksesuaian dalam
pencatatan (penjurnalan).

Langkah 5

Menyusun (Jurnal) Penyesuaian

Ada beberapa kemungkinan penyebab atas terjadinya suatu ketidaksesuaian yang membuat jumlah
nilai akun yang bersaldo debit dengan akun yang bersaldo kredit menjadi tidak seimbang (tidak
sama)

Adanya sejumlah transaksi yang masih belum atau tidak dicatat


Adanya kesalahan perhitungan, transaksi dicatat dengan nilai yang terlalu besar atau
tercatat terlalu kecil
Ada transaksi yang tidak dapat diakui sekaligus sebagai akibat dari penerapan sistem akrual.
semisal: Atas pembelian aset tetap tidak dapat dibebankan sebagai biaya sekaligus, namun
dialokasikan pembebanannya secara bertahap melalui penyusutan aset tetap. Atas
pendapatan yang diterima dimuka tidak dapat diakui sekaligus saat diterima, namun harus
dialokasikan secara bertahap pada periode berikutnya. Atas beban sewa, beban bunga,
pendapatan bunga, pendapatan sewa, dan yang lainnya.

Untuk seluruh penyebab tersebut, perlu disusun jurnal penyesuaian supaya kesimbangan bisa
tercapai untuk jurnal penyesuaian sudah saya tulis sebelumnya, silahkan anda bisa baca di Jurnal
Penyesuaian. Setelah jurnal penyesuaian disusun, proses kemudian dilanjutkan ke langkah
selanjutnya.

Langkah 6

Menyusun Neraca Percobaan Setelah Penyesuaian | Adjusted Trial Balance

Langkah ke-4 diulangi sekali lagi. Apabila masih saja belum seimbang, maka langkah ke-5 juga harus
dulangi. Ke-2 langkah ini akan terus diulang hingga kondisi menjadi balance (seimbang) tercapai.

Langkah 7

Menyusun Laporan Keuangan | Financial Statements

Setelah kesimbangan tadi tercapai, maka Laporan Keuangan (Financial Statement) sudah bisa
disusun. Laporan keuangan merupakan salah satu produk yang paling utama dari proses akuntansi,
laporan keuangan terdiri atas 4 jenis laporan antara lain:

Income Statemen / Profit or Loss Statement (Laporan Laba Rugi)


Balance Sheet (Neraca)
Cash Flow Statement (Laporan Arus Kas)
Equity Statement (Laporan Perubahan Ekuitas)

Langkah 8

Melakukan Penutupan Buku (Closing The Book)

Pendapatan dan beban terakumulasi serta dilaporkan untuk periode tertentu (biasanya bulanan,
kuarta atau tahunan. kalau bank sepertinya mungkin melaksanakannya setiap hari). supaya ke-2
jenis akun ini tidak tercampur dengan periode selanjutnya, maka diperlukan penutupan akun
sehingga saldo menjadi nol pada tiap akhir periode.

Selisih antara beban dengan pendapatan akan menghasilkan jumlah nilai tertentu. Nah, Nilai itulah
yang kita sebut sebagai Laba atau Rugi. Laba terjadi apabila pendapatan yang diperoleh lebih besar
dibandingkan beban yang dikeluarkan, sedangkan rugi sebaliknya

Penutupan dilakukan dengan cara memasukan jurnal pembalik. pendapatan yang umumnya dijurnal
pada sisi kredit, pada proses ikali ni ditempatkan pada sisi debit, dan beban yang biasanya ada pada
sisi debit, pada proses kali ini ditempatkan pada sisi kredit, sehingga akun pendapatan dan beban
akan menjadi 0 (nol)
Nilai selisih (laba atau rugi) dipindah ke neraca, yaitu akun Laba Peride Sekarang (Current Earning)
yang nantinya akan menambah akun Retained Earning (Laba Ditahan).

Notes: Khusus jurnal pembalik yang untuk menutup pendapatan dan beban juga disebut sebagai
jurnal penutup (closing jurnal).

Setelah langkah langkah ini dilakukan, maka akun pendapatan dan beban akan bernilai 0 (nol). Akun
yang masih mempunyai nilai saldo hanya akun yang masuk didalam golongan neraca saja (aktiva dan
pasiva). Nilai saldo akun kelompok neraca terus dijumlah/diakumulasi dan dilanjutkan pada period
berikutnya.
Untuk pemahaman yang lebih lengkap silahkan baca: Jurnal Penutup

Langkah 9

Membuat Penyesuaian Kembali Pasca Penutupan

Langkah ke 9 atau yang terakhir dalam siklus akuntansi ini dilaksanakan untuk dua tujuan, yaitu :

Guna memastikan seluruh kelompok akun pendapatan dan beban telah ditutup
Memastikan seluruh saldo dalam akun kelompok neraca telah dalam kondisi yang seimbang
(balance) dan siap menjadi saldo awal pada pembukaan buku di periode selanjutnya.

Baca juga: Jurnal Pembalik

Itulah 9 langkah yang harus dilewati dalam suatu proses akuntansi, yang seringkali disebut dengan
pembukuan (bookkeeping). Rangkaian langkah langkah tersebut merupakan satu siklus akuntansi
(accounting cycle) dan terus akan berulang pada periode peride selanjutnya sepanjang perusahaan
masih tetap beroperasi.

Kelihatannya tidak terlalu sulit? Pada kenyataannya sebenarnya tidak segampang itu. bisa makin
rumit permasalahannya ketika menangani transaksi dalam bidang usaha yang berbeda-beda,
pertambangan dan manufakture, retail ataupun perusahaan jasa masing masing mempunyai
permasalahan tersendiri dan standar perlakuan yang juga berbeda

Anda memiliki pertanyaan ataupun sebuah koreksi? silahkan tinggalkan komentar di kolom dibawah
ini. Saya berharap tulisan ini bisa memberi gambaran sederhana secara jelas mengenai Siklus
Akuntansi
Dasar Klasifikasi Akuntansi Internasional Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam
dua cara, yaitu :
1. Pendekatan Deductive
Yaitu mengidentifikasikan faktor lingkungan yang relevan dan mengkaitkan itu dengan praktek
akuntansi nasional, pengelompokan internasional atau pola perkembangan yang diajukan.
2. Pendekatan Inductive
Praktek akuntansi individual dianalisa, pola perkembangan atau pengelompokan diidentifikasikan
dan di akhir penjelasan dibuat dari sudut pandang ekonomi, sosial, politik dan faktor-faktor lainnya.

Akuntansi juga dapat diklasifikasi berdasarkan sistem hukum suatu negara, selama 25 tahun
telah mendominasi pemikiran akuntansi terdiri dari:
1. Akuntansi dalam negara-negara hukum umum memiliki karakter berorientasi terhadap
penyajian wajar transparasi dan pengungkapan penuh dan pemisahan antara akuntansi
keuangan dan pajak
2. Akuntansi dalam negara-negara yang menganut kodifikasi hukum memiliki karakteristik
berorientasi legalistik , tidak membiarkan pengungkapan dalam jumlah kurang, dan
kesesuaian antara akuntansi keuangan dan pajak.
Jurnal Penyesuaian adalah jurnal yang diperlukan untuk menyesuaikan seluruh catatan dengan
keadaan (fakta) yang sesungguhnya di akhir periode. Tujuan dan Fungsi Jurnal Penyesuaian adalah
supaya perkiraan nominal dan perkiraan riil bisa menunjukkan besar kecilnya harga, kewajiban,
ekuitas, pendapatan dan beban yang sesungguhnya dan yang seharusnya diakui di akhir periode.

Jurnal penyesuaian dibuat berdasarkan pada data di neraca saldo dan data penyesuaaian akhir
periode. Tidak seluruh pos yang ada pada neraca saldo perlu jurnal penyesuaian.

B. AKUN-AKUN YANG MEMERLUKAN PENYESUAIAN

adapun transaksi yang memerlukan ayat jurnal penyesuaian adalah:

1. penyesuaian penyusutan aktiva tetap

2. penyesuaian dibayar dimuka

3. penyesuaian pemakaian perlengkapan

4. penyesuaian pendapatan dibayar dimuka

5. penyesuaian biaya yang masih harus dibayar

6. penyesuaian pendapatan yang akan diterima

Jurnal penyesuaian merupakan jurnal penting dalam pencatatan akuntansi. Pada dasarnya
untuk pengelolaan akuntansi setiap jurnalnya tentu penting. Namun yang akan kita bahas
adalah bagaimana dan seperti apa pentingnya sebuah jurnal itu. Kali ini kita akan membahas
tentang pentingnya Jurnal Penyesuaian.

Tapi untuk mengetahui pentingnya maka kita harus batasi dulu yang dimaksud dengan Jurnal
Penyesuaian itu. Secara garis besar Jurnal Penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir
periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun) agar menunjukkan keadaan
sebenarnya sebelum penyusunan laporan keuangan. Dikenal juga sebagai jurnal yang dibuat
untuk menyesuaikan saldo rekening-rekening ke saldo yang sebenarnya sampai dengan
periode akuntansi, atau untuk memisahkan antara pendapatan dan beban dari suatu periode
dengan periode yang lain.

Pengertian jurnal penyesuaian diatas tentunya menimbulkan pertanyaan, saldo apa saja yang
perlu disesuaikan? Nah, saldo yang perlu disesuaikan tentunya adalah saldo hasil transaksi.
Transaksi yang memerlukan ayat jurnal penyesuaian itu antara lain:
1. Penyesuaian penyusutan aktiva tetap.

2. Penyesuaian dibayar dimuka.

3. Penyesuaian pemakaian perlengkapan.

4. Penyesuaian pendapatan dibayar dimuka.

5. Penyesuaian biaya yang masih harus dibayar.

6. Penyesuaian pendapatan yang akan diterima.

Saldo-saldo dalam neraca saldo biasanya memerlukan penyesuaian untuk mengakui hal-hal
sebagai berikut:

1. Piutang Pendapatan : yaitu pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum
dicatat.

2. Utang Biaya : yaitu biaya-biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan tetapi belum
dicatat.

3. Pendapatan Diterima Dimuka : yaitu pendapatan yang sudah diterima, tetapi sebenarnya
merupakan pendapatan untuk periode yang akan datang.

4. Biaya Dibayar Dimuka : yaitu biaya-biaya yang sudah dibayar tetapi sebenarnya harus
dibebankan pada periode yang akan datang.
5. Kerugian Piutang : yaitu taksiran kerugian yang timbul karena adanya piutang yang tak
tertagih.

6. Depresiasi (Penyusutan) :yaitu penyusutan aktiva tetap yang harus dibebankan pada suatu
periode akuntansi.

7. Biaya Pemakaian Perlengkapan:yaitu bagian dari harga beli perlengkapan yang telah
dikonsumsi selama periode akuntansi

Hal tersebut diatas perlu dilakukan karena tujuan pembuatan jurnal penyesuaian adalah
supaya pada akhir periode akun riil yaitu harta, kewajiban dan modal menunjukkan keadaan
yang sebenarnya. Tujuan lainnya agar akun-akun nominal, yaitu akun pendapatan dan beban
dapat diakui dalam suatu periode dan menunjukkan keadaan yang sebenarnya.
Transaksi yang sudah dicatat tetapi belum dikoreksi karena tidak sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya

a. Beban yang Dibayarkan Di Muka


Beban dibayar di muka merupakan akun campuran, yaitu suatu akun yang di dalamnya
terdapat sebagian nilai yang harus masuk ke dalam akun riil dan sebagian lagi harus masuk
ke dalam akun nominal. Akun tersebut diperlukan dengan dua cara sebagai berikut.
1) Saat Pembayaran Dicatat sebagai Harta
Jika pada saat pembayaran dianggap sebagai harta maka akun yang digunakan untuk
mencatat transaksi tersebut ialah akun beban dibayar di muka. Walaupun ada istilah beban,
akun tersebut merupakan aktiva, yakni aktiva lancar. Pada akhir periode harus dipisahkan
berapa nilai beban periode berjalan (beban yang benar-benar terjadi) dan beban periode yang
akan datang (beban yang belum terjadi) dari akun tersebut.
Misalnya, 1 April 2006 dibayar beban asuransi untuk periode 1 tahun sebesar
Rp3.600.000,00. Pada saat terjadi transaksi dibuat jurnal sebagai berikut.

Pada akhir periode dilakukan penyesuaian dengan menghitung beban periode berjalan dan
beban periode mendatang. Hal ini dilakukan dengan menghitung jumlah bulan yang termasuk
periode berjalan dan jumlah bulan yang termasuk periode mendatang, sebagai berikut:

Dengan bantuan garis waktu tersebut, dapat dilihat bahwa dalam akun Asuransi dibayar di
muka terdapat 9 bulan yang sudah menjadi beban periode berjalan dan 3 bulan sebagai
beban periode mendatang. Beban periode berjalan harus dikeluarkan dan dipindahkan ke
akun beban asuransi dan yang menjadi beban periode mendatang tetap dalam akun
Asuransi dibayar di muka.

Beban periode berjalan =


9/12 Rp3.600.000,00
= Rp2.700.000,00
Bbeban periode mendatang =
3/12 Rp3.600.000
= Rp900.000,00
Berdasarkan analisis tersebut maka dibuatlah jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2006.
2) Saat Pembayaran Dicatat sebagai Beban
Jika saat pembayaran dicatat sebagai beban maka akun yang digunakan pada saat pencatatan
ialah akun beban asuransi. Berdasarkan kasus pada contoh di atas maka pada saat
pembayaran dibuatlah jurnal penyesuaian seperti berikut.

Analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan garis waktu sebagai berikut:

Karena pada saat pembayaran dicatat sebagai beban maka yang dikeluarkan dari akun beban
asuransi adalah nilai yang menjadi beban periode mendatang, yaitu 3 bulan. Beban periode
mendatang, yaitu:
3/12 Rp3.600.000,00 = Rp900.000,00

Maka, jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2006 sebagai berikut:

b. Pemakaian Perlengkapan (Supplies)


Akun perlengkapan kantor atau perlengkapan toko termasuk ke dalam akun campuran,
yaitu sebagian masuk kelompok harta (perlengkapan) dan sebagian masuk kelompok beban
(pemakaian perlengkapan). Nilai perlengkapan pada akhir periode dapat diketahui dengan
melakukan pemeriksaan fisik terhadap persediaan perlengkapan. Misalnya, selama periode
akuntansi dilakukan beberapa kali pembelian perlengkapan kantor sehingga dalam neraca
saldo terdapat akun perlengkapan kantor (office supplies) sebesar Rp17.000.000,00, melalui
pemeriksaan fisik
pada akhir periode (31 Des 2006). Diketahui persediaan perlengkapan sebesar
Rp3.200.000,00.
Berdasarkan data tersebut, besarnya nilai perlengkapan yang menjadi beban sebagai berikut:
Pemakaian = Rp17.000.000,00 Rp3.200.000,00 = Rp13.800.000,00
Jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2006 sebagai berikut.

Dari data di atas dapat diketahui besarnya pemakaian perlengkapan selama satu periode
akuntansi, yaitu Rp13.800.000,00.

c. Pendapatan yang Diterima Di Muka


1) Saat Permintaan Pendapatan Dicatat sebagai Utang
Jika pada saat penerimaan pendapatan dicatat sebagai utang maka akun yang digunakan
untuk transaksi tersebut ialah akun pendapatan diterima di muka. Walaupun menggunakan
istilah pendapatan, sebenarnya sifat akun tersebut ialah utang.
Misalnya, tanggal 1 September 2006 diterima pendapatan sewa untuk 1 tahun sebesar
Rp36.000.000,00. Pada saat terjadi transaksi, jurnal yang dibuat sebagai berikut:

Pada akhir periode diperlukan jurnal penyesuaian untuk menentukan pendapatan yang sudah
menjadi hak perusahaan dan pendapatan yang belum menjadi hak perusahaan. Periode
berlakunya sewa (12 bulan)

Berdasarkan garis waktu tersebut, pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan ialah
selama 4 bulan.
Pendapatan periode ini sebesar =
4/12 Rp 36.000.000,00 = Rp12.000.000,00
Jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2006 sebagai berikut
Jadi, pendapatan yang menjadi hak perusahaan adalah 4 bulan, sedangkan yang 8 bulan
merupakan pendapatan untuk tahun berikutnya.
2) Saat Penerimaan Pendapatan Dicatat sebagai Pendapatan
Jika, penerimaan pendapatan dicatat sebagai pendapatan sewa maka akun yang digunakan
untuk mencatat transaksi tersebut ialah akun pendapatan sewa. Berdasarkan contoh di atas,
maka pada saat terjadi transaksi penerimaan pendapatan dengan jurnal sebagai berikut.

Pada akhir periode diperlukan jurnal penyesuaian untuk mencatat pendapatan yang belum
menjadi hak perusahaan, yaitu 8 bulan.

Berdasarkan garis waktu tersebut, pendapatan yang belum menjadi hak perusahaan yaitu 8
bulan. Pendapatan yang belum menjadi hak perusahaan ialah =
8/12 Rp36.000.000,00 = Rp24.000.000,00.
Jurnal penyesuaian tanggal 31 Des 2006 adalah sebagai berikut:

Jurnal penyesuaian selain berguna untuk menunjukkan data keuangan yang sebenarnya,
berguna juga untuk memperbaiki kesalahan pencatatan. Perbaikan kesalahan cukup dilakukan
pada saat menjurnal dan ditemukan sebelum posting. Jika kesalahan tersebut ditemukan
setelah posting maka perbaikannya harus dilakukan dengan cara posting ulang.
Ada dua langkah pokok untuk memperbaiki kesalahan pencatatan, yaitu sebagai berikut.
1. Mencatat kebaikan dari jurnal yang salah
2. Mencatat kembali jurnal yang benar
Kedua langkah di atas dilakukan melalui jurnal penyesuaian.

Beberapa bentuk kesalahan yang mungkin terjadi, yaitu salah akun, salah jumlah, salah letak,
dan kesalahan gabungan.
Contoh:
Pada tanggal 13 Juli 2006 dibeli secara kredit berbagai perlengkapan kantor seharga
Rp3.000.000,00. Jurnal saat terjadi transaksi adalah

Setelah akan diposting ke buku besar, diketahui jurnal tersebut salah akun. Langkah pertama
penyesuaian adalah dengan menghapus jurnal yang salah.

Setelah langkah pertama selesai, kemudian dibuat jurnal yang benar, yaitu sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai