Anda di halaman 1dari 4

Tugas Kelompok ke-4

Week 9/ Sesi 13

Bacalah artikel berikut, kemudian jawablah pertanyaannya.

Gara-gara Limbah di Bengawan Solo, 63 Pabrik Disanksi


https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210908200506-20-691669/gara-gara-limbah-di-bengawan-solo-63-
pabrik-disanksi
diakses pada 05/08/2022
Sebanyak 63 perusahaan di kawasan Solo raya kedapatan membuang limbah langsung ke
sungai Bengawan Solo. Dari jumlah tersebut, ada 4 perusahaan terancam pidana karena
mengabaikan sanksi administratif dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK)
Provinsi Jawa Tengah.
Plt Kepala DLHK Provinsi Jateng, Widi Hartanto mengatakan hal tersebut didasari temuan
yang merupakan hasil pengawasan di lapangan sejak Agustus hingga pekan pertama September
di Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Boyolali, Klaten, Solo, Blora.
"Kebanyakan (perusahaan) tekstil di Karanganyar, Sukoharjo, dan Sragen. Di Solo ada tapi
cuma sedikit," katanya, Rabu (8/9).
Perusahaan-perusahaan tersebut kedapatan membuang limbah ke sungai tanpa melakukan
pengolahan limbah. Air limbah langsung dibuang ke sungai melalui saluran bypass.
Widdi mengatakan DLHK telah menjatuhkan sanksi administratif berupa perintah paksa
untuk menutup saluran bypass dan membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
Sebanyak 31 perusahaan telah menyelesaikan pembuatan IPAL.
"Yang lainnya masih dalam proses pembuatan," katanya.
Namun terdapat 4 perusahaan di Sukoharjo dan Karanganyar yang masih mengabaikan
sanksi administratif dari Pemprov Jateng. Widdi mengatakan pihaknya telah mengangkat kasus
pencemaran di 4 perusahaan tersebut ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK).
Ia menerangkan, pelanggaran 4 perusahaan tersebut bisa berujung denda hingga hukuman
kurungan. Merujuk Pasal 104 Undang-undang No 32 tahun 2009, dumping limbah ke lingkungan
diancam pidana penjara paling lama 3 tahun atau denda maksimal Rp 3 miliar.
"Yang bandel-bandel ya penegakan hukum yang lebih tinggi. Bisa jadi masuk pidana
pencemaran lingkungan. Nanti tergantung teman-teman penyidik di KLHK," katanya.

Business Ethics & Sustainability – R0


Sebelumnya, Instalasi Pengolahan Air (IPA) Semanggi milik PDAM Toya Wening Kota
Solo berhenti beroperasi karena tingginya tingkat pencemaran di Bengawan Solo. IPA tersebut
menggunakan air sungai sebagai air baku untuk diolah menjadi air bersih.
Pencemaran di Bengawan Solo tidak hanya berasal dari industri besar. Tak sedikit industri
mikro dan kecil di daerah Soloraya yang membuang langsung ke anak sungai Bengawan Solo
tanpa melalui pengolahan limbah yang baik.
Industri mikro dan kecil yang menjadi kontributor pencemaran terbesar umumnya bergerak
di bidang pembuatan ciu. Minuman keras tradisional yang banyak diproduksi di Bekonang,
Sukoharjo.
"Yang dominan itu ciu. Kemudian tekstil dan batik," katanya.
Ia mengakui pencemaran dari industri mikro dan kecil masih menjadi pekerjaan rumah
bagi pemerintah. Pasalnya, mereka tidak mampu membangun IPAL yang membutuhkan biaya
besar.
Pemerintah sendiri sudah berulang kali membangun IPAL komunal untuk ratusan industri
mikro dan kecil yang umumnya dikelola rumahan. Hanya saja, kemampuan pemerintah tak
sebanding dengan pertumbuhan industri tersebut.
"Kita bantu di sini, tiba-tiba di sana muncul. Jujur saja kita kewalahan," katanya.
Menurutnya, masalah pencemaran dari industri mikro dan kecil akan sangat terbantu jika
banyak pihak yang berkontribusi. Ia berharap semakin banyak perusahaan yang menyalurkan
CSR-nya dengan membuatkan IPAL komunal untuk industri rumahan tersebut.
"Seperti industri ciu itu sebetulnya kita sudah punya DED (detailed engineering design).
Tapi ciu itu memang karakteristiknya cukup berat sehingga membutuhkan biaya yang sangat
besar," katanya.

Masing-masing soal dengan bobot 25%.

1. Limbah dan pencemaran lingkungan telah menjadi masalah serius dan banyak
dilakukan oleh usaha kecil dan menengah di Indonesia. Ada pendapat publik
bahwa, “UMKM bahkan sulit untuk mempertahankan bisnisnya secara ekonomi,
apakah UMKM masih perlu untuk mengeluarkan biaya lagi pengolahan limbah
dan tanggung jawab lingkungan lainnya?” Mengingat hal ini, apakah dibenarkan
alasan tersebut? Berikan argumentasi Anda.

Business Ethics & Sustainability – R0


Pendapat publik bahwa, “UMKM bahkan sulit untuk mempertahankan bisnisnya secara
ekonomi, apakah UMKM masih perlu untuk mengeluarkan biaya lagi untuk pengolaha
limbah dan tanggung jawab lingkungan lainnya?” sedikit banyak dapat dibenarkan karena
melihat dari permasalahan yang sering menjadi kendala dalam mengembangkan bisnis
UMKM yaitu terdapat pada modal usaha dimana pelaku UMKM biasanya mengunakan
uang pribadi untuk menjalankan usaha. Selain itu faktor manajerial dan pengolahan
keuangan juga menjadi penyebab UMKM sulit bertahan dalam waktu yang lama.
Sehingga faktor ekonomi menjadi penyebab banyak pelaku UMKM mengalami
kegagalan.

Namun pelaku usaha UMKM juga harus bertanggung jawab dalam pengelolahan limbah
yang dihasilkan dan juga dalam melestarikan lingkungan. Yang sudah ditapkan dalam
UU Cipta Kerja yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentantang
Penyelengaraan Perlindungan dan Pengolahan Lingkungan Hidup. Dalam PP 22/2021
para pelaku diwajibkan usaha untuk mengelolah limbah B3 dan Non B3. Selain itu PP
22/2021 juga mencakup persetujuan lingkungan, mutu air, mutu udara, mutu laut,
pengendalian kerusakan lingkungan hidup, dana pinjaman, sistem informasi lingkungan
hidup, pengawasan dan sanksi.

2. Berikan contoh strategi pelaku UMKM bertanggung jawab terhadap pemangku


kepentingan konsumen namun tetap memperhatikan kelestarian lingkungan?

Untuk menciptakan UMKM yang berkelanjutan pelaku UMKM juga harus


memperhatikan kelestarian lingkungan. Saat ini banyak masyarakat yang juga peduli
dengan isu-isu lingkungan yang semakin meningkat. Dalam usahanya untuk
memperhatikan kelestarian lingkungan pelaku UMKM dapat melakukan hal-hal berikut;

- mengunakan bahan baku ramah lingkungan

- menghindari pengunaan plastic

- menghindari pengunaan produk sekali pakai

- mengadakan program ramah lingkingan

- menjual produk ramah lingkungan


Business Ethics & Sustainability – R0
Susunlah strategi bagi pelaku UMKM untuk menciptakan perusahaan yang
berorientasi pelanggan.

Customer oriented adalah pendekatan yang menempatkan pelanggan di awal, ditenag dan
akhir transaksi penjualan. Strategi yang dapat dilakukan pelaku UMKM untuk
menciptakan usaha yang diinginkan oleh pelanggan yaitu melakukan pendekatan
terhadap konsumen, mengetahui kebutuhan konsumen dengan memiliki rasa empati,
memberkan produk yang berkualitas sesuai dengan harapan konsumen, dan
memperlakukan konsumen dengan baik.

3. Berikan penilaian Anda, sejauh mana pelaku UMKM di Indonesia sudah


berkomitmen melakukan Reduce, Reuse, dan Recycle? Jelaskan dengan
memberikan argumentasi Anda.

Kebijakan melakukan 3R atau Reduce, Reuse, dan Recycle di Indonesia sudah ditetapkan
oleh pemerintah sejak 2012. Namun saat ini masih banyak pelaku usaha yang masih
belum melakukan 3R atau Reduce, Reuse, dan Recycle. Menurut data kementrian
lingkungan hidup bahwa 60 persen sampah berakhir di tempat pembuangan akhir, 30
oersen tidak dikelola, dan hanya 10 persen yang berhasil di daur ulang. Hal ini
dikarenakan masih banyak pelaku UMKM yang belum mendapatkan edukasi tentang
program 3R dan pentingnya pengelolaan limbah hasil usaha.

referensi

 https://www.hukumonline.com/berita/a/kewajiban-pelaku-usaha-mengolah-limbah-b3-
dan-non-b3-dalam-pp-22-2021-lt605b01edcd2e1

 https://ukmindonesia.id/baca-deskripsi-posts/ragam-bentuk-pelestarian-lingkungan-
untuk-umkm

 https://glints.com/id/lowongan/customer-oriented/#.Y9uqrnZBw2w

Business Ethics & Sustainability – R0

Anda mungkin juga menyukai