PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
limbah indsutri tahu biasanya berbentuk cair dan padat atau yang biasa
disebut ampas tahu. Limbah padat berupa ampas tahu dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak karena mengandung protein dan lemak. Berbeda dengan
limbah padat yang dapat dimanfaatkan, limbah cair industri tahu dapat
cukup tinggi, serta pH yang rendah sehingga menimbulkan bau yang tidak
sedap.
(Atima, 2015). Limbah tahu memiliki kadar BOD antara (1070 – 2600mg/1),
limbah cair industri tahu berturut-turut sebesar 884 mg/l dan 36.126 mg/l.
Hasil analisis tersebut menunjukkan kadar BOD dan COD limbah tahu
1
2
Perda DIY No. 7 Tahun 2016, yaitu untuk BOD paling banyak 150 mg/l dan
untuk COD paling banyak 300 mg/l. Tingginya nilai BOD maupun COD
limbah yang belum mencapai baku mutu limbah dapat mengurangi daya
industri tahu diolah dalam suatu instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Air
limbah yang sudah diolah dibuang melalui saluran irigasi sebelum ke sungai.
Namun beberapa pengrajin ada yang langsung membuang limbah cair industri
organik kompleks pada limbah cair industri tahu dapat dimanfaatkan sebagai
menjadi senyawa yang tidak kompleks yang tersedia bagi tanaman maupun
yang tinggi seperti protein dan lemak pada limbah cair industri tahu dapat
dalam tanah. Intensitas paparan limbah cair industri tahu ke saluran irigasi
dusun krapyak 8, 9, dan 10, terdapat ± 50 rumah produksi tahu dengan skala
rumahan (industri tahu masyarakat). Sejak awal tahun 2018 sudah mulai
dilakukan pembangunan saluran sanitasi untuk limbah cair industri tahu dan
Instalasi Pengelolaan Air Limbah untuk mengolah limbah industri cair tahu
terhadap oprasional IPAL mengakibatkan bak – bak pada IPAL selalu penuh
dan dibuang begitu saja menuju selokan yang kemudian menuju sumber
aliran irigasi lahan pertanian di dua desa yaitu Desa Margoagung dan Desa
berdasarkan jarak 5 meter dari titik pengambilan sampel air dengan jarak
dari output limbah sampai ujung irigasi sebelum masuk ke kali/sungai kecil.
B. Rumusan Masalah
Kabupaten Sleman?
C. Tujuan
D. Manfaat
Penelitian ini merupakan salah satu syarat mencapai gelar sarjana (S1)
mendatang.