Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Limbah industri tahu banyak ditemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta,

seperti di Desa Margoagung, Kecamatan Seyegan, Sleman. Karakteristik

limbah indsutri tahu biasanya berbentuk cair dan padat atau yang biasa

disebut ampas tahu. Limbah padat berupa ampas tahu dapat dimanfaatkan

sebagai pakan ternak karena mengandung protein dan lemak. Berbeda dengan

limbah padat yang dapat dimanfaatkan, limbah cair industri tahu dapat

menimbulkan pencemaran di badan air karena memiliki nilai BOD

(Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) yang

cukup tinggi, serta pH yang rendah sehingga menimbulkan bau yang tidak

sedap.

BOD merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh populasi

mikroba untuk merombak bahan organik yang terkandung dalam perairan

secara biologis. COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk

merombak bahan organik yang terkandung dalam perairan secara kimiawi

(Atima, 2015). Limbah tahu memiliki kadar BOD antara (1070 – 2600mg/1),

COD (1940-4800mg/l), dan pH 4,5 – 5,7 (Sudaryati dkk., 2012), sedangkan

Saraswati (2015) dalam penelitiannya mendapatkan nilai BOD dan COD

limbah cair industri tahu berturut-turut sebesar 884 mg/l dan 36.126 mg/l.

Hasil analisis tersebut menunjukkan kadar BOD dan COD limbah tahu

1
2

mempunyai nilai melebihi baku mutu yang sudah ditetapkan berdasarkan

Perda DIY No. 7 Tahun 2016, yaitu untuk BOD paling banyak 150 mg/l dan

untuk COD paling banyak 300 mg/l. Tingginya nilai BOD maupun COD

menunjukkan bahwa limbah mengandung bahan organik yang tinggi. Air

limbah yang belum mencapai baku mutu limbah dapat mengurangi daya

dukung air dan tanah dalam fungsinya terhadap lingkungan.

Untuk mengurangi beban pencemaran, sebelum dibuang limbah cair

industri tahu diolah dalam suatu instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Air

limbah yang sudah diolah dibuang melalui saluran irigasi sebelum ke sungai.

Namun beberapa pengrajin ada yang langsung membuang limbah cair industri

tahu ke selokan yang menuju ke sungai.

Paparan senyawa organik limbah yang tinggi dalam tanah akan

mempengaruhi sifat kimia dan biologis tanah. Dalam tanah terdapat

mikrooganisme yang berperan penting dan menguntungkan antara lain yang

berperan dalam siklus hara (penambat nitrogen, pelarutan mineral, dan

lainnya) serta proses dekomposisi bahan – bahan organik. Sebenarnya bahan

organik kompleks pada limbah cair industri tahu dapat dimanfaatkan sebagai

sumber nutrisi oleh mikroba. Melalui aktifitas metabolismenya, mikroba

tanah dapat merombak senyawa-senyawa kompleks seperti protein dan lemak

menjadi senyawa yang tidak kompleks yang tersedia bagi tanaman maupun

organisme tanah lainnya. Namun demikian, nilai pH limbah yang rendah

dapat berpengaruh negatif terhadap adaptasi dan aktifitas biota/organisme

tanah dalam mendekomposisi senyawa-senyawa organik tersebut.


3

Berdasarkan uraian diatas maka akan dilakukan penelitian dengan judul

Pengaruh Paparan Limbah Cair Industri Tahu terhadap Sifat Mikrobiologis

Tanah di Desa Margoagung, Kecamatan Seyegan, Sleman. Penelitian ini

bermaksud untuk mengamati pengaruh paparan limbah yang dialirkan menuju

tanah pertanian. Kandungan BOD, COD, dan senyawa organik kompleks

yang tinggi seperti protein dan lemak pada limbah cair industri tahu dapat

mempengaruhi aktifitas biologis tanah dan penyediaan unsur hara tersedia

dalam tanah. Intensitas paparan limbah cair industri tahu ke saluran irigasi

pertanian akan mempengaruhi kondisi sifat biologis dan kimia tanah.

Penelitian dilaksanakan di Desa Margoagung Kecamatan Seyegan,

Kabupaten Sleman. Industri pembuatan tahu dapat dijumpai di daerah

tersebut. Berdasarkan narasumber wawancara yakni ketua pengrajin tahu

dusun krapyak 8, 9, dan 10, terdapat ± 50 rumah produksi tahu dengan skala

rumahan (industri tahu masyarakat). Sejak awal tahun 2018 sudah mulai

dilakukan pembangunan saluran sanitasi untuk limbah cair industri tahu dan

Instalasi Pengelolaan Air Limbah untuk mengolah limbah industri cair tahu

sebelum dibuang ke selokan. Namun karena kurangnya pemeliharaan

terhadap oprasional IPAL mengakibatkan bak – bak pada IPAL selalu penuh

dan dibuang begitu saja menuju selokan yang kemudian menuju sumber

aliran irigasi lahan pertanian di dua desa yaitu Desa Margoagung dan Desa

Margokaton. Penelitian ini dilakukan menggunakan teknik sampling

berdasarkan metode sampling purposive. Area penelitian dibedakan


4

berdasarkan jarak 5 meter dari titik pengambilan sampel air dengan jarak

masing-masing antar sampel yaitu 155 m. Area dibedakan berdasarkan jarak

dari output limbah sampai ujung irigasi sebelum masuk ke kali/sungai kecil.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh limbah organik cair industri tahu terhadap aktifitas

biologis dalam tanah petanian di Desa Margoagung, Kecamatan Seyegan,

Kabupaten Sleman?

2. Bagaimana pengaruh paparan limbah organik cair industri tahu terhadap

penyediaan unsur hara tanah pertanian di Desa Margoagung, Kecamatan

Seyegan, Kabupaten Sleman?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengaruh paparan limbah cair organik industri tahu terhadap

sifat mikrobiologis tanah.

2. Menentukan pengaruh paparan limbah cair organik industri tahu terhadap

penyediaan unsur hara oleh tanah.

D. Manfaat

Penelitian ini merupakan salah satu syarat mencapai gelar sarjana (S1)

pada Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Yogyakarta dan diharapkan dengan adanya penelitian ini para petani

khususnya di sekitar industri tahu di Desa Margoagung, Kecamatan Seyegan,


5

Kabupaten Sleman dapat mengetahui karakteristik dan sebaran pengaruh

limbah pada aktifitas biologis tanah pada berbagai penggunaan lahan

sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam pengolahan lahan dimasa

mendatang.

Anda mungkin juga menyukai