Anda di halaman 1dari 7

DisperindagESDM minta bantuan atasi pencemaran limbah batik

Selasa, 12 Februari 2013 20:33 WIB

Limbah batik di Kulon Progo, mencemari lingkungan. Dampaknya, beberapa warga disekitar
peruhaan batik terkena iritasi kulit. (Foto ANTARA/Mamiek)
Kulon Progo (Antara Jogja) - Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya
Mineral Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mengajukan bantuan
kepada pemerintah setempat untuk mengatasi masalah limbah batik.

Kepala DisperindagESDM Kulon Progo, Djunianto Marsudi Utomo, Selasa, mengatakan,


rencana pengajuan permohonan bantuan akan melibatkan Kantor Lingkungan Hidup (KLH)
sebagai instansi yang memiliki ranah dalam pengelolaan limbah maupun lingkungan.

"Kami akan mengajukan bantuan kepada Pemkab didampingi KLH agar pengelolaan limbah
batik dilakukan sesuai standar. Yang jelas limbah itu tidak boleh dibuang di lingkungan, harus
diproses dulu," kata Djunianto.

Dalam kasus pencemaran lingkungan limbah batik ini menyebabkan sekitar 10 warga Dusun
Mendiro, Gulurejo, Lendah terserang gatal-gatal di sekujur tubuhnya ketika bersentuhan dengan
air sungai Rowo Jembangan yang diduga tercemar.

Untuk meredakan emosi masyarakat disekitar industri batik, Kepala Desa Gulurejo, Muh Mardi
langsung merespon dengan mengirimkan surat ke kecamatan yang intinya melaporkan kejadian
pencemaran sungai akibat limbah batik.

Dia mengatakan, proses pengolahan limbah batik nantinya tidak harus dilakukan melalui
pembangunan IPAL komunal. Namun bisa dilakukan pada masing-masing industri batik yang
menghasilkan limbah, misalnya menggunakan drum atau bak untuk menampung limbah
kemudian disedot agar tidak mencemari lingkungan.

"Pengelolaan tidak harus IPAL komunal, setiap perusahaan pembuat batik menggunakan drum.
Limbah itu kemudian disedot secara periodik bekerjasama dengan pihak ketiga yang ahli dalam
pengelolaan limbah agar tidak mencemari lingkungan," kata dia.

Ia mengimbau pengusaha batik untuk mematuhi aturan dalam penanganan limbah agar tidak
mengakibatkan dampak negative bagi lingkungan. Setiap limbah harus diproses sehingga tidak
terdapat kandungan zat kimia yang bisa membahayakan masyarakat.

Sebelumnya, Kasubid Penaatan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup (BLH) DIY, Ruruh
Haryata mengatakan seluruh pabrik batik di DIY memiliki IPAL komunal, khususnya di Kota
Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Sementara, industri batik yang paling bermasalah di
Kabupaten Kulon Progo.

"Hampir seluruh pabrik di DIY, kecuali Kulon Progo memiliki IPAL. Ini harus menjadi perhatian
pemerintah Kulon Progo untuk segera dicarikan masalah. Sejauh ini, kami belum pernah
mendapatkan adanya laporan dari masyarakat terkait pencamaran limbah industri batik,"
katanya.

(KR-STR)

Editor: Mamiek
COPYRIGHT © ANTARA 2018

Sumber:
https://jogja.antaranews.com/berita/308514/disperindagesdm-minta-bantuan-atasi-pencemaran-
limbah-batik
FKWA sebut limbah cemari Sungai Winongo Yogyakarta
Sabtu, 30 September 2017 15:42 WIB

Sungai Winongo di Kota Yogyakarta (foto tembi.net) (tembi.net)


Yogyakarta (Antara Jogja) - Forum Komunikasi Winongo Asri menyebut berbagai jenis limbah,
baik limbah rumah tangga maupun industri semakin mencemari Sungai Winongo khususnya ruas
sungai yang mengalir dari Kota Yogyakarta hingga Kabupaten Bantul.

"Kami sudah melakukan uji pencemaran sungai dengan metode biotilik bersama Kelompok Studi
Entomologi Fakultas Biologi UGM pada 2015. Pencemaran terlihat jelas meskipun Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta menyatakan pencemaran masih sedang," kata Ketua
Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) Endang Rohjiani di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia titik pencemaran tertinggi berada di sekitar Jembatan Peta hingga ke selatan dengan
sumber pencemaran berbagai jenis limbah yang berasal dari peternakan babi, sapi, hingga pabrik
tahu.

Sedangkan di wilayah Tamansari, sumber pencemaran berasal dari limbah industri batik yang
banyak berada di kawasan tersebut, serta dari limbah rumah tangga yang tidak terolah sempurna
karena instalasi pengeolahan air limbah (IPAL) komunal rusak.

"Kondisi IPAL komunal yang tidak mampu mengolah limbah dengan baik ini harus menjadi
perhatian bersama karena jumlahnya cukup banyak yaitu 28 IPAL di Kota Yogyakarta," katanya.

Namun demikian, lanjut dia, proses perbaikan IPAL komunal tersebut tidak dapat dilakukan
karena terjadi perubahan pengelolaan dari sebelumnya Dinas Lingkungan Hidup sebagai pihak
yang membangun ke Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman.

"Solusinya adalah memberikan edukasi ke masyarakat untuk bisa memelihara IPAL agar
kondisinya selalu baik," katanya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Walhi DIY Halik Sandera mengatakan, akan melakukan
pemantauan kualitas air Sungai Winongo dengan metode biotilik melibatkan masyarakat dan
sekolah pada Minggu, 1 Oktober.

"Pemantauan dilakukan dengan mencari hewan atau organisme invertebrata yang ada di sungai.
Keberadaan hewan tersebut bisa menjadi indikator untuk mengetahui kualitas air sungai di suatu
wilayah," katanya.

(E013)

Pewarta : Oleh Eka Arifa Rusqiyati


Editor: Mamiek
COPYRIGHT © ANTARA 2018

Sumber:
https://jogja.antaranews.com/berita/348761/fkwa-sebut-limbah-cemari-sungai-winongo-
yogyakarta

BLH Yogyakarta ambil sampel limbah industri batik


Selasa, 12 Februari 2013 03:32 WIB

Kulon Progo (ANTARA News) - Tim gabungan Kantor Lingkungan Hidup Kulon Progo
dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta mengambil sampel air yang
diduga tercemar limbah cair sisa pewarnaan industri batik di daerah itu.

Kasubid Penaatan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup (BLH) DIY, Ruruh Haryata di
Kulon Progo, Senin, mengatakan, sampel yang diambil dari beberapa titik, berupa
limbah cair langsung dari lokasi industri batik serta di sungai.

"Untuk melihat potensi pencemaran yang mungkin terjadi karena melihat secara fisik
ada dugaan limbah belum dikelola dengan baik. Hasilnya dua minggu sampai satu
bulan," kata Ruruh.

Dia mengatakan, dari hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh BLH DIY akan menjadi
bahan pertimbangan pemerintah Kabupaten Kulon Progo untuk segera membangun
Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).
Industri batik, kata dia, merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang
baru berkembang dan bangkit setelah sempat stagnan.

"Untuk itu, menurut kami pemerintah kabupaten segera mencarikan solusi yang cepat
untuk mengatasi pembuangan limbah industri batik ini," katanya.

Dia mengatakan, seluruh pabrik batik di DIY memiliki IPAL, khususnya di Kota
Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Namun, industri batik yang paling bermasalah di
Kabupaten Kulon Progo.

"Hampir seluruh pabrik di DIY, kecuali Kulon Progo memiliki IPAL. Ini harus menjadi
perhatian pemerintah Kulon Progo untuk segera dicarikan masalah. Sejauh ini, kami
belum mendapatkan adanya laporan dari masyarakat terkait pencamaran limbah
industri batik," katanya.

Kepala KLH Kulon Progo Heri Purnomo mengatakan bahwa indikasi terjadinya
pencemaran lingkungan sampai ke sungai dari limbah industri batik di Kecamatan
Lendah tersebut berdasarkan adanya laporan masyarakat.

Ada sekitar lima warga yang mengalami iritasi gatal-gatal di bagian kaki setelah
mencari rumput di Sungai Rowo Jembangan.

"Diduga karena limbah batik, airnya cokelat-coklat, juga ditemukan ada ikan mati yang
ususnya keluar. Warga yang gatal-gatal itu kemudian meminta dilakukan penelitian di
perairan itu," katanya.

Menurut Heri, dalam industri batik, pewarna yang mengandung zat-zat kimia memang
sering kali digunakan, seperti adanya kandungan HCL, Nitrit, dan soda kostik. Bahkan
dikhawatirkan ada juga kandungan logam berat yang bisa membahayakan kesehatan,
seperti menyebabkan kanker.

"Secara peraturan seharusnya setiap pengusaha yang menggunakan zat kimia wajib
berizin. Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah memiliki IPAL. Akan tetapi,
di sini semua belum berizin, juga belum mempunyai IPAL," katanya. (STR/D007)
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2013

Sumber:
https://www.antaranews.com/berita/357873/blh-yogyakarta-ambil-sampel-limbah-industri-batik
Sumber:
https://jurnal.ugm.ac.id/JML/article/view/18600/11893

Sungai Bedog Tercemar, Banyak


Ikan Mati Dan Airnya Keruh
Posted By: Agung Pratnyawan Bantul, limbah pabrik, Sungai Bedog

JogjaUpdate.com (17/5/17), Kemarin, Selasa (16/5/17) dilaporkan kalau banyak ikan


mati di sungai Bedog yang berada di desa Guwosari, Pajangan, Bantul. Bahkan menurut
masyarakat setempat ada ribuan ikan yang mati di sungai ini. Masyarakat menduga
sungai Bedog tercemar oleh limbah dari aktivitas pabrik.

Menurut yang dirilis Jogja.Tribunnews.com, disebutkan penemuan ribuan ikan yang mati
ini diketahui sejak hari Selasa Pagi (16/5/17). Dan Ketua Karangtaruna Diporatna Muda
Desa Guwosari, Masduki Rahmat mengatakan kalau selain banyak ikan yang mati, air
sungai Bedog menjadi keruh.
Masduki juga mengungkapkan kalau di Desa Guwosari jumlah ikan yang mati hingga
ribuan ekor. “Saya dapat laporan dari teman-teman sudah jam enam an. Kemudian saya
cek ke sungai, warga sudah pada jaring ikan. Kalau biasanya limbah mengalir malam
hari, kemungkinan warga taunya pagi atau saat sudah terang,” ujarnya.

Selain banyaknya ikan mati, air sungai Begog ini juga berwarna keruh. Dan kejadian ini
bukan pertama kali terjadi, karena ini sudah kesekian kalinya. Pihak Karangtauna juga
mengatakan akan mencoba kroscek kembali kepada pabrik yang diduga membuang
limbahnya ke aliran sungai Bedog.

Diduga kejadian kali ini penyebabnya sama dengan kasus yang terjadi pada tahun
sebelumnya. Dan parik yang bersangkutan telah berjanji untuk tidak lagi mengalirkan
limbah ke sungai. “Kita nanti mau kroscek lagi ke pabrik. Karena 2016 mereka berjanji
tidak mau mengalirkan limbah ke sungai lagi,” ujarnya.

sumber:
http://jogjaupdate.com/sungai-bedog-tercemar-banyak-ikan-mati-dan-airnya-keruh/

http://repository.ut.ac.id/7289/1/L0031_18.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/163225-ID-none.pdf
http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JTL/article/viewFile/2047/1877
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1208105003-3-BAB%20II%20TINJAUAN
%20PUSTAKA.pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/mgi/article/download/13364/9579

http://repository.ut.ac.id/7289/1/L0031_18.pdf
Sumber:
https://www.antaranews.com/berita/357873/blh-yogyakarta-ambil-sampel-limbah-industri-batik

http://jogjaupdate.com/sungai-bedog-tercemar-banyak-ikan-mati-dan-airnya-keruh/
https://jurnal.ugm.ac.id/mgi/article/download/13364/9579

http://repository.ut.ac.id/7289/1/L0031_18.pdf

Anda mungkin juga menyukai