Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai janin lahir,

lamanya 280 hari (40 minggu) terhitung dari hari pertama haid terakhir

(Winkjosastro, 2007: 125). Periode Antepartum adalah periode kehamilan yang

dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan

sejati, yang menandai awal periode antepartum (Varney, 2007: 492). Sebagian

besar wanita merasa bahagia jka dirinya hamil apalagi ini merupakan kehamilan

yang pertamanya. Pengawasan antenatal perlu dilakukan karena dapat

memberikan manfaat yang besar yaitu bisa mendeteksi dini adanya komplikasi

dan kegawatdaruratan dalam kehamilan, serta dapat memperkirakan dan

memperhitungkan dalam persiapan persalinan. Diketahui bahwa janin dalam

rahim ibu merupankan satu kesatuan yang saling mempengarui. Oleh karena itu

kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan pertumbuhan dan

perkembangan janin (Manuaba, 2012: 187). Masalah kematian ibu dan bayi di

Indonesia masih tinggi merupakan fokus utama pemecahan masalah kesehatan di

Indonesia. Penyebab kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan

kematian tidak langsung. Kematian ibu langsung adalah sebagai akibat komplikasi

kehamilan, persalinan, atau masa nifas, dan segala intervensi atau penanganan

tidak tepat dari komplikasi tersebut. Menurut Saifuddin, penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia, seperti halnya di negara lain adalah perdarahan,

1
2

infeksi, dan preeklampsia. Selain itu, keadaan ibu sejak pra hamil dapat

berpengaruh terhadap kehamilannya. Penyebab tak langsung kematian ibu antara

lain adalah keadaan 4 terlalu (terlalu muda/tua, sering, dan banyak), anemia,

dan Kurang Energi Kronis (KEK) (Saifuddin, 2009: 54).

Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/MDGs) pada

tahun 2015 diharapkan AKI menurun sebesar tiga-perempatnya dalam kurun

waktu 1990-2015, Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita

menurun sebesar dua-pertiga dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal itu

Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan AKI menjadi 102/100.000

KH, Angka Kematian Balita dari 68 menjadi 23/1.000 KH, dan AKB 97 menjadi

32/1.000 KH pada tahun 2015 (Kemenkes RI, 2016). Pada tahun 2015 MDGs

sudah berakhir. Kelanjutan dari kesepakatan global, dalam Sustainable

Development Goals (SDGs) yang telah ditetapkan pada September 2015 lalu,

kesehatan tetap menjadi goals dengan target mengenai kematian ibu adalah

mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Sedangkan target SDGs mengenai kematian bayi dan balita adalah menurunkan

Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 KH dan Angka

Kematian Balita 25 per 1.000 KH (Kemenkes RI, 2016. http://www.depkes.go.id).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tahun 2015 mencapai 305 kematian

ibu per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 22,23 per

1.000 kelahiran hidup, dan angka Kematian Balita (AKABA) sebesar 26,29 per

1.000 kelahiran hidup. Hal ini berarti telah memenuhi target MDGs tahun 2015

(Kemenkes RI, 2016). Data provinsi Jawa Timur mencatat, pada tahun 2014
3

Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Timur mencapai 176 kematian/tahun dan

pada 2015 kembali menurun menjadi 121 kematian/tahun (DinKes Provinsi Jawa

Timur, 2016). Angka kematian Ibu di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2015

adalah 128,22 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu maternal di

Kabupaten Bojonegoro tahun 2015 sebanyak 23 orang yang tersebar di 16

puskesmas. Angka kematian neonatal sebanyak 201 kasus dan angka kematian

bayi (AKB) sebanyak 270 kasus atau 15,05 per 1000 kelahiran hidup (DinKes

Bojonegoro, 2016).

Hasil Riskesdas 2013 mendapatkan proporsi ibu hamil umur 15-49 tahun

dengan LILA<23,5cm atau berisiko KEK di Indonesia sebesar 24,2 persen.

Proporsi terendah di Bali (10,1%) dan tertinggi di Nusa Tenggara Timur (45,5%).

Sedangkan untuk Povinsi Jawa Timur, proporsinya sebesar 29,8% (Kemenkes RI,

2016). Berdasarkan data Laporan Puskesmas Ngumpak Dalem tahun 2016,

jumlah ibu hamil yang mengalami KEK di Wilayah Kerja Puskesmas Ngumpak

Dalem sebesar 53 orang dari 432 ibu hamil (12,27%). Sedangkan di Desa

Sumbertlaseh sebesar 4 orang dari 21 ibu hamil (19,05%) (Puskesmas Ngumpak

Dalem, 2016). Kemudian menurut data Polindes Sumbertlaseh tahun 2016

terdapat 20 ibu bersalin yang dirujuk ke rumah sakit, dengan presentase 1 ibu

bersalin dengan diagnosa KPD, 4 ibu bersalin dengan CPD (panggul sempit) dan

15 ibu bersalin dengan KEK. Dari data tersebut diketahui bahwa proporsi tertinggi

ada pada masalah KEK.

Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi gizi

kurang seperti Kurang Energi Kronik (KEK). Angka kematian ibu dan bayi serta
4

bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang tinggi pada hakekatnya juga

ditentukan oleh status gizi ibu hamil. Asupan energi dan protein yang tidak

mencukupi pada ibu hamil dapat menyebabkan Kurang Energi Kronis (KEK)

(Sulistyoningsih, 2011: 108). Wanita hamil berisiko mengalami KEK jika

memiliki LILA<23,5cm. Ibu hamil dengan KEK berisiko melahirkan bayi berat

lahir rendah (BBLR). BBLR akan membawa risiko kematian, gangguan

pertumbuhan dan perkembangan anak. KEK juga dapat menjadi penyebab tidak

langsung kematian ibu (Kemenkes RI, 2016: 3). Untuk menurunkan angka

kematian ibu dan angka kematian bayi, maka akan diberikan bentuk asuhan

kebidanan komprehensif pada ibu hamil. Asuhan kebidanan komprehensif adalah

suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan

laboratorium sederhana dan konseling. Asuhan kebidanan komprehensif

merupakan bentuk aplikasi dari program Safe Motherhood, dimana Safe

Motherhood merupakan suatu keadaan sejahtera yang memampukan seorang

wanita dengan percaya diri terhadap kemampuannya menghadapi persalinan dan

memelihara bayi yang baru lahir. Safe Motherhood mengandung pengertian

ketersediaan, penerimaan, dan akses yang mudah ke perawatan kesehatan untuk

melakukan pemeriksaan prenatal, kelahiran, pascapartum, keluarga berencana,

dan pemeriksaan ginekologi. Asuhan kebidanan komprehensif mencakup empat

kegiatan pemeriksaan berkesinambungan sesuai dengan program Safe

Motherhood sering disebut juga dengan Four Pillars of Safe Motherhood

diantaranya adalah asuhan kebidanan kehamilan (antenatal care), asuhan


5

kebidanan persalinan (intranatal care), asuhan kebidanan masa nifas (postnatal

care), dan asuhan bayi baru lahir (neonatal care) (Varney, 2007: 69).

Berbagai upaya terus diusahakan dalam rangka menurunkan angka kematian

ibu. Salah satunya adalah mengimplementasikan program Safe Motherhood.

Dimana Safe Motherhood merupakan upaya untuk menyelamatkan wanita agar

kehamilan dan persalinannya sehat dan aman, serta melahirkan bayi yang sehat.

Tujuan upaya Safe Motherhood adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian

ibu hamil, bersalin, nifas, dan menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi

baru lahir. Upaya ini terutama ditunjukan pada negara yang sedang berkembang

karena mayoritas kematian ibu di dunia terjadi di negara-negara tersebut (Varney,

2007: 67). Peran bidan sangat penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan

angka kematian bayi. Bidan dapat melakukan ANC pada ibu hamil sehingga

kehamilan dengan komplikasi bisa terdeteksi secara dini dan kegawatdaruratan

dapat dicegah dengan ketepatan. Masalah pengawasan kehamilan merupakan

bagian terpenting dari seluruh rangkaian perawatan ibu hamil. Melalui

pengawasan tersebut dapat ditetapkan kesehatan ibu hamil, kesehatan janin, dan

hubungan keduanya sehingga dapat direncanakan pertolongan persalinan yang

tepat. Dengan ilmu kebidanan diusahakan setiap kehamilan berlangsung dengan

aman, bersih, dan bebas dari penyult sehingga kesehatan ibu dan janin terpelihara

dengan baik. Setiap wanita hamil dapat menjalani proses persalinan tanpa

gangguan dan akhirnya mampu memelihara bayi serta memberikan ASI sampai

waktu optimal (Manuaba, 2012: 187).


6

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik membuat Laporan

Tugas Akhir dengan judul Asuhan kebidanan yang berkelanjutan (continuity of

midwifery care) pada Ny. C masa kehamilan sampai dengan masa nifas di

Polindes Desa Sumbertlaseh Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro Tahun

2017.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah ditulis, kami memberikan identifikasi

masalah yang akan dijadikan bahan penelitian sebagai berikut :

1. Asuhan kehamilan pada Ny. C, dengan Kurang Energi Kronik (KEK) yang

dipantau mulai kehamilan trimester III.

2. Asuhan persalinan pada Ny. C, dipantau dari Kala I, Kala II, Kala III sampai

Kala IV (2 jam postpartum),

3. Asuhan kebidanan masa nifas pada Ny. C, dipantau 6-8 jam postpartum

sampai 7 hari postpartum,

4. Asuhan kebidanan bayi baru lahir, pada bayi Ny. C dilakukan 6-8 jam

setelah lahir (asuhan segera bayi baru lahir) sampai 24 jam/saat akan pulang

(Asuhan segera bayi baru lahir),

5. Asuhan kebidanan pelayanan kontrasepsi pada Ny. C, saat pemakaian alat

kontrasepsi KB postpartum yang dipantau dari 2 hari postpartum sampai

dengan 40 hari postpartum.


7

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan kebidanan komprehensif sesuai standar

pelayanan kebidanan pada ibu hamil trimester III, ibu bersalin, nifas, bayi baru

lahir (0-28 hari) dan pelayanan kontrasepsi pasca persalinan dengan menggunakan

pendekatan manajemen kebidanan dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Memberikan asuhan kebidanan pada Ny. C dengan Kurang Energi Kronik

(KEK) dalam kehamilan trimester III dengan manajemen kebidanan dan

dokumentasi SOAP.
2. Memberikan asuhan kebidanan selama persalinan pada Ny. C dengan

manajemen kebidanan dan dokumentasi SOAP.


3. Memberikan asuhan kebidanan masa nifas pada Ny. C dengan manajemen

kebidanan dan dokumentasi SOAP.


4. Memberikan asuhan kebidanan BBL pada By. Ny. C neonatus cukup bulan

sesuai usia kehamilan dengan manajemen kebidanan dan dokumentasi SOAP.


5. Memberikan asuhan kebidanan pelayanan kontrasepsi pasca persalinan pada

Ny. C dengan manajemen kebidanan dan dokumentasi SOAP.


8

1.4 Ruang Lingkup


1.4.1 Sasaran
Sasaran asuhan kebidanan ditujukan kepada Ny. C dengan

memperhatikan continuity of care mulai kehamilan trimester III, bersalin, nifas,

BBL dan pelayanan kontrasepsi pasca persalinan.


1.4.2 Tempat
Studi kasus dilaksanakan di Polindes Desa Sumbertlaseh Kecamatan

Dander Kabupaten Bojonegoro.


1.4.3 Waktu

Waktu pelaksanaan studi kasus dimulai bulan Desember 2016 sampai

dengan bulan Mei 2017.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Bagi Penulis
Penulis dapat mengerti, memahami, dan menerapkan asuhan kebidanan

dalam masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan pelayanan

kontrasepsi pasca persalinan. Selain itu penulis dapat meningkatkan

keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan dalam masa hamil,

persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan pelayanan kontrasepsi pasca persalinan.
9

2. Bagi Institusi
Dapat mengevaluasi sejauh mana mahasiswa menguasai asuhan

kebidanan pada klien secara berkelanjutan dalam masa kehamilan, persalinan,

nifas, bayi baru lahir, dan pelayanan kontrasepsi pasca persalinan. Serta

mengevaluasi ketrampilan mahasiswa dalam melakukan pengkajian,

menegakkan diagnosa secara tepat, antisipasi masalah yang mungkin terjadi,

menentukan tindakan segera, melakukan perencanaan dan tindakan sesuai

kebutuhan ibu, serta mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah

dilakukan.
1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Responden

Mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif dan

optimal sehingga mengurangi resiko komplikasi pada ibu hamil. Dan

responden mengetahui status gizinya, sehingga dapat meningkatkan asupan

gizi ibu, menambah pengetahuan ibu tentang persiapan persalinan yang aman,

inisiasi menyusui dini (IMD), perawatan masa nifas dan perencanaan

penggunaan alat kontrasepsi pasca persalinan.

2. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan


Dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), khususnya dalam memberikan informasi

tentang keadaan gizi ibu hamil sehingga instansi pelayanan kesehatan dapat

memberikan informasi kepada ibu hamil agar memperhatihan asupan nutrisi

yang dikonsumsi agar tidak terjadi KEK pada ibu hamil dan asuhan yang

diberikan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan pelayanan

kontrasepsi pasca persalinan dalam batasan Continuity of Care.


10

3. Bagi Profesi Kebidanan


Diharapkan penelitian ini memberi masukan bagi profesi (Bidan) dalam

meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu dan bayi serta untuk

meningkatkan promosi kesehatan pada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai