Anda di halaman 1dari 16

1.

PROSEDUR PEMERIKSAAN APUSAN VAGINA


A. Pengambilan Apusan Vagina
1) Alat dan Bahan
a. Spekulum steril
b. APD lengkap
c. Senter
d. Lidi kapas seri
e. Tabung reaksi yang telah ditutup kapas berlemak
f. Baskom yang berisi desinkfektan
g. Garam Fisiologis
2) Prosedur Kerja
a. Berkomunikasilah dengan baik dengan pasien terlebih dahulu, setelah
suasana mulai kondusif, mulailah langkah-langkah pengambilan
sample.
b. Suruh pasien berbaring pada kursi yang telah disiapkan khusus untuk
pengambilan sample swab vagina dengan menekuk lutut hingga dekat
paha.
c. Bersihkan labia mayora dengan garam fisiologis.
d. Masukkan spekulum ke lubang vagina, buka spekulum hingga terlihat
serviks.
e. Oleskan lidi kapas pada bagian tersebut sebanyak dua kali
pengambilan.
f. Kembalikan posisi spekulum pada posisi semula.
g. Keluarkan perlahan.
h. Rendam pada baskom yang berisi desinkfektan.
i. Taruh lidi kapas tadi pada tabung reaksi.
j. Tutup rapat dengan kapas berlemak yang terbungkus kertas perkamen
k. Bawa ke laboratorium untuk diperiksa dengan gram dan kultur.

B. Pembacaan Preparat
1) Alat dan Bahan
a. Mikroskop CX 31
b. Preparat / Sediaan yang diamati
2) Prosedur Kerja
a. Siapkan mikroskop diatas meja kerja yang rata dan kokoh
b. Atur posisi duduk (ergonomi) yang baik agar tidak mengganggu
pengamatan
c. Hidukan tombol on/off pada mikroskop untuk memulai langkah
selanjutnya
d. Atur lampu 3,55.Taruh slide pada meja mikroskop
e. Atur lensa objek ke posisi 10x
f. Naikkan makrometer full katas
g. Turunkan pelan-pelan hingga menemukan lapang pandang
h. Setelah mendapatkan lapang pandang atur focus mata kanan dan mata
kiri dengan mengatur cincin diopter pada lensa okuler
i. Tutup diafragma
j. Naikkan kondensor, turunkan pelan-pelan hingga menemukan polygon
(segi banyak dengan sisi biru-biru tajam)
k. Setelah itu buka diafragma seluas lapang pandang
l. Teteskan oil imersi dengan mencari celah diantara lensa objektif
m. Putar lensa objektif 100x
n. Atur micrometer, jika kurang terang, terangkan dengan membesarkan
lampu
o. Identifikasi bakteri gram apa yang ditemukan. Apabila ditemukan
bakteri gram positif akan ditemukan bakteri dengan warna ungu,
sedangkan apabila ditemukan bakteri gram negatif akan ditemukan
bakteri dengan warna merah.

2. PROSEDUR PEMERIKSAAN APUSAN SPUTUM


A. Pengumpulan Sputum
1) Persiapan Tindakan
a. Cucilah kedua tangan
b. Siapkan 3 buah pot sputum yang ideal
c. Berikan label identitas pasien yang jelas pada dinding pot sputum,
yaitu nama, jenis kelamin, umur. Tempelkan label pada dinding pot
sputum, jangan pada tutupnya.
2) Persiapan Pasien
a. Sapa pasien dengan ramah dan perkenalkan diri pada pasien
b. Persilahkan pasien untuk duduk
c. Berikan informasi kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan dan minta persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan
d. Jelaskan kepada pasien bahwa sputum akan diambil sebanyak 3 kali
(SPS), sesuai dengan jumlah tabung yang disiapkan.
e. Jelaskan kepada pasien untuk tidak makan, minum atau merokok
sebelum sputum besok pagi (P) dibatukkan.
f. Jelaskan tentang kemungkinan hasil yang akan diperoleh
3) Pengumpulan Sputum
a. Pakai handscoon dan masker
b. Minta pasien untuk membatukkan sputum di ruang terbuka dan
mendapat sinar matahari langsung atau ruangan dengan ventilasi yang
baik, dan berada jauh dari orang sekitar untuk mencegah penularan
kuman TB.
c. Beri petunjuk pada pasien untuk :
Berkumur dengan air (jangan ditelan) sebelum sputum
dikumpulkan untuk meminimalisir kontaminasi spesimen oleh sisa
makanan atau kotoran lain di dalam mulut.
Bila pasien memakai gigi palsu, minta pasien untuk
melepaskannya.
Menarik napas panjang dan dalam sebanyak 2-3 kali dan setiap
kali hembuskan nafas dengan kuat.
Membuka penutup pot sputum lalu dekatkan pada mulut
Batuk secara dalam untuk mengeluarkan sputum (bukan air liur)
dari dalam dada ke dalam pot sputum.
Mengulangi sampai mendapatkan sputum yang berkualitas baik
dan volume yang cukup (3-5 ml / 1 sendok teh).
Segera tutup rapat tabung dengan cara memutar tutupnya,
kemudian masukkan ke dalam pembungkus atau kantong plastik.
Jika sputum sulit dikeluarkan, pasien diberi petunjuk untuk :
- Melakukan olah raga ringan kemudian menarik napas dalam
beberapa kali. Apabila pasien merasa akan batuk, napas ditahan
selama mungkin lalu meminta pasien untuk batuk
d. Apabila spesimen jelek, pemeriksaan tetap dilakukan dengan :
Mengambil bagian yang paling mukopurulen / kental kuning
kehijauan.
Memberi catatan bahwa spesimen tidak memenuhi syarat / air
liur
Mengulang pengumpulan sputum apabila spesimen jelas air liur
e. Ingatkan pasien untuk mengumpulkan sputum ke-2 setelah bangun
pagi keesokan hari dan datang lagi untuk membawa.
f. Minta pasien untuk minum air putih secukupnya pada malam hari
sebelum tidur sebagai persiapan untuk pengumpulan sputum ke-2
besok pagi. Jika dahak sulit dikeluarkan, meminta pasien menelan 1
tablet gliseril guaikolat 200 mg pada malam hari sebelum tidur.
4) Pengiriman Sputum
a. Pastikan pot sputum sudah memiliki label nama
b. Pastikan sputum segera dikirim setelah pengumpulan sputum
(sebaiknya tidak lebih dari 24 jam). Selama pengiriman, sputum
disimpan dalam cool box.
c. Beri parafilm (selotip) pada pinggir tutup pot untuk mencegah
cairan dahak keluar dari celah-celah tutup ulir.
d. Masukkan ke dalam plastik (kotak)
e. Masukkan ke dalam cool box yang sudah berisi ice gel atau es
batu.
f. Pastikan spesimen dalam posisi tegak tidak terbalik kemudian
menutup cool box.
g. Lepaskan sarung tangan dan masker dan membuangnya pada
tempat yang telah disediakan.
h. Cuci kembali ke dua tangan

B. Pembuatan Sediaan Apusan Sputum


1) Persiapan Tindakan
a. Tulis nomor identitas pasien pada bagian ujung kaca sediaan. Bila
menggunakan kaca frosted, tulis dengan menggunakan pensil 2 B pada
bagian yang buram/frosted. Bila menggunakan kaca biasa, tulis
dengan spidol permanen pada stiker yang diletakkan di balik kaca
sediaan.
b. Lakukan cuci tangan rutin
c. Gunakan handscoen (dapat menggunakan handscoen yang tidak steril)
2) Dekontaminasi Sputum
a. Siapkan sputum yang akan didekontaminasi
b. Tambahkan Larutan dekontaminan (NaOH 4%, +2,9 % Na Sitrat)
sebanyak 500 L ke dalam tabung sentrifuge yang telah berisi
sputum sebanyak 500 L.
c. Campurkan / homogenisasikan tabung yang berisi cairan sputum dan
NaOH 4 % diatas mesin pengguncang (vortex shaker) dengan
kecepatan 2500 rpm 20 detik.
d. Sentrifuge larutan homogenisasi selama 15 menit pada kecepatan 3000
rpm, buang supernatant.
e. Tambahkan sedimen dengan larutan HCl sebanyak 100L kemudian
dihomoginesasikan dengan menggunakan vortex shaker.
3) Pengambilan Sputum
a. Ambil dan pilih bagian dari dahak yang purulen yang telah
didekontaminasi dengan menggunakan ose atau lidi.
b. Letakkan sputum yang terdapat pada ose ke kaca sediaan. Sediaan
dibuat tersebar merata, ukuran 2 x 3 cm, dan tidak terlalu tipis untuk
menghindari apusan menjadi kering sebelum diratakan.
c. Ratakan sediaan dengan membuat spiral-spiral kecil sewaktu apusan
setengah kering dengan menggunakan lidi lancip sehingga didapat
sebaran leukosit lebih rata dan area baca lebih homogen. Jangan
membuat spiral-spiral kecil pada apusan yang sudah kering, karena
dapat terkelupas dan menjadi aerosol yang berbahaya.
d. Keringkan apusan di udara bebas.
e. Lakukan fiksasi apusan dengan pemanasan :
Pastikan apusan menghadap ke atas
Lewatkan 3 X melalui api dari lampu spiritus
Gunakan pinset atau penjepit kayu untuk memegang kaca
(pemanasan yang berlebihan akan merusak hasil).
f. Keringkan apusan di atas rak sediaan, hindari sinar matahari langsung.
g. Celupkan ose yang telah digunakan pada botol pasir disinfektan,
kemudian membakarnya sampai ose membara. Bila menggunakan lidi,
langsung dibuang ke dalam botol berisi disinfektan.
h. Lepaskan handschoen dan buang pada tempat yang telah disediakan
i. Cuci tangan rutin
C. Pewarnaan Ziehl Neelsen
1) Persiapan Tindakan
a. Lakukan cuci tangan rutin
b. Pakai handscoen
2) Pewarnaan Sediaan
a. Letakkan sediaan dengan bagian apusan menghadap ke atas pada rak
yang ditempatkan di atas bak cuci atau baskom, antara satu sediaan
dengan sediaan lainnya masing-masing berjarak kurang lebih 1 jari.
b. Genangi seluruh permukaan sediaan dengan carbol fuchsin 0.3%
c. Panasi dari bawah dengan menggunakan sulut api setiap sediaan
sampai keluar uap (sekitar 5 menit), didiamkan kemudian dipanasi lagi
sebanyak 3 kali. Usahakan jangan sampai api langsung mengenai
sediaan.
d. Diamkan sediaan selama 5 menit
e. Bilas sediaan dengan hati-hati (jangan sampai ada percikan ke sediaan
lain)
f. Miringkan sediaan menggunakan penjepit kayu atau pinset untuk
membuang air.
g. Genangi dengan asam alkohol sampai tidak tampak warna merah
carbol fuchsin.
h. Bilas sediaan dengan hati-hati (jangan sampai ada percikan ke sediaan
lain).
i. Genangi permukaan sediaan dengan methylene blue 0.1% 1 menit
j. Bilas sediaan dengan air mengalir (jangan ada percikan ke sediaan
lain)
k. Miringkan sediaan untuk mengalirkan air.
l. Lepas handshoen dan membuang ditempat yang telah ditentukan
m. Lakukan cuci tangan rutin.

D. Pembacaan Sediaan Apus Sputum


1) Persiapan Tindakan
a. Lakukan cuci tangan rutin
b. Siapkan mikroskop dan letakkannya di meja dengan permukaan datar
dan tidak licin.
c. Atur tegangan lampu ke minimum
d. Nyalakan mikroskop memakai tombol ON.
e. Sesuaikan dengan pelan-pelan sampai intensitas cahaya yang
diinginkan tercapai.
f. Letakkan sediaan yang telah diwarnai ke atas meja sediaan.
g. Putar lensa objektif ke objektif 10 x
h. Atur dengan tombol pengatur fokus kasar dan pengatur fokus halus
sampai sediaan terlihat jelas
i. Sesuaikan jarak antar pupil sampai gambar kiri dan gambar kanan
menyatu dengan cara menggeser-geser kedua lensa okuler (karena
setiap orang mempunyai jarak antar pupil yang berbeda-beda)
j. Fokuskan gambar dengan mata kanan dengan cara melihat ke dalam
okuler kanan dan sesuaikan dengan tombol pengatur focus halus.
k. Fokuskan gambar dengan mata kiri dengan cara melihat ke dalam
okuler kiri dan putar. cincin penyesuai diopter sampai didapatkan
gambar yang paling jelas, baik untuk mata kiri maupun mata kanan.
l. Buka diafragma sampai 70 - 80%, hingga lapangan pandang terang
dengan merata.
2) Pembacaan Sediaan Apus
a. Teteskan satu tetes minyak emersi. Aplikator minyak emersi tidak
boleh menyentuh kaca objek. Tetesan harus jatuh bebas ke permukaan
sediaan apus agar aplikator minyak emersi tidak terkontaminasi
dengan sediaan.
b. Putar lensa objektif 100x dengan hati-hati ke atas sediaan apus. Jangan
sekali-kali lensa menyentuh kaca sediaan.
c. Sesuaikan fokus dengan hati-hati sampai sel-sel terlihat dengan jelas.
d. Lakukan pembacaan sediaan apus secara sistematis untuk memastikan
hasil yang dilaporkan mewakili seluruh bagian sediaan.
e. Mulai pembacaan dari ujung kiri ke ujung kanan dan dilakukan pada
sediaan yang sel-selnya terlihat, bila sediaan tampak kosong, geser
pada lapang pandang lainnya
f. Lakukan interpretasi sediaan secara kuantitatif.
g. Begitu sediaan selesai dibaca, putar objektif 100 x menjauhi kaca
sediaan, tempatkan objektif 10 x di atas sediaan, lalu sediaan diambil.
h. Bila telah selesai, atur kembali pengatur tegangan lampu ke minimum
dan matikan mikroskop dengan menekan tombol OFF.
i. Setelah selesai pembacaan, bersihkan minyak dari sediaan apus
dengan menggunakan kertas tissue.
j. Setelah kering, tempatkan sediaan apus tersebut dengan hati-hati
dalam kotak penyimpanan guna pengontrolan kualitas oleh
laboratorium rujukan.
k. Setiap selesai menggunakan mikroskop, bersihkan dengan hati-hati
minyak emersi dari lensa objektif 100 x dengan menggunakan kertas
lensa/kain halus.
l. Cuci tangan rutin.

3. PROSEDUR PEMERIKSAAN BAKTERI PADA AIR, MAKANAN DAN


MINUMAN
A. Air
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum uji kualitas
air dengan menggunakan metode MPN adalah :
a. Alat
1) Pipet tetes
2) Rak tabung
3) Tabung reaksi
4) Gelas ukur 10 ml
5) Tabung durham
6) Bunsen
7) Inkubator
8) Handsprayer
b. Bahan
1) Sampel air (air sumur, air sungai dan air galon).
2) Medium Brilliant Green Lactase Bilebroth (BGLB)
3) Medium Laktose Broth (LB)
4) Medium Escherichia coli (EC)
5) Aquades steril
6) Alkohol 70%
7) Korek api
8) Spiritus
9) Label

c. Prosedur Kerja
1) Pengenceran
a) Menyiapkan 9 tabung reaksi dan memberikan label pada masing-
masing tabung dengan tanda 10-1, 10-2 dan 10-3.
b) Mengisi tabung reaksi masing-masing 9 ml aquadest steril yang
telah di ukur dengan menggunakan gelas ukur.
c) Menambahkan sampel air sumur dan air sungai masing-masing 1
ml dengan menggunakan pipet tetes ke dalam tabung yang telah
berisi aquades steril pada tabung pengenceran 10-1, kemudian
mengocok agar tercampur secara homogen. Air galon tidak
dilakukan pengenceran karena telah melalui proses sterilisasi.
d) Menambahkan 1 ml sampel dari pengenceran 10 -1
ke dalam tabung
pengenceran 10-2, kemudian mengocok sehingga tercampur secara
homogen.
e) Menambahkan 1 ml sampel dari pengenceran 10 -2
ke dalam tabung
pengenceran 10-3, kemudian mengocok sehingga tercampur secara
homogen.

f) Perlakuan pada poin 3-5 dilakukan sebanyak 3 kali pada tabung


reaksi yang lain.
2) Uji Pendugaan
a) Memfiksasi mulut tabung media LB (Lactose Broth) pada api
Bunsen kemudian menambahkan masing-masing 5 ml/100 tetes
dari tabung pengenceran 10-1 ke dalam 3 tabung media Lactose
Broth (LB), dan kembali memfiksasi tabung reaksi dan menutup
dengan kapas.
b) Memfiksasi mulut tabung media LB (Lactose Broth) kemudian
menambahkan masing-masing 1 ml/20 tetes dari tabung
pengenceran 10-2 ke dalam 3 tabung media Lactose Broth (LB),
dan kembali memfiksasi tabung reaksi dan menutup dengan kapas.
c) Memfiksasi mulut tabung media LB (Lactose Broth) kemudian
menambahkan masing-masing 0.5 ml/10 tetes dari tabung
pengenceran 10-3 ke dalam 3 tabung media Lactose Broth (LB),
dan kembali memfiksasi tabung reaksi dan menutup dengan kapas.
d) Menghomogenkan secara perlahan pada seluruh tabung agar
sampel menyebar rata keseluruh media.
e) Menginkubasikan seluruh tabung pada suhu 34 C selama 24 jam.
0

f) Mengamati adanya gelembung udara di dalam tabung durham dan


mencatat kode tabung yang positif mengeluarkan gas.
3) Uji Penegasan
a) Mengambil sampel air dari tabung LB yang positif yang ditandai
adanya gelembung pada tabung durham kemudian memasukkan
sebanyak 2 tetes kedalam tabung BGLB dan EC medium untuk
pemeriksaan total Coliform.
b) Menginkubasi media BGLB dan EC pada suhu 34oC selama 24
jam.
c) Mencatat jumlah tabung yang menunjukkan tes penegasan positif.
d) Menentukan nilai MPN Coliform berdasarkan tabel MPN yang
terdapat pada lampiran

B. Makanan
Cara perhitungan koloni pada metode cawan ini adalah dengan
menggunakan Standard Plate Count (SPC), caranya adalah sebagai berikut
(Ericka, 2011).
1) Alat dan Bahan
a. Alat
Kantong plastik steril 1 buah
Tabung reaksi 5 buah
Rak tabung reaksi 1 buah
Cawan petri 3 buah
Blender 1 buah
Pipet ukur 2 buah
Bulp 1 buah
Pembakar bunsen 1 buah
Colony Counter 1 buah
Gelas beaker 1 buah
Inkubator 1 unit
Timbangan analitik 1 unit
Vortex mixer 1 unit
Labu erlenmeyer 1 buah
Spatula steril 1 buah
Pemantik api 1 buah
Gelas ukur 1 buah
b. Bahan
Sampel makanan gorengan 10 gram
Larutan NaCl 9 ml/tabung
Larutan pepton 90 ml
Nutrient agar secukupnya
Aquades secukupnya
Kertas Label secukupnya
Kapas secukupnya
Alkohol secukupnya
c. Prosedur Kerja
1) Pengambilan Sampel
Disiapkan plastik steril untuk menyimpan sampel makanan.
Tangan disterilkan dengan alkohol.
Sampel makanan diambil dengan menggunakan spatula steril.
Sampel makanan dimasukkan ke dalam plastik steril.

Plastik wadah sampel ditutup rapat.


2) Pembuatan Kontrol
Disiapkan 1 buah cawan petri dan di beri label (kontrol).
NaCl steril dipipet sebanyak 1 ml kedalam cawan petri dan di
tambahkan nutrient agar. Kemudian di homogenkan dengan
membentuk angka 8 di atas meja sebanyak 12 kali.
Cawan petri (kontrol) yang telah dihomogenkan, didiamkan
sampai membeku.
Setelah membeku, dimasukkan ke dalam inkubator dengan
suhu 34oC dengan posisi terbalik selama 1 x 24 jam.
3) Pemeriksaan Sampel Makanan
Tangan dan meja tempat praktikum disterilkan dengan

menggunakan alkohol.

Spatula yang akan digunakan untuk mengambil sampel

makanan harus disterilkan dengan menggunakan alkohol.

Makanan jajanan gorengan dicampur menjadi satu bersama


dengan saus sambalnya sampai merata.

Sampel makanan dihancurkan menggunakan spatula dan

ditimbang hingga mencapai 10 gram.

Sampel makanan 10 gram diblender dengan larutan pepton


sebanyak 90 ml hingga halus, kemudian dimasukkan ke dalam
gelas beaker.
Disiapkan 4 buah tabung reaksi yang masing-masing berisi
NaCl 9 ml. keempat tabung tersebut diberi label 10-1, 10-2, 10-3,
10-4 secara berturut-turut.

Disiapkan 1 pipet ukur steril yang telah dilengkapi bulp.


Pipet ukur dan mulut tabung reaksi di plambir sebelum dan
sesudah digunakan untuk menghindari terjadinya kontaminasi
bakteri baik dari udara, peralatan praktikum, maupun dari
praktikan. Khusus untuk pipet ukur, harus selalu dibersihkan
dengan aquades setiap kali digunakan agar tidak ada sisa
sampel yang tertinggal.

Dimasukkan 1 ml sampel makanan kedalam tabung

pengenceran pertama (10-1) dengan menggunakan pipet ukur,


lalu dihomogenkan dengan vortex mixer selama 1 menit.

Dari tabung pengenceran kedua (10 ), diambil lagi sebanyak 1


-2

ml sampel dan dimasukkan kedalam tabung pengencer ketiga


(10-3), lalu dihomogenkan dengan vortex mixer selama 1
menit.

Diambil sebanyak 1 ml sampel dari tabung pengenceran ketiga


(10-3) dan dimasukkan kedalam tabung pengenceran terakhir
(10-4), lalu dihomogenkan dengan vortex mixer selama 1
menit.

Dimasukkan 1 ml sampel dari tabung pengenceran ketiga (10 ) -3

dan keempat (10-4) berturut-turut kedalam cawan petri yang


berlabel 10-3 dan 10-4 , lalu diberi nutrient agar hingga menutupi
seluruh permukaan cawan, kemudian masing-masing sampel
dihomogenkan dengan cara diputar membentuk angka 8
sebanyak 12 kali. Sampel didiamkan sampai membeku selama
10 menit.

Kedua cawan petri (10-3 dan 10-4) yang telah membeku,

dimasukkan kedalam inkubator selama 1 x 24 jam pada suhu


34C.

Setelah 1 x 24 jam, cawan petri dikeluarkan dari dalam

inkubator. Bakteri yang tampak pada cawan petri kemudian


dihitung dengan menggunakan colony counter.

Perhitungan Jumlah Bakteri; Sampel yang telah diinkubasi


selama 24 jam pada suhu 35C, dikeluarkan dari inkubator.
Selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah koloni bakeri
(berupa bercak atau titik-titik bulat berwarna putih) yang
terdapat dalam cawan petri dengan alat colony counter. Untuk
jumlah kuman masukkan kedalam rumus :

(10-3 - kontrol) x 1000 + (10-4 - kontrol) x 10000


Jumlah makanan =
= ..... koloni/gram

C. Minuman
1) Prosedur Pemeriksaan
a. Siapkan 6 tabung susun pada rak tabung.
Masing-masing tabung secara berurutan diberi tanda 10-1, 10-2, 10-3, 10-
4
, 10-5, 10-6. Sebagai kode pengenceran dan tanggal pemeriksaan.
b. Siapkan pula 7 petridish steril, pada 6 petridish diberi tanda pada
bagian belakangnya sesuai kode pengenceran dan tanggal pemeriksaan
seperti pada butir a. satu petridish lainnya diberi tanda kontrol.
c. Pada tabung kedua sampai dengan keenam, diisi dengan 9 ml air
garam phisiologis atau aquadest atau larutan garam phosphate.
d. Kocok bahan spesimen dengan pengenceran 10-1 pada labu erlenmeyer
sebanyak 25 kali sampai homogen. Ambil 10 ml masukan pada tabung
ke satu.
e. Pemindahan 1 ml bahan dari tabung ke satu dalam tabung kedua
dengan pipet, cairan dibuat sampai homogen.
f. Pindahkan 1 ml bahan dari tabung kedua dalam tabung ketiga dengan
pipet, cairan dibuat sampai homogen.
g. Demikian seterusnya dilakukan sampai tabung keenam, pengenceran
yang diperoleh pada keenam tabung adalah : 10 -1, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5,
10-6. Sesuai dengan kode yang telah tercantum sebelumnya.
h. Dari masing-masing tabung diatas dimulai dari tabung keenam dan
menggunakan pipet steril, diambil 1 ml dimasukan kedalam masing-
masing petridish steril, sesuai dengan kode pengenceran yang sama.
i. Kemudian kedalam masing-masing petridish dituang Plate Counter
Agar cair yang telah dipanaskan pada waterbath 45C sebanyak 15
20 ml, masing-masing petridish digoyang perlahan-lahan hingga
tercantum merata dan biarkan sampai dingin dan membeku.
j. Masukan kedalam inkubator 37C selama 2 x 24 jam dalam keadaan
terbalik.
k. Kontrol terbuat dari cairan air garam phisiologis atau aquadest atau
larutan garam buffer phosphate, untuk pemeriksaan bacillus cereus
harus menggunakan larutan buffer phosphate, dimasukan kedalam
petridish kontrol dan dituangi Plate Counter Agar cair tersebut diatas
sebanyak 15 - 20 ml.
l. Pembacaan dilakukan setelah 2 x 24 jam dengan cara menghitung
jumlah koloni yang tumbuh pada petridish.

REFERENSI
Gobel. 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Praktek. Universitas Hasanuddin,
Makassar.

Hatta M,et al. 2004. Pengaruh Dekontaminasi Dalam Identifikasi Mycobacterium


tuberculosis Dengan pewarnaan Ziehl Nielsen dan Polimerasi Chain-
Reaction, Jurnal kedokteran Yarsi

Seputro. 1996. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT Radja Grafindo Persada. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai