1204310
1. Kapan dan kenapa filsafat itu muncul, serta apa yang menjadi objek
telaah filsafat?
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan
pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep
mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-
eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan
mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu,
memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi
tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah
proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika
berpikir dan logika bahasa.
Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam
matematika dan filsafat. Hal itu membuat filsafat menjadi sebuah
ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa
khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan
ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu
yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh
disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala
hal.
Filsafat, terutama Filsafat barat muncul di Yunani semenjak kira-kira
abad ke 7 S.M.. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai
memikirkan dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan
lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri
kepada [agama] lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan
tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea
(Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di
daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara
intelektual orang lebih bebas.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan
tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea
(Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di
daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara
intelektual orang lebih bebas.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales dari
Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang
terbesar tentu saja ialah: Sokrates, Platodan Aristoteles. Sokrates
adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan
ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah
Komentar-komentar karya Plato belaka. Hal ini menunjukkan
pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.
Muhammad Husaini
1204310
b. Aspek Epistimologi.
Aspek estimologi merupakan aspek yang membahas tentang
pengetahuan filsafat. Aspek ini membahas bagaimana cara kita
mencari pengetahuan dan seperti apa pengetahuan tersebut.
Pengetahuan adalah jarum sejarah yang selalu berkembang
mengikuti perkembangan zaman. Semakin banyak ilmu yang kita
pahami, semakin banyak khasanah kita. Dan pengetahuan inilah
yang menjadi batasan-batasan kita dalam menelaah suatu ilmu. Hal
ini yang mengakibatkan ilmu zaman dahulu dan zaman sekarang
berbeda. Misalnya, ditinjau dari segi ilmu teknologi. Teknologi
zaman dahulu dan zaman sekarang sangat berbeda jauh. Maka ilmu
untuk menyikapi fenomena ini juga akan ikut berkembang dan
semakin bertambah.
c. Aspek Aksiologi.
Aspek aksiologi merupakan aspek yang membahas tentang untuk
apa ilmu itu digunakan. Menurut Bramel, dalam aspek aksiologi ini
ada Moral conduct, estetic expresion, dan sosioprolitical. Setiap ilmu
bisa untuk mengatasi suatu masalah sosial golongan ilmu. Namun,
salah satu tanggungjawab seorang ilmuan adalah dengan
melakukan sosialisasi tentang menemuannya, sehingga tidak ada
penyalahgunaan dengan hasil penemuan tersebut. Dan moral
adalah hal yang paling susah dipahami ketika sudah mulai banyak
orang yang meminta permintaan, moral adalah sebuah tuntutan.
Ilmu bukanlah sekadar pengetahuan (knowledge). Ilmu memang
berperan tetapi bukan dalam segala hal. Sesuatu dapat dikatakan
Muhammad Husaini
1204310
Sarana berfikir ilmiah pada dasarnya ada tiga, yaitu : Bahasa ilmiah,
Logika dan Matematika, Logika dan Statistika. Bahasa ilmiah
berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan fikiran
seluruh proses berfikir ilmiah. Logika dan matematika mempunyai
peranan penting dalam berfikir deduktif sehingga mudah diikuti dan
mudah dilacak kembali kebenarannya. Sedang logika dan statistika
mempunyai peranan penting dalam berfikir induktif dan mencari
konsep-konsep yang berlaku umum.
Referensi
www. Wikipedia.com
Gudang_filsafat_ilmu.blogspot.com