Anda di halaman 1dari 11

Muhammad Husaini

1204310

1. Kapan dan kenapa filsafat itu muncul, serta apa yang menjadi objek
telaah filsafat?
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan
pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep
mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-
eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan
mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu,
memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi
tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah
proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika
berpikir dan logika bahasa.
Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam
matematika dan filsafat. Hal itu membuat filsafat menjadi sebuah
ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa
khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan
ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu
yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh
disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala
hal.
Filsafat, terutama Filsafat barat muncul di Yunani semenjak kira-kira
abad ke 7 S.M.. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai
memikirkan dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan
lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri
kepada [agama] lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan
tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea
(Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di
daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara
intelektual orang lebih bebas.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan
tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea
(Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di
daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara
intelektual orang lebih bebas.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales dari
Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang
terbesar tentu saja ialah: Sokrates, Platodan Aristoteles. Sokrates
adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan
ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah
Komentar-komentar karya Plato belaka. Hal ini menunjukkan
pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.
Muhammad Husaini
1204310

2. Kanapa zaman renaissance dipandang sebagai zaman kebangkitan


atau peralihan. Apa yang terjadi pada zaman itu bila dikaitkan
dengan perkembangan ilmu?
Zaman Renaisans adalah zaman kelahiran-kembali (Renaissance,
bahasa Perancis) kebudayaan Yunani-Romawi di Eropa pada abad
ke-15 dan ke-16 M.
Sesudah mengalami masa kebudayaan tradisional yang sepenuhnya
diwarnai oleh ajaran kristiani. Namun, orang-orang kini mencari
orientasi dan inspirasi baru sebagai alternatif bagi kebudayaan
Yunani-Romawi sebagai satu-satunya kebudayaan lain yang mereka
kenal dengan baik. Kebudayaan klasik ini juga dipuja dan dijadikan
model serta dasar bagi seluruh peradaban manusia.
Kebudayaan Yunanni-Romawi adalah kebudayaan yang
menempatkan manusia sebagai subjek utama. Filsafat Yunani,
misalnya menampilkan manusia sebagai makhluk yang berpikir
terus-menerus memahami lingkungan alamnya dan juga
menentukan prinsip-prinsip bagi tindakannya sendiri demi mencapai
kebahagiaan hidup (eudaimonia). Kesustraan Yunani, misalnya kisah
tentang Odisei karya penyair Yunani Kuno, Homerus, menceritakan
tentang keberanian manusia menjelajahi suatu dunia yang penuh
dengan tantangan dan pengalaman baru. Arsitektur ala Yunani-
Romawi mencerminkan kemampuan manusia dalam menciptakan
harmoni dari aturan hukum, kekuatan, dan keindahan.
Selain itu, kemampuan bangsa Romawi dalam bidang tehnik dan
kemampuan berorganisasi pantas mendapatkan acungan jempol.
Semua ini jelas menunjukkan bahwa kebudayaan Yunani-Romawi
memberikan tempat utama bagi manusia dalam kosmos. Suatu
pandangan yang biasa disebut dengan ''Humanisme Klasik''.

3. Jelaskan bedanya berfikir filsafat dengan berfikir ilmiah ?


Berfikir merupakan hal yang lazim dilakukan oleh semua orang,
tidak hanya dari kalangan tertentu saja, tapi semua kalangan
masyarakat. Tapi tidak semua dari mereka yang berfikir filsafat
dalam kehidupan sehari-harinya. Berfikir filsafat sangatlah penting
untuk semua orang dalam rangka menjalani aktivitas sehari-hari,
atau untuk mencari solusi bagi sebuah permasalahan. Jika ditelaah
secara mendalam, begitu banyak manfaat, serta pertanyaan-
pertanyaan yang mungkin orang lain tidak pernah memikirkan
jawabannya. Karena filsafat merupakan induk dari semua ilmu.
Beberapa manfaat mahasiswa berfikir filsafat, yaitu mengajarkan
Muhammad Husaini
1204310

cara berpikir kritis, sebagai dasar dalam mengambil keputusan,


menggunakan akal secara proporsional, membuka wawasan berpikir
menuju kearah penghayatan, dan masih banyak lagi. Itulah
sebabnya mengapa setiap mahasiswa diharapkan untuk selalu
berfikir filsafat kapanpun, dimanapun, dan dalam situasi apapun ia
berada. Apalagi seorang Hakim yang harus selalu berfikir filsafat
radikal, universal, konseptual, koheren/konsisten, dan sistematis
dalam memutuskan suatu perkara.
Berfilsafat itu berarti berpikir, tapi berpikir itu tidak berarti
berfilsafat. Hal ini disebabkan oleh berfilsafat berarti berpikir artinya
dengan bermakna dalam arti berpikir itu ada manfaat, makna, dan
tujuannya, sehingga mudah untuk direalisasikan dari berpikir itu
karena sudah ada acuan dan tujuan yang pasti/sudah ada planning
dan contohnya, dan yang paling utama hasil dari berpikir itu
bermanfaat bagi orang banyak, tapi berpikir tidak berarti berfilsafat,
karena isi dari berpikir itu belum tentu bermakna atau mempunyai
tujuan yang jelas atau mungkin hanya khayalan saja.
Filsafat membawa kita berpikir secara mendalam, maksudnya untuk
mencari kebenaran substansial atau kebenaran yang sebenarnya
dan mempertimbangkan semua aspek, serta menuntun kita untuk
mendapatkan pemahaman yang lengkap.
Berpikir adalah menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkandan memutuskan sesuatu. Ilmiah adalah
bersifat ilmu atau secara ilmupengetahuan. Jadi Berpikir ilmiah
adalah menggunakan akal budi untukmempertimbangkan,
memutuskan, mengembangkan sesuatu secara ilmupengetahuan
(berdasarkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan. Ataumenggunakan
prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan
danpenjelasan kebenaran.
Perkembangan ilmu dan filsafat diawali dari rasa ingin tahu ,
kemudian meningkatnya rasa ingin tahu, lalu kebiasaan penalaran
yang radikal dam divergen yang kemudian terbagi dua yaitu
berkembangnya logika (Deduktif) dan Induktif, selanjutnya
gabungan logika deduktif dan induktif yaitu proses Logika,
hipothetico dan verifikasi, terakhir adalah berkembangnya
kreativitas.
Ilmu merupakan pengetahuan yang di dapatkan lewat metode
ilmiah. Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik perlu sarana
berfikir, yang memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah
secara teratur dan cermat.
Metode berfikir Ilmiah pada dasarnya adalah sejumlah pengetahuan
yang berkaitan dengan cara atau jalan yang ditempuh oleh pikiran
Muhammad Husaini
1204310

manusia untuk mencapai kesimpulan atau putusan yang sah dan


benar ( valid and true judgment ).

4. Jelaskan manfaat memahami filsafat bagi seorang ilmuan?


Menurut Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha memahami
alam semesta, maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah
kontrol, dan tujuan seni adalah kreativitas, kesempurnaan, bentuk
keindahan komunikasi dan ekspresi, maka tujuan filsafat adalah
pengertian dan kebijaksanaan (understanding and wisdom).
Dr Oemar A. Hoesin mengatakan: Ilmu memberi kepada kita
pengatahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan
kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang
tersusun dengan tertib, akan kebenaran. S. Takdir Alisyahbana
menulis dalam bukunya: filsafat itu dapat memberikan ketenangan
pikiran dan kemantapan hati, sekalipun menghadapi maut. Dalam
tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran) itulah letaknya
kebesaran, kemuliaan, malahan kebangsawanan filsafat di antara
kerja manusia yang lain. Kebenaran dalam arti yang sedalam-
dalamnya dan seluas-luasnya baginya, itulah tujuan yang tertinggi
dan satu-satunya.
Bagi manusia, berfilsafat itu bererti mengatur hidupnya seinsaf-
insafnya, senetral-netralnya dengan perasaan tanggung jawab,
yakni tanggung jawab terhadap dasar hidup yang sedalam-
dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun kebenaran. Radhakrishnan
dalam bukunya, History of Philosophy, menyebutkan: Tugasfilsafat
bukanlah sekadar mencerminkan semangat masa ketika kita hidup,
melainkan membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kreatif,
menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah dan
menuntun pada jalan baru. Filsafat hendaknya mengilhamkan
keyakinan kepada kita untuk menompang dunia baru, mencetak
manusia-manusia yang menjadikan penggolongan-penggolongan
berdasarkan 'nation', ras, dan keyakinan.

5. Jelaskan dengan ringkas aspek ontologi, epistimologi, dan aksiologi


ilmu.
a. Aspek Ontologi.
Ontologi berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu tentang yang
ada. Sedangkan, menurut istilah adalah ilmu yang membahas
sesuatu yang telah ada, baik secara jasmani maupun secara rohani.
Dalam aspek Ontologi diperlukan landasan-landasan dari sebuah
Muhammad Husaini
1204310

pernyataan-pernyataan dalam sebuah ilmu. Landasan-landasan itu


biasanya kita sebut dengan Metafisika.
Selain Metafisika juga terdapat sebuah asumsi dalam aspek ontologi
ini. Asumsi ini berguna ketika kita akan mengatasi suatu
permasalahan. Dalam asumsi juga terdapat beberapa paham yang
berfungi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tertentu,
yaitu: Determinisme (suatu paham pengetahuan yang sama dengan
empiris), Probablistik (paham ini tidak sama dengan Determinisme,
karena paham ini ditentukan oleh sebuah kejadian terlebih dahulu),
Fatalisme (sebuah paham yang berfungsi sebagai paham penengah
antara determinisme dan pilihan bebas), dan paham pilihan bebas.
Setiap ilmuan memiliki asumsi sendiri-sendiri untuk menanggapi
sebuah ilmu dan mereka mempunyai batasan-batasan sendiri untuk
menyikapinya. Apabila kita memakai suatu paham yang salah dan
berasumsi yang salah, maka kita akan memperoleh kesimpulan
yang berantakan.

b. Aspek Epistimologi.
Aspek estimologi merupakan aspek yang membahas tentang
pengetahuan filsafat. Aspek ini membahas bagaimana cara kita
mencari pengetahuan dan seperti apa pengetahuan tersebut.
Pengetahuan adalah jarum sejarah yang selalu berkembang
mengikuti perkembangan zaman. Semakin banyak ilmu yang kita
pahami, semakin banyak khasanah kita. Dan pengetahuan inilah
yang menjadi batasan-batasan kita dalam menelaah suatu ilmu. Hal
ini yang mengakibatkan ilmu zaman dahulu dan zaman sekarang
berbeda. Misalnya, ditinjau dari segi ilmu teknologi. Teknologi
zaman dahulu dan zaman sekarang sangat berbeda jauh. Maka ilmu
untuk menyikapi fenomena ini juga akan ikut berkembang dan
semakin bertambah.

c. Aspek Aksiologi.
Aspek aksiologi merupakan aspek yang membahas tentang untuk
apa ilmu itu digunakan. Menurut Bramel, dalam aspek aksiologi ini
ada Moral conduct, estetic expresion, dan sosioprolitical. Setiap ilmu
bisa untuk mengatasi suatu masalah sosial golongan ilmu. Namun,
salah satu tanggungjawab seorang ilmuan adalah dengan
melakukan sosialisasi tentang menemuannya, sehingga tidak ada
penyalahgunaan dengan hasil penemuan tersebut. Dan moral
adalah hal yang paling susah dipahami ketika sudah mulai banyak
orang yang meminta permintaan, moral adalah sebuah tuntutan.
Ilmu bukanlah sekadar pengetahuan (knowledge). Ilmu memang
berperan tetapi bukan dalam segala hal. Sesuatu dapat dikatakan
Muhammad Husaini
1204310

ilmu apabila objektif, metidis, sistematis, dan universal. Dan


knowledge adalah keahlian maupun keterampilan yang diperoleh
melalui pengalaman maupun pemahanan dari suatu objek.
Sains merupakan kumpulan hasil observasi yang terdiri dari
perkembangan dan pengujian hipotesis, teori, dan model yang
berfungsi menjelaskan data-data.

6. Bagaimana Hubungan antara filsafat, ilmu, dan agama dalam


kehidupan manusia?
Filsafat sebagai usaha berpikir, bukan berarti untuk merumuskan
suatu doktrin final, konklusif, dan tidak bisa diganggu gugat.
Demikian pula filsafat dalam corak religius bukan berarti disamakan
dengan agama atau pengganti keududukan agama, walaupun
filsafat dapat menjawab segala pertanyaan yang diajukan.
Kedudukan agama tetaplah lebih tinggi dibandingkan filsafat,
karena dalam ajaran agama terdapat kebenaran tak terbantahkan
dan hanya dapat diketahui karena diwahyukan. Adapun filsafat
karena penyelidikan sendiri.

Filsafat memiliki kedudukan yang penting dalam kehidupan


manusia.
Berikut ini beberapa di antaranya:
1. Memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti
pengetahuan tentang kenyataan yang diberikan oleh filsafat.
2. Berdasarkan atas dasar-dasar hasil kenyataan itu, maka filsafat
memberikan pedoman hidup kepada manusia. Pedoman itu
mengenai sesuatu yang
terdapat di sekitar manusia sendiri, seperti kedudukan dalam
hubungannya dengan yang lain. Kita juga mengetahui bahwa alat-
alat kewajiban manusia meliputi akal, rasa, dan kehendak. Dengan
akal, filsafat memberikan pedoman hidup untuk berpikir guna
memperoleh pengetahuan. Dengan rasa dan kehendak, maka
filsafat memberikan pedoman tentang kesusilaan mengenai baik
dan buruk.

Ilmu pengetahuan merupakan implementasi dari pengetahuan yang


didasarkan atas rasio dan kaidah-kaidah yang ada. Dengan ilmu
pengetahuan kita dapat mengetahui sesuatu dengan lebih jelas lagi.
Bahkan dengan ilmu pengetahuan manusia memenuhi kodratnya
yaitu menjadi khalifah di bumi. Karena dengan ilmu
pengetahuanlah, manusia dapat memanfaatkan semua fasilitas
Muhammad Husaini
1204310

yang ada di bumi ini dengan sabaik-baiknya, tanpa mengadakan


perusakan.

Sedangkan filsafat merupakan ilmu atau kajian yang membahas


mengenai hakekat dari segala sesuatu, asal mula sesuatu tersebut.
Pada dasarnya filsafat merupakan dasar atau induk dari segala ilmu.
Sebuah ilmu yang akan dihasilkan biasanya dibicarakan terlebih
dahulu dalam dunia atau kajian filsafat. Filsafat mencoba membuat
jawaban atas segala sesuatu secara mendasar. Pada dasarnya
filsafat adalah ilmu berpikir yang memenuhi syarat-syarat tertentu.

Sedangkan agama merupakan wahyu atau ajaran Tuhan. Agama


mencoba menjawab persoalan yang tidak dapat dipecahkan dengan
akal pikiran manusia. Ketika filsafat dan ilmu pengetahuan tidak
bisa menjawab sebuah masalah, maka agamalah yang kemudian
menjawabnya.

Ketiga hal tesebut mempunyai hubungan yang sangat erat dan


tidak dapat dipisahkan. Hubungan yang terjadi antara ketiganya
dapat berupa hubungan searah maupun dua arah. Hubungan yang
terjadi antara ketiga aspek tersebut bukanlah hubungan yang dapat
dinilai atau dilihat hanya dalam sekali memandang saja maupun
sekali belajar saja. Akan tetapi hubungan antara ketiganya ini dapat
dilihat dengan jelas sekali. Bahkan dapat dikatakan hubungan
antara ketiganya tersebut merupakan hubungan yang sangat
penting dan perlu dikaji lebih mendalam secara filosofis, dan perlu
ditinjau dari segi pandangan islam.

7. Bahasa, Matematika, dan Statistika dipandang sebagai sarana


berfikir ilmiah. Sebetulnya apa sumbangan ketiga disiplin ini
terhadap perkembangan ilmu?
Berfikir merupakan ciri utama bagi manusia. Berfikir disebut juga
sebagai proses bekerjanya akal. Secara garis besar berfikir dapat
dibedakan antara berfikir alamiah dan berfikir ilmiah. Berfikir
alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kehidupan sehari-
hari dari pengaruh alam sekelilingnya. Berfikir ilmiah adalah pola
penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat.
Bagi seorang ilmuan penguasaan sarana berfikir ilmiah merupakan
suatu keharusan, karena tanpa adanya penguasaan sarana ilmiah,
maka tidak akan dapat melaksanakan kegiatan ilmiah dengan baik.
Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat untuk membantu
kegiatan ilmiah dengan berbagai langkah yang harus ditempuh.
Muhammad Husaini
1204310

Sarana berfikir ilmiah pada dasarnya ada tiga, yaitu : Bahasa ilmiah,
Logika dan Matematika, Logika dan Statistika. Bahasa ilmiah
berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan fikiran
seluruh proses berfikir ilmiah. Logika dan matematika mempunyai
peranan penting dalam berfikir deduktif sehingga mudah diikuti dan
mudah dilacak kembali kebenarannya. Sedang logika dan statistika
mempunyai peranan penting dalam berfikir induktif dan mencari
konsep-konsep yang berlaku umum.

8. Jelaskan secara ringkas langkah-langkah metode ilmiah.


Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method)
merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan
secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan
pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk
menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan
hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu
hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi
suatu teori ilmiah.
Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah harus
mengikuti langkah-langkah tertentu. Marilah lebih dahulu ditinjau
langkah-langkah yang diambil oleh beberapa ahli dalam mereka
melaksanakan penelitian.
Schluter (1926) memberikan 15 langkah dalam melaksanakan
penelitian dengan metode ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.
2. Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-
malalah yang ingin dipecahkan.
3. Membangun sebuah bibliografi.
4. Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.
5. Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur
permasalahan.
6. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hu-
bungannya dengan data atau bukti, baik langsung ataupun tidak
langsung.
7. Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai
dengan pokok-pokok dasar dalam masalah.
8. Menentukan apakah data atau bukti yang dipertukan tersedia
atau tidak.
9. Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau
tidak.
10. Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.
11. Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa.
Muhammad Husaini
1204310

12. Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk membuat


interpretasi.
13. Mengatur data untuk persentase dan penampilan.
14. Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan kaki).
15. Menulis laporan penelitian.

Dalain melaksanakan penelitian secara ilmiah. Abclson (1933)


mcmberikan langkah-langkah berikut:1. Tentukan judul. Judul
dinyatakan secara singkat
2. Pemilihan masalah. Dalam pemilihan ini harus: a). Nyatakan apa
yang disarankan oleh judul. b). Berikan alasan terhadap pemilihan
tersebut. Nyatakan perlunya diselidiki masalah menurut
kepentingan umum. c). Sebutkan ruang lingkup penelitian. Secara
singkat jelaskan materi. situasi dan hal-hal lain yang menyangkut
bidang yang akan diteliti.
3. Pemecahan masalah. Dalain niemecahkan masalah harus diikuti
hal-hal berikut:
a). Analisa harus logis. Aturlah bukti dalam bnntuk yang sistematis
dan logis. Demikian juga halnya unsur-unsur yang dapat
memecahkan masalah. b). Proscdur penelitian yang digunakan
harus dinyatakan secara singkat. c) Urutkan data, fakta dan
keterangan-keterangan khas yang diperlukan d). Harus dinyatakan
bagaimana set dari data diperoleh termasuk referensi yang
digunakan. e). Tunjukkan cara data dilola sampai mempunyai arti
dalam memecahkan masalah. f). Urutkan asumsi-asumsi yang
digunakan serta luibungannya dalam berbagai fase penelitian.
4. Kesimpulan
a). Berikan kesimpulan dari hipotesa. nyatakan dua atau tiga
kesimpulan yang mungkin diperoleh b). Berikan implikasi dari
kesimpulan. Jelaskan bebernpa implikasi dari produk hipotesa
dengan memberikan beberapa inferensi.
5. Berikan studi-studi sebelumnya yang pernah dikerjakan yang
berhubungan dengan masalah.
Nyalakan kerja-kerja sebelumnya secara singkat dan berikan
referensi bibliografi yang mungkin ada manfaatnya scbagai model
dalam memecahkan masalah. Dari pedoman beberapn ahli di atas,
maka dapal disimpulkan balnwa penelitian dengan mcnggunakan
metode ilmiah sckurang-kurangnya dilakukan dengan langkah-
langkah berikut:
5.1. Merumuskan serta mcndefinisikan masalah
langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang
akan dipecahkan. Untuk menghilangkan keragu-raguan. masalah
tersebut didefinisikan secara jelas. Sampai ke mana luas masalah
Muhammad Husaini
1204310

yang akan dipecahkan Sebutkan beberapa kata kunci (key words)


yang terdapal dalam masalah Misalnya. masalah yang dipilih adalah
Bagaimana pengaruh mekanisasi terhadap pendapatan usaha tani
di Aceh?
Berikan definisi tentang usaha tani, tentang mekanisasi, pada
musim apa. dan sebagainya
5.2. Mengadakan studi kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan, step kedua yang dilakukan dalam
mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya
yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan.
Kerja mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat
dihindarkan olch seorang peneliti. Ada kalanya. perumusan masalah
dan studi keputusan dapat dikerjakan secara bersamaan.
5.3. Memformulasikan hipotesa
Setelah diperoleh infonnasi mengenai hasil penelitian ahli lain yang
ada sangkut-pautnya dengan masalah yang ingin dipecahkan. maka
tiba saatnya peneliti memformulasikan hipotesa-hipolesa unttik
penelitian. Hipotesa tidak lain dari kesimpulan sementara tentang
hubunggan sangkut-paut antarvariabel atau fenomena dalam
penelitian. Hipotesa merupakan kesimpulan tentatif yang diterima
secara sementara sebelum diuji.
5.4. Menentukan model untuk menguji hipotesa
Setelah hipotesa-hipotesa ditetapkan. kerja selanjutnya adalah
merumuskan cara-cara untuk menguji hipotesa tersebut. Pada ilmu-
ilmu sosial yang telah lebih berkembang. scperti ilmu ekonomi
misalnva. pcngujian hipotesa didasarkan pada kerangka analisa
(analytical framework) yang telah ditetapkan. Model matematis
dapat juga dibuat untuk mengrefleksikan hubungan antarfenomena
yang secara implisif terdapal dalam hipotesa. untuk diuji dengan
teknik statistik yang tersedia.
Pcngujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk
keperluan tersebut. Data tersebut bisa saja data prime ataupun
data sekunder yang akan dikumpulkan oleh peneliti.
5.5. Mengumpulkan data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut
yang merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesa
perlu dikumpulkan. Bcrgantung dan masalah yang dipilih serta
metode pcnelitian yang akan digunakan. teknik pengumpulan data
akan berbeda-beda. Jika penelitian menggunakan metode
percobaan. misalnya. data diperoleh dan plot-plot pcrcobaan yang
dibual sendiri oleh peneliti Pada metodc scjarah ataupun survei
normal, data diperoleh dengan mcngajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada responden. baik secara langsung ataupun dengan
Muhammad Husaini
1204310

menggunakan questioner Ada kalanya data adalah hasil


pengamatan langsung terhadap perilaku manusia di mana peneliti
secara partisipatif berada dalam kelompok orang-orang yang
diselidikinya.
5.6. Menyusun, Menganalisa, and Menyusun interfensi
Setelah data terkumpul. pcneliti menyusun data untuk mengadakan
analisa Sebelum analisa dilakukan. data tersebul disusun lebih
dahulu untuk mempermudah analisa. Penyusunan data dapat dalam
bentuk label ataupun membuat coding untuk analisa dengan
komputer. Sesudah data dianalisa. maka perlu diberikan tafsiran
atau interpretasi terhadap data tersebut.
5.7. Membuat generalisasi dan kesimpulan
Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari
penemuan-penemuan, dan selanjutnya memberikan beberapa
kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini harus berkaitan dengan
hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk diterima. ataukah hiporesa
tersebut ditolak.
5.8.Membuat laporan ilmiah
Langkah terakhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat
laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian
tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik tersendiri.

Referensi

Suriasumantri S Jujun, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer,


Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1998

www. Wikipedia.com

Suhartono Suparlan PHD, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Ar-Ruzz,


Yogyakarta, 2005

Gudang_filsafat_ilmu.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai