Anda di halaman 1dari 8

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDKAN

TINGGI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

PROGRAM MAGISTER

WEEKLY ASSIGNMENT IDENTITAS

Nama DONA SURIZAL

NIM 15178058
Epistiomologi,
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (S2)
Dimensi Epistimologi
Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Dosen Prof.Dr. M. Zaim, M. Hum

DIMENSI EPISTIMOLOGI

A. PENGERTIAN EPISTIMOLOGI
Epistimologi adalah teori pengetahuan, dan dalam bahasa Yunani disebut dengan
episteme (pengetahuan) dan logos (ilmu atau teori). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
epistimologi adalah cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode, dan
sahnya (validitas) pengetahuan.
Epistemolog merupakan gabungan dua kata episteme (pengetahuan) dan logos yang
berarti teori. Cabang ini menemukan jawaban atas bagaiman ada itu berada. Dalam konsep
Kenneth T.Gallagher, epistemology itu muncul dari rasa kagum. Kekaguman yang dinalarkan
dengan common sense melahirkan epistemology. Epistemology adalah cabang filsafat yang
membicarakan teori pengetahuan. Epitemologi atau teori pengetahuan adalah cabang filsfat yang
berkaitan dengan hakiakt dan lingkup pengetahuan, pengendalian-pengendalian, dan dasar-
dasarnya.

Muhadjir (2000) menyatakan bahwa dalam ilmu pengetahauan yang akan dicapai adalah
kebenaran epistemology. Pada keadaan tertentu, epistemology disebut sebagai cabang filsafat yang
membicarakan ilmu itu ada. Epistemology merupakan langkah, proses, dan upaya menengarai
masalah-masalah filsufi yang mengitari teori ilmu pengetahuan. Epistemology adalah bagian
filsafat yang meniliti asal-usul, asumsi dasar, sifat-sifat, dan bagaimana memperoleh pengetahuan
menjadi penentu penting dalam menentukan sebuah model filsafat.
Cara memperoleh ilmu pengetahuan ilmiah paling banyak disentuh epistemology. Secara garis
besar dapat dibedakan menjadi dua:

1. Pengetahuan ilmiah
Adalah hasil serapan indra dan pemikiran rasional yang terbuka terhadap pengujian lebih
lanjut menggunakan metode-metode ilmiah.
2. Pengetahun nonilmiah
Adalah hasil serapan indra terhadap pengalaman hidup seharihari yang tidak perlu dan tidak
mungkin diuji kebenarannya namun itu dapat dikembangkan menjadi penegtahuan ilmiah.
Pengetahuan yang diperoleh oleh manusia melalui akal, indera, dan lain-lain mempunyai
metode tersendiri dalam teori pengetahuan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Metode Induktif
Sebuah metode yang menyampaikan pernyataan-pernyataan hasil observasi dan disimpulkan
dalam suatu pernyataan yang lebih umum. Yang bertolak pernyataan-pernyataan tunggal
sampai pada pernyataan-pernyataan universal.
2. Metode Deduktif
Sebuah metode yang menyimpulkan bahwa data-data empiris diolah lebih lanjut dalam suatu
sistem pernyataan yang runtut. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa metode deduktif
adalah cara analisis dari kesimpulan umum atau generalisasi yang diuraikan menjadi contoh-
contoh atau fakta-fakta untuk menjelaskan kesimpulan atau generalisasi tersebut.
3. Metode Positivisme
Metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang faktual, yang positif. Metode ini
tidak menerima adanya metafisika. Apa yang diketahui secara positif adalah apa yang tampak
saja.
4. Metode Kontemplatif
Metode ini menjawab keterbatasan akal dan indra manusia untuk memperoleh pengetahuan
yang menyebabkan objek yang dihasilkan juga berbeda. Dalam metOde ini diperlukan
pengembangan satu kemampuan akal yang disebut intuisi..
5. Metode Dialektis
Metode ini tentang tahap logika, yang mengajarkan kaidah-kaidah dan metode-metode
penuturan, juga analisis sistematis tentang Ide-ide untuk mencapai apa yang terkandung dalam
pandangan.

B. PERSYARATAN EPISTIMOLOGI
Ilmu harus memiliki dasar pembenaran, bersifat sistematis dan sistematik serta bersifat
intersubjektif. Ketiga ciri tersebut saling terkait dan merupakan persyaratan bagi pengethuan
untuk disebut pengetahuan ilmiah atau ilmu pengetahuan. Persyaratan tersbut adalah :
1. Dasar Pembenaran
Dasar pembenaran mengharuskan seluruh cara kerja ilmiah diarahkan untuk memperoleh
derajat kepastian yang setinggi mungkin pada pengetahuan yang dihasilkannya. Maksudnya
adalah, pertama: pemahaman yang akan diuji dalam suatu cara kerja ilmiah harus dapat
dibenarkan secara priori. Kedua: cara pengujian itu sendiri harus memiliki dasar pembenaran
yang sudah teruji, sehingga dapat disebut metode ilmiah. Ketiga: setelah teruji melalui metode
ilmiah, pemahaman itu, yang sekarang termasuk pengetahuan ilmiah atau ilmu seharusnya
dapat dibenarkan secara pasteori.

2. Sistematik
Ini merupakan persyaratan kedua yang harus dimiliki oleh ilmu pengetahuan. Terdapat sistem
di dalam susunan suatu pengetahuan ilmiah (produk) dan di dalam cara memperoleh
pengetahuan ilmiah itu (proses, metode). Suatu pengkajian ilmiah tidak akan membatasi dirinya
hanya pada satu bahan informasi saja, sambil berusaha agar hubungan-hubungan tersebut dapat
merupakan suatu kebulatan.

3. Intersubjektif
Intersubjektif secara tersurat menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh seorang
subjek harus mengalami verifikasi oleh subjek-subjek lain supaya pengetahuan tersebut lebih
terjamin keabsahan atau kebenarannya.

C. CAKUPAN EPISTIMOLOGI
Pokok pengkajian etimologi ialah ilmu, makrifat dan pengetahuan. Edmund Gertier
mempertanyakan bahwa apakah pemebnaran terhdap yang diyakini itu cukup disebut sebagai
ilmu?. Atas dasar pertanyaan ini semua orang mencoba mengkaji ilmu menggunakan metode
tertentu agar dapat meyakinkan pihak lain. Oleh karena itu epistemology akan menuntun
keruntutan berpikir yang nalar.

Cakupan dan ragam epistemology dapat dikelompokkan menjadi beberapa hal yakni:

1. Epistemology subjektif
Menemukan kebenaran tanpa menggunakan standar reliablemelainkan dengan refleksi yang
bersifat subjektif.
2. Epistemology pragmatik
Upaya menemukan yang kekal (kebenaran) dengan pencermatan realistik, empirik,
eksperimental.
3. Epistemologi moral
Adalah pencarian kebenaran atas dasar baik buruk.
4. Epistemology religious
Pencarian kebenaran dari kitab-kitab dan doktrin

Kebenaran dipandang tepat apabila mengguakan episteme yang tepat. Ada dua hal penting:

1. Cakupan pokok bahasan, ilmu memiliki istilah yang berbeda yakni:


a. Ilmu adalah segala hal yang hakiki.
b. Ilmu adalahkehadiran dan segala bentuk penyingkapan
c. Ilmu adalah ilmu logika
d. Ilmu adalah pembenaran dan hukum
e. Ilmu adalah pembenaran yang diyakini
f. Ilmu adalah kebenaran dan keyakinan yang bersesuaian dengan kenyataan dan realitas
ekternal
g. Ilmu adalah keyakinan benar yang bisa dibuktikan
h. Ilmu adalah kumpulan proposisi-proposisi universal yang saling bersesuaian dan tidak
behubungan dengan masalah-masalah sejarah dan geografi
i. Ilmu adalah kumpulan proposisi-proposisi universal yang hakiki dan tidak termasuk hal-hal
yang linguistic
j. Ilmu adalah kumpulan proposisi-proposisi universal yang bersifat empirik.
2. Sudut pembahasan
Yakni apabila subjek epistemology adalah ilmu dan makrifat, maka dari sudut mana subyek ini
dibahas. Sudut pandang pembahasan akan sangat berpengaruh dalam pemahaman mendalam
tentang perbedaan-perbedaan ilmu.
Sumber-sumber ilmu pengetahuan manusia dapat menelusuri empat hal, yaitu:
1. Ilmu penegtahuan itu dari mana
2. Batas-batas ilmu penegtahuan
3. Strukturnya
4. Keabsahan
Ilmu pengetahuan manusia meruapkan strategi untuk menemukan kebenaran. Kebenaran tersebut
menjadai target filsafat. Terdapat tiga macam teori yaitu:
1. Teori korespondensi (kesesuaian gagasan dengan kenyataan)
2. Teori koherensi (keterpaduan gagasan yang satu dengan yang lain)
3. Teori pragmatis (benar adalah yang berguna)
D. ALIRAN-ALIRAN DALAM EPISTIMOLOGI
Secara garis besar terdapat dua aliran dalam epistemologi, yaitu: Rasionalisme, suatu aliran
pemikiran yang menekankan pentingnya peran akal atau ide sebagai bagian yang sangat
menentukan hasil keputusan atau pemikiran. Dan Empirisme yang mengatakan bahwa ralitas yang
sebenarnya adalah terletak pada benda-benda konkret, yang dapat diindera, bukan pada ide seperti
yang dipaparkan oleh aliran rasionalisme.
EPISTIMOLOGI

A. PERIHAL PENGETAHUAN
Proses terjadinya pengetahuan merupakan hal yang penting dalam epistemologi, karena ini
akan mewarnai corak pemikiran kefilsafatannya. Ada yang berpendapat bahwa pengetahuan
didapat melalui pengalaman, baik pengalaman indra maupun pengalaman batin. Sedangkan yang
lain berpendapat bahwa pengetahuan terjadi tanpa adanya pengalaman. Yang disebut sebagai
pengalaman itu sendiri adalah keseluruhan atau totalitas segala pengamatan, yang disimpan di
dalam ingatan dan digabungkan dengan suatu pengharapan akan masa depan, sesuai dengan apa
yang telah diamati pada masa lampau.

B. MASALAH-MASALAH DASAR PENGETAHUAN


Mengenai masalah dasar atau sumber pengetahuan dijwab oleh aliran rasionalisme,
empirisme, dan kritisme. Namun, dapatkah kita mencapai kebenaran mutlak itu.Ini dijawab oleh
aliran dogmatisme dan skeptisme. Aliran dogmatisme berpendapat bahwa kebenaran mutla dapat
dicapai. Artinya, kebenaran pengetahuan yang sempurna dan abadi dapat dicapai melalui ilmu.
sebaliknya, skeptisisme berpendapat bahwa orang tidak mungkin mencapai pengetahuan yang
benar karena terbatas pada penggunaan akal yang berubah terus-menerus dari generasi ke
generasi.
C. PERIHAL KEBENARAN
Secara umum, definisi kebenaran adalah kesesuaian antara pikiran dan kenyataan.
Selanjutnya, ada beberapa teori kebenaran yang dipaparkan oleh ahli. Teori tersebut adalah:
Pertama, teori kebenaran saling berhubungan (coherence theory of truth), berpendapat bahwa
suatu proposisi itu benar apabila hal tersebut memiliki hubungan dengan ide-ide dari proposisi
yang telah ada atau benar. Kedua, teori kebenaran saling berkesesuaian (correspondence of theory
of truth), berpandangan bahwa suatu proposisi itu bernilai benar apabila proporsi itu saling
berkesesuaian dengan kenyataan atau realitas. Kebenaran demikian dapat dibuktikan secara
langsung pada dunia kenyataan. Ketiga, teori kebenaran inherensi (inherent theory of truth), yang
memiliki pandangan bahwa suatu proposisis memiliki nilai kebenaran apabial memiliki akibat
atau konsekuensi yang bermanfaat, maksdunya adalah hal tersebut dapat dipergunakan.
D. ALIRAN-ALIRAN TEORI PENGETAHUAN
Aliran-aliran dalam teori pengetahuan adalah sebagai berikut:
1. Aliran Empirisme, menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan memalui
pengalamannya.
2. Aliran Rasionalisme, aliran ini mengajarkan bahwa melalui akalnya manusia akan memperoleh
pengetahuan.
3. Aliran Positivisme, merupakan penyempurnaan dari dua aliran sebelumnya. Tokoh aliran ini
adalah Comte yang berpendapat bahwa indra itu amat penting dalam memperoleh pengetahuan,
tetapi harus dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen.
4. Aliran Intuisionisme, tokoh aliran ini adalah Bergson. Ia yakin bahwa akal dan indera manusia
memiliki keterbatasan. Dengan menyadari keterbatasan tersebut, Bergson mengembangkan satu
kemampuan tingkat tinggi yang dimiliki oleh manusia, yaitu intuisi. Intuisi ini adalh hasil
evolusi pemahaman tertinggi. Intuisi ini menangkap objek secara langsung tanpa melalui
pemikiran.

EPISTIMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR

A. JARUM SEJARAH PENGETAHUAN

Kriteria kesamaan bukan perbedaan menjadi konsep dasar pada masa lalu. Semua menyatu
dalam kesatuan yang batas-batasnya kabur dan mengambang. Konsep dasar ini mengalami
perubahan fundamental dengan berkembanganya abad penalaran (the age f reason) pada
pertengahan abad ke-17. Sebelum Charles Darwin menyusun teori evolusinya kita menganggap
semua makhluk adalah serupa yang diciptakan dalam waktu yang sama.

Segala apa yang diketahui adalah pengetahuan. Dengan berkembangnya abad penalaran
maka konsep dasar berubah dari kesamaan kepada pembedaan. Pohon pengetahuan mulai dibeda-
bedakan berdasarkan apa yang diketahui, bagaimana cara dan untuk apa pengetahuan itu
dipergunakan. Cabang pengetahuan berkembang menurut metodenya.

Diferensiasi bidang ilmu dengan cepat terjadi. Secara metafisik ilmu dipisahkan dengan
moral. Pendekatan inter-disipliner merupakan suatu keharusan namun tidak dengan mengaburkan
otonomi masing-masing disiplin keilmuan yang telah berkembang. Dengan menciptakan
paradigma lah caranya. Paradigma bukanlah ilmu melainkan sarana berpikir ilmiah seperti logika,
matematika, statistika dan bahasa.

B. PENGETAHUAN
Pengetahuan merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu,
termasuk ilmu. Jadi, ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui manusi disamping
seni dan agama. Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung atau
tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri-ciri
yang spesifik mengenai apa (ontology), bagaimana (epistemologi), dan untuk apa (aksiologi)
pengetahuan itu disusun.Jadi, jika kita membicarakan epistemologi ilmu maka hal itu harus
dikaitkan dengan ontology dan aksiologi ilmu.

Ilmu mencoa mencarikan penjelesan mengenai alam menjadi kesimpulan yang bersifat
umum dan impersonal. Sebaliknya, seni tetap bersifat individual dan personal, dengn memusatkan
perhatiannya pada pengalaman hidup seseorang.

Gejala alam merupakan pencerminan dari kepribadian dan keakuan mereka karena gejala
alam waktu itu sukar diramalkan. Sehingga berkembanglah tokoh-tokoh supernatural. Akal sehat
dan coba-coba mempunyai peranan penting dalam usaha manusia untuk menemukan penjelasan
mengenai berbagai gejala alam ilmu dan filsafat dimulai dengan akal sehat sebab tak mempunyai
landasan permulaan lain untuk berpijak. Sedang karakteristik akal sehat diberikan oleh Titus
sebagai berikut:

1. Landasannya berakar pada adat dan tradisi sehingga cenderung bersifat kebasaan dan
pengulangan.
2. Landasannya kurang kuat sehingga akal sehat cenderung bersifat samar-samar.
3. Kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak dikaji dan akal sehat lebih kepada
pengetahuan yang tidak teruji.
C. METODE ILMIAH

Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu.
Metode menurut Senn, merupakan suatu prosedur yang sistematis untuk mengetahui sesuatu.
Metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajarai peraturan-peraturan dla metode
tersebut. Jadi metodologi ilmiah merupakan pengkajian dari peraturanperaturan yang terdapat
dlam metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan ekspresi mengenai cara bekerja pikiran.

Metode ilmiah mencoba meggabungkan ara berpikir deduktif dan induktif dalam
membangu tubuh pengetahuannya. Berpikir deduktif memberikan sifat rasional kepada
pengetahuan ilmiah dan konsisten dengan pengetahuan sebelumnya. Kesimpulannya juga tidak
bersifat final, mak digunakan juga berpikir induktif berdasarkan kriteria korespondensi.
Teori korespondensi menyebutkan bahwa suatu pernyataan dapat dianggap benar jika
materi pada pernyataan itu bersesuaian dengan objek yang dituju.

Teori ilmih harus memenuhi dua syarat utama yaitu:

1. Konsisten dengan teori-teori sebelumnya.

2. Sesuai dengan fakta-fakta empiris

Secara empiris, semua penjelasan rasional hnay bersifat sementara yang disebut hipotesi.
Hipotesis merupakan jawaban sementara bagi permasalahan yang dihadapi. Hipotesis dalam hal
ini berfungsi sebagai penunjuk jalan yang memungkinkan kita mendapatkan jawaban. Kerangka
berpikir ilmiah berintikan proses logico-hypothetico sebagai berikut:

1. Perumusan masalah

2. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis

3. Perumusan hipotesi

4. Pengujian hipotesis

5. Penarikan kesimpulan

D. STRUKTUR PENGETAHUAN ILMIAH


Pengetahuan yang di proses menurut metode ilmiah merupakan pengetahuan yang
memenuhi syarat-syarat keilmuan dan dapat disebut pengetahuan ilmiah atau ilmu. Pada
hakikatnya pengetahuan ilmiah mempunyai tiga fungsi yakni menjelaskan, merencanakan dan
mengontrol. Sebuah teori pada umumnya terdiri dari hukum-hukum. Hukum pada hakikatnya
merupakan pernyataan yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam suatu
kaitan sebab akibat. Makin tinggi keumuman konsep maka makin tinggi teoritis konsep tersebut.
Pengetahuan ilmiah dalam bentuk teori dan hukum harus mempunyai tingkat keumuman
yang tinggi atau secara idealnya harus bersifat universal. Dalam ilmu sosial untuk meramalkan
menggunakan metode proyeksi, pendekatan struktural, analisis kelembagaan atau tahap-tahap
perkembangan. Penelitian yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya
belum pernah diketahui dinamakan penelitan murni atau penelitian dasar. Sedangkan penelitian
yang bertujuan untuk mempergunakan pengetahuan ilmiah yang telah diketahui untuk
memecahkan masalah kehidpan yang bersifat praktis dinamakan penelitian terapan

Anda mungkin juga menyukai