Anda di halaman 1dari 5

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2013

HUMIDITAS UDARA

I. TUJUAN PERCOBAAN

Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat mengukur


temperatur bola basah maupun temperatur bola kering.

Mencari humidifitas dengan menggunakan grafik.

Mencari relatif humidifitas dengan menggunakan grafik.

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

Alat yang digunakan

Seperangkat alat TM

Termometer bola basah 1 buah

Termometer bola kering 1 buah

Gelas kimia 250 ml 1 buah

Bahan yang digunakan

Aquadest

Tissue

Kasa

Gunting

III. DASAR TEORI

Temperatur bola kering dan temperatur bola basah dalam pemprosesan sering
diperlukan untuk menentukan uap air di dalam aliran gas. Operasi ini lebih dikenal
dengan proses humidifikasi. Penggunaan yang paling sederhana dan luas dalam
proses humidifikasi adalah proses pengeringan padatan basah dengan pengukuran
jumlah kandungan air dan pemakaian Ac. Untuk menentukan relatif humidifitas dan
humidifitas dari campuran air-uap digunakan grafik humidifikasi.

Cara penggunaan grafik humidifikasi adalah buat garis perpotongan antara


temperatur bola kering dan bola basah dari titik perpotongan tarik garis sampai
memotong garis relatif humidifitas sedangkan untuk menentukan humidifitas tarik
garis perpotongan temperatur bola kering dan bola basah sampai memotong garis
humidifitas.

Humidifitas (kelembaban) adalah nilai kuantitas air yang terkandung dalam udara
lembab. Nilai tersebut dapat ditampilkan sebagai Humiditas absolut (mv) Rasio
Humidifitas dan Humidifitas relatif 0. Humiditas absolut mv: total massa uap air
yang terkandung dalam suatu sistem campuran udara lembab dalam suatu
kuantitas volume tertentu. Humiditas relatif (lebih dikenal dalam meteorologi
sebagai relatif humiditi-RH) adalah nilai perbandingan antara tekanan parsial uap
air aktual terhadap tekanan parsial uap air pada keadaan saturasi dengan suhu
yang sama (suhu tabung kering).

Rasio humiditas (Humiditas spesifik) xv didefinisikan sebagai rasio jumlah massa air
yang terkandung dalam setiap satuan massa udara kering. Rasio humiditas dalam
udara lembab memiliki nilai antara xv = 0 (udara kering) dan nilai maksimum xv =
xvs (udara saturasi atau jenuh). Kelembaban relatif adalah jumlah uap air di udara
pada suhu tertentu dibandingkan dengan uap air maksimum yang udara mampu
menahan tanpa itu kondensasi, pada suhu tertentu.

Kelembaban relatif yang dinyatakan sebagai persentase dan dihitung dengan cara
berikut :

Humiditas saturasi didefinisikan melalui persamaan :

Hs = x Dimana : Hs = Humiditas saturasi ( kg/kg dry air)

Ps = Tekanan uap air pada suhu ts

P = Tekanan absolut

Persen relatif humiditas ( % RH ) persamaannya :

%RH = Dimana %RH = % Humiditas saturasi

Ps = Tekanan uap air pada suhu ts

P = Tekanan absolut
Termometer bola basah ( wet-bulb ) merupakan suhu yang didapat bila udara
didinginkan pada tekanan konstan sampai jenuh ( 100% kelembaban ) oleh
penguapan air dengan panas laten yang berasal dari udara tersebut.

Temperatur bola kering merupakan suhu yang diperoleh dari pengukuran suhu yang
terjaga dari sinar matahari dan embun ( udara bebas )

Kelembapan udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. jumlah uap air
dalam udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh
atmosfer, yaitu hanya kira-kira 2 % dari jumlah masa. Akan tetapi uap air ini
merupakan komponen udara yang sangat penting ditinjau dari segi cuaca dan iklim

Uap air adalah suatu gas, yang tidak dapat dilihat, yang merupakan salah satu
bagian dari atmosfer. Kabut dan awan adalah titik air atau butir-butir air yang
melayang-layang di udara. Kabut melayang-layang dekat permukaan tanah,
sedangkan awan melayang-layang di angkasa. Banyaknya uap air yang di kandung
oleh hawa tergantung pada temperatur.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelembapan :

1. Ketingian Tempat

Apabila semakin tinggi tempat maka tingkat kelembabannya juga tinggi karena
suhunya rendah dan sebaliknya semakin rendah tempat suhunya semakin tinggi
dan kelembabannya pun menjadi rendah.

2. Kerapatan Udara Kerapatan udara.

Ini juga berkaitan dengan suhu dimana apabila kerapatan udara pada

daerah tertentu rapat maka kelembabanya tinggi. Sedangkan apabila kerapatan


udara di suatu daerah renggang maka tinggkat kelembabannya juga rendah.
Diketahui pula antara kerapatan,suhu,dan ketinggian tempat juga saling berkaitan..

3. Tekanan Udara.

Tekanan udara juga mempengaruhi kelembaban udara dimana apabila takanan


udara pada suatu daerah tinggi maka

kelembabanya juga tinggi,hal ini disebabkan oleh kapasitas lapang udaranya yang
rendah.

4. Radiasi Matahari.

Dimana adanya radiasi matahari ini menyebabkan terjadinya penguapan air di


udara yang tingkatannya tinggi sehingga kelembaban udaranya semakin besar.

5. Angin
Adanya angin ini memudahkan proses penguapan yang terjadi pada air laut
menguap ke udara. Besarnya tingkat kelembaban ini dapat berubah menjadi air dan
terjadi pembentukan awan.

6. Suhu

Apabila suhu suatu tempat tinggi maka kelembabanya rendah dan sebaliknya
apabila suhu rendah maka kelembaban tinggi. Dimana hal ini antara suhu dan
kelembaban ini juga berkaitan dengan ketinggian tempat.

7. Kerapatan Vegetasi

Jika tumbuhan tersebut kerapatannya semakin rapat maka kelembabannya juga


tinggi hal ini di sebabkan oleh adanya seresah yang menutupi pada permukaan
tanah sangat besar sehingga berpengaruh pada kelembabannya.Bahkan sebaliknya
apabila kerapatannya jarang maka tinggkat kelembabannya juga rendah karena
adanya seresah yang menutupi permukaan tanah ini sedikit

I. PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan alat TM dengan menggunakan blower

2. Menyiapkan termometer bola basah dengan cara membungkus ujung


termometer dengan kain kasa atau tisue dan di lilit isolasi bening.

3. Menghidupkan blower pada alat TM

4. Mencelupkan termometer bola basah ke dalam gelas kimia yang berisi air

5. Mengukur temperatur bola basah dan bola kering secara bersamaan selama
lebih kurang 5 menit

IV. ANALISIS DATA

Pada percobaan kali ini untuk mengamati kandungan air yang ada dalam udara,
untuk menentukan nilai relatif humiditas ( RH) dan nilai humiditas saturasi.
Percobaan dilakukan hingga 3 kali, masing-masing selama 5 menit untuk melihat
pergerakan nilai pada skala termometer baik untuk temperatur bola basah maupun
bola kering. Pada percobaan I dengan pengukuran temperatur bola basah
menggunakan tissue yang dililitkan pada ujung termometer, menimbulkan hasil
yang nilai temperatur bola basahnya tidak menemui titik potong dengan temperatur
bola keringnya ( saat pembacaan melalui grafik ) sehingga tidak dapat menentukan
berapa nilai humiditas saturasinya maupun %RH pada kondisi tersebut.
Penyebabnya karena bahan berupa tissue yang digunakan terlalu tebal saat
melapisi permukaan ujung termometer, karenanya hembusan udara dari blower
tidak berpengaruh dalam penentuan temperatur bola basah dalam percobban I ini.

Untuk percobaaan ke II dan III bahan diganti dengan menggunakan kasa. Hal ini
dikarenakan kasa memiliki pori-pori kecil yang dapat terjaga kelembabannya
dibandingkan dengan tissue. Namun pada percobaan II hasil yang diperoleh masih
belum terpenuhi. Kondisi suhu yang tidak stabil ,baik pada temperatur bola kering
maupun temperatur bola basah membuat diharuskan adanya percobaan III. Hasil
yang diperoleh memperlihatkan suhu yang dihasilkan telah stabil, dimana pada
temperatur bola basah diperoleh pada suhu 34 C dan temperatur bola kering pada
suhu 53 C. Temperatur bola basah yang didapat lebih kecil dari temperatur bola
kering karena dipengaruhi oleh kelembaban tisue yang dililitkan di ujung
termometer. Temperatur bola basah dan bola kering mengalami kenaikan suhu
yang disebabkan oleh suhu udara yang dihembuskan oleh blower dari alat
temperatur measurement

Dalam menentukan nilai relatif humiditas maupun humiditas saturasi dapat


dilakukan dengan pembacaan grafik dan perhitungan. Melalui pembacaan grafik,
diperoleh %RH 30 % dengan nilai humiditas saturasi 0,027 kg/kg dry air. Sedangkan
melalui perhitungan dengan memasukkannya dalam persamaan, diperoleh hasil
yang tak jauh berbeda dengan hasil pembacaan grafik, dimana untuk %RH 27,86%
dan nilai humiditasnya 0,034 kg/kg dry air. Perbedaan ini dikarenakan, masing-
masing metode baik pembacaan grafik dan perhitungan memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Pada metode perhitungan hanya sekedar memasukkan
data ke persamaan dan terpaku pada rumus, tanpa kesulitan dalam pembacaan.
Pada pembacaan grafik, diperlukan tingkat ketelitian dalam melihat dan membaca
grafik, khususnya dalam menemukan titik perpotongan garis antara bola basah dan
bola kering, sehingga diperoleh hasil yang sesuai

Anda mungkin juga menyukai