NIM : 142310101005
Sikap Penulis
Dari segi keagamaan, dimana saya orang muslim memandang bahwa LGBT
bukan hal yang seharusnya diciptakan oleh manusia dan dijadikan status yang normal
dan umum, karena dalam agama islam hanya ada dua jenis kelamin yang Allah ciptakan
yaitu laki-laki dan perempuan, dimana sudah dipasang-pasangkan anatara laki-laki dan
perempuan. Sehingga bisa dikatakan bahwa LGBT menyalahi aturan yang sudah
ditentukan oleh Allah atas pasangan dan fisiknya.
Dari segi budaya, saya memandang bahwa LGBT pasti sulit diterima, terutama
di Indonesia yang mayoritas beragama Islam dan masih kental dengan adat, nilai dan
norma yang ada dimasyarakat. Walaupun terkadang saya berfikir bahwa tidak semua
LGBT menginginkan dirinya seperti itu atas dasar kemauan yang disadari. Mungkin ada
diantara mereka yang labian atau gay karena kondisi tertentu yang membuat dia
terperangkap didalam lingkungan LGBT dan akhirnya dia larut dalam lingkungan
tersebut.
Dari segi HAM, setiap orang memang memiliki kebesan atas dirinya, namun
saya berpendapat HAM itu dihargai dan dijaga jika tidak melanggar nilai dan norma
yang berlaku dan tidak merugikan diri sendiri atau orang lain.
Beberapa orang atau golongan ada yang mengutuk LGBT dengan keras, mereka
tidak dierima dilingkungannya, sehingga mereka menjauh dan mencari lingkungan yang
bisa menerimanya.
Saya berpendapat bahwa seharus LGBT bukan kita tolak dengan keras ataupun
diterima dengan bebas oleh kita. Jika LGBT adalah status yang diciptakan oleh
beberapa golongan, maka hal tersebut bisa untuk dirubah atau dihilangkan. Walaupun
mustahil untuk menghilangkannya, tetapi kita (orang yang dekat dengan LGBT,
keluarga, tenaga kesehaan, tokoh agama, atau pemerintah) menolak LGBT dengan cara
yang halus dan memberikan menyediakan solusi-solusi bagi mereka.
Penolakan langsung hanya akan membuat mereka bagaimana caranya dia hidup
tenang tanpa harus dikekang dan lepas dari peraturan yang ada serta mencari kebebasan.
Hal ini akan menambah masalah LGBT dan membuat mereka semakin dekat dan yakin
dengan pasangan sejenis mereka. Karena mereka yang sesama jenis dan memiliki habbit
yang sama akan memiliki kecocokan. Searusnya kita menjadi wadah yang bisa
mengarahkan mereka (LGBT) untuk secara perlahan membuatnya lepas dari LGBT.
Pemerintah bisa menyediakan sarana untuk merehabitasi para LGBT. Hal ini bukan
berarti Indonesia menerima LGBT, tetapi hal ini dilakukan untuk mengurangi atau
mengarah para LGBT kejalan yang lebih baik. Karena jika dibiarkan, para LGBT akan
menjamur dan perlahan menggeser budaya yang ada jika tidak ada pengawasan.