Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KEPERAWATAN KRITIS

INTERPRETASI EKG

Oleh:
Sri Ariani NIM 142310101005
Fajar Kharisma NIM 142310101060
Ahmad Muizul Hafidz NIM 142310101042
Klintia Dea R NIM 142310101061
Wulan Diaz T. K NIM 142310101132

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2017
Advance Cardiac Life Supports (ACLS) kegawatan irama jantung (aritmia / disritmia)
dibagi menjadi tiga yaitu henti jantung, bradikardi dan takikardi.

HASIL INTERPRETASI EKG

1. Henti Jantung, tidak ada nadi atau heart rate. gambaran EKG yang mungkin terlihat
pada henti jantung antara lain :

Asistol

Kriteria : tidak ada aktivitas listrik, paling sering ditemukan pada kasus henti jantung. Sering
timbul setelah Ventrikel Fibrilasi (VF) dan Pulseless

Interpretasi:

Pasien sudah mengalami henti jantung (meninggal).

Pulseless Electrical Actifity (PEA)

Kriteria : ada aktvitas listrik jantung tetapi tidak terdeteksi pada saat pemeriksaan arteri (nadi
tidak teraba)

Interpretasi:

a. Irama: irreguler

b. HR: tidak ada

c. Gel P: tidak ada

d. Interval PR: tidak terukur


e. Gel QRS: tidak normal (melebar)

Ventrikel takikardi (VT) tanpa nadi

Kriteria :

Irama : Ventrike Takikardi,

Heart Rate : > 100 kali/menit (250-300 kali/menit)

Gelombang P : tidak terlihat

Interval PR : tidak terukur

Gelombang QRS : lebar > 0,12 detik

Ventrikel Fibrilasi (VF)


Kriteria :

Irama : ventrikel fibrilasi

Heart Rate : tidak dapat dihitung

Gelombang P : tidak terlihat

Interval PR : tidak terukur

Gelombang QRS : tidak teratur, tidak dapat dihitung

2. Takikardi, yaitu heart rate lebih dari 150 kali /menit. Gambaran EKG dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu QRS sempit dan QRS lebar

QRS sempit, gambaran EKG-nya bisa berupa

Sinus takikardi

Kriteria :

Irama : sinus takikardi

Heart Rate : > 100 kali/menit

Gelombang P : 0,04

Interval PR : 0,12 Gelombang QRS : 1-2 KK (0,04-0,08 detik)


Atrial takikardi

Kriteria :

Irama : atrial takikardia/supraventrikel takikardi

Heart Rate : > 150 kali/menit

Gelombang P : kecil atau tidak terlihat

Interval PR : tidak dapat dihitung

Gelombang QRS : 0,04-0,08 detik

Atrial Flutter (gelepar atrial)

Kriteria :

Irama : atrial flutter

Heart Rate : bervariasi

Gelombang P : banyak bentuk seperti gergaji,perbandingan dengan komplek QRS bisa 3 atau
4 atau 5 dan seterusnya : 1

Interval PR : tidak dapat dihitung

Gelombang QRS : 0,04-0,08 detik

Atrial Fibrilasi (AF)

Kriteria :
Irama : tidak teratur

Heart Rate : bervariasi, dapat dibagi respon ventrikel cepat (HR > 100),, respon ventrikel
normal (HR 60 100), respon ventrikel lambat (< 60)

Gelombang P : tidak dapat diidentifikasikan

Interval PR : tidak dapat dihitung

Gelombang QRS : 0,04-0,08 detik

QRS lebar, gambaran EKG-nya bisa berupa :

Ventrikel Takikardi atau Atrial Fibrilasi dengan aberan. Kedua gambarannya sama dengan di
atas (henti jantung), hanya saja secara klinis pasien tampak sadar dan nadi atau heart rate
masih dapat diperiksa.

3. Bradikardi, yaitu heart rate < 60 kali/ menit, dapat berupa :

sinus bradikardia

Kriteria :

Irama : sinus

Heart Rate : < 60 kali/menit

Gelombang P : 0,04 detik

Interval PR : 0,12-0,20 detik

Gelombang QRS : 0,04-0,08 detik


Atrio-Ventrikuler (AV) blok derajat 1

Kriteria :

Irama : sinus

Heart Rate : biasanya 60-100 kali/menit

Gelombang P : normal (0,04 detik)

Interval PR : memanjang > 0,20 detik

Gelombang QRS : normal (0,04-0,08 detik)

AV blok derajat 2 tipe Mobitz 1 (Wenchenbach)

Kriteria :

Irama : sinus

Heart Rate : biasanya < 60 kali/menit

Gelombang P : normal, ada gelombang P yang tidak diikuti QRS

Interval PR : semakin lama semakin panjang kemudian blok


Gelombang QRS : normal

AV blok derajat 2 tipe Mobitz 2

Kriteria :

Irama : sinus

Heart Rate : biasanya < 60 kali/menit

Gelombang P : normal, ada gelombang P yang tidak diikuti QRS

Interval PR : normal atau memanjang secara konstan diikuti blok

Gelombang QRS : normal

Total AV blok

Kriteria :

Irama : sinus

Heart Rate : biasanya < 60 kali/menit, dibedakan heart rate gelombang P dan kompleks QRS

Gelombang P : normal, tapi gelombang P dan QRS berdiri sendiri

Interval PR : berubah-ubah/tidak ada

Gelombang QRS : normal (0,5 KB)

dari bradikardi, yang biasanya menimbulkan kegawatan adalah AV blok derajat 2 dan 3
Gangguan pompa jantung dapat diakibatkan oleh gangguan pada otot jantung. Salah satu
yang menyebabkan otot jantung terganggu adalah iskemik miokardium atau infark
miokardium akibat tersumbatnya pembuluh darah koroner. Berikut ini gambaran
perubahan/evolusi infark miokardium :

Infark Miokard

interpetasi:
a Irama : Reguler
b HR : 100x/mnt
c Gel P : tidakada
d Interval PR :
tidakada
e Gel QRS : Lebar

Iskemik Miokard ditandai dengan adanya depresi ST atau gelombang T terbalik, injuri
ditandai dengan adanya ST elevasi. Infark miokard ditandai adanya gelombang Q patologis.

Pada fase awal terjadinya infark ditandai gelombang T yang tinggi sekali (hiperakut T)
kemudian pada fase sub akut ditandai T terbalik lalu pada fase akut ditandai ST elevasi. Pada
fase lanjut (old) ditandai dengan terbentuknya gelombang Q patologis

Lokasi infark :

Anterior : V2 V4

Anteroseptal : V1 V3

Anterolateral : V5, V6, I dan aVL

Ekstensive anterior : V1 V6, I dan aVL


Inferior : II, III, aVF

Posterior : V1, V2 (resiprokal/seperti cermin)

Contoh infark miokard

Infark miokard (IM) akut inferior (ST elevasi di II, III, aVF) + iskemik ekstensif anterior (ST
depresi di I, aVL, V1 s/d V6)

Ventrikel kanan : V1, V3R, V4R

Gambaran EKG yang harus diwaspadai: VES


1 Ekstrasistol ventrikel bigemini

Irama: ireguler

HR: 100x/menit

Gel. P: ada (1 KK, 0,4 s)

Interval PR: tidak normal

Komplek QRS: tidak jelas

2 Ekstrasistol ventrikel multifocal

Irama: ireguler

HR: 70x/menit

Gel. P: ada

Interval PR: 3 kk x 0,04= 0,12 detik

Kompleks QRS: sempit karena < 3 kk

3 Ekstrasistol ventrikel consecutive

Irama: ireguler

HR: 100x/menit
Gel. P: ada

Interval PR: 2kk x 0,04= 0,08 detik

Kompleks QRS: sempit karena < 3kk

4 Ekstrasistol ventrikel

Irama: ireguler

HR: 30x/menit

Gel. P: ada

Interval PR: tidak ada

Kompleks QRS: tidak ada

Anda mungkin juga menyukai