Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

INTERPRETASI EKG GANGGUAN IRAMA JANTUNG

Oleh :

Imran Ilahude
225070209111028

PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan data riset Kesehatan RI secara global penyebab
kematian nomor 1 setiap tahunnya disebabkan penyakit kardiovasikuler
yaitu gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah. Jumlah prevalensi
penyakit gagal jantung di Indonesia pada tahun 2013 pada umur >15 tahun
sebesar 0,13% atau diperkirakan sekitar 229.696 orang dan lebih dari 3 juta
kematian terjadi sebelum usia 60 tahun dimana seharusnya pada usia
tersebut dapat dicegah, berdasarkan data tersebut kontrol rutin untuk
penderita jantung sangat disarankan untuk menghindari hal yang tidak
diinginkan terjadi pada penderita jantung secara tiba-tiba.
Salah satu pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk
mendeteksi adanya gangguan pada jantung adalah dengan melakukan
perekaman EKG, dimana alat ini dapat mendeteksi adanya gangguan irama
dan konduksi jantung. Tidak sekedar memasang alat tetapi Perawat juga
dituntut untuk mampu menginterpretasikan hasil rekaman jantung ini.
Gangguan jantung dapat terdeteksi apabila kita mampu membaca gambaran
hasil EKG.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui cara menginterpretasikan hasil EKG
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menginterpretasikan gambaran EKG yang normal
b. Mampu menginterpretasikan gambaran EKG yang tidak normal dan
mengancam nyawa
C. Manfaat
Diharapkan setelah mempelajari cara menginterpretasikan gambaran hasil
EKG, tenaga Kesehatan bisa mempraktekan-nya dan mengaplikasikan
dalam tindakan keperawatan sehari-hari khusus nya pada pasien Jantung.
Perawat juga diharapkan menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan
dalam membaca hasil EKG.
BAB II
PEMBAHASAN
INTERPRETASI EKG GANGGUAN : ARITMIA

A. Definisi
Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering
terjadi pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada
frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal
atau otomatis (Doenges, 1999).
Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium.
Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk
potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994).
Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut
jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi,
1996).
B. Penyebab Aritmia
1. Hipoksia
2. Iskemia Miokard
3. Rangsangan susunan saraf otonom
4. Obat-obatan
5. Gangguan keseimbangan elektrolit dan gas darah
6. Regangan dinding otot jantung
7. Kelainan struktur system konduksi
C. Jenis- Jenis Aritmia
1. Aritmia Supraventrikular
merupakan gangguan irama EKG yang berasal dari atrium. Seperti kita
pelajari pada bab sebelumnya, aktifitas atrium jantung ditunjukkan dengan
gelombang P yaitu saat kontraksi atrium sedangkan aktifitas ventrikel
ditunjukkan dengan gelombang QRS saat berkontraksi. Aritmia atrial
ditunjukkan dengan irama abnormal pada gelombang P dengan gelombang
QRS normal atau sempit (narrow).
 Terdiri atas :
a. Takikardi Atrium :

 Merupakan irama cepat atrial yang bukan berasal dari


SA node
 Frekuensi : 150 – 250
x/menit Irama,
: Teratur (reguler)
 Gel P : Ada gel P namun berbeda
ketajaman dengan P yang normal
 PR interval : Pendek (<12 detik) pada irama
cepat QRS : Normal
b. Atrial Fluter
4:1

 Pada atrial fluter AV node mengkonduksi


impuls ventrikel 2:1, 3:1, 4:1. Atrial fluter
mungkin menggambarkan indikasi gangguan
jantung. Keluhan dan tanda sesuai respon
ventrikel.
 Frekuensi : 250 – 350 x/menit
 Irama : Biasanya teratur (reguler)
 Gel P : Pada fluter gel P tampak
seperti gigi gergaji (saw tooth)
 PR interval : Bervariasi
 QRS : Biasanya normal
c. Atrial Fibrilasi

 Atrial fibrilasi biasanya merupakan arytmia


kronik dengan penyebab gangguan jantung.
 Frekuensi : > 350 x/menit
 Irama : Tidak teratur (irregular)
 Gel P : Tidak dapat mengidentifikasi gel P
karena membentuk fibrilasi
 PR interval : Tidak ada
 QRS : Biasanya normal

d. Premature Atrial Contraction (PAC)


 PAC merupakan komplek yang terjadi lebih awal dari
prediksi sinus komplek selanjutnya. Kejadian
PAC meningkat dengan bertambah umur dan
riwayat penyakit jantung. PAC umumnya
asimtomatik, namun beberapa pasien mengalami
palpitasi atau nadi tidak teratur.
 Frekuensi : Berdasarkan irama yang
mendasari
 Irama : Tidak teratur (irregular) pada
saat PAC muncul
 Gel P : Ada, bentuknya berbeda yaitu
lebih tajam
 PR interval : Bervariasi saat ada PAC,
selain itu normal(0,12 – 0,20 det)
 QRS : Normal
e. Supraventrikular Takikardi (SVT)

Merupakan bentuk arytmia atrial dimana gelombang P


seperti tidak terlihat karena bergabung dengan
gelombang T.
Frekuensi : 150-250 x/min
Irama : Teratur (Regular)
Gel P : Bergabung dengan gelombang T PR
interval : Biasanya sulit di ukur
QRS : Normal
f. Paroxysmal Supraventricular Tachycardia (PSVT)

PSVT munculnya irama cepat awal dan akhirnya secara


mendadak. Interpretasi lebih akurat jika irama sebelum
dan sesudah PSVT harus dilihat.
Frekuensi : 150-250 x/min
Irama : Teratur (Regular)
Gel P : Bergabung dengan gelombang T PR
interval : Biasanya sulit di ukur
QRS : Normal
Tip info : pasien mungkin merasa palpitasi, pusing, cemas,
merasa ada kilatan cahaya di kepala.
Frekuensi : Bergantung irama yang mendasari Irama
: Teratur (Regular) kecuali yang
menuju atrial fibrilasi
Gel P : Normal kecuali sampai a-fib muncul
PR interval : Pendek (<12 det)
QRS : lebar bila gelombang delta muncul

II. Aritmia Ventrikuler


Aritmia ventrikel adalah suatu kelainan irama jantung yang terjadi
akibat dari gangguan pembentukan impuls di ventrikel sebagai akibat
dari penguatan automatisitas dibawah nodus atrioventrikular sehingga
menyebabkan perubahan dalam kecepatan denyut ventrikel. Gangguan
irama yang berasal dari bawah nodus AV.
Gangguan ini biasa timbul pada pasien PJK, Penyakit Jantung
Hipertensif, gagal jantung, prolaps katup mitral dan penyakit jantung
bawaan
Gangguannya berupa :
a. Kontraksi Ventrikel Prematur ( PVC/VES)
 Laju : Tergantung pada irama yang mendasari
 Irama : Ireguler ketika PVC muncul
 Gelombang P : Tidak tampak
 Interval PR : Tidak tampak
 Durasi QRS : Memanjang (> 0,12 detik)

b. Ventrikel Takikardi ( VT )
 Laju : 100-250 x/mnt
 Irama : Regular
 Gelombang P : Tidak ada
 Interval PR : Tidak ada
 Durasi QRS : Memanjang (> 0,12 detik)

c. Ventrikel Fibrilasi ( VF )
 Laju : Tidak dapat ditentukan
 Irama : Kacau
 Gelombang P : Tidak ada
 Interval PR : Tidak ada
 Durasi QRS : Memanjang ( >0,12 detik)

III. Gangguan Konduksi

a. Block Atrioventrikular (AV Block) Derajat 1


 Laju : Tergantung irama yang mendasari
 Irama : Reguler
 Gelombang P : Normal
 Interval PR : Memanjang (> 0,2 dtk), konstan
 Durasi QRS : Normal

b. Block Atrioventrikular (AV Block) Derajat 2


 Laju : Tergantung irama yang mendasari
 Irama : Ireguler
 Gelombang P : Normal
 Interval PR : Memanjang secara progresif hingga satu
gelombanng P gagal dihantarkan dan kompleks QRS hilang
 Durasi QRS : Normal (0,06-0,10 detik)

c. Block Atrioventrikular (AV Block) Derajat 2 tipe II (Mobitz II)


 Laju : Lambat
 Irama : Atrial regular, Ventrikular :Ireguler
 Gelombang P : Normal, tapi beberapa gel.P tidak diikuti oleh QRS
 Interval PR : Konstan
 Durasi QRS : Biasanya melebar karena blok pada cabang berkas

d. Block Atrioventrikular (AV Block) Derajat 3

 Tampak gelombang P (positif di sadapan II), dengan frekuensi


irama sinus yang relatif reguler, yang lebih cepat daripada
irama ventrikel
 Kompleks QRS ada, dengan frekuensi ventrikuler yang
lambat (biasanya konstan)
 Gelombang P tidak mempunyai hubungan dengan kompleks
QRS, sehingga interval PR bervariasi.

e. RBBB

 Pola rRS (rabbit ear appearance) di sadapan V1 dan V2


 Gelombang S lebar (durasi >0,04 detik) dan tumpul di sadapan I,
aVL, V5 dan V6
 Durasi kompleks QRS :
 RBBB komplit kompleks QRS > 0,12 detik
 RBBB inkomplit kompleks QRS antara 10-0,12 detik
f. LBBB

 Kompleks QRS lebar dan bertakik disadapan I, aVL, V5


dan V6
 Tidak ada gelombang Q disadapan I, V5 dan V6
 Kadang disertai ST depresi dan gelombang T inversi
disadapan I, aVL, V5 dan V6
 Kompleks QRS :
 LBBB komplit kompleks QRS > 0,12 detik
 LBBB inkomplit kompleks QRS antara 0,10-0,12
detik

BAB III
PENUTUP

EKG menggambarkan irama jantung dan memberikan gambaran gangguan


kelistrikan jantung, dimana dapat dibaca secara praktis dengan melihat jenis irama,
frekuensi denyut jantung, aksis jantung, kelainan pada gelombang P, Interval PR,
Kompleks QRS, segmen ST dan gelombang T. Dimana kelainan gelombang ini
menunjukan adanya gangguan pada jantung yang harus ditangani dengan cepat dan
akurat.

DAFTAR PUSTAKA
ECG Notes. (2017). MMN Buku Saku.
Kusumoto, F. (2020). ECG Interpretation. In An Aid to Electrocardigram.
https://doi.org/10.5005/jp/books/12362_2.

Anda mungkin juga menyukai