ARITMIA
OLEH :
Pani Azhari
NPM. 2114901110073
I. Konsep Aritmia
1.1. Definisi
Aritmia merupakan gangguan irama jantung yang merujuk kepada setiap
gangguan frekuensi, regularitas, lokasi asal atau konduksi impuls listrik
jantung (Kalangi, dkk 2016).
Fibrilasi - Frekuensinya
Atrial 350-600x/menit
- Gel P tidak jelas, tampak
undulasi yang ireguler
- QRS tampak normal
- Irama ireguler dan biasanya
cepat
Begemini - Frekuens inya dapat terjadi
Ventrikel biasanya <90x/menit
- Gel P dapat tersembunyi
dalam komples QRS
- Irama ireguler
Takikardia - Frekuensi 150-200x/menit
Ventrikular - Gel P bisa terlihat bisa tidak
- Irama reguler tetapi dapat
juga terjadi takikardia
ventrikular ireguler
Torsade de - Irama tidak teratur
Point - Frekuensi 200-300x/menit
- Gel P tidak ada
- Interval PR tidak dapat
dihitung
- Interval QT memanjang
- Kompleks QRS tidal normal
(besar)
Asistol - Frekuensi tidak ada
Ventrikular - Gel P mungkn ada tetapi tak
dapat dihantarkan ke nodus
AV dan ventrikel
- Irama tidak ada
Blok AV I - Gel P mendahului setiap
kompleks QRS
- Interval PR > 0,20 detik
- Gel P bertumpuk pada gel T
didepannya
- Kompleks QRS mengikuti P
- Irama biasanya reguler
Blok AV II - Irama irregular
- Gel P normal, PP interval
regular
- Komplek QRS bisa normal
atau bisa juga tidak normal,
- RR interval irregular
- PR interval harus sama di
tiap beat!!
- Panjangnya bisa normal dan
lebih dari normal.
- Ada 2 atau lebih,
gelombang P tidak diikuti
oleh komplek QRS.
Blok AV - Irama regular
total - Tidak ada hubungan antara
atrium dengan ventrikel.
- Makanya kadang
gelombang P muncul bareng
dengan komplek QRS.
- Komplek QRS biasanya
lebar dan bentuknya
berbeda dengan komplek
- QRS lainya karena gel P
juga ikut tertanam di
komplek QRS, RR interval
regular.
- Gel P normal, kadang
bentuknya beda karena
tertanam di komplek QRS.
1.2. Etiologi
Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :
1.2.1 Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard
(miokarditis karena infeksi)
1.2.2 Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri
koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard.
1.2.3 Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-
obat anti aritmia lainnya
1.2.4 Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
1.2.5 Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang
mempengaruhi kerja dan irama jantung
1.2.6 Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
1.2.7 Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
1.2.8 Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
1.2.9 Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
1.2.10 Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem
konduksi jantung)
1.4. Patofisiologi
Dalam keadaan normal, pacu untuk deyut jantung dimulai di denyut nodus
SA dengan irama sinur 70-80 kali per menit, kemudian di nodus AV dengan
50 kali per menit, yang kemudian di hantarkan pada berkas HIS lalu ke
serabut purkinje. Sentrum yang tercepat membentuk pacu memberikan
pimpinan dan sentrum yang memimppin ini disebut pacemaker. Dalam
keadaan tertentu, sentrum yang lebih rendah dapat juga bekerja sebagai
pacemaker, yaitu: Bila sentrum SA membentuk pacu lebih kecil, atau bila
sentrum AV membentuk pacu lebih besar. Bila pacu di SA tidak sampai ke
sentrum AV, dan tidak diteruskan k BIndel HIS akibat adanya kerusakan
pada system hantaran atau penekanan oleh obt. Aritmia terjadi karena
ganguan pembentukan impuls (otomatisitas abnormal atau gngguan
konduksi). Gangguan dalam pembentukan pacu antara lain: Gangguan dari
irama sinus, seperti takikardi sinus, bradikardi sinus dan aritmia sinus. Debar
ektopik dan irama ektopik: Takikardi sinus fisiologis, yaitu pekerjaan fisik,
emosi, waktu makana sedang dicerna. TakikArdi pada waktu istirahat yang
merupakan gejala penyakit, seperti demam, hipertiroidisme, anemia, lemah
miokard, miokarditis, dan neurosis jantung.
Spontan 4
Berdasarkan perintah verbal 3
Berdasarka rangsangan nyeri 2
Tidak memberi respon 1
Respon Verbal
Orientasi baik 5
Konversi kacau (bicara bingung) 4
Kata-kata kacau (tidak sesuai) 3
Bersuara inkomprehensif (suara tidak ada kata) 2
Tidak memberikan respon 1
Respon Motorik
Menurut perintah 6
Melikalisir rangsangan nyeri 5
Menarik/berlawanan rangsangan nyeri 4
Fleksi abnormal (terhadap nyeri) 3
Ekstensi (terhadap nyeri) 2
Tidak member respon 1
Keterangan :
Compos mentis : 15
Somnolen : 12-14
Soporus : 8-11
Coma : 3-7
Kaji TTV (Tanda-tanda Vital) :
RR, Nadi, TD, dan Suhu. Perubahan TD (hipertensi atau hipotensi);
nadi mungkin tidak teratur, defisit nadi, bunyi jantung irama tak
teratur, bunyi ekstra, denyut menurun, warna kulit dan kelembaban
berubah, missal; pucat sianosis, berkeringat, edema, haluaran urine
menurun bila curah jantung menurun berat.
2.2.2 Aktivitas: Kelelahan umum.
2.2.3 Sirkulasi: Perubahan TD (hipertensi atau hipotensi); nadi mungkin
tidak teratur, defisit nadi, bunyi jantung irama tak teratur, bunyi
ekstra, denyut menurun, warna kulit dan kelembaban berubah,
missal; pucat sianosis, berkeringat, edema, haluaran urine menurun
bila curah jantung menurun berat.
2.2.4 Integritas Ego: Perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut,
menolak, marah, gelisah, menangis.
2.2.5 Makanan/Cairan: Hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran
terhadap makanan, mual muntah, perubahan berat badan, perubahan
kelembaban kulit.
2.2.6 Neurosensori: Pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung,
letargi, perubahan pupil.
2.2.7 Nyeri/Ketidaknyamanan: Nyeri dada ringan sampai berat, dapat
hilang atau
tidak dengan obat antiangina, gelisah.
2.2.8 Pernafasan: Penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan
kecepatan/kedalaman pernafasan, bunyi nafas tambahan (krekels,
ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan
seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena
tromboembolitik pulmonal, hemoptisis.
2.2.9 Sistem Kardio: terdapat suara S3 dan S4
2.2.10 Diagnosa 1 : Nyeri akut
Definisi :
Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, yang tiba-tiba atau perlahan
dengan intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan.
1) Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat Agen-agen penyebab cedera (misalnya biologis, kimia, fisik, dan
2) Posisi untuk menghindari nyeri psikologis)
3) Perubahan tonus otot, respons autonomic
4) Perubahan selera makan
5) Perilaku distraksi
6) Perilaku ekspresif
7) Perilaku menjaga atau sikap melindungi
8) Bukti nyeri dapat diamati
9) Berfokus pada diri sendiri
10) Gangguan tidur.
1 Penurunan curah jantung 1) Tanda Vital dalam rentang 1) Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas, 1) Mengetahui lokasi nyeri yang dirasakan
(00029) normal (Tekanan darah, Nadi, lokasi, durasi)
No NANDA NOC NIC RASIONAL