Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

ARITMIA

OLEH :
Pani Azhari
NPM. 2114901110073

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
BANJARMASIN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN

I. Konsep Aritmia
1.1. Definisi
Aritmia merupakan gangguan irama jantung yang merujuk kepada setiap
gangguan frekuensi, regularitas, lokasi asal atau konduksi impuls listrik
jantung (Kalangi, dkk 2016).

Aritmia atau disritmia merupakan gangguan irama jantung yang merujuk


kepada setiap gangguan frekuensi, regularitas, lokasi asal atau konduksi
impuls listrik jantung (Thaler MS, 2013).

Aritmia Dapat digolongkan menjadi :


1.1.1. Gangguan pembentukan impuls
Pada Nodus Sinoatrial Pada Atrium

 Bradikardia Sinus  Ekstrasistolik atrial


 Takikardia Sinus  Takikardia atrial
 Aritmia Sinus  Atrial Flutter
 Henti Sinus  Fibrilasi Atrial
Pada Pengubung AV Node Pada Ventrikel

 Ekstrasistolik penghubungAV  Ekstrasistolik Ventrikular


 Takikardia penguhung AV  Takikardia Ventrikular
 Ventrikular Flutter

1.1.2. Gangguan panghantaran impuls


1.1.2.1. Blok sino-atrial
1.1.2.2. Blok sino-ventrikular
1.1.2.3. Blok intraventrikular
Keterangan :

Kelainan Ciri-ciri Hasil EKG

Bradikardia - Kecepatan jantung <


Sinus 60x/menit
- Biasanya terjadi karena
penin gkatan tekanan
intrakranial dan IM
- Irama teratur
- RR interval jaraknya sama
dalam 1 lead panjang
- PP interval jaraknya sama
dalam 1 lead panjang
- Komplek QRS harus sama
dalam 1 lead panjang
- Impuls dari SA node yang
ditandai dengan adanya gel
P yang mempunyai
bentuksama dalam 1 lead
panjang.
- Adanya gel P yang selalu
diikuti komplek QRS
- Gel P dan komplek QRS
normal dan sama bentuknya
dalam satu lead.
Takikardia - HR : > 100x/menit
Sinus - Gel P, normal, diikuti gel
QRS & T
- PR : normal (0,12-0,20)
- Irama : reguler, semua gel.
Sama
Aritmia Sinus - Terdapat perbedaan interval
PP terpanjang dan terpendek
> 0,12 detik
- Irama tidak teratur
- Frekuensi 60-100x/menit
- Gel P normal dan dikuti ole
gel QRS & T
- Interval PR normal 0,12-
0,20 detik
- Gel QRS normal 0,06-0,12
detik
Henti Sinus - Irama teratur kecuali pada
grafik yang hilang
- Frekuensi biasanya
<60x/menit
- Gel P normal kecuali pada
grafik yang hilang tidak ada
gel P
- Interval PR normal kecuali
pada grafik yang hilang
- Gel QRS normal 0,12-0,20
detik
Takikardia - Irama teratur
Atrial - Komplek QRS normal
- PR interval <0,12detik dan
- Frekwensi jantungnya >
150x/menit
Atrial Flutter - Irama teratur/ irreguler
- Frekuensinya
250-400x/menit
- Ciri utama yaitu gelombang
P tidak ada digantika
dengan bentuk yang mirip
gigi gergaji (saw tooth).
- Komplek QRS normal,
interval RR normal
- Gel T bisa ada namun
tertutup dengan gel flutter

Fibrilasi - Frekuensinya
Atrial 350-600x/menit
- Gel P tidak jelas, tampak
undulasi yang ireguler
- QRS tampak normal
- Irama ireguler dan biasanya
cepat
Begemini - Frekuens inya dapat terjadi
Ventrikel biasanya <90x/menit
- Gel P dapat tersembunyi
dalam komples QRS
- Irama ireguler
Takikardia - Frekuensi 150-200x/menit
Ventrikular - Gel P bisa terlihat bisa tidak
- Irama reguler tetapi dapat
juga terjadi takikardia
ventrikular ireguler
Torsade de - Irama tidak teratur
Point - Frekuensi 200-300x/menit
- Gel P tidak ada
- Interval PR tidak dapat
dihitung
- Interval QT memanjang
- Kompleks QRS tidal normal
(besar)
Asistol - Frekuensi tidak ada
Ventrikular - Gel P mungkn ada tetapi tak
dapat dihantarkan ke nodus
AV dan ventrikel
- Irama tidak ada
Blok AV I - Gel P mendahului setiap
kompleks QRS
- Interval PR > 0,20 detik
- Gel P bertumpuk pada gel T
didepannya
- Kompleks QRS mengikuti P
- Irama biasanya reguler
Blok AV II - Irama irregular
- Gel P normal, PP interval
regular
- Komplek QRS bisa normal
atau bisa juga tidak normal,
- RR interval irregular
- PR interval harus sama di
tiap beat!!
- Panjangnya bisa normal dan
lebih dari normal.
- Ada 2 atau lebih,
gelombang P tidak diikuti
oleh komplek QRS.
Blok AV - Irama regular
total - Tidak ada hubungan antara
atrium dengan ventrikel.
- Makanya kadang
gelombang P muncul bareng
dengan komplek QRS.
- Komplek QRS biasanya
lebar dan bentuknya
berbeda dengan komplek
- QRS lainya karena gel P
juga ikut tertanam di
komplek QRS, RR interval
regular.
- Gel P normal, kadang
bentuknya beda karena
tertanam di komplek QRS.

1.2. Etiologi
Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :
1.2.1 Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard
(miokarditis karena infeksi)
1.2.2 Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri
koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard.
1.2.3 Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-
obat anti aritmia lainnya
1.2.4 Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
1.2.5 Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang
mempengaruhi kerja dan irama jantung
1.2.6 Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
1.2.7 Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
1.2.8 Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
1.2.9 Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
1.2.10 Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem
konduksi jantung)

1.3. Tanda gejala


1.3.1 Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak
teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra,
denyut menurun; kulit pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran
urin menurun bila curah jantung menurun berat.
1.3.2 Sinkop pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi,
perubahan pupil.
1.3.3 Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat
antiangina, gelisah
1.3.4 Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan;
bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada
menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri
(edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema
(trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan.

1.4. Patofisiologi
Dalam keadaan normal, pacu untuk deyut jantung dimulai di denyut nodus
SA dengan irama sinur 70-80 kali per menit, kemudian di nodus AV dengan
50 kali per menit, yang kemudian di hantarkan pada berkas HIS lalu ke
serabut purkinje. Sentrum yang tercepat membentuk pacu memberikan
pimpinan dan sentrum yang memimppin ini disebut pacemaker. Dalam
keadaan tertentu, sentrum yang lebih rendah dapat juga bekerja sebagai
pacemaker, yaitu: Bila sentrum SA membentuk pacu lebih kecil, atau bila
sentrum AV membentuk pacu lebih besar. Bila pacu di SA tidak sampai ke
sentrum AV, dan tidak diteruskan k BIndel HIS akibat adanya kerusakan
pada system hantaran atau penekanan oleh obt. Aritmia terjadi karena
ganguan pembentukan impuls (otomatisitas abnormal atau gngguan
konduksi). Gangguan dalam pembentukan pacu antara lain: Gangguan dari
irama sinus, seperti takikardi sinus, bradikardi sinus dan aritmia sinus. Debar
ektopik dan irama ektopik: Takikardi sinus fisiologis, yaitu pekerjaan fisik,
emosi, waktu makana sedang dicerna. TakikArdi pada waktu istirahat yang
merupakan gejala penyakit, seperti demam, hipertiroidisme, anemia, lemah
miokard, miokarditis, dan neurosis jantung.

1.5. Pemeriksaan Penunjang


1.5.1. EKG: menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi.
Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan
elektrolit dan obat jantung.
1.5.2. Monitor Holter: Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk
menentukan dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila
pasien aktif (di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk
mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.
1.5.3. Foto dada: Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung
sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup
1.5.4. Skan pencitraan miokardia: dapat menunjukkan aea
iskemik/kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi konduksi
normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa.
1.5.5. Tes stres latihan: dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan
yang menyebabkan disritmia.
1.5.6. Elektrolit: Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan
magnesium dapat mnenyebabkan disritmia.
1.5.7. Pemeriksaan obat: Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya
obat jalanan atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.
1.5.8. Pemeriksaan tiroid: peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum
dapat menyebabkan.meningkatkan disritmia.
1.5.9. Laju sedimentasi: Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi
akut contoh endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia
1.5.10. GDA/nadi oksimetri: Hipoksemia dapat
menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.
1.6. Komplikasi
Komplikasi terjadi jika aritmia membuat jantung tidak mampu memompa
darah secara efektif. Jika aritmia tidak segera ditangani atau tidak mendapat
penanganan yang tepat, maka dalam jangka panjang dapat mengarah kepada
gagal jantung, stroke, kematian.
1.7. Penatalaksanaan
1.7.1 Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
Anti aritmia Kelas 1: sodium channel blocker

Kelas 1 A 1. Quinidine adalah obat yang


digunakan dalam terapi
pemeliharaan untuk mencegah
berulangnya atrial fibrilasi atau
flutter.
2. Procainamide untuk ventrikel
ekstra sistol atrial fibrilasi dan
aritmi yang menyertai anestesi.
3. Dysopiramide untuk SVT akut
dan berulang
Kelas 1 B 1. Lignocain untuk aritmia
ventrikel akibat iskemia
miokard, ventrikel takikardia.

2. Mexiletine untuk aritmia entrikel


dan VT

Kelas 1 C Flecainide untuk ventrikel ektopik


dan takikardi
Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade)

Kelas 2 Atenolol, Metoprolol, Propanolol :


indikasi aritmi jantung, angina
pektoris dan hipertensi

Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)

kelas 3 Amiodarone, indikasi VT, SVT


berulang

Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)

kelas 4 Verapamil,indikasi supraventrikular


aritmia
1.7.2. Terapi mekanis
1.7.2.1. Kardioversi: mencakup pemakaian arus listrik untuk
menghentikan disritmia yang memiliki kompleks GRS,
biasanya merupakan prosedur elektif.
1.7.2.2. Defibrilasi: kardioversi asinkronis yang digunakan pada
keadaan gawat darurat.
1.7.2.3. Defibrilator kardioverter implantabel: suatu alat untuk
mendeteksi dan mengakhiri episode takikardi ventrikel yang
mengancam jiwa atau pada pasien yang resiko mengalami
fibrilasi ventrikel.
1.7.2.4. Terapi pacemaker: alat listrik yang mampu menghasilkan
stimulus listrik berulang ke otot jantung untuk mengontrol
frekuensi jantung.
1.8. Pathway
II. Asuhan Keperawatan
2.1 Pengkajian
2.1.1. Biodata Pasien
Nama Klien, Jenis Kelamin, Suku/bangsa, Agama, Pendidikan,
Pekerjaan, Alamat.
2.1.2. Riwayat kesehatan
Keluhan Utama
Pada kasus disritmia, ditemukan keluhan utama adanya kelelahan
sampai sinkop
2.1.3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK,
penyakit jantung, hipertensi.
2.1.4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat penyakit kronis/generative keluarga yang ada hubungannya
dengan adanya penyakit jantung, stroke, dan lain-lain.
2.1.5. Aspek Sosial
Pada aspek social dapat ditemukan hubungan ketergantungan karena
klien merasa lelah saat melakukan aktifitasnya

2.2 Pengkajian Fisik


2.2.1 Keadaan Umum :
Kaji (GCS) tingkat kesadaran
Respon Membuka Mata

Spontan  4
Berdasarkan perintah verbal                               3
Berdasarka rangsangan nyeri                                2
Tidak memberi respon                                            1
Respon Verbal
Orientasi baik                                                        5
Konversi kacau (bicara bingung)                          4
Kata-kata kacau (tidak sesuai)                              3
Bersuara inkomprehensif (suara tidak ada kata)   2
Tidak memberikan respon                                     1
Respon Motorik
Menurut perintah                                                  6
Melikalisir rangsangan nyeri                                 5
Menarik/berlawanan rangsangan nyeri                  4
Fleksi abnormal (terhadap nyeri)                          3
Ekstensi (terhadap nyeri)                                      2
Tidak member respon                                            1

Keterangan :
Compos mentis : 15     
Somnolen : 12-14  
Soporus : 8-11    
Coma : 3-7      
Kaji TTV (Tanda-tanda Vital) :
RR, Nadi, TD, dan Suhu. Perubahan TD (hipertensi atau hipotensi);
nadi mungkin tidak teratur, defisit nadi, bunyi jantung irama tak
teratur, bunyi ekstra, denyut menurun, warna kulit dan kelembaban
berubah, missal; pucat sianosis, berkeringat, edema, haluaran urine
menurun bila curah jantung menurun berat.
2.2.2 Aktivitas: Kelelahan umum.
2.2.3 Sirkulasi: Perubahan TD (hipertensi atau hipotensi); nadi mungkin
tidak teratur, defisit nadi, bunyi jantung irama tak teratur, bunyi
ekstra, denyut menurun, warna kulit dan kelembaban berubah,
missal; pucat sianosis, berkeringat, edema, haluaran urine menurun
bila curah jantung menurun berat.
2.2.4 Integritas Ego: Perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut,
menolak, marah, gelisah, menangis.
2.2.5 Makanan/Cairan: Hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran
terhadap makanan, mual muntah, perubahan berat badan, perubahan
kelembaban kulit.
2.2.6 Neurosensori: Pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung,
letargi, perubahan pupil.
2.2.7 Nyeri/Ketidaknyamanan: Nyeri dada ringan sampai berat, dapat
hilang atau
tidak dengan obat antiangina, gelisah.
2.2.8 Pernafasan: Penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan
kecepatan/kedalaman pernafasan, bunyi nafas tambahan (krekels,
ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan
seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena
tromboembolitik pulmonal, hemoptisis.
2.2.9 Sistem Kardio: terdapat suara S3 dan S4
2.2.10 Diagnosa 1 : Nyeri akut
Definisi :
Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, yang tiba-tiba atau perlahan
dengan intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan.

Batasan Karakteristik Faktor yang berhubungan

1) Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat Agen-agen penyebab cedera (misalnya biologis, kimia, fisik, dan
2) Posisi untuk menghindari nyeri psikologis)
3) Perubahan tonus otot, respons autonomic
4) Perubahan selera makan
5) Perilaku distraksi
6) Perilaku ekspresif
7) Perilaku menjaga atau sikap melindungi
8) Bukti nyeri dapat diamati
9) Berfokus pada diri sendiri
10) Gangguan tidur.

No NANDA NOC NIC RASIONAL


1 Nyeri akut b.d Agen-agen 1) Tingkat Kenyamanan : 1) Meringankan atau mengurangi nyeri sampai pada 1) Memberikan rasa nyaman kepada
penyebab cedera (misalnya Tingkat persepsi positif terhadap tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien dan mengurangi rasa nyeri
biologis, kimia, fisik, dan kemudahan fisik dan psikologis pasien) terhadap pasien .
psikologis) 2) Pengendalian diri : 2) Menggunakan agens-agens farmakologi untuk 2) Mengurangi rasa nyeri terhadap
Tindakan individu untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri) pasien dengan menggunakan
(00123)
mengendalikan nyeri 3) Memfasilitasi penggunaan obat resep atau obat farmakologi
3) Tingkat nyeri : bebas secara aman dan efektif 3) Mempermudah dalam pemberian
Keparahan nyeri yang dapat diamati 4) Memudahkan pengendalian pemberian dan analgesic terhadap pasien untuk
atau dilaporkan pengaturan analgesic oleh pasien mengurangi rasa nyeri
Memberikan sedatif, memantau respons pasien, dan
memberikan dukungan fisiologis yang dibutuhkan
selama prosedur diagnostik atau terapeutik

1.1.1 Diagnosa 2 : Penurunan curah jantung


Definisi :
Ketidakadekuatan darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.

Batasan Karakteristik Faktor yang berhubungan

1)  Aritmia 1) Faktor biologis


2) Bradikardi 2) Perubahan afterload
3) Takikardi 3) Perubahan kontraktilitas
4) Perubahan EKG 4) Perubahan frekuensi jantung
5) Penurunan tekanan vena central (central venous pressure, CVP) 5) Perubahan preload
6) Peneurunan tekanan arteri paru (pulmonary artery wedge pressure, 6) Perubahan irama
PAWP 7) Perubahan volume sekuncup
7) Edema, Keletihan
8) Peningkatan CVP
9) Murmur
10) Peningkatan berat badan

No NANDA NOC NIC RASIONAL

1 Penurunan curah jantung 1) Tanda Vital dalam rentang 1) Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas, 1) Mengetahui lokasi nyeri yang dirasakan
(00029) normal (Tekanan darah, Nadi, lokasi, durasi)
No NANDA NOC NIC RASIONAL

respirasi) 2) Catat adanya disritmia jantung pasien


2) Dapat mentoleransi aktivitas, 3) Catat adanya tanda dan gejala penurunan 2) Mengetahui adanya disritmia jantung
tidak ada kelelahan cardiac output 3) Untuk mengetahui tanda dan gejala
3) Tidak ada edema paru, perifer, 4) Monitor status kardiovaskuler apakah pasien mengalami penurunan
dan tidak ada asites 5) Monitor status pernafasan yang menandakan caerdiac output
Tidak ada penurunan kesadaran gagal jantung 4) Mengetahui status jantung
6) Monitor abdomen sebagai indicator 5) Mengetahui status pernafasan yang
penurunan perfusi menandakan pasien gagal jantung
7) Monitor adanya perubahan tekanan darah 6) Mengetahui bagian abdomen pasien
8) Monitor respon pasien terhadap efek apakah mengalami penurunan perfusi
pengobatan antiaritmia 7) Mengetahui perubahan tekanan darah
9) Atur periode latihan dan istirahat untuk 8) Mengetahui respon klien setelah
menghindari kelelahan pemberian obat antiaritmia
 9) Mengatur waktu latihan dan istirahat
psien untuk menghindari kelelahan
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, Heather, dkk. (2018). Nanda-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan


Klasifikasi 2018-2020, Edisi 11. Jakarta: EGC.
Kalliat Budi Anna dkk. 2017. Diagnosis Nanda Internasional Definisi &
Klasifikasi 2015-2017. Ed.10. Jakarta. EGC.
Kalangi C, Edmond L, Victor F.2016. Gambaran aritmia pada pasien penyakit
jantung coroner di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1
januari 2015-31 desember 2015. Journal e-Clinic: 4(2).
Moorhead Sue. 2016. NIC NOC edisi bahasa Indonesia. Jakarta. EGC
Muttaqin,Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler.Jakarta : Salemba Medika
Nurarif, Amin Huda. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis. Jilid 1. Jogjakarta:
Mediaction.
Nurjannah, Intansari, dkk. (2018). Nursing Interventions Classification (NIC).
Jogyakarta: Mocomedia
Nurjannah, Intansari, dkk. (2018). Nursing Outcomes Classification (NOC).
Jogyakarta: Mocomedia
Sudoyo,Aru W.dkk.2007.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,Jilid III,Edisi
IV.Jakarta :FKUI
Thaler MS. Satu-satunya Buku EKG yang Anda Perlukan (7th ed). Jakarta: EGC,
2013.

Banjarmasin, November 2021

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

Uni Afriyanti, Ns.,M.Kep Rudi Sugian. S.Kep.,Ns

Anda mungkin juga menyukai