Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA II


KELENJAR PARATIROID

KELOMPOK 3
ANDRE SONANDA
ALISA OTILIA PAKPAHAN
LISA KARTINA
MARIA ROSSI
NADILLA ALFITRI
OELAN SARI
ROFIKA RUSTAM
VINNA IASYA
WIDYA LESTARI
S1B
Dosen Pembimbing:
Dr. Meiriza Djohari, M.Kes. Apt

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU


PEKANBARU
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat, dan anugerah-Nya kami dapat menyusun Makalah ini dengan judul
Kelenjar Paratiroid yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi
Fisiologi Manusia II.
Tidak sedikit kesulitan yang kami alami dalam proses penyusunan makalah
ini. Namun berkat dorongan dan bantuan dari semua pihak yang terkait, baik secara
moril maupun materil, akhirnya kesulitan tersebut dapat diatasi. Tidak lupa pada
kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen yang telah
membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa untuk meningkatkan kualitas makalah ini kami
membutuhkan kritik dan saran demi perbaikan makalah di waktu yang akan datang.
Akhir kata, besar harapan kami agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 25 Februari 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

1 | Kelenjar Parati roid


Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan.....................................................................................................1
1.1 Latar belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah..............................................................................................2
Bab II Tinjauan Pustaka.............................................................................................3
2.1 Sistem Endokrin ............................................................................................3
2.2 Anatomi Fisiologi Kelenjar Paratiroid ..........................................................4
2.3 Fungsi Kelenjar Paratiroid..............................................................................6
2.4 Sisntesis dan Metabolisme Hormon Paratiroid..............................................7
2.5 Mekanisme Kerja Hormon Paratiroid............................................................8
2.5.1 Pengaturan Sekresi hormon.....................................................................11
2.6 Efek Hormon Paratiroid.................................................................................12
2.6.1 Efek Hromon Paratiroid terhadap konsentrasi kalsium dan fosfat..........18
2.6.2 Hormon Paratiroid Meningkatkan Absorpsi Kalsium dan Fosfat
dari Tulang...............................................................................................13
2.6.3 Hormon Paratiroid Menurunkan Ekskresi Kalsium dan Meningkatkan
Ekskresi Fosfat Oleh Ginjal....................................................................16
2.6.4 Hormon Paratiroid Meningkatkan Absorpsi Kalsium dan Fosfat diusus
.................................................................................................................16
2.7 Kalsitonin ......................................................................................................17
2.8 Patofisiologi Kelenjar Paratiroid...................................................................20
Bab III Penutup..........................................................................................................26
3.1 Kesimpulan......................................................................................................26
3.2 Saran................................................................................................................26
Daftar Pustaka 27

2 | Kelenjar Parati roid


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Glandula paratiroid pertama kali ditemukan pada tahun 1849 dalam


seekor badak india bercula satu oleh Sir Richard Owen, Kepala Museum Hunterian.
Sebenarnya laporan singkat owen diabaikan. Kemudian Gley dalam tahun 1891
menemukan kembali glandula paratiroid dan membuat observasi bahwa eksisinya
menyebabkan tetani dalam hewan percobaan dan penemuannya mempunyai dampak
bedah yang penting. Biasanya terdapat dua kelenjar paratiroid pada tiap sisi (superior
daninferior) sehingga total didapatkan ada 4 kelenjar paratiroid. Akan tetapi, jumlah
kelenjar paratiroid dapat bervariasi , yaitu dijumpai lebih atau kurang dari
empat buah. Kelenjar paratiroid berwarna kuning-coklat, dengan bentuk
yang bermacam-macam dan berukuran kurang lebih 3 x 3 x 2 mm, beratnya 100 mg.

Kelenjar Paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid. Hormon paratiroid


adalah suatu hormon peptida yang disekresikan oleh kelenjar paratiroid, yaitu empat
kelenjar kecil yang terletak di permukaan belakang kelenjar tiroid, satu disetiap
sudut.Apabila Hormon paratiroid sama sekali tidak tersedia, dalam beberapa hari
individu yang bersangkutan akan meninggal, biasanya akibat asfiksia yang
ditimbulkan oleh spasme hipokalsemik otot-otot pernapasan. Melalui efeknya pada
tulang, ginjal, dan usus hormon paratiroid meningkatkan kadar kalsium plasma
apabila kadar elektrolitini mulai turun sehingga hipokalsemia dan berbagai efeknya
secara normal dapat dihindar

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu sistem endokrin ?
2. Bagaimana anatomi fisiologi kelenjar paratiroid ?
3. Apa fungsi kelenjar paratiroid ?
4. Bagaimana sintesis dan metabolism hormone paratiroid ?
5. Bagaimana mekanisme kerja hormone paratiroid ?
6. Bagaimana efek hormone paratiroid ?

1 | Kelenjar Parati roid


7. Apa itu kalsitonin ?
8. Bagaimana patofisiologi kelenjar paratiroid ?

1.3 TUJUAN MAKALAH


1. Untuk mengetahui sistem endokrin ?
2. Untuk mengetahui anatomi fisiologi kelenjar paratiroid ?
3. Untuk mengetahui fungsi kelenjar paratiroid ?
4. Untuk mengetahui sintesis dan metabolism hormone paratiroid ?
5. Untuk mengetahui mekanisme kerja hormone paratiroid ?
6. Untuk mengetahui efek hormone paratiroid ?
7. Untuk mengetahui kalsitonin ?
8. Untuk mengetahui patofisiologi kelenjar paratiroid ?

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Endokrin

2 | Kelenjar Parati roid


Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan sebagai sistem
endokrin, karena sekresi yang dihasilkan tidak meninggalkan kelenjarnya melalui
suatu saluran, tetapi langsung masuk kedalam aliran darah yang beredar di dalam
jaringan kelenjar. Kata endokrin berasal dari bahasa yunani yang berarti sekresi
kedalam. zat aktif utama dari sekresi ini disebut hormon, dari kata yunani yang
berarti merangsang. Beberapa organ endokrin menghasilkan satu hormon tunggal,
sedangkan yang lain menghasilkan dua atau beberapa jenis hormon: misalnya
kelenjar hipofisis menghasilkan beberapa jenis hormon yang mengendalikan kegiatan
banyak organ lain; karena itulah kelenjar hipofisis dilukiskan sebagai kelenjar
pimpinan tubuh. (Evelyn,2015)

Beberapa organ endokrin:

1. Kelenjar hipofisis,lobus anterior dan posterior


2. Kelenjar tiroid dan paratiroid
3. Kelenjar suprarenal,korteks dan medulla
4. Kelenjar timus dan badan pineal

3 | Kelenjar Parati roid


Pembentukan sekresi internal adalah suatu fungsi penting, juga pada organ
dan kelenjar lain,seperti insulin dari kepulauan langerhans didalam pancreas,gastrin
didalam lambung,ustrogen dan progresteron didalam ovarium, dan testosterone
didalam testis (Evelyn: 2015).

Pengetahuan tentang fungsi kelenjar-kelenjar didapati dengan mempelajari


efek dari penyakit yang ada didalamnya dan hal ini biasanya dapat diterangkan
sebagai akibat produksi terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon yang diperlukan
(Evelyn: 2015).

2.2 Anatomi Fisiologi Kelenjar Paratiroid

Pada manusia secara normal biasanya memiliki empat kelenjar paratiroid yang
terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam dikutub superior tiroid dan dua
lagi dikutub inferiornya. Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter,
lebar 3 milimeter dan tebalnya 2 milimeter dan memiliki gambaran makroskopik
lemak cokelat kehitaman.

4 | Kelenjar Parati roid


Kelenjar paratiroid mengandung dua jenis sel yang berbeda,yaitu:

1. Chief cells,yang berjumlah banyak dan mengandung apparatus golgi yang


mencolok serta reticulum endoplasma dan granula sekretorik berfungsi
mensintesis dan mensekresikan hormone paratiroid
2. sel oksifil dalam jumlah yang lebih sedikit, namun lebih besar, mengandung
granula oksifil dan sejumlah besar mitokondria dalam sitoplasmanya dan
fungsinya masih belum diketahui,walaupun sebagian peneliti berpendapat
bahwa sel ini adalah chief cell yang mengalami degenerasi atau sisa sel
ultama yang tidak lagi menyekresi hormone

Pada orang dewasa mengandung sel utama(chief cells) dan sel oksifil dalam
jumlah sedikit sampai cukup banyak sedangkan pada manusia yang belum mengalami
pubertas hanya sedikit sel oksifil yang dijumpai dan setelah itu jumlah sel ini
meningkat seiring bertambahnya usia. (W.F Ganong: 406 dan Guyton dkk: 1037 )

2.3 Fungsi Kelenjar Paratiroid

Fungsi kelenjar paratiroid :

1. Memelihara konsentrasi ion kalsium yang tetap pada plasma dalam batas yang
sempit meskipun terdapat variasi - variasi yang luas.
2. Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat oleh ginjal, mempunyai efek terhadap
reabsorpsi tubuler fari kalsium dan sekresi fosfor.

5 | Kelenjar Parati roid


3. Mempercepat absorbsi kalsium di intestinal.
4. Jika pemasukan kalsium berkurang, hormon paratiroid menstimulir reabsorpsi
tulang sehingga menambah kalsium dalam darah.
5. Dapat menstomulir transpor kalsium dan fosfat melalui membran dari
mitokondria.

Beberapa fungsi ion kalsium adalah sebagai berikut :

1. Penting dalam cairan intrassl dan ekstrasel


2. Komponen utama dalam tulang
3. Penting dalam pembekuan darah dan kegiatan berbagai sistem enzim
4. Pelepasan Ca intrasel untuk mengaktifkam sel ( proses ekskresi dan kontraksi
otot )
5. Ca ekstrasel mengadakan perubahan lecil pada konsentrasi untuk perubahan
kepekaan sel ( hipokalsemia yang menimbulkan epilepsi dan tetani )

2.4 Sintesis Dan Metabolisme Hormon Paratiroid

6 | Kelenjar Parati roid


PTH (parathormon) manusia adalah suatu polipeptida linear dengan berat
molekul 9500 yang mengandung 84 residu asam amino. Paratiroid disintesis sebagai
bagian dari suatu molekul lebih besar yang mengandung 115 residu asam amino
(praproPTH). Setelah praproPTH masuk kedalam reticulum endoplasma,leader
sequence yang terdiri atas 25 residu asam amino dikeluarkan dari terminal amino
untuk membentuk polipeptida proPTH yang terdiri atas 90 asam amino. Enam residu
asam amino lainnya juga dikeluarkan dari terminal amino proPTH diaparatus golgi
dan polipeptida PTH yang terdiri atas 84 asam amino dikemas dalam granula
sekretorik dan dibebaskan sebagai produk sekretorik utaman chief cells.( W.F
Ganong:406-407 )

Kadar normal PTH utuh dalam plasma adalah 10-55pg/mL. waktu paruh PTH
adalah sekitar 10 menit dan polipeptida yang disekresikan ini cepat diuraikan oleh sel
kupffer dihati menjadi fragmen tengah dan fragmen terminal karboksil yang mungkin
tidak aktif secara biologis. PTH dan fragmen-fragmen ini kemudian dibersihkan oleh
ginjal. Hal yang menarik dalam hal ini adalah bahwa suatu polipeptida sintetik yang
mengandung 34 residu asam amino terminal PTH memiliki semua efek biologis
molekul utuh yang diketahui. ( W.F Ganong: 406-407 )

2.5 Mekanisme Kerja Hormon Paratiroid


Terdapat 3 reseptor PTH yang berbeda,yaitu
1. hPTH/PTHrp
reseptor yang mengikat parathyroid hormone-related protein
2. PTH2/hPTH2-R
Terdapat diotak,plasenta,pancreas
3. CPTH
Reseptor yang bereaksi dengan terminal karboksil. ( W.F Ganong:407-408 )
Dua reseptor pertama adalah reseptor berkelok-kelok yang berpasangan dengan
protein Gs, dan melalui protein G heterotrimerik ini kedua reseptor tersebut
mengaktifkan adenil siklase yang meningkatkan cAMP intrasel. Reseptor

7 | Kelenjar Parati roid


hPTH/PTHrP juga mengaktifkan PLC melalui Gq, yang meningkatkan Ca+2 intrasel
dan mengaktifkan protein kinase. ( W.F Ganong:407-408 )

8 | Kelenjar Parati roid


PTH bekerja langsung pada tulang untuk meningkatkan resorpsi tulang dan
memobilisasi Ca+2. Selain meningktakan Ca+2 plasma dan menurunkan fosfat plasma,
PTH meningkatkan ekskresi fosfat dalam urine. Efek fosfaturik ini disebabkan oleh
penurunan reabsorpsi fosfat di tubulus proksimal. PTH juga meningkatkan reabsorpsi
Ca+2 ditubulus distal, PTH juga meningkatkan pembentukan 1,25-
dihidroksikolekalsiferol dan hal ini meningkatkan absorpsi Ca+2 dari usus. ( W.F
Ganong:406-407 )

9 | Kelenjar Parati roid


10 | K e l e n j a r P a r a t i r o i d
2.5.1 Pengaturan Sekresi Hormon

Ion kalsium dalam darah bekerja langsung pada kelenjar paratiroid melalui
suatu mekanisme umpan balik negatife untuk mengatur sekresi PTH. Kunci dalam
pengaturan ini adalah suatu reseptor Ca2+ di membrane sel. Reseptor berkelok kelok
ini berpasangan melalui suatu protein G dengan pertukaran fosfoinositid dan
ditemukan dibanyak jaringan. Di kelenjar paratiroid, aktivitas reseptor tersebut
menghambat sekresi PTH. Dengan cara ini, jika kadar Ca2+ dalam plasma tinggi,
sekresi PTH akan dihambat dan Ca2+ dideposisi ditulang. Bila kadarnya rendah,
sekresi akan meningkat dan Ca2+ dimobilisasi dari tulang. ( W.F Ganong:408 )

1,25-dihidroksikolekalsiferol bekerja langsung pada kelenjar paratiroid untuk


mengurangi mRNA praproPTH. Peningkatan fosfat plasma merangsang sekresi PTH
dengan menurunkan Ca+2 plasma dan menghambat pembentukan 1,25-
dihidroksikolekalsiferol. Magnesium diperlukan untuk mempertahankan respons
sekretorik yang normal dikelenjar paratiroid. Gangguan pelepasan PTH dengan
menurunnya respon organ sasaran terhadap PTH merupakan penyebab hipokalsemia
yang kadangkala terjadi pada defisiensi magnesium. ( W.F Ganong:408 )

11 | K e l e n j a r P a r a t i r o i d
2.6 Efek Hormon Paratiroid
2.6.1 Efek Hormon Paratiroid Terhadap Konsentrasi Kalsium dan
Fosfat dalam Cairan Ekstrasel

Gambar 79-10 menunjukkan efek yang kira-kira terjadi pada konsentrasi


kalsium dan fosfat dalam darah akibat pemberian PTH secara infus yang mendadak
pada seekor binatang dan pemberian ini dilanjutkan untuk beberapa jam. Perhatikan
bahwa pada awal pemberian infus, konsentrasi ion kalsium mulai meningkat dan
mencapai plateau (pendataran) dalam waktu kira-kira 4 jam. Namun, konsentrasi
fosfat lebih cepat menurun daripada naiknya kalsium dan mencapai kadar penekanan
dalam waktu 1 atau 2 jam. Naiknya konsentrasi kalsium terutama disebabkan oleh
dua efek berikut ini: ( Guyton : 1037-1038 )

1. Efek PTH yang meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat dari tulang, dan
2. Efek yang cepat dari PTH dalam mengurangi ekskresi kalsium oleh ginjal

Berkurangnya konsentrasi fosfat disebabkan oleh efek yang sangat kuat dari
PTH dalam meningkatkan timbulnya ekskresi fosfat dari ginjal secara berlebihan,
yang merupakan suatu efek yang cukup besar untuk mengatasi peningkatan absorpsi
fosfat dari tulang. ( Guyton : 1038 )

2.6.2 Hormon Paratiroid Meningkatkan Absorpsi Kalsium dan Fosfat


dari Tulang

PTH mempunyai dua efek pada tulang dalam menimbulkan absorpsi kalsium
dan fosfat. Yang pertama merupakan suatu tahap cepat yang dimulai dalam waktu
beberapa menit dan meningkat secara progresif dalam beberapa jam. Tahap ini
disebabkan oleh aktivasi sel-sel tulang yang sudah ada (terutama osteosit) untuk
meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat. Tahap yang kedua adalah tahap yang lebih

12 | K e l e n j a r P a r a t i r o i d
lambat, dan membutuhkan waktu beberapa minggu untuk menjadi berkembang
penuh. Fase ini disebabkan oleh adanya proses proliferasi osteoklas, yang diikuti
dengan sangat meningkatnya reabsorpsi osteoklastik, pada tulang sendiri, jadi bukan
hanya absorpsi garam fosfat kalsium dari tulang. ( Guyton : 1038 )

a. Fase Cepat Absorpsi Kalsium dan Fosfat-Osteolisis


Bila disuntikkan sejumlah besar PTH, maka dalam waktu beberapa menit
konsentrasi ion kalsium dalam darah mulai meningkat, jauh sebelum setiap sel tulang
yang baru dapat terbentuk. Penelitian histologis dan fisiologis telah dapat
menunjukkan bahwa PTH dapat menyebabkan pemindahan garam-garam tulang dari
dua tempat di dalam tulang: ( Guyton : 1038 )
1. Dari matriks tulang di sekitar osteosit yang terletak di dalam tulangnya
sendiri, dan
2. Di sekitar osteoblast yang terletak di sepanjang permukaan tulang

Kita biasanya tidak memikirkan apakah osteoblas atau osteosit yang berfungsi
menyebabkan absorpsi garam-garam tulang itu, sebab kedua macam sel ini bersifat
osteoblastik dan secara normal berkaitan dengan penimbunan tulang serta proses
klasifikasinya. Akan tetapi, dari penelitian telah ditunjukkan bahwa osteoblast dan
osteosit membentuk suatu sistem sel yang saling berhubungan satu sama lain, yang
menyebar di seluruh tulang dan semua permukaan tulang kecuali sebagian permukaan
kecil yang berdekatan dengan osteoklas. Sesungguhnya, proseus-proseus yang
panjang dan tipis menyebar dari satu osteosit ke osteosit yang lain di seluruh struktur
tulang, dan proseus ini juga berhubungan dengan osteosit dan osteoblast yang terletak
di permukaan tulang. Sistem yang luas ini disebut sistem membran osteositik, dan
sistem ini diyakini merupakan suatu membran yang memisahkan tulang dengan
cairan ekstrasel. ( Guyton : 1038 )

Penelitian menunjukkan bahwa membran osteositik memompa ion kalsium


dari cairan tulang ke dalam cairan ekstrasel, menciptakan suatu konsentrasi ion
kalsium di dalam cairan tubuh hanya satu pertiga dari konsentrasi kalsium di dalam

13 | K e l e n j a r P a r a t i r o i d
cairan ekstrasel. Bila pompa osteositik ini sangat aktif, maka konsentrasi kalsium
dalam cairan tulang menjadi sangat aktif, konsentrasi kalsium cairan tulang turun
bahkan jauh lebih rendah dan garam fosfat kalsium selanjutnya diabsorpsi dari tulang.
Efek ini disebut sebagai osteolisis, dan proses ini berlangsung tanpa proses absorpsi
matriks gelatin dan fibrosa tulang. Bila pompa ini menjadi tidak aktif, konsentrasi
kalsium dalam cairan tulang naik lebih tinggi, dan garam-garam fosfat kalsium
selanjutnya ditimbun lagi dalam matriks tulang. ( Guyton : 1038 )

Adapun letak peran PTH adalah membran sel osteoblas dan osteosit memiliki
protein reseptor untuk mengikat PTH. PTH dapat mengaktifkan pompa kalsium
dengan kuat, sehinghga menyebabkan pemindahan garam-garam kalsium fosfat
dengan cepat dari Kristal tulang amorf yang terletak dekat dengan sel. PTH diyakini
merangsang pompa ini dengan meningkatkan permeabilitas kalsium pada sisi cairan
tulang dari membran osteositik, sehingga mempermudah difusi ion kalsium ke dalam
membran sel cairan tulang. Selanjutnya, pompa kalsium di sisi lain dari membran sel
memindahkan ion kalsium yang tersisa tadi ke dalam cairan ekstrasel. ( Guyton :
1038 )

b. Fase Lambat Absorpsi Tulang dan Pelepasan Kalsium dan Fosfat-Aktivasi


Osteoklas

Satu efek PTH yang lebih banyak dikenal dan yang penjelasannya lebih baik
adalah aktivasi hormon paratiroid terhadap osteoklas. Namun osteoklas sendiri tidak
memiliki protein reseptor membran untuk PTH. Sebaliknya, diyakini bahwa osteoblas
dan osteosit teraktivasi mengirimkan suatu sinyal sekunder tetapi tidak dikenal, ke
osteoklas, menyebabkan osteoklas memulai kerjanya yang biasa, yaitu melahap
tulang dalam waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan. ( Guyton : 1038 )

Aktivasi sistem osteoklastik terjadi dalam dua tahap, yaitu aktivasi yang
berlangsung dengan segera dari osteoklas yang sudah terbentuk, dan pembentukan
osteoklas baru. Kelebihan PTH selama beberapa hari biasanya menyebabkan sistem

14 | K e l e n j a r P a r a t i r o i d
osteoklastik berkembang dengan baik, tetapi karena pengaruh rangsangan PTH yang
kuat, pertumbuhan ini berlanjut terus selama berbulan-bulan. ( Guyton : 1039 )

Setelah kelebihan PTH selama bebrapa bulan, resorpsi osteoklastik tulang


dapat menyebabkan lemahnya tulang dan menyebabkan rangsangan sekunder pada
osteoblast yang mencoba memperbaiki keadaan tulang yang lemah. Oleh karena itu,
efek yang terakhir tersebut sebenarnya adalah untuk meningkatkan aktivitas
osteoblastik dan osteoklastik. Namun, bahkan pada tahap akhir, masih terjadi lebih
banyak absorpsi tulang daripada penimbunan tulang dengan adanya kelebihan PTH
yang terus-menerus. ( Guyton : 1039 )

Bila dibandingkan dengan jumlah total kalsium dalam cairan ekstrasel (yang
besarnya kira-kira 1000 kali), ternyata tulang mengandung banyak sekali kalsium,
bahkan bila PTH menyebabkan peningkatan konsentrasi kalsium yang sangat besar
dalam cairan ekstrasel, tidaklah mungkin untuk memperhatikan adanya efek yang
berlangsung dengan segera pada tulang. Pemberian atau sekresi PTH yang diperlama
dalam waktu beberapa bulan atau beberapa tahun akhirnya menyebabkan absorpsi
seluruh tulang yang sangat nyata disertai pembentukan rongga-rongga yang besar
yang terisi dengan osteoklas besar berinti banyak. ( Guyton : 1038 )

2.6.3 Hormon Paratiroid Menurunkan Ekskresi Kalsium dan


Meningkatkan Ekskresi Fosfat oleh Ginjal

Pemberian PTH menyebabkan pelepasan fosfat dengan cepat ke dalam urin


karena efek dari hormone tersebut yang menyebabkan berkurangnya reasbsorpsi ion
fosfat di tubulus proksimal. ( Guyton : 1039 )

PTH juga meningkatkan reabsorpsi kalsium di tubulus ginjal pada waktu yang
sama dengan berkurangnya reabsorpsi fosfat oleh hormone paratiroid. Selain itu,
hormone ini meningkatkan kecepatan reabsorpsi ion magnesium dan ion hydrogen,
sewaktu hormon ini mengurangi reabsorpsi ion natrium, kalium dan asam amino
dengan cara yang sangat mirip seperti hormon paratiroid memengaruhi fosfat.

15 | K e l e n j a r P a r a t i r o i d
Peningkatan absorpsi kalsium terutama terjadi di bagian akhir tubulus distal, duktus
koligentes, bagian awal duktus koligentes, dan mungkin berlanjut ke ansa Henle
asenden. ( Guyton : 1039 )

Bila bukan oleh karena efek PTH pada ginjal dalam meningkatkan reabsorpsi
kalsium, pelepasan kalsium yang berlangsung terus-menerus itu akhirnya akan
menghabiskan mineral tulang dari cairan ekstrasel dan tulang. ( Guyton : 1039 )

2.6.4 Hormon Paratiroid Meningkatkan Absorpsi Kalsium dan Fosfat di


Usus

Pada bagian ini diingatkan kembali bahwa PTH sangat meningkatkan absorpsi
kalsium dan fosfat dari usus yakni dengan cara meningkatkan pembentukan 1,25-
dihidroksikolekalsiferol dari vitamin D. ( Guyton : 1039 )

a. Siklik adenosine Monofosfat Sebagai Mediator Efek Hormon Paratiroid

Sebagian besar efek PTH pada organ sasarannya diperantarai oleh siklik
adenosin monofosfat (cAMP) yang bekerja sebagai mekanisme second messenger.
Dalam waktu beberapa menit setelah pemberian PTH, konsentrasi cAMP di dalam
osteosit, osteoklas, dan sel-sel sasaran lainnya meningkat. Selanjutnya, cAMP
mungkin bertanggung jawab terhadap beberapa fungsi osteoklas seperti sekresi enzim
dan asam-asam sehingga terjadi reabsorpsi tulang dan pembentukan 1,25-
dihidroksikolekalsiferol di dalam ginjal. Mungkin masih ada efek-efek langsung lain
dari PTH yang fungsinya tidak tergantung pada mekanisme second messenger.
( Guyton : 1039 )

2.7 Kalsitonin

16 | K e l e n j a r P a r a t i r o i d
Kalsitonin, suatu hormon peptida yang disekresi kelenjar tiroid cenderung
untuk menurunkan konsentrasi kalsium plasma dan umumnya memiliki efek yang
berlawan dengan efek di PTH. Namun peranan kalsitonin secara kuantitatif lebih
lemah dibandingkan PTH dalam mengatur konsentrasi ion kalsium. ( Guyton : 1040 )

Sintesis dan sekresi kalsitonin terjadi di sel sel parafolikel atau sel sel C yang
terletak di dalam jaringan intertisial diantara kelenjar tiroid. Sel sel tersebut
mencakup hanya 0,1% dari kelenjar tiroid manusia dan merupakan sisa kelenjar
ultimobranksial pada binatang yang rendah seperti amfibi, reptil dan unggas.
Kalsitonin merupakan polipeptida besar dengan berat molekul kira kira 3400 dan
mempunyai rantai sekitar 32 asam amino. ( Guyton : 1040 )

Fungsi hormon kalsitonin :

1. Menurunkan kadar kalsium dengan menghambat reabsorpsi tulang ( menekan


aktivitas jumlah osteoblast dan menghambat permeabilitas sel sel pada
tulang )
2. Menghambat pelepasan kalsium dari tulang. Vitamin D merupakan bahan
untuk metabolisme dan mekanisme dalam banyak hal dengan hormon steroid
untuk menambah absorpsi kalsium dan fosfor dari traktus intestinalis.
3. Vitamin D mempunyai efek alngsing terhadap proses kalsifikasi yaitu
membantu pembentukan tulang, menambah eksresi fosfat dan membantu
menurunkan konsentrasi faosfat dalam serum.

a. Peningkatan konsentrasi kalsium plasma meningkatkan konsentarsi kalsitonin


Stimulus utama sekresi klistonin adalah peningkatan kosentarai ioj kalsium palsma .
Hal ini berlawanan dengan sekresi PTH yang distimulus oleh penurunan kosentarsi
ion kalsium. Pada beberapa binatang muda tetapi sedikit pada manusia peningkatan
kosentrasi kalsium plasma sekitar 10% menyebabkan peningkatan sekresi kalsotonin
sebanyak dualali atau lebih. Kondisi ini memungkinkan terjadinya kondisi umpan
balik hormon kedua dalam pengaturan konsentrasi ion kalsium plasma, namun kedua

17 | K e l e n j a r P a r a t i r o i d
mekanisme tersebut relatif lebih lemah dan cara kerjanya berlawanan demgan PTH.
( Guyton : 1040 )

b. Kalsitonin menurunkan konsentrasi kalsium plasma

Pada beberapa binatang muda kalsitonin dengan cepat menurunkan


konsentarasi ion kalsium dalam darah dan keadaan ini dimulai dalam waktu beberpa
menit setelah pemberian suntikan kalsitonin paling sedikit melalui dua cara: ( Guyton
: 1040 )

1. Efek yang berlangsung dengan pengurangan kerja absorbsi osteoklaa dan


mungkin efek osteolitik dan membran osteolisitik diseluruh tulang sehingga
menggeser keseimbangan penimbunan kalsium sesuai dengan cepatnya
pertukaran garam garam kalsium tulang. Efek ini terutama bermakna pada
binatang muda sebab dibutuhkan perktukaran cepat antara kalsium yang di
absorbsi dengan kalsium yang ditimbun.
2. Efek kalsitonin yang kedua dan lebih lama adalah penurunan pembentukan
oesteoklas yang baru. Selain itu karena resorbsi osteoklastik tulang mengarah
secara skunder terhadap aktivitas osteoblastik, jumlah osteoblas yang
berkurang diikuti jumlah osteoblas. Oleh karen itu dalam jangka waktu yang
panjang, hasil akhirnya adalah berkurangnya aktivitas osteoblastik dan
osteoklastik dan akibatnya efek pemanjangan konsentrasi ion kalsium sangat
sedikit. Dan akibatnya efek terhadap kalsium plasma trutama bersifat
sementara paling lama bertahan beberapa jam sampai beberapa hari.

Kalsitonin juga mempunyai efek ringan terhadap ion kalsium di tubulus ginjjal dan
usus halus.

c. Kalsitonin mempunya efek yang lemah terhadap konsentrasi kalsium plasma


padaa manusia.

Penyebab lemahnya efek kalsitonin pada kalsium plasma ada dua hal. Pertama setiap
awal pengurangan konsentrasi ion kalsium yang disebabkan oleh kalsitonin dalam

18 | K e l e n j a r P a r a t i r o i d
waktu beberapa jam akan menimbulkan rangsangan yang kuat untuk sekresi PTH,
yang hampir seluruhnya mengatasi efek kalsitonin. Ketika kelenjar toroid diangkat
dan kalsitonin tidak lagi disekresi, konsentarsi ioj kalsium darah dalam waktu lama
tidak berubah secara bermakna yang sekali lagi menunjukkan bahwa pengaturan yang
dilakukan oleh PTH mengatasi hal terbsebut. ( Guyton : 1040 )

Kedua, pada orang dewasa kecepatan absorbsi dan penimbunan kalsium


sehari hari sangat kecil dan bahkan sesudah kecepatan absorbsi diperlambat oleh
kalsitonin ternyata kecepatan ini masih mempunyai pengaruh yang sedikit sekali
terhadap konsentrasi kalsium plasma. Pada anak anak efek kalsitonin ini jauh lebih
besar karena pembentukan tulang kembali teejadi lebih cepat disertai absorpsi dan
penimbunan kalsium sampai sebesar 5 gram atau lebih perhari-jumlah ini setara
dengan 5-10 kali lipat dari jumlah kalsium dalaam seluruh cairan ekstrasel. Selain itu
dalam penyakit penyakit tulang tertentu seperti penyakit pagel, ketika terjadi
aktivitas osteoklastik yang sangat cepat, ternyata kalsitonin masih mempunyai efek
yang lebih kuat dalam mengurangi proses absorpsi kalsium. ( Guyton : 1040-1041 )

2.8 Patofisiologi Kelenjar Paratiroid


a. Hipoparatiroidisme

Bila kelenjar paratiroid tidak bisa menyekresikan PTH dalam jumlah cukup,
reabsorbi osteositik kalsium yang dapat bertukar akan menurun dan osteoklas
menjadi inaktif seluruhnya. Sebagai akibatnya, reabsorbsi kalsium dari tulang
menjadi sangat tertekan sehingga kadar kalsium dalam cairan tubuh menurun.
Namun, karena kalsium dan fosfat tidak di absorbsi dari tulang, tulang biasanya tetap
kuat. ( Guyton : 1041-1042 )

Bila kelenjar paratiroid tiba tiba diangkat, kadar kalsium dalam darah turun
dari nilai normal 9,4 mg/dl menjadi 6-7 mg/dl dalam waktu 2-3 hari dan konsentrasi
fosfat dalam darah dapat menjadi berlipat ganda. Bila kadar kalsium yang rendah ini
dicapai, tanda tanda umum terjadi dapat ditentukan. Diantara otot tubuh yang sangat

19 | K e l e n j a r P a r a t i r o i d
peka terhadap spasme tetani adalah otot laring. Spasme otot laring dapat menghambat
jalannya respirasi yang merupakan penyebab kematian yang umum pada tetani
kecuali dilakukan pengobatan yang tepat. ( Guyton : 1042 )

Pengobatan hipoparatiroidisme dengan PTH dan Vitamin D :

PTH kadang kadang digunakan untuk mengibati hipoparatiroidisme. Akan


tetapi karena pemakaian hormon ini, karena efek hormone berlangsung paling lama
selama beberapa jam dan karena kecendrungan tubuh mengembangkan antibody
melawan hormon mengakibatkan hormon secara progresif makin kurang efektif,
hipoparatiroidisme biasanya tidak diobati dengan pemberian PTH. ( Guyton : 1042 )

Pada kebanyakan pasien hipoparatiroidisme pemberian vitamin dalam jumlah


yang sangat besar, sebanyak 100.000 unit setiap hari bersama dengan asupan kalsium
1 sampai 2 gram dapat menjaga konsentrasi ion kalsium dalam kiisaran normal. Pada
waktu tertentu, mungkin perlu untuk memberikan 1,25-dihidroksikolekalsiferol dari
pada bentuk vitamin D yang tidak aktif 1,25-dihidroksikolekalsiferol lebih poten dan
memiliki kerja yang jauh lebih cepat. Tindakan ini dapat menimbulkan efek yang
tidak diinginkan sebab kadang kala sukar untuk mencegah timbulnya aktivitas yang
berlebihan dari vitamin D yang sudah aktif ini. ( Guyton : 1042 )

b. Rakhitis-defisiensi vitamin D

Rakhitis terutama terjadi pada anak anak. Rakhitis disebabkan oleh defisiensi
kalsium auat fosfat dalam cairan ekstrasel. Bila anak anak mendapat sinar matahari
secara adekuat, maka 7-dehidrokolesterol yang ada pada kulit diaktifkan oleh sinar
matahari ultraviolet dan membentuk vitamin D3 yang dapat mencegah timbulnya
rakhitis dengan cara meningkatkan absorbsi kalsium dan fosfat dari usus halus.
( Guyton : 1043 )

Anak anal yang selama musim dingin terus menerus berada dalam rumah, bila
tnapa mendapat suplementasi dalam dietnya, pada umumnya tidak mendapat jumlah

20 | K e l e n j a r P a r a t i r o i d
vitamin D yang cukup. Rakhitis cenderung terjadi teutama pada musim semi sebab
vitamin D yang terbentuk selama musim panas sebelumnya disimpan didalam hati
dan masih tersedia untuk dipakai nanti pada awal musim dingin. Selain itu, absorbsi
kalsium dan fosfat dari tulang dapat mencegah munculnya tanda tanda klinis rakhitis
selama bulan bulan pertama defisiensi vitamin D. ( Guyton : 1043 )

Konsentrasi kalsium dan fosfat dalam plasma menurun dalam rakhitis :

Biasanya, kadar kalsium dalam plasma pasien rakhitis hanya sedikit menurun, tetapi
kadar fosfatnya sangat menurun. Keadaan ini terjadi karena kelenjar paratiroid
mencegah turunnya kadar kalsium dengan cara meningkatkan proses absorpsi tulang
setiap kali kadar kalsium mulai turun. Namun, tidak ada system pengatur yang baik
yang dapat dipakai untuk mencegah berkurangnya kadar fosfat dan meningkatnya
aktivitas paratiroid sangat meningkatkan ekskresi fosfat dalam urine.( Guyton :
1043 )

Rakhitis melemahkan tulang :

Selama terjadi rakhitis yang lama,kompensasi peningkatan sekresi PTH yang nyata
akan menyebabkan absorpsi osteoklastik yang berlebihan dari tulang yang sebaliknya
akan menyebabkan tulang secara progresif menjadi lemah dan menandakan stress
fisiologis yang nyata pada tulang-mengakibatkan juga aktivitas osteoblastik yang
cepat. Osteoblas ini menjadi dasar timbulnya banyak sekali osteoid yang tidak
berklasifikasi sebab kadar ion kalsium dan fosfatnya tidak cukup. Akibatnya,osteoid
yang baru dibentuk tidak terklasifikasi dan lemah. Secara bertahap menggantikan
tulang yang lebih tua yang telah direabsorpsi. ( Guyton : 1043 )

Tetani pada rakhitis :

Pada stadium awal rakhitis, tidak pernah terjadi tetani sebab hormon paratiroid secara
terus menerus merangsang absorpsi osteoklastik tulang dan oleh karena
itu,mempertahankan kadar kalsium yang hampir normal dalam cairan ekstrasel. Akan

21 | K e l e n j a r P a r a t i r o i d
tetapi,bila tulang akhirnya kehabisan kalsium,maka kadar kalsium dapat cepat
berkurang. Bila kadar kalsium darah turun dibawah 7 mg/dl,tanda-tanda umum tetani
timbul dan anak dapat meninggal akibat spasme pernafasan tetanik kecuali bila
diberikan kalsium intravena,yang segera mengurangi tetani. ( Guyton : 1043 )

Pengobatan Rakhitis :

Pengobatan rakhitis jelas bergantung pada suplai kalsium dan fosfat yang adekuat
dalam diet dan yang sama pentingnya, pemberian sejumlah besar vitamin D. bila
vitamin D tidak diberikan,maka hanya sedikit kalsium dan fosfat yang diabsorbsi dari
usus halus. ( Guyton : 1043 )

c. Hiperparatiroidisme primer

Pada hiperparatiroidisme primer, kelainan pada kelenjar paratiroid


menyebabkan sekresi PTH tidak tepat dan berlebihan. Penyebab hiperparatiroidisme
primer biasanya adalah tumor dari salah satu kelenjar paratiroid; tumor ini lebih
sering tumbuh pada wanita daripada pria atau anak-anak, terutama karena kehamilan
dan penyapihan merangsang kelenjar paratiroid dan oleh karena itu merupakan
predisposisi untuk perkembangan tumor ini. ( Guyton : 1042 )

Hiperparatiroidisme menyebabkan aktivitas osteoklastik yang berlebihan


ditulang. Keadaan ini akan meningkatkan konsentrasi ion kalsium dalam cairan
ekstrasel sementara biasanya menekan konsentrasi ion fosfat karena peningkatan
ekskresi fosfat ginjal. ( Guyton : 1042 )

Penyakit tulang pada hiperparatiroidisme :

22 | K e l e n j a r P a r a t i r o i d
Walaupun pada hiperparatiroidisme yang ringan tulang yang baru dapat
ditimbun dengan cukup cepat untuk mengkompensasi peningkatan reabsorpsi
osteoklastik tulang,pada hiperparatiroidisme yang berat,absorpsi osteoklastik dengan
cepat jauh melebihi penimbunan osteoblastik dan tulang dapat dimakan hampir
semuanya. Ternyata,seorang pasien hiperparatiroidisme sering mencari pengobatan
akibat patah tulang.gambaran radiografi tulang memperlihatkan dekalsifikasiyang
luas dan, kadang-kadang,daerah kistik besar yang melekuk kedalam (punch-out) pada
tulang yang dipenuhi dengan osteoklas berbentuk tumor sel raksasa osteoklas.
Fraktur multiple dari tulang yang sudah lemah dapat disebabkan hanya oleh trauma
yang ringan, terutama bila kista terbentuk. Penyakit tulang kistik akibat
hiperparatiroidisme disebut osteitis fibrosa kistik. ( Guyton : 1042 )

Aktivitas osteoblastik pada tulang juga sangat meningkatkan sebagai suatu


usaha untuk membentuk tulang baru dalam jumlah cukup untuk menggantikan tulang
tua yang diabsorbsi oleh aktivitas osteoklastik. Bila osteoblas menjadi aktif, osteoblas
ini menyekresikan banyak sekali fosfatase alkali. Oleh karena itu, salah satu temuan
penting yang dapat dipakai untuk mendiagnosis hiperparatiroidisme adalah sangat
tingginya kadar fosfatase alkali dalam plasma. ( Guyton : 1042 )

Efek hiperkalsemia pada hiperparatiroidisme :

Hiperparatiroidisme sewaktu-waktu dapat menyebabkan kadar kalsium


plasma meningkat menjadi 12 sampai 15 mg/dl dan pada keadaan yang jarang sekali
dapat naik lebih tinggi lagi. Efek dari peningkatan kadar kalsium tersebut,seperti yang
telah dirinci dibagian awal bab ini, adalah penekanan system saraf pusat dan perifer
kelemahan otot,konstipasi,nyeri abdomen,ulkus peptikum,kurang nafsu makan dan
penekanan relaksasi jantung selama diastole. ( Guyton : 1042 )

Keracunan Paratiroid dan Klasifikasi Metastatik :

Pada kasus yang jarang, bila jumlah PTH disekresi secara berlebihan, kadar
kalsium dalam cairan tubuh meningkat dengan cepat menjadi kadar yang tinggi.

23 | K e l e n j a r P a r a t i r o i d
Bahkan konsentrasi fosfat cairan ekstrasel sering meningkat secara bermakna
daripada turun, seperti yang biasanya terjadi, mungkin karena ginjal tidak dapat
mengekskresikan dengan cukup cepat semua fosfat yang diabsorpsi dari tulang. Oleh
karena itu, kalsium dan fosfat dalam cairan tubuh menjadi sangat jenuh, sehingga
Kristal kalsium fosfat (CaHPO4) mulai ditimbun di alveoli paru, tubulus ginjal,
kelenjar tiroid, daerah mukosa lambung yang menghasilkan asam, dan dinding arteri
di seluruh tubuh. Penimbunan metastatic kalsium fosfat yang luas ini dapat
berkembang dalam beberapa hari. ( Guyton : 1042 )

Biasanya, kadar kalsium dalam darah harus meningkat di atas 17 mg/dl


sebelum terjadi bahaya keracunan paratiroid, tetapi sekali terjadi peningkatan kalsium
bersama dengan peningkatan fosfat, kematian dapat terjadi hanya dalam waktu
beberapa hari. ( Guyton : 1042 )

Pembekuan Batu Ginjal pada Hiperparatiroidisme :

Sebagian besar pasien hiperparatiroidisme ringan menunjukkan gejala-gejala


penyakit tulang dan beberapa kelainan yang umum sebagai akibat naiknya kadar
kalsium, namun demikian ada kecenderungan besar untuk terbentuknya batu ginjal.
Penyebabnya adalah karena seluruh kelebihan kalsium dan fosfat yang diabsorbsi dari
usus halus atau dimobilisasi dari tulang pasien hiperparatiroidisme akhirnya
diekskresikan oleh ginjal, sehingga konsentrasi bahan-bahan ini di dalam urin juga
meningkat. Akibatnya, kristal kalsium fosfat cenderung tertimbun di dalam ginjal,
membentuk batu kalsium fosfat. Selain itu, akan timbul batu kalsium oksalat karena
bahkan dalam kadar yang normal sekalipun, oksalat akan menyebabkan penimbunan
kalsium pada keadaan kadar kalsium yang tinggi. ( Guyton : 1042 )

Oleh karena sebagian besar batu ginjal sedikit larut dalam media alkali, maka
kecenderungan pembentukan batu ginjal lebih banyak terjadi pada urin yang alkalis
daripada urin yang asam. Dengan alasan inilah, diet asidotik dan obat-obatan yang

24 | K e l e n j a r P a r a t i r o i d
mengasamkan urin lebih sering digunakan untuk mengobati batu ginjal. ( Guyton :
1043 )

Hiperparatiroidisme Sekunder :

Pada hiperparatiroidisme, kadar PTH yang tinggi terjadi sebagai kompensasi


terhadap keadaan hipokalsemia daripada adanya kelainan primer pada kelenjar
paratiroid. Hal ini berlawanan dengan hiperparatiroidisme primer, yang terkait
dengan kondisi hiperkalsemia. ( Guyton : 1043 )

Hiperparatiroidisme sekunder dapat disebabkan oleh defisiensi vitamin D atau


penyakit ginjal kronis, ketika ginjal yang rusak tidak dapat memproduksi bentuk
vitamin D aktif, yaitu 1,25 dihidroksikolekalsiferol, dalam jumlah yang cukup.
( Guyton : 1043 )

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. manusia secara normal biasanya memiliki empat kelenjar paratiroid yang
terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam dikutub superior tiroid
dan dua lagi dikutub inferiornya.
2. Kelenjar paratiroid mengandung dua jenis sel yang berbeda, yaitu: chief cells
dan sel oksifil
3. Fungsi kelenjar paratiroid salah satunya adalah memelihara konsentrasi ion
kalsium yang tetap pada plasma dalam batas yang sempit meskipun terdapat
variasi - variasi yang luas
4. Terdapat 3 reseptor PTH yang berbeda,yaitu
a. hPTH/PTHrp
reseptor yang mengikat parathyroid hormone-related protein
b. PTH2/hPTH2-R
Terdapat diotak,plasenta,pancreas
c. CPTH

25 | K e l e n j a r P a r a t i r o i d
5. Kalsitonin, suatu hormon peptida yang disekresi kelenjar tiroid cenderung
untuk menurunkan konsentrasi kalsium plasma dan umumnya memiliki efel
yang berlawan dengan efek dengan efek PTH

3.2 Saran

Demi kesempurnaan makalah ini, saran dan kritik dari para pembaca sangat
dibutuhkan. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Ganong. W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 2. Jakarta: EGC

Gayton dan Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC

S.Snell, Richard. 2011. Anatomis Klinis Berdasarkan Sistem. Jakarta: EGC

26 | K e l e n j a r P a r a t i r o i d

Anda mungkin juga menyukai