Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan yang dihadapi saat ini dalam pembangunan

kesehatan adalah beban ganda penyakit, yaitu disatu pihak masih banyaknya

penyakit infeksi yang harus ditangani, dilain pihak semakin meningkatnya penyakit

tidak menular (PTM).1 Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis, tidak

ditularkan dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang dan umumnya

berkembang lambat.2 Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian akibat PTM

menjadi ancaman serius kesehatan masyarakat karena menambah beban ekonomi

dan sosial dan keluarga.3

Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta

kematian pada tahun 2005 (WHO), dan 80% kematian tersebut terjadi di negara-

negara yang berpendapatan rendah dan menengah akibat penyakit jantung dan

pembuluh darah (30%), penyakit pernapasan kronik dan penyakit kronik lainnya

(16%), kanker (13%), cedera (9%), dan diabetes mellitus. PTM seperti hipertensi,

stroke, kanker, diabetes mellitus, penyakit paru kronik obstruktif, dan cedera

terutama di negara berkembang, telah mengalami peningkatan kejadian dengan

cepat yang berdampak pula pada peningkatan angka kematian dan kecacatan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada umumunya, keberadaan faktor risiko

PTM pada seseorang tidak memberikan gejala sehingga merasa tidak perlu

mengatasi faktor risiko dan gaya hidupnya.4

1
2

Hipertensi adalah suatu penyakit yang kronis dimana tekanan darah meningkat

di atas tekanan darah normal. The seventh report of the Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII)

menyatakan bahwa seseorang dikatakan hipertensi jika tekanan darah sistolik 140

mmHg atau lebih atau tekanan darah diastolic 90 mmhg atau lebih, pada

pemeriksaan berulang. Hipertensi adalah faktor risiko terbesar untuk terjadinya

penyakit kardiovaskuler. 5,6

Prevalensi hipertensi terus meningkat dari tahun ketahun dikarenakan

meningkatnya usia harapan hidup. Selain itu, penyakit ini tidak memberikan

keluhan yang khas dan penderita tidak menyadari penyakitnya sehingga dijuluki

sebagai The Silent Killer. Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 1

miliar penduduk dunia saat ini menderita hipertensi, dan penyakit ini bertanggung

jawab pada 7.1 juta kematian pertahun. Prevalensinya terutama meningkat pada usia

diatas 60 tahun.7,8

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), prevalensi hipertensi terjadi

penurunan yaitu 31,7 persen tahun 2007 menjadi 25,8 persen tahun 2013. Asumsi

terjadi penurunan bisa bermacam-macam mulai dari alat pengukur tensi yang

berbeda sampai pada kemungkinan masyarakat sudah mulai datang berobat ke

fasilitas kesehatan. Terjadi peningkatan prevalensi hipertensi berdasarkan

wawancara (apakah pernah didiagnosis nakes dan minum obat hipertensi) dari 7,6

persen tahun 2007 menjadi 9,5 persen tahun 2013.9

Berdasarkan Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara tahun 2013, hipertensi

menempati posisi keempat kasus terbanyak setelah ISPA bukan pneumonia, diare

dan influenza mencapai 24.419 kasus. Hipertensi terdiagnosa tenaga kesehatan

tertinggi terdapat pada kelompok umur 65-74 tahun sebesar 23,1% terendah pada

kelompok umur 15-24 tahun sebesar 1,1%.10


3

Hipertensi pada Kota Kendari tercatat sebanyak 3.8% penduduk, dimana

angka ini menempati posisi ke-13 dari 15 Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara.

Pada Puskesmas Lepo-Lepo penyakit ini menempati urutan ke-3 jumlah kasus

terbanyak yaitu 1413.11 Berdasrkan uraian diatas, penulis mengangkat hipertensi

sebagai kasus pada kedokteran keluarga.

Anda mungkin juga menyukai