Anda di halaman 1dari 3

A.

Pendahuluan
Olahraga adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini
dikarenakan olahraga merupakan unsur penting dalam pemeliharaan kesehatan manusia.
Kesehatan sendiri merupakan kebutuhan pokok yang mutlak diperlukan oleh manusia (Tamsir
Rijadi, 1985: 3). Pada perkembangan selanjutnya, olahraga tidak hanya sebagai sarana untuk
menjaga kesehatan saja, melainkan juga sebagai salah satu ajang kompetisi yang mampu
membawa nama baik kelompok atau negara. Oleh karena itu, pembinaan prestasi olahraga
mendapat perhatian yang besar dari berbagai kalangan (Tamsir Rijadi, 1985: 3).1
Lari, lompat dan lempar merupakan pola gerak dasar yang mewarnai sebagian besar
cabang olahraga. Ketiga pola gerak dasar tersebut berasal dari cabang olahraga atletik, yang
disebut pula sebagai induk dari seluruh cabang olahraga. 2
Lari merupakan gerakan berpindah dengan tempat dengan maju ke depan yang
dilakukan lebih cepat dari berjalan. Gerakan lari dan gerakan berjalan hampir sama,
perbedaannya adalah jika berjalan kedua kaki selalu kontak atau berhubungan dengan tanah,
sedangkan pada lari, ada saat badan melayang diudara (Syarifudin, 1985)2. Dalam cabang
atletik, lari cepat atau biasa disebut dengan Sprint merupakan salah satu dari enam macam
lari. Lari cepat dibagi menjadi tiga jarak, yaitu 100m, 200m, dan 400m (Widodo, 2010). Lari
cepat 100 meter adalah jenis lari dimana sejak start hingga finish, haruslah dilakukan dengan
sangat cepat dan kekuatan penuh sehingga menciptakan hasil atau catatan singkat dan cepat
(Bompa, 2005). Selain itu, dalam lari cepat atau sprint seorang pelari harus memiliki
persediaan energi yang tersimpan atau kapasitas anaerobik. Pelari cepat yang baik
membutuhkan reaksi yang cepat, kecepatan yang baik, lari yang efisien, dan ketepatan saat
melakukan start, serta berusaha mempertahankan kecepatan dari awal hingga mencpai garis
finish (Widodo, 2010).3
Mengembangkan kapasitas anaerobik, intensitas latihan yang dilakukan seorang pelari
harus jelas dan tepat, terutama dalam hal kecepatan. Penggunaan energi bukanlah dilihat dari
jarak tempuh yang ditempuh oleh seorang pelari cepat atau sprint, melainkan memperhatikan
intensitas yakni kecepatannya. Semakin tinggi intensitas latihan, maka semakin tinggi pula
kontribusi sumber energi anaerobik. Semakin tinggi kecepatannya, maka potensi untuk
mengembangkan daya tahan anaerobik semakin besar (Bompa, 2005). Selain itu, jenis latihan
yang diberikan kepada pelari cepat juga harus di perhatikan, agar tujuan dari pelatihan sesuai
dengan apa yang ingin dicapai oleh seorang pelari cepat (Ambara, 2011).3
B. Program Pelatihan Biomotorik
Secara umum 100 meter dapat dinyatakan sebagai rangkaian gerak kaki dan anggota tubuh
dalam usaha memindahkan tubuh pada jarak 100 meter dengan waktu yang sesingkat-
singkatnya.2 Dalam cabang lari jarak pendek 100 meter komponen biomotorik yang
membutuhkan perhatian khusus adalah kecepatan. Sehingga disini kami memaparkan
program pelatihan komponen biomotorik kecepatan.
Bentuk :Pelatihan lari interval 4 x 50 meter di pantai berpasir adalah joging atau jalan
selang seling masing-masing sejauh 50 meter, di mana pada saat penurunan kecepatan dari
lari 50 meter memerlukan jarak 10 meter dan di lanjutkan dengan jalan kembali ke garis start,
sebanyak 4 repetisi 3 set. 4
Intensitas pelatihan : 80% (kecepatan submaksimal)
Jarak : 200 meter
Volume
Repetisi : 4 repetisi
Set : 3 set
Istirahat antar set : 2-5 menit (kembali ke denyut nadi semula)
Frekuensi pelatihan : 3 kali seminggu (Senin, Rabu, Jumat)
Lama Pelatihan : 6 minggu
Untuk lebih jelasnya disain pelatihan lari interval 4 x 50 meter di pantai berpasir
diselingi jalan dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :
Lari 50 m Jalan 10 m

Jalan kembali ke garis star

DAFTAR PUSTAKA

1.Purbosejati, Anang. 2012. PERSEPSI PELATIH ATLETIK DALAM PEMBINAAN LARI 100
METER DI Eks KARESIDENAN SURAKARTA. Available at :
eprints.uny.ac.id/15279/1/Anang%20Purbosejati%2005602241051.pdf ( Accessed : 11
Desember 2016)
2. Mulyanto, Tufik Yudi. 2005. JURNAL IPTEK OLAHRAGA METODE LATIHAN LARI
CEPAT 100 METER. (7)143-159. Available at:
https://vi.scribd.com/doc/54975912/JURNAL-IPTEK-OLAHRAGA. ( Accessed : 11
Desember 2016)

3. https://wisuda.unud.ac.id/pdf/1102305021-3-3.BAB%20II.pdf (Accessed : 11 Desember 2016)

4.Nahak, Benediktus. 2014. PELATIHAN LARI INTERVAL 4 X 50 METER DI PANTAI


BERPASIR LEBIH MENINGKATKAN KECEPATAN LARI 100 METER DARI PADA
PELATIHAN LARI INTERVAL 4 X 50 METER DI LAPANGAN PADA SISWA KELAS
X SMKN KAKULUK MESAK NTT. Available at :
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-1051-925353676-tesis.pdf ( Accessed :
11 Desember 2016)

Anda mungkin juga menyukai