Anda di halaman 1dari 4

APAPUN PROGRAMNYA KESEHATAN YANG UTAMA

I Gusti Agung Ayu Narita Savitri,1502305010, HM Fisioterapi

Kesehatan merupakan kebutuhan primer dari setiap individu. Di era yang serba
dinamis ini nampaknya merupakan suatu keharusan bagi setiap orang untuk
memilkinya agar terus dapat menjalani kehidupan yang produktif.Ini merupakan
suatu keharusan pula bagi suatu negara untuk teus mengupayakan program
ataupun jaminan kesehatan yang efektif bagi warganya demi mewujudkan
kehidupan yang layak.

Indonesia sebagai salah satu negara berkembangpun tak luput dari kewajiban
untuk memfasilitasi upaya peningkatan derajat kesehatan tersebut. Berbagai upaya
telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia, mulai dari peluncuran program
kesehatan, pengoptimalan berbagai sarana prasarana penunjang kesehatan maupun
peningkatan jumlah tenaga kesehatan. Dimana untuk menjamin kebutuhan dasar
hidup yang layak bagi seluruh masyarakat Indonesia ditetapkanlah sebuah
landasan hukum yaitu berupa diberlakukannya Undang Undang No. 40 Tahun
2004 tentang Sistem Jaminan Sosial diamana salah satu cara penyelenggaran
program jaminan sosial dengan mekanisme asuransi yang dikelola oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS ).1

Salah satu program pemerintah Indonesia adalah JKN ( Jaminan Kesehatan


Nasional ) dan KIS ( Kartu Indonesia Sehat ) yang merupakan program baru yang
diluncurkan pada era pemerintahan presiden Jokowi. Bahkan Bali sendiri
sebenarnya sudah ada sebuah program yang pelaksanaannya bersifat lokal, yaitu
JKBM ( Jaminan Kesehatan Bali Mandara ) yang merupakan salah satu program
unggulan di era Gubernur Bali, Mangku Pastika.

Begitu banyaknya program bukan hanya akan menyukseskan upaya peningkatan


derajat kesehatan masyarakat namun sudah barang tentu menimbulkan beribu
pertanyaan diantara para penggunanya. Di Bali sendiri integrasi, perbedaan
penerapan dan hubungan diantara 3 program unggulan, JKN, KIS dan JKBM pun
masih nampak simpang siur tidak hanya di kalangan masyarakat namun juga
dikalangan pengampu kebijakan.

1
Pada dasarnya ketiga program ini memilki tujuan utama yang sama yaitu
peningkatan derajat kesehatan serta memenuhi upaya pemenuhan kebutuhan
kesehatan di masyarakat. JKN oleh BPJS Kesehatan sendiri merupakan program
yang disambut baik di Bali, terbukti dengan cukup antusiasnya pengguna JKN-
BPJS Kesehatan di Bali yaitu mencapai 2.121.916 orang atau sekitar 52,02 persen
dari total jumlah penduduk ber-KTP Bali. Sistem yang digunakan JKN
oleh BPJS Kesehatan, mengharuskan pesertanya membayar, karena menganut
sistem semacam tabungan (saving) kesehatan kendati tetap dibantu subsidi
gabungan oleh pemerintah pusat dan daerah.2 Sedangkan JKBM Jaminan
Kesehatan Bali Mandara adalah jaminan kesehatan yang diberikan kepada seluruh
masyarakat Bali yang belum memiliki jaminan kesehatan seperti Askes,
Jamsostek, Asabri, Askeskin/Jamkesmas atau jaminan kesehatan lainnya secara
cumacuma tanpa iuran.3 sedikit berbeda dengan dua program diatas KIS
menawarkan jaminan yang lebih luas, berskala nasional serta diperuntukan untuk
kalangan tidak mampu.

Jika diteliti lebih dalam sebenarnya masing masing program telah memilki aturan
aturan serta sasarannya masing - masing. Perbedaanyapun terlihat jelas, seperti
halnya jika dilihat dari sisi pembiayaan. Namun bukanlah hal yang mudah untuk
dimengerti oleh masyarakat awam kapan akan menggunakan salah satu program
ataupun mengetahui apa perbedaannya secara sederhana. Ketiga program ini
terkesan tumpang tindih bagi masyarakat awam walaupun nyatanya tidak
sepenuhnya seperti itu, tidak mengherankan apabila terdapat kebingungan diantara
masyarakat sebagai pengguna karena diantara stake holderpun JKBM dan JKN
nampaknya belum menemukan titik terang di Bali. Sebelum pemerintah Indonesia
menggulirkan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada 1 Januari 2014,
provinsi Bali sejak tahun 2010 sudah lebih dulu memberikan jaminan kesehatan
kepada warganya melalui program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM).
Berbeda dengan program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) yang hanya
meng-coverwarga miskin dan tidak mampu, JKBM justru memberikan jaminan
kesehatan kepada seluruh penduduk Bali, baik yang mampu maupun tidak
mampu. Program ini telah dirasakan manfaatnya oleh sekitar 2,7 penduduk Bali
yang belum memiliki jaminan kesehatan. Namun untuk mewujudkan cakupan

2
semesta kepersertaan program JKN pada tahun 2019, pemerintah daerah (Pemda)
diharuskan melakukan integrasi Jamkesdanya dengan JKN, begitu juga dengan
JKBM. Perbedaan sasaran ini mengakibatkan sulitnya integrasi kedua program
ini, ungkap Kepala Bidang Pengkajian dan Pengembangan Dinas Kesehatan
Provinsi Bali, Suwitre. 4
Sedangkan secara fungsi KIS dan BPJS itu hampir sama, hanya ada beberapa
perbedaan diantara keduanya, salah satunya terdapat ada segi pelayanan. KIS akan
memberikan pelayanan yang tidak diberikan oleh BPJS Kesehatan seperti
pemakaian KIS tidak mengenal tempat dan bisa digunakan di mana saja
Kegunaannya pun berbeda, seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa KIS
berfungsi untuk memberikan jaminan kesehatan khusus bagi yang warga miskin
yang kurang mampu. Dana yang didapat dari KIS merupakan subsidi dari
pemerintah melalui APBN, sedangkan untuk Kartu JKN dari BPJS Kesehatan itu
lebih dari iuran yang harus dibayar peserta setiap bulan.4

Integrasi program program ini menurut beberapa sumber memang terus dilakukan
namun upaya integrasi tanpa sosialisasi yang gencar pastilah terkesan sia sia
belaka. Integrasi program merupakan wewenang pemerintah untuk mengaturnya
dan tentu merupakan suatu kewajiban untuk pemerintah agar dapat menyediakan
program yang tidak hanya baik namun juga terstruktur dan terorganisir serta
cukup sedrhana untuk dimengerti dan digunakan masyarakat, Indonesia mungkin
dapat bercermin dari Singapura yang memilki satu program yang disebut
Medisave yang dapat mencangkup seluruh kepentingan nasional mereka dengan
sistem asuransi dan terintegrasi, namun pemahaman masyarakat pengguna
tetaplah merupakan hal yang tak kalah penting saat ini. Masyarakat umumnya
hanya ingin mengetahui dimana dan dengan cara apa mereka bisa mendapatkan
pelayanan, bukan masalah apapun namanya, siapa yang menyelenggarakan,
ataupun bagaimana pemerintah mendanainya. Jadi sosialisasi mengenai 3 program
ini serta bagaimana kebijakan harmonisasinya oleh pemerintahlah harusnya
tetaplah menjadi fokus utama.

3
DAFTAR PUSTAKA

1. Hanafiah MJ. 2008.Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, Edisi


Kelima, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Anonim.Bali Stop Dulu Ikut BPJS Kesehatan JKBM Lebih Baik Karena Alasan .
access at http://bali.tribunnews.com. ( 9 November 2016)
3. Anonim. Tanpa Judul . access at http://www.baliprov.go.id/Apakah-JKBM-
Itu--.( 9 November 2016)
4. Anonym. Provinsi Bali Bersiap Integrasikan 2 Kartu Kesehatan JKBM dan
JKN.access at http://www.beritasatu.com/kesehatan/231792-provinsi-bali-
bersiap-integrasikan-2-kartu-kesehatan-jkbm-dan-jkn.html.(9 November 2016)

Anda mungkin juga menyukai