5/XVII/November 2005
KESEHATAN
Gizi Buruk, Ancaman Generasi yang Hilang
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk
Dunia
INOVASI Vol.5/XVII/November 2005
(TBC) masih sangat tinggi. Kaitan infeksi masa golden period perkembangan otak
dan kurang gizi seperti layaknya lingkaran (0-3 tahun) , dapat dibayangkan jika otak
setan yang sukar diputuskan, karena tidak dapat berkembang sebagaimana
keduanya saling terkait dan saling anak yang sehat, dan kondisi ini akan
memperberat. Kondisi infeksi kronik akan irreversible ( sulit untuk dapat pulih
meyebabkan kurang gizi dan kondisi kembali).
malnutrisi sendiri akan memberikan
dampak buruk pada sistem pertahanan Dampak terhadap pertumbuhan otak ini
sehingga memudahkan terjadinya infeksi. menjadi vital karena otak adalah salah
satu aset yang vital bagi anak untuk
Konsekuensi gizi buruk, loss dapat menjadi manusia yang berkualitas di
generation? kemudian hari.
Gizi Buruk bukan hanya menjadi stigma Beberapa penelitian menjelaskan, dampak
yang ditakuti, hal ini tentu saja terkait jangka pendek gizi buruk terhadap
dengan dampak terhadap sosial ekonomi perkembangan anak adalah anak menjadi
keluarga maupun negara, di samping apatis, mengalami gangguan bicara dan
berbagai konsekuensi yang diterima anak gangguan perkembangan yang lain.
itu sendiri. Sedangkan dampak jangka panjang
adalah penurunan skor tes IQ, penurunan
Kondisi gizi buruk akan mempengaruhi perkembangn kognitif, penurunan integrasi
banyak organ dan system, karena kondisi sensori, gangguan pemusatan perhatian,
gizi buruk ini juga sering disertai dengan gangguan penurunan rasa percaya diri
defisiensi ( kekurangan) asupan mikro/ dan tentu saja merosotnya prestasi
makro nutien lain yang sangat diperlukan akademik di sekolah. Kurang Gizi
bagi tubuh. Gizi buruk akan memporak berpotensi menjadi penyebab kemiskinan
porandakan system pertahanan tubuh melalui rendahnya kualitas sumber daya
terhadap microorganisme maupun manusia dan produktivitas. Tidak heran
pertahanan mekanik sehingga mudah jika gizi buruk yang tidak dikelola dengan
sekali terkena infeksi. baik, pada fase akutnya akan mengancam
jiwa dan pada jangka panjang akan
Secara garis besar, dalam kondisi akut, menjadi ancaman hilangnya sebuah
gizi buruk bisa mengancam jiwa karena generasi penerus bangsa
berberbagai disfungsi yang di alami,
ancaman yang timbul antara lain hipotermi Pentingnya Deteksi Dan Intervensi Dini
( mudah kedinginan) karena jaringan
lemaknya tipis, hipoglikemia (kadar gula Mengingat penyebabnya sangat kompleks,
dalam darah yang dibawah kadar normal) pengelolaan gizi buruk memerlukan
dan kekurangan elektrolit penting serta kerjasama yang komprehensif dari semua
cairan tubuh. pihak. Bukan hanya dari dokter maupun
tenaga medis, namun juga pihak orang tua,
Jika fase akut tertangani dan namun tidak keluarga, pemuka masyarakat maupun
di follow up dengan baik akibatnya anak agama dan pemerintah. Langkah awal
tidak dapat catch up dan mengejar pengelolaan gizi buruk adalah mengatasi
ketinggalannya maka dalam jangka kegawatan yang ditimbulkannya,
panjang kondisi ini berdampak buruk dilanjutkan dengan frekuen feeding
terhadap pertumbuhan maupun ( pemberian makan yang sering,
perkembangannya. Akibat gizi buruk pemantauan akseptabilitas diet
terhadap pertumbuhan sangat merugikan ( penerimaan tubuh terhadap diet yang
performance anak, akibat kondisi stunting diberikan), pengelolaan infeksi dan
(postur tubuh kecil pendek) yang pemberian stimulasi. Perlunya pemberian
diakibatkannya. Yang lebih diet seimbang, cukup kalori dan protein
memprihatinkan lagi, perkembangan anak serta pentingnya edukasi pemberian
pun terganggu. Efek malnutrisi terhadap makan yang benar sesuai umur anak,
perkembangan mental dan otak Pada daerah endemis gizi buruk perlu
tergantung dangan derajat beratnya, distribusi makanan yang memadai.
lamanya dan waktu pertumbuhan otak itu
sendiri. Jika kondisi gizi buruk terjadi pada
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk
Dunia
INOVASI Vol.5/XVII/November 2005
Posyandu dan puskesmas sebagai ujung menghindari penyakit yang dapat dicegah,
tombak dalam melakukan skrining / serta propaganda kebersihan personal
deteksi dini dan pelayanan pertama maupun lingkungan. Pemuka masyarakat
menjadi vital dalam pencegahan kasus maupun agama akan sangat efektif jika
gizi buruk saat ini. Penggunaan kartu mau membantu dalam pemberian edukasi
menuju sehat dan pemberian makanan pada masyarakat, terutama dalam
tambahan di posyandu perlu digalakkan menanggulangi kebiasaan atau mitos-
lagi. Tindakan cepat pada balita yang 2x mitos yang salah pada pemberian makan
berturut-turut tidak naik timbangan pada anak. Kasus gizi buruk mengajak
berat badan untuk segera mendapat semua komponen bangsa untuk peduli,
akses pelayanan dan edukasi lebih lanjut, berrsama kita selamatkan generasi
dapat menjadi sarana deteksi dan penerus ini untuk menjadi Indonesia yang
intervensi yang efektif. Termasuk juga lebih baik. (edited by T404AR)
peningkatan cakupan imunisasi untuk
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk
Dunia