Anda di halaman 1dari 3

KLASIFIKASI PANGAN

Klasifikasi pangan dan gizi berbeda-beda untuk setiap Negara. Tetapi secara umum
pangan diklasifikasikan menjadi dua yaitu pangan hewani dan pangan nabati. Pangan
hewani meliputi daging, ikan, kerang, telur, susu dan hasil susu. Pangan nabati meliputi;
serelia, kacang-kacangan, sayuran, biji-bijian, buah-buahan dan pangan lainnya (madu,
gula dll).
Selain itu penggolongan pangan dikemukakan pula oleh FAO yang dikenal dengan
Desirable Dietary Pattern (Pola Pangan Harapan/PPH) yang dikelompok dalam 9 kelompok
yaitu padi-padian, umbi-umbian, pangan hewani, minyak dan lemak, buah biji berminyak,
kacang-kacangan, gula, sayur dan buah serta lain-lain (minuman dan bumbu).
Penggolongan pangan dapat dijumpai juga dalam Daftar Komposisi Bahan Makanan
(DKBM) yang mengklasifikasikan dalam 10 golongan.
Secara khusus di Indonesia dikenal penggolongan makanan sesuai dengan pola
makan masyarakat. Penggolongan tersebut meliputi pangan pokok (beras, jagung, ubi,
singkong, sagu), lauk pauk ( daging, ikan, telur, tahu, tempe), sayuran, buah dan susu. Hal
ini di kenal dengan konsep empat sehat lima sempurna.
Pangan menyediakan unsur-unsur kimia tubuh yang dikenal sebagai zat gizi. Zat
gizi dibagi dalam kelas utama yaitu; karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air.
Paling sedikit terdapat 45 jenis zat gizi, esensial dan tidak esensial yang diperlukan tubuh
dari keenam kelompok zat gizi tersebut. Zat gizi esensial adalah zat gizi yang dibutuhkan
tubuh, tetapi tubuh tidak dapat mensintesanya dan atau tubuh tidak mampu
memsintesisnya dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Zat gizi tidak
esensial karena tubuh bisa mensistesisnya.
Zat gizi tersebut menyediakan tenaga bagi tubuh, mengatur proses dalam tubuh,
untuk pertumbuhan dan memperbaiki jaringan yang rusak. Zat gizi utama yang berfungsi
sebagai sumber energi adalah karbohidrat, lemak dan protein. Zat gizi utama untuk
pertumbuhan dan mempertahankan jaringan adalah protein, lemak, vitamin, mineral dan
air. Zat gizi utama yang berfungsi untuk mengatur proses di dalam tubuh adalah vitamin,
mineral dan air.
PENGERTIAN DAN PENGGOLONGAN PANGAN

Pengertian
Pangan (food) mempunyai arti yang luas bagi manusia. Makna pangan yang paling
hakiki adalah bahwa pangan adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar. Pangan
adalah nama umum untuk bahan yang dapat dimakan, baik langsung maupun tidak
langsung.

Penggolongan Pangan
Menurut asalnya dibedakan menjadi dua, yaitu sumber hewani dan nabati.
1. Sumber hewani mempunyai sifat khas, tidak mempunyai daya simpan lama kecuali
telur, sifatnya lunak, masing-masing jenis punya sifat spesifik, dan umumnya
merupakan sumber protein dan lemak.
2. Sumber nabati. Sumber nabati ini dapat dibedakan lagi berdasarkan sifat fisiknya, sifat
kimiawi, dan biologisnya.

Berdasarkan sifat fisiknya sumber nabati dibagi atas 5, yaitu:


1. Lunak: sayuran dan buah,
2. Tekstur keras: umbi-umbian,
3. Ulet: tebu dan rebung,
4. Rapuh (sudah kering): gaplek dan keripik,
5. Kenyal/elastis: jenis buah tertentu misalnya anggur

Berdasarkan sifat kmiawinya


1. Protein, contohnya biji-bijian dan kacang-kacangan
2. karbohidrat, contohnya umbi-umbian dan padi-padian
3. lemak, contohnnya alvokat dan kelapa
4. mineral, contohnya sayuran dan buah-buahan
5. vitamin, contohnya sayuran dan buah-buahan
6. banyak air seperti tomat dan semangka.
7. berasam, contohnya ubi kayu (asam sianida), kecipir (asam fitat)

Berdasarkan sifat biologisnya


1. Klimatrik. Bahan makanan yang berasal dari hasil-hasil pertanian yang menjelang
masaknya (tua) aktivitas respirasinya menurun. Contohnya apel, pisang, pepaya.
2. Non klimatrik. Bahan makanan yang menjelang tua aktivitas respirasinya meningkat.
Contohnya anggur.
Menurut stabilitasnya, bahan pangan dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Perishable (mudah rusak) contohnya daging segar, ikan, sayuran dan buah segar.
2. Semi perishable (agak mudah rusak), contohnya tepung, kacang-kacangan, buah dan
sayuran kering.
3. Non perishable, contohnya gula, sirup, dendeng.

Menurut fungsi dan kegunaannya


1. Zat tenaga (serealia dan umbi-umbian)
2. Zat pembangun (lauk hewani dan nabati seperti tempe dan daging)
3. Zat pengatur (sayuran dan buah)

Referensi : materi kuliah Analisis Bahan Makanan oleh Dr. Saifuddin Sirajuddin, MS
Iklan

Anda mungkin juga menyukai